di INDONESIA
Dikerjakan oleh :
Nama : Gilang Candra Kusuma
NIM : 3 . 33 . 08 . 1 . 08
Kelas : TK 1B
2
DAFTAR ISI
Abstraksi ….……………………………………………………………......... 1
Daftar Isi…..…………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan…....…………………………………………………...... 3
BAB II Isi
2.1 Sekilas Tentang TV Digital……………………………………. 4
2.2 Keunggulan TV
Digital………………………………………… 4
2.3 Manfaat TV Digital…………………………………………….. 5
2.4 Beralihnya TV Analog ke TV Digital.......................................... 6
2.5 Penerapan dan Penyelenggaraan Penyiaran Sistem Digital......... 7
2.6 Potensi adanya Penyiaran TV Digital.......................................... 9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 11
3.2 Saran............................................................................................ 11
Daftar Putaka.................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini boleh disebut sebagai jaman serba digital, karena sebagian besar
tekhnologi di dunia telah mengalami digitalisasi. Digitalisasi adalah penerapan
tekhnologi digital atau komputasi dalam berbagai bidang. Digitalisasi ini didorong
oleh pengalaman konsumen yang mendapat kepuasan lebih baik dari penggunaan
tekhnologi -tekhnologi digital. Berbagai aplikasi digital itu telah banyak mengubah
wajah berbagai bidang dalam kehidupan. Misalnya dalam dunia bisnis, sosial,
pendidikan, pemerintahan, organisasi, publik, ekonomi dan lain sebagainya.
Penggunaan tekhnologi digital itu telah banyak mengubah tekhnologi dan kebiasaan
dalam kehidupan sosial.
Di Indonesia, digitalisasi telah merambah dalam perangkat / dunia pertelevisian.
Hal ini dikarenakan Teknologi TV digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
dengan analog. Teknologi ini mempunyai ketahanan terhadap efek interferensi, derau
dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery)
terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman / transmisi sinyal. Di samping
itu, TV digital menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih
tajam ketimbang analog.
Namun demikian proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi
digital membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya
ataupun dari sisi penerima siaran. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya
saluran siaran yang lebih banyak. Proses transisi perpindahan meminimalkan resiko
kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV maupun masyarakat. Resiko
kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat
tambahan yang harus dipasang. Perubahan dilakukan melalui masa dimana sebelum
masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog
yang dimilikinya dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan
siaran TV Digital.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kenapa TV analog mulai
ditinggalkan dan beralih ke TV digital. Pada makalah ini hanya akan membahas
tentang TV digital.
4
BAB II
ISI
5
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital
mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa
pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan
kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program
saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.
Kelebihan TV digital dibandingkan dengan TV analog adalah dari
kualitas gambar yang dihasilkan. TV digital tidak menghasilkan gambar yang
renyek. Gambar yang renyek dalam TV analog terjadi apabila antena penerima
siaran posisinya tidak pas arahnya ke pemancar TV. Jadi, TV digital bila
dioperasikan dalam keadaan bergerak, misalnya dalam kendaraan, gambar
yang disajikan ke pemirsa tetap bagus. Kelebihan lain yang dimiliki TV digital
adalah satu kanal frekuensi bisa diisi lebih dari tiga penyelenggara content.
Teknologi ini membuka peluang semakin maraknya pertumbuhan TV di
Indonesia. Namun, siaran TV digital baru bisa dinikmati di setiap rumah
apabila ada perangkat pengolah data transmisi yang disebut Set Top Box
(STB).
6
jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi
penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini
hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat
sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional
saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya
menduduki 2 atau 3 kanal saja.
Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi
pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan
memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik.
Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan
baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita,
olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan
masyarakat lainnya.
7
memasyarakatkan teknologi DVB-T, pemerintah juga melakukan pemetaan
lokasi dimulainya siaran TV digital dan penghentian siaran TV analog, serta
mendorong tumbuh kembangnya industri untuk memproduksi peralatan
penerima siaran TV digital.
Tahap kedua, 2013-2017. Pemerintah akan menghentikan siaran TV-TV
analog di kota-kota besar dan dilanjutkan dengan daerah-daerah regional
lainnya, pemerintah juga akan melakukan intensifikasi penerbitan izin bagi
mix operator yang awalnya beroperasi analog ke digital.
Tahap ketiga dimulai 2018. Seluruh siaran TV analog akan dihentikan,
TV digital beroperasi secara nasional pada band IV dan V, kanal 49 ke atas
akan digunakan untuk sistem nirkabel masa depan.
8
Setiap kanal frekuensi tidak boleh dikuasai hanya untuk satu
penyelenggara program siaran. Penyelenggaraan program siaran adalah
penyelenggaraan yang mendapatkan IPP (Izin Penyelenggaraan Penyiaran)
yang hanya berfungsi menyediakan konten siaran serta menggunakan
infrastruktur yang dimiliki oleh penyelenggara infrastruktur dalam rangka
konten siarannya dapat didistribusikan (dipancarkan) ke penerima TV digital.
