Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfi Basiroh

NIM : 43220010121

Kampus : UMB Warung Buncit

TUGAS MATERI KE 14
1. Bagaimana teknik berpresentasi yang baik ?
a. Mempresentasikan alat bahan dan mental yang baik sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan diri.
b. Menjelaskan poin-poin penting saja dan tidak menampilkan materi secara keseluruhan,
karena akan menghabiskan waktu dan membuat hadirin cepat merasa bosan.
c. Pada saat presentasi, sang pembicara harus datang lebih awal dari waktu yang telah
ditentukan, agar dapat mengenali hadirin, sehingga akan bisa lebih akrab.
d. Pembicara harus menatap hadirin, tetapi perbanyaklah persentase pandangan kepada
hadirin yang paling berpengaruh atau pengambil keputusan, seperti kepada pimpinan
yang hadir.
e. Sebisa mungkin untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting. Berbicaralah secara
lugas, tetapi sopan. Atur intonasi suara, jangan kebesaran dan juga kekecilan.
f. Jangan banyak bergerak karena akan mengganggu konsentrasi hadirin.
g. Munculkan humor untuk mencairkan suasana yang kaku atau membosankan. Namun,
jangan berlebihan.
h. Anggap hadirin tidak mengerti materi yang akan disampaikan, sehingga pembicara
akan dapat mengundang simpati bahkan rasa kagum hadirin karena pengetahuan yang
dimilikinya, tetapi hindari kesan menggurui.
i. Pada sesi tanya jawab, catatlah pertanyaan dan jawablah dengan lugas

Dari semua yang dipaparkan di atas, poin terpenting adalah si pembicara harus
memahami materi yang akan dipresentasikan, sehingga pada saat menjelaskan tidak
terbata-bata atau kebingungan..
2. Apa Jenis Pertanyaan yang Bisa Kamu Tanyakan Pada Sesi Tanya
Jawab...

1. Pertanyaan Kontekstual. Ciri khusus dalam pertanyaan jenis ini adalah adanya kasus
yang mengiringi pertanyaan, bahkan jadi ruh utama dalam pertanyaan.

Contoh: “Berdasarkan yang telah kalian jelaskan tadi, teori Youngleks mengatakan


bahwa Youtube lebih dari TV, sementara itu, yang terjadi di kampung saya di New
Zealand, Friendster lebih banyak dibuka daripada Youtube. Apakah dengan demikian
Friendster lebih dari Youtube dan teori Youngleks tidak lagi berlaku?

2. Pertanyaan Teoritis. Sesuai namanya, inti dari pertanyaan ini adalah tentang teori,
terutama alur logika dari teori itu sendiri. Biasanya, orang yang ngasih pertanyaan ini
adalah orang yang cukup bisa memahami bagaimana suatu teori itu dibuat dan
bagaimana yang seharusnya terdengar dari suatu teori.

Contoh: “Dalam presentasi kalian tadi, kalian menjelaskan teori Karin yang


menyatakan bahwa bahwa perubahan negara ke arah yang lebih baik hanya bisa
terjadi melalui revolusi youtuberiat, yang saya masih agak bingung, apa
hubungannya antara youtuber dengan negara dan bagaimana Karin dapat sampai
pada kesimpulan demikian?”

3. Pertanyaan Kontekstual-Teoritis. Pertanyaan jenis ini “agak” mirip kayak


pertanyaan teoretis, tapi bedanya ada unsur konteks yang dimasukkan dalam
pertanyaan tersebut. Ciri pertanyaan ini adalah adanya kritik terhadap suatu teori
dengan didasari oleh suatu konteks yang konteks tersebut didapat dari teori lain di luar
teori yang dikritisi.

Contoh: “Sebagaimana kelompok kalian kemukakan, teori Dora menyatakan bahwa


untuk sampai ke tempat tujuan, kita harus melihat peta, namun teori Boots
mengatakan bahwa untuk bisa sampai ke tempat tujuan, kita harus berjalan karena
kalau tidak berjalan maka nggak akan gerak. Nah, yang ingin saya tanyakan,
bagaimana perbandingan pengaruh variabel independen yang dikemukakan pada
teori Dora dan teori Boots terhadap ketersampaian seseorang kepada suatu tujuan?”
4. Pertanyaan Normatif. Pertanyaan ini berdasarkan pendapat tentang apa yang harus
atau seharusnya terjadi. Mereka subjektif daripada obyektif karena melibatkan
penilaian nilai tentang apa yang benar dan apa yang salah.

Contoh:

“Apa sih yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk menanggulangi kiamat?”

Atau

“Kerusakan yang disebabkan oleh tirani Dipsy sudah sangat besar, kira-kira apa sih
yang perlu dilakukan oleh Pemerintah untuk menghentikan kerusakan tersebut?”

3. Bagaimana Tips Menghadapi Tanya Jawab Dalam Presentasi ?

1. Pikirkan pertanyaan yang mungkin muncul

Ketika melakukan persiapan, pikirkan juga pertanyaan yang mungkin muncul


mengenai topik yang dibahas. Posisikan diri sebagai audiens dan bayangkan
pertanyaan yang mungkin mereka tanyakan. Catat apa saja pertanyaan tersebut,
kemudian temukan jawabannya. Kembangkan pengetahuan dengan mempelajari
topik lebih dalam.

2. Pancing audiens untuk bertanya

Pertanyaan merupakan indikasi bahwa audiens tertarik dengan topik yang dibahas.
Oleh karena itu, sebelum sesi tanya-jawab, pancinglah audiens untuk bertanya,
misalnya dengan memberikan sebuah pertanyaan kepada audiens. Hal ini untuk
memudahkan audiens untuk mengungkapkan pertanyaan mereka.

3. Lakukan kontak mata dengan audiens

Kontak mata menunjukkan bahwa presenter menghargai penanya dan


pertanyaannya. Selain itu, kontak mata juga membuat audiens lain ikut terlibat di
dalamnya.
4. Dengarkan pertanyaan dengan seksama

Seringkali audiens akan memberikan pernyataan pengantar sebelum mengajukan


pertanyaan. Agar presenter memahami maksude pertanyaan dan dapat memberikan
jawaban yang tepat, dengarkan seluruh pertanyaan yang diajukan audiens beserta
kalimat pengantarnya dengan seksama. Jika perlu, catat inti pertanyaan yang
diajukan agar tidak lupa.

5. Ulangi pertanyaan

Sebelum menjawab, ucapkanlah terima kasih atas pertanyaan yang diajukan oleh
audiens. Kemudian mulai menjawab dengan mengulangi pertanyaan untuk
memastikan bahwa pemahaman presenter sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
audiens. Hal ini untuk memastikan bahwa presenter akan memberikan jawaban
yang tepat sesuai dengan maksud penanya.

6. Periksa apakah pertanyaan sudah terjawab

Pastikan kepada penanya apakah jawaban yang telah diberikan presenter sudah


menjawab pertanyaan atau apakah penanya sudah puas dan paham dengan jawaban
yang diberikan presenter.

7. Jangan biarkan satu orang mendominasi sesi tanya-jawab

Seringkali terdapat seorang audiens yang sangat aktif memberikan pertanyaan,


bahkan sampai audiens lainnya tidak mendapat kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu, jangan biarkan hal ini terjadi. Beri juga kesempatan
pada audiens lainnya untuk bertanya. Katakan kepada audiens yang mendominasi
sesi tanya-jawab untuk mendiskusikannya di luar presentasi.

8. Jawab dengan ringkas dan jelas

Berikan jawaban dengan ringkas, padat, dan jelas. Hindari memberikan jawaban
yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Selain membuat penanya dan audiens lain
tidak memahaminya, juga akan membuat posisi presenter sebagai sumber informasi
dalam presentasi menjadi rusak.
9. Akui jika belum mengetahui jawabannya

Ketika presenter belum bisa menjawab dan belum mengetahui jawabannya,


katakanlah dengan jujur kepada penanya dan audiens. Hal ini lebih baik
dibandingkan presenter memberikan jawaban yang dibuat-buat. Katakan kepada
audiens bahwa presenter akan belajar kembali berkaitan dengan pertanyaan yang
tidak bisa dijawabnya.

10. Akhiri dengan kesimpulan yang kuat

Ketika memberikan jawaban, presenter pasti akan menjelaskannya dengan


memberikan contoh atau perumpamaan. Untuk memastikan penanya dan audiens
mengerti inti dari jawabannya, akhiri penjelasan dengan memberikan kesimpulan
yang berisi tentang inti dari jawaban yang telah diberikannya.

Anda mungkin juga menyukai