Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS RESPONSIF GENDER

DI DESA PELANGKO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN


INDRAGIRI HULU PADA TAHUN 2015

Hikmah Aidil Fitra


Email : aidilfitra01@yahoo.com

Pembimbing : Baskoro Wicaksono, S. Ip, M. Ip


Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru
28293-Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Keterkaitan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan berbasis


responsif gender di desa Pelangko tahun 2015 masih rendah, minimnya
keterlibatan perwakilan perempuan dalam proses musrenbangdes, dan usulan dari
masing-masing gender masih didominasi oleh gender laki-laki, hal ini
menunjukkan perbedaan peran dan relasi sosial antara laki-laki dan perempuan
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaa
perencanaan pembangunan berbasis responsif dan apa saja faktor penghambat
dalam perencanaan pembangunan berbasis responsif gender di Desa Pelangko
Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaa perencanaan
pembangunan berbasis responsif gender dan untuk mengetahui faktor penghambat
dalam perencanaan pembangunan berbasis responsif gender di Desa Pelangko
Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif yang menguraikan tentang permasalahan dan pemecahan
terhadap subjek penelitian dengan jelas dan rinci.
Hasil penelitian ini adalah Penelitian ini menemukan bahwa Proses
pelaksanaan muswarah perencanaan pembangunan desa berbasis gender di Desa
Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu dilakukan dengan
adanya usul kebutuhan pokok gender perempuan, memberdayakan dan
keterwakilan perempuan dalam urusan pemerintahan sedangkan penganggaran
berbasis gender Faktor penghambat dalam pelaksanaan musrenbang desa berbasis
gender adalah: Masih dipengaruhinya faktor budaya patriarki, kurang respon dan
tanggap dalam bidang politik dan pemerintahan, kurangnya pengalaman, malu
berpendapat, serta sumberdaya manusia yang rendah dari segi pendidikannya.

Kata Kunci: Keterwakilan Penganggaran, Responsif Gender

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 1


 
GENDER RESPONSIVE BASED DEVELOPMENT PLANNING
IN THE VILLAGE VILLAGES OF REGIONAL SUBSTANCE OF
INDRAGIRI REGENCY IN 2015

Hikmah Aidil Fitra

Pembimbing: Baskoro Wicaksono, S.IP, M.IP

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau


Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas KM. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru
28293. Telp./Fax 0761-63277

ABSTRACT

Community linkages in gender-responsive development process based


planning process in Pelangko Village in 2015 are still low, lack of involvement of
women representatives in musrenbangdes process, and suggestions from each
gender is still dominated by male gender, it shows the different role and social
relation between men and women
The formulation of the problem in this research is how the implementation
process of responsive based development planning and what are the constraining
factors in gender responsive development planning in Pelangko Village, Kelayang
Sub-district, Indragiri Hulu Regency in 2015.
This study aims to find out the process of implementing gender-responsive
development planning and to know the inhibiting factors in gender-responsive
development based planning in Pelangko Village, Kelayang Sub-district, Indragiri
Hulu Regency in 2015.
This research uses qualitative research method with descriptive research
type which describes about problem and solving to research subject with clear
and detail.
The result of this research is this research found that the process of
implementation of gender-based village development planning village in Pelangko
Village, Kelayang Sub-district, Indragiri Hulu Regency is done with the
suggestion of women's principal need, empower and representation of woman in
government affair while gender-based budgeting Inhibiting factor in village
musrenbang based on gender are: Still influenced by patriarchy culture factor,
lack of response and responsiveness in politics and government, lack of
experience, shy opinion, and low human resource in terms of education.

Keywords: Representation of Budgeting, Responsive Gender

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 2


 
PENDAHULUAN Kabupaten Indragiri Hulu didapati
Latar Belakang Masalah masih minimnya keterlibatan unsur
Ketimpangan dan kurangnya masyarakat yang terdiri atas
peran serta perempuan dan perwakilan kelompok perempuan.
rendahnya Kualitas Hidup Pada musrenbangdes tahun 2015,
Perempuan (KHP), secara umum dilihat dari masing-masing gender
mengakibatkan lambatnya yang hadir laki-laki sebanyak 24
keberhasilan dalam Pembangunan. orang dari 30 orang yang diundang,
Padahal bila kualitas hidup sedangkan perempuan sebanyak 4
perempuan rendah dan tidak diajak orang dari 10 orang yang diundang.
untuk berperan serta dalam Artinya keterlibatan dari masing-
pembangunan, maka perempuan masing gender menunjukan
akan menjadi beban pembangunan. perbedaan yang signifikan.
Sebaliknya, bila perempuan diberi Berikut ini tabel daftar hadir
kepercayaan untuk berperan dalam musayawarah rencana pembangunan
pembangunan nasional, maka desa (musrenbangdes) di Desa
perempuan akan menjadi mitra Pelangko Kecamatan Kelayang
sejajar bagi laki-laki yang ikut bahu- Kabupaten Indragiri Hulu berbasis
membahu dan meringankan beban responsif gender didesa pelangko
pembangunan. dapat dilihat pada tabel berikut:
Namun pada kenyataannya, Tabel 1
saat ini seringkali terjadi minimnya Daftar Hadir Musrenbangdes
peran serta perempuan dan Berbasis Responsif Gender Di Desa
rendahnya kualitas hidup perempuan, Pelangko Kecamatan Kelayang
yang secara umum dapat Kabupaten Indragiri Hulu Tahun
mengakibatkan lambatnya 2015
keberhasilan dalam Pembangunan
desa. No Nama Klasifikasi Gender
Responsif Gender pada saat
1 Harmadi Kepala Laki-Laki
Musrenbangdes di Desa Pelangko Desa
Kecamatan Kelayang Kabupaten 2 Mugiono Ketua Laki-Laki
Indragiri Hulu belum berjalan sesuai LPMD
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Mukhair Ketua BPD Laki-Laki
47 Tahun 2015 Tentang Perubahan 4 Suhermi Ketua PKK Perempuan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Susilawati Kelompok Perempuan
Perempuan
43 Tahun 2014. Pada Peraturan 6 Ali Hasan Sekdes Laki-Laki
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 7 Syarif. Kaur Laki-Laki
Pasal 80 ayat 3 dijelaskan bahwa KH Umum
pelaksanaan musyawarah 8 Hendra OP Laki-Laki
perencanaan pembangunan di desa Putra
harus melibatkan unsur masyarakat 9 Winarto Ketua Laki-Laki
Karang
yang terdiri atas Perwakilan Taruna
Kelompok Perempuan. Namun pada 10 Nurbaiti Kelompok Perempuan
kenyataannya musyawarah Perempuan
perencanaan pembangunan di Desa 11 Erdi Anggota Laki-Laki
Pelangko Kecamatan Kelayang LPM

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3


 
12 M Siregar Ketua RT Laki-Laki pembangunan desa di desa pelangko
09 yang berbasis responsif gender
13 Maaruf Ketua RW Laki-Laki
berjumlah 45 usulan yang dihasilkan,
03
14 Tusiman Rw 04 Laki-Laki dan dilihat dari peran masing-masing
15 Indra RW 13 Laki-Laki gender dalam pengajuan usulan
16 Darji RW 02 Laki-Laki pembangunan tersebut, usulan
17 Nurita Kelompok Perempuan gender laki-laki berjumlah 32 usulan
Perempuan sedangkan usulan gemder perempuan
18 Asmar. Anggota Laki-Laki
berjumlah 13 usulan. Sehingga bisa
AR BPD
19 A Rahim Tokoh Laki-Laki disimpulkan usulan gender laik-laki
Masyarakat lebih banyak jika dibandingkan dari
20 Jusri Anggota Laki-Laki usulan yang dihasilkan dari gender
BPD perempuan.
21 Marwan Ketua RT Laki-Laki Selanjutnya dilihat dari
02
22 Darmawi Kadus 01 Laki-Laki
jumlah usulan yang terealisasi dapat
23 M. Rasyid Ketua RT Laki-Laki dilihat bahwa jumlah usulan
07 pembangunan dari gender laki-laki
24 Dadang Anggota Laki-Laki 32 usulan yang terealisasi berjumlah
BPD 17 usulan, sedangkan usulan dari
25 Winarto Wakil BPD Laki-Laki responsif gender perempuan
26 Tukijo Guru Laki-Laki
berjumlah 13 usulan yang terealisasi
27 Tusino Pemuda Laki-Laki
28 Togi Pemuda Laki-Laki 9 usulan. Dari penjelasan tersebut
Sumber : Data Olahan 2015 dapat dikatakan bahwa usulan
responsif gender laki-laki lebih
Pada penjelasan tabel di 1 banyak yang terealisasi daripada
atas dapat dilihat bahwa peserta usulan pembangunan yang berasal
musrenbangdes berjumlah 28 orang, dari responsif gender perempuan.
dan dilihat dari perbedaan gender, Berdasarkan fenomena-
laki-laki sebanyak 24 orang fenomena yang dikemukakan
sedangkan perempuan sebanyak 4 didalam latar belakang masalah
orang. Satu hal permasalahan yang diatas, maka dapat di identifikasi
sangat terlihat pada tabel ini yakni masalah-masalah sebagai berikut:
terdapat perbedaan signifikan dari 1. Keterkaitan masyarakat dalam
masing-masing gender. Dimana proses perencanaan
kehadiran didominasi oleh gender pembangunan berbasis responsif
laki-laki dan hanya sedikit gender gender di desa Pelangko pada
perempuan yang terlibat pada tahun 2015 terlihat masih
musrenbangdes tahun 2015. Hal ini rendah, ini dapat dilihat dari
menunjukan bahwa di desa pelangko daftar hadir musrenbangdes di
Kecamatan Kelayang Kabupaten Desa Pelangko Kecamatan
Indragiri Hulu musrenbangdes Kelayang Kabupaten Indragiri
dilaksanakan tidak sesuai dengan Hulu pada tahun 2015 yang
Peraturan Daerah Indragiri Hulu hadir hanya 28 orang dari 40
Nomor 10 Tahun 2008. yang telah di undang.
Dari 28 orang yang hadir 2. Minimnya keterlibatan
telah mengusulkan usulan kegiatan perwakilan perempuan dalam

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 4


 
proses musrenbangdes di Desa Kelayang Kabupaten Indragiri
Pelangko Kecamatan Kelayang Hulu Pada Tahun 2015”
Kabupaten Indragiri Hulu pada
tahun 2015, ini juga dapat dilihat Rumusan Masalah
dari daftar hadir musrenbangdes, 1. Bagaimana proses pelaksanaa
dilihat dari masing-masing perencanaan pembangunan
gender yang hadir laki-laki berbasis responsif gender di
sebanyak 24 orang dari 30 orang Desa Pelangko Kecamatan
yang diundang, sadangkan Kelayang Kabupaten Indragiri
perempuan sebanyak 4 orang Hulu pada tahun 2015 ?
dari 10 orang yang diundang. 2. Apa saja faktor penghambat
3. Usulan dari masing-masing dalam perencanaan
gender masih didominasi oleh pembangunan berbasis responsif
gender laki-laki, hal ini terbukti gender di Desa Pelangko
dari daftar usulan rencana Kecamatan Kelayang Kabupaten
kegiatan pembangunan desa Indragiri Hulu tahun 2015 ?
Pelangko pada tahun 2015, dari
45 usulan yang ada dilihat dari Tujuan Dan Manfaat Penelitian
peran masing-masing gender Tujuan Penelitian
usulan dari gender laki-laki 1. Untuk mengetahui proses
berjumlah 32 usulan sedangkan pelaksanaa perencanaan
usulan gender perempuan pembangunan berbasis responsif
berjumlah 13 usulan, ini terlihat gender di Desa Pelangko
jelah bahwa usulan masih sangat Kecamatan Kelayang Kabupaten
di nominasi oleh gender laki- Indragiri Hulu pada tahun 2015.
laki. 2. Untuk mengetahui faktor
Dengan melihat fenomena- penghambat dalam perencanaan
fenomena di atas dapat dikatakan pembangunan berbasis responsif
bahwa perencanaan pembangunan gender di Desa Pelangko
berbasis responsif gender di Desa Kecamatan Kelayang Kabupaten
Pelangko Kecamatan Kelayang Indragiri Hulu tahun 2015.
Kabupaten Indragiri Hulu masih Manfaat Penelitian:
menunjukan adanya perbedaan peran 1. Secara praktis, yakni memberikan
dan relasi sosial antara gender laki- data dan informasi yang berguna
laki dan gender perempuan. Oleh bagi semua kalangan, serta
karena itu perlu diketahui bagaimana memberikan masukan bagi
sesungguhnya perencanaan pemerintah dan masyarakat
pembangunan desa berbasis khususnya di tempat penelitian ini
responsif gender di Desa Pelangko. dilaksanakan agar dapat
Berdasarkan keadaan yang terdapat menciptakan perencanaan
di atas, maka peneliti tertarik pembangunan responsif gender
mengadakan penelitian dengan judul yang lebih baik.
“Perencanaan Pembangunan 2. Secara akademis, yakni penelitian
Berbasis Responsif Gender Di ini diharapkan dapat memberikan
Desa Pelangko Kecamatan konstribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 5


 
kepustakaan Jurusan Ilmu berpartisipasi dalam mengambil
Pemerintahan, Fakultas Ilmu keputusan dan mengontrol
Sosial dan Ilmu Politik, sumbersumber daya serta kesetaraan
Universitas Riau. terhadap kesempatan dan peluang
dalam menikmati hasil pembangunan
Kerangka Teori
Perencanaan Pembangunan Desa Metode Penelitian
Perencanaan pembangunan desa 1.Pendekatan Penelitian
adalah sebuah langkah awal yang Dalam penelitian ini, peneliti
diambil oleh kepala desa beserta menggunakan pendekatan kualitatif,
pihak-pihak yang berwenang dalam dalam pendekatan kualitatif data
proses pembangunan desa untuk merupakan sumber teori atau teori
mengelola sumber daya sehingga berdasarkan faktatatif.
masyarakat desa bisa menikmati 2.Jenis Penelitian
Responsif Gender Dalam penelitian ini, peneliti
Responsif gender adalah perhatian menggunakan jenis penelitian
yang konsisten dan sistematis deskriptif.
terhadap perbedaan-perbedaan 3.Sumber Data
perempuan dan laki-laki di dalam a. Data Primer
masyarakat yang disertai upaya Dalam Penelitian ini Data primer
menghapus hambatan-hambatan yang dimaksud adalah : Kebutuhan
struktural dan kultural untuk perempuan, keterlibatan perempuan,
mencapai kesetaraan gender. dan pemberdayaan perempuan,
Kebutuhan Gender keterlibatan perempuan, responsif
Kebutuhan gender meliputi: gender, serta anggaran berbasis
1. Kebutuhan Praktis Gender responsif gender.
misalnya: pengadaan air bersih, a. Data Sekunder
pelayanan kesehatan, kesempatan Data Sekunder adalah data yang
untuk meningkatkan pendapatan bukan diusahakan sendiri
untuk pemenuhan kebutuhan pengumpulannya oleh peneliti
rumah tangga, penyediaan rumah misalnya dari biro statistik, majalah,
dan layanan kebutuhan dasar, keterangan-keterangan atau publikasi
pembagian makanan, dan lainnya seperti dikutip dari berbagai
seterusnya. sumber, peraturan perundang-
2. Kebutuhan strategis gender: undangan, buku, jurnal, koran, dan
mencakup persoalan-persoalan peneliti terdahulu yang berhubungan
seperti hak atas hukum, kekerasan dengan masalah yang diteliti.
dalam rumah tangga, persamaan 4.Teknik Pengumpulan Data
gaji, dan kontrol perempuan atas a. Wawancara
dirinya. Wawancara adalah metode
Anggaran Responsif Gender pengumpulan data atau informasi
Anggaran Responsif Gender (ARG) dengan cara Tanya-jawab sepihak,
adalah anggaran yang dikerjakan secara sistemik dan
mengakomodasi keadilan bagi berlandaskan pada tujuan
perempuan dan laki-laki dalam penyelidikan.
memperoleh akses, manfaat,

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 6


 
b. Dokumentasi
Teknik Dokumentasi adalah usaha Berdasarkan tabel di atas dapat
untuk mendapatkan data dengan diketahui bahwa kebutuhan-
mengambil dokumen kebutuhan praktis gender perempuan
5.Teknik Analisis Data merupakan kebutuhan mendesak
Penelitian ini dilakukan dengan yang mendasar, berkaitan dengan
analisis kualitatif. Data dikumpulkan, kondisi nyata (konkrit) dalam
selanjutnya dikelompokkan. Data kelangsungan hidup sehari-hari.
dimuat dalam tabel dan diuraikan seperti: bidang kesehatan
dalam bentuk hasil wawancara. (pembangunan pos yandu dan rumah
Selanjutnya dianalisis dan ditarik bidan desa), bidang ekonomi
kesimpulan. (pembinaan PKK, honor PKK dan
seragam PKK).
Hasil Penelitian Dan Pembahasan 2. Kebutuhan Strategis Gender
1. Proses Pelaksanaan Perempuan
Perencanaan Pembangunan Tabel 3
Berbasis Responsif Gender di Kebutuhan Strategis Gender
Desa Pelangko Kecamatan Perempuan
Kelayang Kabupaten Indragiri No Jenis Kebutuhan Strategi Gender
Hulu Pada Tahun 2015 Perempuan
1 Majelis taklim
2 Wirid yasin
Proses perencanaan yang 3 Latihan rabana
dimaksud di sini adalah perencanaan 4 Pembuatan sanggar seni anak-anak
pembangunan desa di Desa Pelangko 5 Pengadaan alat seni rabana
Kecamatan Kelayang Kabupaten 6 Pengadaan seragam yasin
Indragiri Hulu pada tahun 2015, 7 Pengadaan seragam rabana
meliputi: Usulan Kebutuhan Sumber: Data Olahan, 2015
perempuan, responsif gender,
Berdasarkan diatas dapat
pemberdayaan perempuan,
diketahui kebutuhan-kebutuhan
keterwakilan perempuan dan
strategis bagi gender perempuan di
penganggaran berbasis gender.
Desa Pelangko, merupakan
kebutuhan yang bersifat keagamaan
Kebutuhan Perempuan
dan seni.
1. Kebutuhan strategis
Diketahui bahwa usulan yang
Tabel 2
diajukan pada rapat musyawarah
Kebutuhan Praktis Gender
perencanaan pembangunan desa
Perempuan
didasarkan pada masalah-masalah
No Jenis Kebutuhan Praktis Gender
yang dihadapi gender perempuan di
Perempuan desa Desa Pelangko Kecamatan
1 Pembangunan gedung posyandu Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu
2 Pembangunan rumah bidan desa tahun 2015, baik itu kebutuhan
3 Pembinaan PKK praktis maupun strategis.
4 Honor PKK Responsif Gender
5 Seragam PKK
Responsif gender merupakan
6 Pengadaan mesin jahit
Sumber: Data Olahan, 2015 tanggapan dan perhatian yang
diberikan terhadap perbedaan-

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 7


 
perbedaan perempuan dan laki-laki dan kebijakan-kebijakan yang
di dalam masyarakat yang disertai didasarkan pada manfaat dan kontrol
upaya menghapus hambatan- atau pengawasan.
hambatan dengan tujuan untuk Pemberdayaan Perempuan dan
mencapai kesetaraan atau persamaan Keterwakilan Perempuan
gender. a. Pemberdayaan Perempuan
Tabel 4 Pemberdayaan perempuan
Daftar Realisasi Usulan Kebutuhan merupakan mendayakan Sumber
Perempuan Desa Pelangko Berbasis Daya Manusia perempuan yang
Responsif Gender Pada Tahun2015 mempunyai kemampuan dan
keamanan guna kemandirian, dengan
No Daftar Usulan Realisasi bakal kepribadian, memiliki rasa
1 Majlis Taklim Terealisasi tanggung jawab kemasyarakatan,
2 Wirid Yassin Terealisasi sehingga tidak bergantung lagi pada
3 Latihan Rabana Terealisasi laki-laki.
4 Pembuatan sanggar Tidak Terealisasi Tabel 5
seni anak-anak
5 Pengadaan alat Terealisasi
Daftar Usulan yang Seharusnya
kesenian rabana MemberdayakanPerempuan
6 Pembangunan Tidak Terealisasi Tahun 2015
gedung posyandu
No Daftar Yang Realisasi
7 Pembangunan Tidak Terealisasi Usulan Mengusulkan
rumah bidan desa
1 Tempat Tokoh Tidak
8 Pembinaan PKK Tidak Terealisasi Belajar Masyarakat Terealisasi
9 Pengadaan seragam Terealisasi Masyarakat
yasin (TBM)
10 Pengadaan seragam Terealisasi 2 Seragam Tokoh Tidak
rabana olah raga Pemuda Terealisasi
11 Pengadaan mesin Terealisasi pemuda
jahit 3 Pelatihan Tokoh Tidak
12 Honor PKK Terealisasi remaja / Pemuda Terealisasi
13 Seragam PKK Terealisasi pemuda
Sumber: Data Olahan, 2015 4 Pelatihan Tokoh Tidak
home Masyarakat Terealisasi
Berdasarkan tabel 4 di atas industry
dapat diketahui bahwa dari 13 Sumber: Data Olahan, 2015
usulan dari kelompok perempuan
pada musyawarah perencanaan Tabel di atas menunjukkan bahwa
pembangunan desa di Dea Pelangko usulan yang telah diajukan oleh
Kecamatan Kelayang Kabupaten gender laki-laki pada musyawarah
Indragiri Hulu tahun 2015 yang perencanaan pembangunan desa di
terealisasi ada 9 usulan dan tidak Desa Pelangko Kecamatan Kelayang
terealisasi ada 4 usulan. Kabupaten Indragiri Hulu Pada
Meskipun usulan kebutuhan itu Tahun 2015 seperti: Tempat Belajar
tidak terealisasi, bukan berarti Masyarakat (TBM), seragam olah
kesetaraan gender laki-laki dan raga pemuda, pelatihan
perempuan diabaikan. Karena remaja/pemuda dan pelatihan home
responsif gender ini juga mengacu industry yang diusulkan pada tahun
atau berpedoman pada pertimbangan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 8