Penyelenggaraan infrastruktur meliputi fungsi multiplexing beberapa program
siaran dan fungsi pemancaran siaran di satu wilayah layanan. Penyelenggaraan
infrastruktur yang dimaksud adalah penyelenggaraan jaringan telekomunikasi
yang mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan izin
penggunaan frekuensi (ISR). Pengaturan penyelenggara infrastruktur berada di
bawah Undang – Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi.
Bentuk penyelenggaraannya adalah penyelenggara jaringan tetap tertutup
(pasal 33 KM 20/2001). Penyelenggara infrastruktur penyiaran digital adalah
pihak yang memiliki fungsi sbb :
a. Fungsi multiplexing : Bertindak menyediakan jasa distribusi bandwidth
(slot) dalam 1 kanal frekuensi untuk digunakan oleh bermacam – macam
jenis program siaran sehingga efisien dan optimal.
b. Fungsi pemancaran : Membangun infrastruktur pemancar penyiaran digital
sesuai aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
(Depkominfo), mulai dari antena pemancar, menara, saluran penghubung
dari terminal output content, hingga komponen – komponen infrastruktur
lainnya sehingga pentransmisian program siaran digital berjalan dengan
baik dan tidak mengalami gangguan.
9
2.6. Potensi adanya Penyiaran TV Digital
Banyak potensi industri nasional yang perlu dikembangkan dan
dilibatkan untuk berpartisipasi dalam implementasi TV digital ini, seperti PT
INTI, Polytron, Panggung, dan Xirka Chipset yang sudah siap dalam industri
STB nasional. Begitu pula PT LEN yang telah memfokuskan diri dalam
produksi perangkat transmisi. Di samping itu, ada beberapa production house
(PH) yang telah siap dalam memproduksi konten berteknologi digital. Peran
aktif mereka perlu disambut dan bahkan dipacu agar dapat memberikan
kontribusi yang semakin konvergen menuju implementasi teknologi TV digital
ini.
Pemerintah perlu memberikan semacam insentif bagi industri nasional
yang ingin berpartisipasi dalam produksi perangkat TV digital agar tidak kalah
bersaing dengan pelaku industri dari negara lain yang secara agresif telah
masuk ke Indonesia, seperti China dan Korea. Apalagi beberapa industri
nasional kita sudah siap untuk melakukan customized produknya agar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti penambahan fitur Electronic
10
Program Guide (EPG) versi Indonesia, Early Warning System (EWS), fitur
Interactivity yang lebih baik, dan tidak kalah penting fitur Peoples Meter yang
dapat memberikan fungsi viewer rating dan Polling System yang merupakan
komponen penting dalam industri siaran TV.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian tentang TV Digital dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Televisi digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital
dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke
pesawat televisi.
2. Televisi digital menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan
resolusi lebih tajam ketimbang analog. Kelebihan lainnya adalah bias
digunakan pada pesawat penerima yang sedang bergerak.
3. Televisi digital membutuhkan set-top box untuk mengubah sinyal digital
yang diterima televisi menjadi sinyal analog.
3.2. Saran
Adapun saran untuk beralihnya TV analog ke TV digital di Indonesia :
1. Pemerintah harus memperhatikan kesiapan pemangku kebijakan
penyiaran, antara lain; pertama, kesiapan dari masyarakat. Alangkah
baiknya jika perangkat penerima siaran yang menjadi syarat utama
dalam penerima siaran tersebut disubsidi pemerintah, sehingga
masyarakat dapat menikmati siaran tersebut tanpa harus membayar
mahal.
2. Pemerintah harus melihat kesiapan industri penyiaran, terlebih TV-TV
lokal yang ada di daerah. Jangan sampai penerapan teknologi ini tanpa
melihat kesiapan mereka sehingga akan dimaknai sebagai upaya
pemaksaan.
3. Terakhir, penerapan teknologi ini sebaiknya dilakukan serentak atas TV-
TV di Indonesia, jangan sampai ada yang didahulukan dan ada yang
dibelakangkan. Misal, bila TV lokal yang didahulukan sedangkan TV
yang berlokasi di Jakarta dibelakangkan, khawatir akan memunculkan
interpretasi di masyarakat bahwa ini adalah bentuk penganaktirian
terhadap TV lokal. Sebab selama TV Jakarta masih menggunakan sistem
analog dan TV digital belum memasyarakat, besar kemungkinan pemirsa
di Indonesia lebih tertarik menikmati siaran TV analog. Bila ini yang
12
terjadi, pengiklan pasti lebih tertarik mengiklankan produknya di TV
Jakarta, karena penontonnya lebih banyak. Dengan adanya penerapan
teknologi digital ini semoga kualitas siaran TV di Indonesia di masa
depan semakin bagus. Tidak hanya bagus secara teknik namun juga
bagus secara program.
13
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Selamat datang era penyiaran TV dan
Radio Digital. 2008.http://www.postel.go.id/update/id/baca_info.asp?id_info=242
Keterangan :
Pengambilan data ( download )dilakukan pada,
hari : Senin, 2 Februari 2009
pukul : 21.30 – 23.00 WIB
tempat : Warnet Bluethooth jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik.
14