Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Karies yang terjadi pada anak-anak pada gigi sulung atau karies anak usia dini (ECC)
yang merupakan penyakit yang sangat umum dan kondisi ini yang merusak keadaan pada
gigi dan mulut secara global, prevalensi karies anak usia dini berkisar antara 15 % hingga 90
% dan, dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa
prevalensi masalah gigi dan mulut pada anak usia 1 sampai 4 tahun adalah 10,4% dan usia 5-
9 tahun adalah 28,9%. Di Indonesia, kejadian karies pada anak prasekolah usia 4-5 tahun
sebesar 90,5% di perkotaan dan 95,9% di pedesaan. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
adalah hal yang penting untuk mencegah karies gigi, hal ini dapat dilakukan dengan menyikat
gigi. Anak-anak harus diajarkan dan diberi motivasi serta edukasi untuk melakukan
perawatan gigi secara mandiri. Makanan juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan
mulut. Nutrisi yang terdapat di makanan merupakan komponen yang penting untuk kesehatan
gigi dan mulut. Kalsium, fluor, fosfor, dan vitamin D penting untuk pembentukan struktur
gigi dan menjaga kesehatan gigi. Selain itu, vitamin C dan beberapa jenis vitamin lainnya
juga dapat menjaga kesehatan mukosa mulut melalui perannya dalam pembentukan kolagen.
Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, makanan digolongkan menjadi 3 kelompok,
yaitu, anti kariogenik, kariogenik dan kariostatik. Makanan kariogenik mengandung
karbohidrat yang dapat difermentasi oleh mikroorganisme seperti makanan manis, permen,
soda, dan makanan cepat saji. Makanan jenis ini dapat menurunkan pH saliva dibawah 5.5
dan memicu demineralisasi ketika kontak dengan mikroorganisme di mulut.
Pencegahan ECC di antara anak-anak dari keluarga dengan latar belakang yang
kurang beruntung secara sosial, mencegah pengabaian kesehatan di rangkaian sumber daya
yang sangat rendah, dan menunjukkan pengaruh positif yang dapat dimiliki guru terhadap
anak-anak terhadap kesehatan mulut yang baik sejak usia sangat muda yaitu dengan
penelitian yang dilakukan pada jurnal utama ini dengan melarangan memakan jajanan manis
di sekolah dan kegiatan menyikat gigi bersama yang diawasi oleh guru dengan atau tanpa
edukasi kesehatan gigi dan mulut efektif dalam pengendalian dan pencegahan ECC pada anak
prasekolah dengan status sosial ekonomi yang rendah. Hal ini didukung oleh penelitian
cohort mengenai kebiasaan menyikat gigi dan prevalensi ECC oleh Boustedt K, Dahlgren J,
dan Roswall J yang menyatakan bahwa kebiasaan menyikat gigi kurang dari 2 kali sehari dan
hambatan dalam melakukan prosedur menyikat gigi pada tahun pertama prasekolah
merupakan faktor penentu terjadinya karies pada anak usia 5 tahun. Perawatan ECC pada
penelitian systematic review oleh Schmoeckel J, Gorseta K, Splieth CH dan Juric H
didapatkan bahwa perawatan ECC dapat dilakukan dengan baik menggunakan teknik non
operatif seperti pengolesan silver diamine fluoride dan pengaplikasian varnis fluoride secara
rutin, dan cukup baik dengan pendekatan operatif seperti restorasi dengan bahan GIC,
komposit dan perawatan mahkota, tetapi penentuan perawatan dipengaruhi oleh variabel lain
seperti keterlibatan pulpa, kekooperatifan anak, dan banyak faktor lainnya. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa ECC yang parah dapat mempengaruhi kualitas hidup anak-anak
prasekolah secara negatif, tetapi untungnya masih dapat dilakukan berbagai pencegahan dan
melakukan perawatan lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai