Ciri-ciri Pajak
Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan. Itu
artinya, jika Anda memiliki pendapatan lebih dari Rp4,5 juta sebulan akan kena
pajak. Sementara bila Anda adalah seorang pengusaha atau wirausaha dengan
omzet, tarif PPh Final 0,5% berlaku dari total peredaran bruto (omzet) sampai
dengan Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak (berdasarkan PP 23 Tahun 2018).
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima
manfaat pajak yang dibayar. Yang akan Anda dapatkan, misalnya berupa perbaikan
jalan raya di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa
pendidikan bagi anak Anda, dan lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang
yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.
Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-
undang, sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi petugas pajak
sebagai pengumpul pajak maupun bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak.
4. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,
seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.
Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari pajak yang umum dijumpai di
berbagai negara. Di Indonesia, pemerintah lebih menitikberatkan pada dua fungsi
pajak sebagai pengatur dan budgeter. Lembaga pemerintah yang
mengelola pajak negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang
berada di bawah Kementerian Keuangan.
Tanggung jawab atas kewajiban membayar pajak berada pada anggota masyarakat
sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut, sesuai dengan sistem self
assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Self
assessment berarti wajib pajak menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan
melapor kewajiban perpajakannya sendiri. Jadi tidak memaksa wajib pajak
membayar pajak sebesar-besarnya, tapi sesuai dengan aturan perundang-
undangan.
DJP sesuai fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan,
serta pengawasan kepada masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut,
DJP berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
visi dan misinya.
Jenis Pajak
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah ke masyarakat atau wajib pajak, yang
dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta subjek pajak.
Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak
penghasilan.
Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya. Contohnya: pajak
impor, pajak kendaraan bermotor, bea meterai, dan masih lainnya.
Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya. Contohnya pajak
kekayaan dan pajak penghasilan.
Semua administrasi yang berhubungan dengan pajak pusat, dilaksanakan di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
Pahami Manfaatnya
Demikian ulasan mengenai pengertian pajak dan fungsinya, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Sebagai warga negara kita wajib taat membayar pajak. Sedangkan
pemerintah sebagai pengelola harus dapat memanfaatkan pajak semaksimal
mungkin untuk kemakmuran rakyat. Semoga kita semua dapat merasakan manfaat
dari pajak secara maksimal.
Pajak memiliki peran yang amat penting bagi keberlangsungan sebuah negara.
Salah satu perannya adalah sebagai sumber biaya pembangunan. Agar
aktivitas perpajakan dapat berjalan lancar, pemerintah pun menyediakan
payung hukum dan asas pemungutan pajak.
Asas perpajakan sendiri merupakan dasar dan pedoman yang digunakan oleh
pemerintah saat membuat peraturan atau melakukan pemungutan pajak.
Setidaknya ada tiga asas pemungutan pajak yang kerap dijadikan pedoman di
dunia, yaitu:
1. Asas finansial
2. Asas ekonomis
3. Asas yuridis
Asas yuridis pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat 2 UUD 1945.
Selain itu pemungutan pajak di Indonesia juga diatur oleh beberapa undang-undang,
yaitu:
4. Asas umum
Asas pemungutan pajak yang selanjutnya adalah asas umum. Berdasarkan asas ini,
pemungutan pajak di Indonesia didasarkan atas keadilan umum. Artinya, baik
pemungutan maupun penggunaan pajak memang dirancang dari dan untuk
masyarakat Indonesia.
5. Asas kebangsaan
Berdasarkan asas kebangsaan, setiap orang yang lahir dan tinggal di Indonesia,
wajib membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku di negeri ini. Berdasarkan
asas kebangsaan pula, warga asing yang tinggal atau berada di Indonesia selama
lebih dari 12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan negara ini wajib dikenai
pajak selama penghasilan yang mereka dapatkan bersumber dari Indonesia.
6. Asas sumber
Sebagai contoh, Pak Ahmad merupakan warga Indonesia yang tinggal dan bekerja
di Australia, meskipun secara dokumen kebangsaan Pak Ahmad adalah WNI tetapi
berdasarkan sumber pendapatannya Pak Ahmad tidak wajib membayar PPH yang
dipungut oleh pemerintah Indonesia.
7. Asas wilayah
Asas ini berlaku berdasarkan wilayah tempat tinggal wajib pajak. Contohnya, Bu
Laila merupakan WNI yang tinggal di Taiwan, maka menurut asas wilayah, baik
rumah maupun barang yang digunakan Bu Laila tidak wajib dikenai pajak oleh
pemerintah Indonesia. Sebaliknya, jika ada WNA yang tinggal di Indonesia dalam
jangka waktu tertentu, WNA tersebut wajib dikenai pajak berdasarkan hukum yang
berlaku di negeri ini.
Nah, itulah penjelasan singkat atas asas pemungutan pajak dan penerapannya di
Indonesia. Karena sifat pajak adalah wajib, sebaiknya kita tidak melalaikan apalagi
mengabaikan pajak.