 
anggaran 2015 tidak ada yang bila dibandingkan dengan gender
terealisasi. perempuan yang hadir.
b. Keterwakilan Perempuan Penganggaran BerbasResponsif
Keterwakilan perempuan Gender
merupakan keikutsertaan perempuan Anggaran berbasis gender
untuk mewakili kelompoknya dalam merupakan anggaran yang respon
berbagai proses keterlibatan di terhadap kebutuhan perempuan dan
segala tahapan kebijakan, mulai dari laki-laki yang tujuannya untuk
sejak pembuatan keputusan sampai mewujudkan kesetaraan dan keadilan
dengan penilaian keputusan, gender. Penganggaran berbasis
termasuk juga peluang untuk ikut gender adalah instrumen untuk
serta dalam pelaksanaan keputusan. mengatasi adanya perbedaan akses,
Tabel 6 partisipasi, kontrol dan manfaat
Daftar Hadir Undangan pembangunan bagi perempuan dan
Keterwakilan Perempuan Pada laki-laki dengan tujuan untuk
Musrenbangdes Di Desa mewujudkan anggaran yang lebih
PelangkoTahun 2015 berkeadilan.
No Nama Klasifikasi Kehadiran Sumber anggaran pendanaan
perencaan Pembangunan Desa :
1 Suhermi Ketua PKK Hadir a. Anggaran Pendapatan Belanja
2 Marwah Kelompok Tidak hadir
perempuan
Negara (APBN)
3 Eva Wakil ketua Tidak hadir b. Anggaran Pendapatan Belanja
LPM Daerah (APBD) Provinsi;
4 Sariyem Kaur Tidak hadir c. Anggaran Pendapatan Belanja
Pemerintahan (APBD) Kabupaten/Kota;
5 Ernawati Guru Tidak hadir d. Anggaran Pendapatan Belanja
6 Susilawati Kelompok Hadir
perempuan
(APB)-Desa; dan
7 Siti Aini Kelompok Tidak hadir e. Sumber lain yang sah dan tidak
perempuan mengikat.
8 Murniyati Kelompok Tidak hadir Dengan demikian, penganggaran
perempuan berbasis gender merupakan:
9 Nurbaiti Kelompok Hadir 1. Penyusunan anggaran guna
perempuan
10 Nurita Kelompok Hadir
menjawab menjawab secara adil
perempuan kebutuhan setiap warga negara,
Sumber : Data Olahan 2015 baik laki-laki maupun perempuan
dengan mendorong kesetaraan
Berdasarkan data di atas dapat akses, partisipasi, kontrol dan
diketahui bahwa dari 10 undangan manfaat dari anggaran.
yang diberikan kepada kelompok 2. Penganggaran yang responsif
perempuan ternyata hanya dihadiri gender tidak memisahkan
oleh 4 orang undangan atau sebesar anggaran untuk perempuan dan
40%. Sedangkan yang tidak hadir laki-laki; bukan untuk dasar
sebanyak 6 orang atau sebesar 60%. menambah alokasi anggaran; dan
Dengan demikian lebih banyak bukan berarti penambahan
gender perempuan yang tidak hadir anggaran khusus untuk
perempuan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 9


 
3. Anggaran yang responsif gender perempuan hanya terbatas pada
memperhatikan kebutuhan, kebutuhan pokok khusus
permasalahan, aspirasi, perempuan saja. Keterwakilan
pengalaman perempuan dan laki- perempuan dalam musyawarah
laki, serta memberi manfaat yang perencanan pembangunan desa
adil kepada perempuan dan laki- belum terwakilkan karena
laki ketidakhadiran gender
perempuan untuk mewakili
b. Faktor Penghambat Dalam kelompoknya, sedangkan
Perencanaan Pembangunan penganggaran berbasis gender
Berbasis Responsif Gender di didasarkan pada mewujudkan
Desa Pelangko Kecamatan kesetaraan dan keadilan gender.
Kelayang Kabupaten Indragiri Penganggaran berbasis gender
Hulu Tahun 2015 adalah instrumen untuk
Beberapa faktor penghambat mengatasi adanya perbedaan
dalam perencanaan pembangunan akses, partisipasi, kontrol dan
berbasis responsif gender di Desa manfaat pembangunan bagi
Pelangko Kecamatan Kelayang perempuan dan laki-laki dengan
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun tujuan untuk mewujudkan
2015, diantaranya sebagai berikut: anggaran yang lebih
1. Dipengaruhi budaya patriarki berkeadilan.
2. Kurang respon atau tanggap b. Faktor penghambat dalam
3. Kurang Pengalaman pelaksanaan musyawarah
4. Malu Berpendapat perencanaan pembangunan desa
5. Tingkat pendidikan yang rendah berbasis gender adalah: Masih
dipengaruhinya faktor budaya
Penutup patriarki, kurang responn dan
1.Kesimpulan tanggap dalam bidang politik
a. Proses pelaksanaan muswarah dan pemerintahan, rendahnya
perencanaan pembangunan desa keterlibatan perempuan dalam
berbasis gender di Desa kegiatan ini karena kurangnya
Pelangko Kecamatan Kelayang pengalaman, malu berpendapat,
Kabupaten Indragiri Hulu serta sumberdaya manusia yang
dilakukan dengan adanya usul rendah dari segi pendidikannya.
kebutuhan pokok dari gender
perempuan, dalam hal ini 2. Saran
kebutuhan pokok perempuan a. Musyawarah perencanaan
diusulkan hanya berjumlah 13 pembangunan desa hendaknya
usulan dari 45 keseluruhan dilakukan melalui prosedur dan
usulan berbasis gender. tahap yang lebih sistematis
Pemberdayaan gender dengan melibatkan atau
perempuan belum optimal, mengikut sertakan perempuan
karena tidak seluruh bidang untuk menyampaikan usul sesuai
pembangunan desa dapat kebutuhan gender perempuan.
diusulkan oleh kaum gender Pemerintah daerah diharapkan
perempuan. Keterlibatan gender mampu menyusun dan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 10


 
mengimplementasikan Teori Politik. Bandung : Nusa
penganggaran berbasis gender Media.
dalam upaya memberikan
jawaban untuk mengatasi Hanif Nurcholis. 2011. Teori dan
kesenjangan gender dan Praktik Pemerintahan dan
mewujudkan keadilan dan Otonomi Daerah. Jakarta:
kesetaraan gender. PT. Grasindo.
b. Hendaknya pemerintah, tokoh Hardiman, Budi. 2009. Demokrasi
masyarakat, tokoh perempuan Deliberatif Menimbang
dan pemangku kepentingan yang Negara Hukum Dan Ruang
aktif dalam bidang politik dan Publik Dalam Teori
pemerintahan dapat memberikan Diskursus Habermas.
motivasi kepada gender Yogyakarta : Kanisius.
perempuan untuk berpatisipasi Hendratno. 2009. Otonomi Daerah
dalam pembangunan. Di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
DAFTAR USTAKA
Buku Mardalis. 2010. Metode Penelitian
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Suatu Pendekatan Proposal.
Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Jakarta : Granit. Moloeng, Lexy J. 2010. Metodologi
Andy R. Wrihatnolo dan Riant Penelitian Kualitatif.
Nugroho D, 2006, Bandung : Remaja
Manajemen Pembangunan Rosdakarya.
Indonesia, Jakarta, Rineka Muslimin. 2002. Metodologi
Cipta. Penelitian Bidang Sosial.
Malang : Bayu Media dan
Adi, Sasmita, Rahardjo. 2006. UMM.
Pembangunan Pedesaan Dan Riyadi dan Deddy Supriyadi
Perkotaan. Yogyakarta : Bratakusumah, 2010,
Graha Ilmu. Ekonomi Pembangunan,
Jakarta. PT. Raja Grafinso
.2013. Persada.
Pembangunan Perdesaan.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Sadu Wasistiono. 2006. Prospek
Ateng Syafrudin dan Suprin. 2010, Pengembangan Desa,
Republik Desa, Bandung, Alumni. Bandung, Vokus Media.
Satori, Djam’an dan Aan
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Komariah. 2010. Metodologi
Kualitatif Analisa Data. Penelitian Kualitatif.
Jakarta : PT Raja Grafindo Bandung : CV Alfabeta.
Persada. Silalahi, Ulber. 2010. Metode
Penelitian Sosial. Bandung : Refika
Gaus, F Gerald dan Chandran Aditama.
Kukathas. 2012. Handbook

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 11


 
Sondang P. Siagian, 2011, Dewi, Utami. Jurnal Perencanaan
Pembangunan Jangka Panjang, Pembangunan Desa 2015.
Yogyakarta. Caps. Pendekatan Community
Learning And Participatory
Subiyantoro, Arif. 2007. Metode dan Process (Clapp).
Teknk Penelitian Sosial. Siti Nurul Qoriah dan Titik Sumarti,
Yogyakarta : CV Andi Vol. 02, No. 02, 2008 .
Offset. Analisis Gender dalam
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Program Desa Mandiri
Kuantitatif Kualitatif dan Pangan Studi Kasus: Desa
R&D. Bandung : Alfabeta. Jambakan, Kecamatan Bayat,
Klaten-Jawa Tengah.
Taliziduhu.Dhara.2013. Dimensi Skripsi
Pemerintahan desa. Jakarta : Bumi Mahendra. Skripsi Jurusan Ilmu
Aksara, Pemerintahan Universitas
Riau Pekanbaru 2016.
Tjokrowinoto, Moeljarto. 2004. Pelaksanaan Pembangunan
Pembangunan Dilema Dan Di Desa Rambah Tengah
Tantangan. Yogyakarta : Hulu Kecamatan Rambah
Pustaka Pelajar. Kabupaten Rokan Hulu
Yansen. 2014. Revolusi Dari Desa Tahun 2009-2013.
Saatnya Pembangunan Nugroho, Mochammad Rindo.
Percaya Sepenuhnya Kepada Skripsi Strata Satu Sosiologi
Rakyat. Jakarta : PT Universitas Islam Negeri
Gramedia. Sunan Kalijaga Yogyakarta
2016. Partisipasi Masyarakat
Agusni, Sulikant. 2010. Panduan Dalam Musyawarah
Perencanaan dan Perencanaan Pembangunan
Penganggaran Responsif (Musrenbang) Di Desa Catur
Gender Bidang Perdagangan. Tunggal Kecamatan Depok
Jakarta : Kementerian Kabupaten Sleman.
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Kementerian Perdagangan. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
Jurnal 2014 Tentang Desa.
Cristian, Harry. Jurnal Pemerintahan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Integratif 2015. Studi Nomor 116 Tahun 2014
Tentang Pelaksanaan Tentang Pedoman
Rencana Kerja Pembangunan Pembangunan Desa.
Desa (RKPDes) Tahun 2013 Peraturan Menteri Desa Nomor 2
di Desa Loa Janan Ulu Tahun 2015 Tentang
Kecamatan Loa Janan Pedoman Tata Tertib Dan
Kabupaten Kutai Mekanisme Pengambilan
Kartanegara. Keputusan Musyawarah
Desa.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 12


 
Peraturan Pemerintah Nomor 43  
Tahun 2014 Tentang  
Peraturan Pelaksanaan  
Undang-Undang Nomor 6  
Tahun 2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 Tentang
pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan di
desa harus melibatkan unsur
masyarakat yang terdiri atas
perwakilan kelompok
perempuan yang di tuangkan
pada pasal 80 ayat 3.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor
67 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri
Nomor 15 Tahun 2008
Tentang Pedomann Umum
Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender Di
Daerah.

Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun


2000 tentang
Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan
Nasional.
Peraturan Daerah Indragiri Hulu
Nomor 10 Tahun 2008
tentang musyawarah
pembangunan di desa dan
kelurahan.
Dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Desa
(RKPDes) Di Desa Pelangko
Kecamatan Kelayang
Kabupaten Indragiri Hulu
Tahun 2015.
 
 
 
 
 

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 13


 

Anda mungkin juga menyukai