Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

EKONOMI REGIONAL

0LEH :

RISWANDI B

B1A120062

KELAS D

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
1. Jelaskan tiga daerah yang ditinjau dari aspek ekonomi!

1) Daerah homogen

2) Daerah nodal

3) Daerah perencanaan atau daerah administrasi.

2. Sebutkan dan jelaskan fator-faktor yang dapat meningkatkan dan mempercepat

perekonomian wilayah!

3. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang menjadi hambatan dalam pembangunan ekonomi

wilayah!

Jawab :

1. 1) Daerah Homogen (Homogeneous Region)

Wilayah homogen merupakan wilayah yang memiliki karakteristik (ciri)

beberapa daerah. Sifat dan ciri kehomogenan tersebut, misalnya dalam halekonomi

(seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen,daerah dengan

tingkat pendapatan rendah, dan lain-lain), geografi (seperti wilayah yang memiliki

kesamaan iklim atau topografi), agama, suku dan lainnya. Wilayahhomogen dibatasi

berdasarkan keseragaman secara internal (internal uniform). Secara teori ekonomi,

keserupaan dalam tingkat pendapatan per kapita merupakankriteria yang lazim

dipakai untuk menentukan kehomogenan (Adisasmita, 2005). Adapun contoh wilayah

homogen sebagai berikut:

a. Wilayah sentra penghasil buah naga di Kabupaten Banyuwangi yaituKecamatan

Tegalsari, Kecamatan Bangorejo, dan Kecamatan Purworejo.

b. Kawasan Pantura yang merupakan daerah penghasil udang terbesar di JawaTimur

yang meliputi Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan,

Probolinggo, Situbondo, dan Kawasan Timur Banyuwangi.


c. Daerah tambak di Jawa Timur yaitu Gresik, Lamongan, Tuban, Sidorjo.

d. Kota Blitar, dimana tiga kecamatan yang ada di Kota Blitar (Kecamatan Nglegok,

Garum dan Gandusari) menjadi sentar penghasil tanaman manggis,(Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur).

2) Daerah Nodal

Menurut Prisyarsono & Sahara, wilayah nodal ( Nodal/Polarized Region)

merupakan wilayah yang secara fungsional mempunyai keterkaitan

danketergantungan antar pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland ). Tingkat

keterkaitan tersebut diukur berdasarkan arus lalu lintas barang, penduduk, modal,dan

transportasi. Sedangkan menurut Glasson (1977) dalam Prisyarsono & Sahara, secara

geografis wilayah nodal memperlihatkan suatu koherensi fungsional tertentu, suatu

interdependensi dari bagian-bagian, apabila didefinisikan berdasarkan kriteria

tertentu, seperti kota dan desa, yang secara fungsional saling berkaitan. Wilayah nodal

merupakan wilayah yang paling ideal digunakan dalam analisis mengenai ekonomi

wilayah, dengan mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang dikuasai

beberapa pusat kegiatan ekonomi (Sukirno, 1976 dalam Prisyarsono & Sahara). Batas

wilayah nodal ditentukan sejauh mana pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi

biladigantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Struktur wilayah

nodal saling melengkapi, dimana ada hubungan keterkaitan dan kepentingan

masyarakat dalam wilayah tersebut. Daerah hinterland  akan menjual barang-barang

mentah (raw material ) dan jasa tenaga kerja kepada daerah inti, sedangkan daerah

inti akan menjual barang jadi ke daerah hinterland. Wilayah yang menjadi contoh

sebagai berikut:
a. Surabaya yang menjadi daerah inti dalam wilayah GERBONGKERTOSUSILA.

Dimana dalam wilayah ini tergabung beberapakota (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,

Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan).

b. Daerah Tapal Kuda yang memiliki daerah inti yaitu Surabaya dan Sidoarjodan

daerah hinterland meliputi Sumenep, Sampang, Pemekasan, Bangkalan,Pasuruan,

Probolinggo, dan Situbondo.

3) Wilayah Perencanaan (Planning Region)

Wilayah perencanaan merupakan wilayah yang memperlihatkan koherensi

atau kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah

yang cukup besar untuk memungkinkan perubahan penting yang terjadi dalam

penyebaran penduduk dan kesempatan kerja. Klaassen ciri-ciri dari wilayah

perencanaan sebagai berikut (Glasson, 1978 dalam Prisyarsono & Sahara):

a. Cukup besar untuk mengambil keputusan investasi yang berskala ekonomi

b. Mampu mengubah industri sendiri dengan tenaga kerja yang ada

c. Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point)

d. Menggunaan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan

e. Mempunyai struktur ekonomi yang homogen

f. Masyarakat dalam wilayah tersebut mempunyai kesadaran bersama dalam

persoalan-persoalannya.

2. Berikut faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:

 Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam pada sumber alam atau tanah mencakup mengenai

kesuburan tanah, letak dan susunanya, kekayaan alam. Selain itu mencakup mineral,

iklim, sumber air, atau sumber lautan. Bagi pertumbuhan ekonomi ketersediaan

sumber daya alam yang melimpah adalah sangat baik dalam menunjang pembangunan.
 Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah SDM saja, tapi lebih

menekankan kepada efisiensi mereka. Untuk mendorong agar SDM dapat bekerja

secara efisien dan maksimal. Maka diperlukan pembentukan modal insani, yaitu proses

peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk yang

bersangkutan.

 Akumulasi modal

Modal berati persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi.

Apabila stok modal naik dalam waktu tertentu, maka disebut akumulasi modal atau

pembentukan modal.

 Tenaga manajerial dan organisasi produksi

Organisasi produksi merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan

ekonomi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai

kegiatan perekonomian. Organiasi produksi dilaksanakan dan diatur oleh tenaga

manajerial dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

 Teknologi

Perubahan teknologi dianggap faktor paling penting di dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Perubahan dan kemajuan teknologi berkaitan dengan

perubahan di dalam metode produksi sebagai hasil pembaharuan atau teknik penelitian

baru. Pada perubahan teknologi menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor

produksi lainnya.

 Pembagian kerja dan perluasan skala produksi


Pada bagian tersebut spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan

peningkatan produktivitas. Kedua hal tersebut dapat membawa perubahan ke arah

usaha produksi skala besar.

 Faktor non ekonomi yang yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:

 Faktor politik dan Administrasi pemerintah

Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar

bagi pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Ekonomi Politik yang

tidak stabil serta pemerintahan yang lemah dan korup sangat menghambat

kemajuan ekonomi.

 Aspek sosial budaya

Aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat meliputi sikap, tingkah

laku, pandangan masyarakat, motivasi kerja, atau kelembagaan masyarakat.

Pendidikan dan kebudayaan barat membawa arah penalaran dan skeptisisme

menanamkan semangat baru serta memunculkan kelas pedagang baru.

 Susunan dan Tertib hukum

Susunan dan tertib hukum serta pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-

undangan yang keliru sering kali menghambat kemajuan ekonomi. Sehingga tidak

mendukung terlaksananya pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka

hukum harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen.

3. Pelaksanaan pembangunan nasional tidak selalu berjalan mulus, karena dalam

pelaksanaannya banyak masalah yang menjadi penghambat. Selain sumber daya manusia,

ada beberapa faktor penghambat pembangunan nasional lainnya, yaitu:

 Gejolak SARA
Adanya perbedaan suku, ras, agama, dan antar-golongan dapat dimanfaatkan

oleh kelompok tertentu untuk menimbulkan gejolak SARA yang mengancam

persatuan dan kesatuan Indonesia.

 Produktivitas penduduk rendah

Tertinggalnya Indonesia di bidang produktivitas yang masih rendah dan

tingkat pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi, membuat sumber daya manusia

Indoensia cenderung menjadi beban yang menghambat laju pertumbuhan Indonesia.

 Kesenjangan sosial

Kesenjangan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, pelayanan kesehatan,

kesenjangan pembngaunan antardaerah menyebabkan kecemburuan sosial.

 Persaingan dan proteksi negara lain

Persaingan dan proteksi negara lain dalam bidang perdagangan, persaingan

semakin ketat dalam komoditas ekspor, seta tindakan proteksi negara lain merupakan

hambatan pengembangan ekspor Indonesia. Kekurangan modal dan teknologi juga

menjadi pemicu terhambatnya persaingan perdagangan secara internasional.

 Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan bangsa Indonesia pada umumnya masih rendah dan masih

banyak ditemui penduduk yang belum bisa membaca dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai