Anda di halaman 1dari 21

PERBAIKAN TANAH TIMBUNAN

MENGGUNAKAN CERUCUK

Oleh :

Ahmad Sandi Nur Amri


NIM.171910301048

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS BESAR

PERBAIKAN TANAH

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat guna menempuh dan
menyelesaikan tugas mata kuliah Perbaikan Tanah Program Studi S1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember

Oleh:
Ahmad Sandi Nur Amri
NIM.171910301048

Mengetahui dan Manyetujui

Dosen Pembina Mata Kuliah

Luthfi Amri Wicaksono, ST.,M.T.

NRP. 760016771
LEMBAR SOAL

SOAL TUGAS CERUCUK

Direncanakan sebuah timbunan jalan dengan tinggi 2,5 m dan dengan sudut
kemiringan lereng timbunan 35º. Diketahui data tanah timbunan yaitu ℽ = 1,7 t/m3
; c = 0 t/m2 ; ф = 34º. Data tanah dasar adalah ℽ sat = 1,8 t/m3 ; c = 1,7 t/m2 ; ф = 3º.
Tinggi muka air tanah adalah 0,5 m dibawah permukaan tanah.

Hitunglah berapa kebutuhan cerucuk untuk perencanaan tersebut?

Catatan :

a. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan perencanaan dan disertakan


gambar perencanaan sebagai lampiran.

b. Beri cover pada halaman depan tugas (format sesuai tugas besar terdahulu)

c. Gunakan program bantu untuk menganalisa timbunan tersebut.

d. Gunakan korelasi untuk data tanah lain yang dibutuhkan

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR SOAL .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................. 2

1.4 Manfaat ............................................................................................... 2

BAB 2. DASAR TEORI ........................................................................................ 3

2.1 Stabilitas Lereng ................................................................................. 3

2.2 Program Bantu Analisis Stabilitas Lereng .......................................... 4

2.3 Pondasi Tiang Cerucuk ....................................................................... 5

BAB 3. PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

3.1 Analisis Stabilitas Lereng Existing ..................................................... 7

3.2 Perhitungan Kebutuhan Cerucuk ........................................................ 8

3.3 Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Cerucuk .................... 10

BAB 4. KESIMPULAN ...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

LAMPIRAN .............................................................................................................

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan faktor keamanan dan kondisi lereng ...................................... 4

Tabel 3.1 Data Tanah .............................................................................................. 7

Tabel 3.2 Beban lalulintas ....................................................................................... 7

Tabel 3.3 Spesifikasi bahan cerucuk ....................................................................... 8

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemodelan lereng dengan Ricscience Slide ........................................ 4

Gambar 2.2 Contoh pemasangan cerucuk terhadap bidang longsor ....................... 5

Gambar 3.1 Hasil analisis stabilitas lereng existing................................................ 8

Gambar 3.2 Hasil analisis stabilitas lereng dengan perkuatan cerucuk ................ 10

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daya dukung tanah yang rendah merupakan akibat yang ditimbulkan oleh
tanah yang memiliki tahanan geser yang rendah. Hal ini karena tahanan geser
merupakan unsur utama daya dukung tanah. Tahanan geser yang rendah selalu
dimiliki oleh kondisi tanah dengan konsistensi sangat lunak sampai lunak.
Tahanan geser tanah yang rendah sering menimbulkan masalah, antara lain
terjadinya pergerakan tanah yang berlebihan secara horisontal pada jalan
berlereng tinggi dan tidak landai. Masalah lainnya adalah terjadinya kelongsoran
lereng. Hal- hal tersebut merupakan dampak dari tahanan geser tanah yang tidak
cukup memiliki gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap
desakan atau tarikan akibat beban yang bekerja.
Upaya untuk meningkatkan tahanan geser tanah lunak yang rendah dapat
dilakukan antara lain melalui metode perkuatan tanah. Metode perkuatan
tanah bertujuan untuk menambah kekuatan tanah agar lebih mampu mendukung
beban yang bekerja padanya. Saat ini tersedia beragam metode perkuatan tanah
dengan teknologi yang memadai dan metode tersebut telah berkembang dengan
baik. Namun perlu dijadikan perhatian bahwa suatu metode perkuatan tanah
tertentu belum tentu cocok untuk jenis tanah yang lain, apalagi bila ada
permasalahan spesifik yang ditimbulkan oleh tanah tersebut (Rusdiansyah, 2015).
Salah satu metode perkuatan tanah yang efektif untuk mengatasi
kelongsoran jalan dan stabilitas lereng adalah dengan menggunakan perkuatan
tiang-tiang vertikal yang berperilaku seperti sistem cerucuk. Sistem cerucuk
adalah istilah yang dikenal di Indonesia, di mana tiang pancang kecil berdiameter
7,5cm–25cm dipasangkan sebagai group tiang atau tiang satu-satu secara vertikal
atau miring. Penggunaan tiang pancang (cerucuk) sebagai elemen penahan
tanah sudah dilakukan di masa lalu, karena cara ini dapat memberikan solusi yang
efisien, antara lain karena dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa mengganggu
keseimbangan lereng (DeBeer dan Wallays, 1970; Ito dkk, 1981).
2

Pengetahuan tentang perencanaan perkuatan lereng menggunakan cerucuk


sangatlah penting terutama bagi mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil, maka dari
itu diberikan Tugas Besar Perbaikan Tanah. Dengan Tugas Besar ini diharapkan
mahasiswa teknik sipil dapat merencanakan perkuatan lereng dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana stabilitas lereng existing timbunan ?
2. Berapa kebutuhan cerucuk untuk lereng timbunan ?
3. Bagaimana stabilitas lereng timbunan setelah dipasang perkuatan
cerucuk ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui stabilitas lereng existing timbunan
2. Mengetahui kebutuhan cerucuk untuk lereng timbunan
3. Mengetahui stabilitas lereng timbunan setelah dipasang perkuatan
cerucuk

1.4 Manfaat
Dengan adanya tugas besar ini diharapkan mahasiswa teknik sipil
Universitas Jember dapat merencanakan perkuatan lereng menggunakan cerucuk
dengan baik.
3

BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Stabilitas Lereng


Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan
tertentu dengan bidang horizontal. Timbunan merupakan suatu lereng buatan
manusia yang dapat mempengaruhi kestabilan tanah karena terjadi perubahan
tegangan pada tanah akibat penambahan beban. Parameter kekuatan geser tanah
merupakan faktor utama dalam penentuan kestabilan suatu lereng. Kombinasi
kritis antara tegangan normal dan geser dapat menyebabkan keruntuhan pada
tanah. Menurut Mohr Coulomb dalam Bowles, (1997) kriteria keruntuhan geser
tanah yaitu :
𝑆 = 𝑐 + 𝜎𝑛 tan ∅
Dimana:
S : Tegangan geser pada tanah
c : Kohesi tanah
σn : Tegangan normal
Ø : Sudut geser internal tanah
Kohesi (c) dan sudut geser internal tanah Ø merupakan parameter kekuatan
geser tanah yang bisa didapatkan dari berbagai pengujian baik di lapangan, di
laboratorium maupun berdasarkan korelasi parametrik tanah. Dalam menentukan
stabilitas, dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan
perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang
menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil, dengan rumus sebagai berikut:
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝐹) = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
4

Tabel 2.1 Hubungan faktor keamanan dan kondisi lereng

Nilai Faktor Keamanan Kondisi Lereng

< 1,07 Longsor terjadi biasa/sering (lereng labil)

1,07 - 1,25 Longsor pernah terjadi (lereng kritis)

> 1,25 Longsor jarang terjadi (lereng relatif stabil)


Sumber : (Zakaria, 2009)

2.2 Program Bantu Analisis Stabilitas Lereng


Dengan Perkembangan teknologi diciptakanlah berbagai program bantu atau
software yang mendukung dalam perhitungan stabilitas lereng, salah satunya
adalah Rocscience slide. Rocscience slide adalah salah satu program stabilitas
lereng 2D unruk mengecvaluasi faktor keamanan atau kemungkinan kegagalan
permukaan baik kegagalan melingkar maupun non melingkar pada lereng tanah
atau batuan. Rocscience slide menggunakan konsep limit equilibrium methods dan
mampu memodelkan beberapa kondisi seperti tekanan air pori yang sangat tidak
beraturan, beberapa model kuat geser tanah seperti Mohr-Coloumb, anisotropic
dll., rembesan, pemodelan perkuatan lereng serta analisa dinamik. Pada
penerapannya, untuk menampilkan bidang kelongsoran secara grafis serta nilai
faktor keamanan dapat ditunjukkan dalam bentuk diagram dan polygon tiap pias
tertentu. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan rocscience slide v6.

Gambar 2.1 Pemodelan lereng dengan Ricscience Slide


Sumber : (www.rocscienceslide.com)
5

2.3 Pondasi Tiang Cerucuk


Sistem cerucuk adalah istilah yang dikenal di Indonesia, di mana tiang
pancang kecil berdiameter 7,5cm–25cm dipasangkan sebagai group tiang atau
tiang satu-satu secara vertikal atau miring. Penggunaan tiang pancang
(cerucuk) sebagai elemen penahan tanah sudah dilakukan di masa lalu, karena
cara ini dapat memberikan solusi yang efisien, antara lain karena dapat
dilaksanakan dengan mudah tanpa mengganggu keseimbangan lereng (DeBeer
dan Wallays, 1970; Ito dkk, 1981).

Gambar 2.2 Contoh pemasangan cerucuk terhadap bidang longsor


Sumber : (Rusdiansyah, 2016)

Faktor kekakuan relatif (T) dari cerucuk dihitung dengan

T = [E.I/f]1/5
Keterangan :
T = faktor kekakuan relatif, cm
E = modulus elastisitas cerucuk, kg/cm2
I = momen inersia cerucuk, cm4
f = koefisien variasi modulus tanah, kg/cm3

Gaya horizontal yang dapat ditahan oleh satu tiang dihitung dengan

MP = FM (P x T)

Mp-max 1 cerucuk = (ϭmax x In)/C = ϭmax x w

Mp−max 1 cerucuk
Pmax 1 cerucuk = FM x T
6

Keterangan :
Mp = momen lentur cerucuk akibat beban P, kg-cm
FM = koefisien momen akibat gaya lateral P
P = gaya horizontal yang diterima cerucuk, kg
T = faktor kekakuan, cm
ϭmax = tegangan tarik/tekan maksimum bahan cerucuk, kg/cm2
In = momen inersia cerucuk
W = In/C
C = ½ D, dimana D adalah diameter cerucuk

Adapun jumlah kebutuhan cerucuk yang diperlukan per-meter panjang


dari timbunan dihitung dengan rumus

𝑆𝐹 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−𝑆𝐹 𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
n = x MD
𝑃𝑚𝑎𝑥 1 𝑐𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑘 𝑥 𝑅

keterangan :

n = jumlah kebutuhan cerucuk


SF = nilai faktor keamanan
Pmax = gaya horizontal maksimum yang bisa diterima cerucuk, kg
R = radius/ jari-jari kelongsoran, m
MD = besar momen pemutar, kg-m
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Analisis Stabilitas Lereng Existing


Pemodelan dilakukan dengan bantuan software Rocscience Slide versi 6.0.
Metode yang digunakan dalam pemodelan adalah Metode Bishop Simplified.
Adapun data-data yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1 Data Tanah


Tebal ф1 ℽ ℽ c c
Lapisan
Lapisan (m) (o) (t/m3) (kN/m3) (kg/cm2) (kN/m2)
Tanah Timbunan 2.5 35 1.7 16.68 0.00 0.00
Tanah Asli - 3 1.8 17.66 1.7 16.68

Tinggi muka air tanah adalah 0,5 meter dibawah permukaan tanah.
Diketahui timbunan yang direncanakan merupakan timbunan jalan, diasumsikan
bahwa jalan dalam perencanaan tersebut merupakan jalan kelas I.

Beban lalulintas juga harus diperhitungkan dalam pemodelan, berikut


adalah nilai beban lalulintas berdasarkan kelas jalan

Tabel 3.2 Beban lalulintas

Kelas Jalan Beban Lalulintas (Kpa)

I 15
II 12
III 12

Sumber : (Panduan geoteknik 4, 2002)

Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui bahwa jalan kelas I memiliki beban


lalulintas sebesar 15 kpa. Beban tersebut nantinya digunakan dalam pemodelan
lereng menggunakan program Rocscience Slide.
8

Hasil dari pemodelan lereng existing dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Hasil analisis stabilitas lereng existing

Berdasarkan Gambar 3.1 didapatkan nilai angka keamanan lereng terendah


sebesar 1,093. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kondisi lereng timbunan adalah
kritis sehingga dibutuhkan perkuatan lereng agar lereng menjadi stabil.

Data-data yang didapatkan dari hasil analisis lereng existing dapat dilihat
pada Tabel berikut

Tabel 3.3 Data output program


Data Nilai Satuan
Faktor keamanan (SF) 1.093
Radius kelongsoran (R) 6.312 m
Resisting moment (MR) 228.625 kN-m
Driving moment (MD) 209.225 kN-m

3.2 Perhitungan Kebutuhan Cerucuk


Dalam perencanaan ini digunakan cerucuk kayu dengan kayu kelas kuat II.
Parameter – parameter bahan adalah sebagai berikut

Tabel 3.4 Spesifikasi bahan cerucuk


Panjang Diameter E Ϭ
Jenis Cerucuk I (cm4)
(m) (cm) (kg/cm2) (kg/cm2)
Cerucuk kayu 2.5 12 100000 725 1017.36
9

a. Faktor variasi modulus tanah

Cu = 16,68 kN/m2
= 0,17 kg/cm2

qu = 2.Cu
= 0,34 kg/cm2
= 0,347 ton/ft2

(Lihat grafik NAVFAC, DM-7, 1971)


f =3 ton/ft3
= 0,096 kg/cm3

b. Faktor kekakuan relatif


T = [E.I/f]1/5
= 63,8 cm
c. Koefisien momen akibat gaya lateral
L/T = 1,5/63,8
= 0,02
dengan L = panjang cerucuk dibawah bidang longsor
(Lihat grafik NAVFAC, DM-7, 1971)
Z =0
FM =1
d. Gaya horizontal yang dapat ditahan satu tiang
Mp-max 1 cerucuk = (ϭmax x In) /0,5D
= (725 x 1017,36) /0,5.12
= 122931 kg-cm

Mp−max 1 cerucuk
Pmax 1 cerucuk = FM x T
122931
= 1 x 63,8

= 1926,8 kg
= 19,268kN
10

e. Jumlah kebutuhan cerucuk


Nilai SF rencana ditentukan dengan nilai 1,5
𝑆𝐹 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−𝑆𝐹 𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
n = x MD
𝑃𝑚𝑎𝑥 1 𝑐𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑘 𝑥 𝑅
1,5−1,093
= x 209,225
19,268 𝑥 6,312

= 0,7
= 1 buah
Jadi jumlah cerucuk yang dibutuhkan lereng timbunan adalah 1 buah
cerucuk tiap satuan panjang.

3.3 Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Cerucuk


Berikut adalah hasil analisis stabilitas lereng timbunan setelah ditambah
dengan perkuatan cerucuk

Gambar 3.2 Hasil analisis stabilitas lereng dengan perkuatan cerucuk

Berdasarkan Gambar 3.2 diatas didapatkan nilai angka keamanan lereng


terendah sebesar 1,532. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kondisi lereng
timbunan adalah stabil setelah ditambah dengan perkuatan cerucuk.
BAB 4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik


beberapa kesimpulan yaitu

1. Stabilitas lereng existing mempunyai kondisi kritis. Hal tersebut


dibuktikan dengan nilai faktor keamanan (SF) terendah adalah 1,093
dan mempunyai radius kelongsoran sebesar 6,312 meter.
2. Jenis cerucuk yang digunakan dalam perencanaan perkuatan lereng
adalah cerucuk kayu dengan panjang 2,5 meter dan berdiameter 12 cm
kayu kelas kuat II. Besar gaya horizontal yang dapat ditahan oleh 1
buah cerucuk maksimal sebesar 19,268 kN. Jumlah cerucuk yang
dibutuhkan untuk perencanaan perkuatan lereng timbunan adalah 1
buah cerucuk tiap satuan panjang.
3. Stabilitas lereng timbunan menjadi stabil setelah ditambahkan 1 buah
perkuatan cerucuk kayu pada daerah bidang kelongsoran dengan nilai
faktor keamanan (SF) sebesar 1,532.
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. (1997). Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid 1 (4th ed.).
Erlangga.

Bowles, J. E. 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soil. United States of


America: McGraw-Hill,Inc.

De Beer, E. E., & Wallays, M. (1970). Stabilization of a slope in schists by means


of bored piles reinforced with steel beams (No. 364).

Ir, D., & Inayatillah, A. (2018). ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN


SOFTWARE ROCSCIENCE SLIDE.

Permukiman, D., & Wilayah, P. (2002). Panduan Geoteknik 4. Edisi Keempat,


Jakarta.

Rusdiansyah, R. (2016). Asumsi Sistem Cerucuk Sebagai Alternatif Solusi Dalam


Penanganan Kelongsoran Lereng Jalan Diatas Tanah Lunak. INFO-
TEKNIK, 250-278.

Rusdiansyah, R., Mochtar, I. B., & Mochtar, N. E. (2015). Pengaruh Kedalaman


Tancap, Spasi, dan Jumlah Cerucuk dalam Peningkatan Tahanan Geser
Tanah Lunak Berdasarkan Permodelan di Laboratorium. INFO-TEKNIK,
289-302.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai