Ransum ternak perah terdiri atas satu atau beberapa jenis bahan
pakan yang diberikan kepada seekor ternak untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya akan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Ransum sapi
perah yang ideal ditinjau dari segi biologis dan ekonomis terdiri atas
hijauan dan konsentrat. Ransum sapi perah diutamakan ditujukan
untuk produksi susu, oleh karena itu ransum disusun sedemikian rupa
agar memenuhi kebutuhan untuk produksi susu, bukan ditujukan untuk
penggemukan.
Hijauan dan konsentrat sebagai komponen ransum ternak perah,
merupakan sumber zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk
berbagai fungsi tubuhnya. Agar zat-zat makanan yang dibutuhkan itu
dapat terpenuhi, hijauan dan konsentrat perlu diformulasikan menjadi
suatu ransum.
B. KONSENTRAT
1. Ampas kecap 73,2 3,8 6,3 3,6 6,5
2. Ampas tahu 85,4 0,8 3,9 3,1 0,8
3. Bekatul 11,4 9,0 10,6 6,9 6,6
4. Bungkil kcg. 9,6 6,2 42,7 35,5 12,5
Tanah
5. Bungkil 11,5 6,7 18,7 11,9 11,5
kelapa
6. Bungkil 10,6 4,0 15,2 16,0 10,2
kelapa sawit
7. Bungkil 7,8 10,8 35,9 27,6 10,8
wijen
8. Dedak jagung 12,2 2,6 8,2 5,8 6,7
9. Dedak halus 12,5 12,8 8,8 6,8 6,5
10. Jagung 13,2 1,4 9,4 5,9 4,1
11. Molasse 19,4 6,1 1,4 0,6 0,4
12. Onggok 15,8 1,6 1,4 0,7 0,4
13. Singkong 67,0 0,4 0,9 0,4 0,3
14. Ubi jalar 68,1 0,6 0,8 0,4 0,4
FORMULASI RANSUM
Metode penyusunan ransum antara lain sebagai berikut:
1. Metode Mencoba-coba (Trial and Error Method)
Metode ini dilakukan dengan cara mencoba-coba dan memerlukan
latihan-latihan agar diperoleh suatu formula konsentrat dan hijauan
dengan kualitas yang diinginkan. Bahan pakan yang digunakan untuk
cara ini harus terdiri atas lebih dari dua jenis bahan pakan.
Contoh:
Seekor sapi perah dara membutuhkan suatu formula konsentrat
dengan kandungan protein kasar 16% dan energi 64% TDN dari bahan
kering. Bahan pakan yang tersedia dan komposisi kimianya tertera pada
tabel berikut ini.
Jika hasil analisa kimia dari bahan pakan adalah dari bahan kering, maka
harus dikalikan dengan persentase bahan kering (seperti contoh di atas),
jika analisa kimia dalam bentuk segar, tidak perlu dikalikan dengan
bahan keringnya.
Beberapa kiat yang dapat diterapkan dalam metode ini adalah:
o Apabila formula yang telah disusun menunjukkan kandungan protein
kasar yang lebih rendah, perbanyak penggunaan bahan pakan yang
mengandung protein kasar.
o Apabila formula yang telah disusun menunjukkan kandungan protein
kasar yang lebih tinggi, perkecil penggunaan bahan pakan yang
mengandung protein kasar. Demikian pula halnya pada kandungan
energi.
Contoh 1:
Seekor sapi perah laktasi membutuhkan 6 kg bahan kering dari
suatu formula konsentrat yang mengandung protein kasar 18%. Bahan
pakan yang tersedia terdiri atas dedak padi dan bungkil kelapa. Dedak
padi mengandung bahan kering 89,2% dan protein kasar 15,4% dari
bahan kering. Bungkil kelapa mengandung bahan kering 91,9% dan
protein kasar 20,5% dari bahan kering. Formulasikan konsentratnya.
Formulasi:
Contoh 2:
Seekor sapi perah laktasi, selain hijauan diberikan pula :
Konsentrat sebanyak 8 kg
Kandungan protein kasar 18% dari berat kering (bukan bahan
kering).
Bahan pakan yang tersedia :
dedak padi bahan kering 89,2% dan protein kasar 15,4%
dari bahan kering
bungkil kelapa bahan kering 91,9% dan protein kasar
20,5% dari bahan kering
Formulasi:
- Protein kasar dedak padi = 89,2/100 x 15,4% = 13,7% dari
berat kering
- Protein kasar bungkil kelapa = 91,9/100 x 20,5% = 18,8% dari
berat kering
Contoh:
Seekor sapi perah bunting (3 bulan) dan sedang laktasi mempunyai
bobot badan 400 kg. Produksi susu sebesar 15 liter per hari dan kadar
lemak susu 3,5%. Jumlah zat-zat makanan yang dibutuhkan adalah 1932
gram protein kasar dan 8,66 kg energi TDN per hari. Bahan pakan yang
tersedia adalah sebagai berikut:
Persamaan:
X x 0,205 + Y x 0,397 = 0,607 (protein kasar)
X x 0,789 + Y x 0,801 = 1,673 (energi/TDN)
205 X + 397 Y = 607
789 X + 801 Y = 1,673
161.745 X + 313.233 Y = 478.923
161.745 X + 164.205 Y = 342.965
149.028 Y = 135.958
X = 0,91
Y = 1,20
Jumlah pemberian bungkil kelapa = 1,20 kg bahan kering atau 1,38
dalam berat kering.
Jumlah pemberian bungkil kacang tanah = 0,91 kg bahan kering atau
1,13 kg dalam berat kering.
- Dedak padi = 4,0 kg
- Bungkil kelapa = 1,38 kg
- Bungkil kacang tanah = 1,13 kg
- Mineral = 0,25 kg
__________________________________
Jumlah = 6,76 kg
Contoh:
Sapi Perah BB : 400 kg
Produksi : 15 Kg
Kadar lemak :4%
Susun pakan Sapi Perah tersebut.
Cara susun ransum.
Cari Kebutuhan -------- - Bahan Kering
-Protein Kasar
-TDN
-Ketiganuya berdasarkan hidup pokok dan
213 x + 13 y = 1094
787x + 679 y = 4519
Y = 0,76
213 x + 13 y = 1094
213 x + 13 x 0,76 = 1094
213 x + 9,88 = 1094
213 x = 1094 -9,88
213 x = 1084,12
X= 1084,12/213 = 5,09
Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak juga menyumbang energi bagi
ternak. Lemak yang terkandung dalam ransum tidak boleh terlalu tinggi,
karena dapat menganggu pencernaan. Lemak banyak dikandung oleh
bahan makanan penguat (konsentrat) seperti bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah dan lain-lain.
Protein
Protein merupakan zat makanan yang harus dikandung oleh bahan
makanan bagi ternak perah. Anak sapi memerlukan protein untuk
pertumbuhannya, jika kekurangan pertumbuhannya akan terganggu.
Sapi dewasa memerlukan protein untuk memelihara jaringan tubuhnya.
Sapi laktasi akan terganggu produksinya jika ransum yang dikonsumsi
kekurangan protein. Protein berasal dari asam amino. Asam amino yang
dapat disintesa di dalam tubuh ternak dikenal dengan asam amino non-
esensial, sedang yang tidak dapat disintesa disebut asam amino esensial.
Protein yang dibutuhkan ternak dinyatakan dalam protein kasar dan
protein dapat dicerna.
Vitamin
Vitamin adalah zat yang sangat sedikit dibutuhkan oleh ternak,
akan tetapi harus ada di dalam ransumnya. Sapi sering mengalami
defisiensi vitamin tertentu.
Vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh ternak meliputi:
Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin A. Vitamin ini banyak terdapat pada hijauan segar. Ternak yang
kekurangan vitamin ini akan menurun produksi susunya, jika
berlarut-larut ternak akan terkena Xeropthalmia (sakit mata).
Vitamin D. Vitamin ini merupakan vitamin antirachitis. Ternak tidak
akan kekurangan vitamin ini jika cukup mendapat sinar matahari
pagi.
Vitamin E. Vitamin ini dikenal sebagai antisterilitas. Ternak yang
kekurangan vitamin ini akan susah mendapat keturunan.
Vitamin K. Sebahagian besar bahan makanan yang diberikan pada
ternak cukup mengandung vitamin ini.
Vitamin yang larut dalam air
Hewan pemamah biak (ruminansia) dapat mensintesa vitamin ini,
sehingga kebutuhan akan vitamin ini dapat terpenuhi dengan sendiri.
Mineral
Rangka tubuh ternak terutama tersusun atas Calcium dan Phospor.
Mineral ini sangat diperlukan oleh anak yang sedang tumbuh, ternak
betina yang bunting dan yang sedang laktasi. Sapi perah yang sedang
bunting membutuhkan 10 – 15 gram Ca dan P tiap 100 kg bobot
badannya, sementara sapi perah yang sedang laktasi membutuhkan 15 –
20 gram per 100 kg bobot badan.
Garam dapur (NaCl) banyak diperlukan oleh sapi perah. Mineral-
mineral ini sangat penting untuk menjaga elastisitas tubuh. Sapi perah
membutuhkan 7,5 gram garam dapur per 100 kg bobot badan. Sapi yang
kekurangan mineral ini akan terlihat sering menjilati dinding, jika
berkelanjutan akan mengakibatkan turunnya nafsu makan sehingga
dapat mengganggu produksi susu. Berikut ini disajikan beberapa tabel
tentang kebutuhan zat-zat makanan untuk sapi perah berdasarkan masa
pertumbuhan, jenis kelamin dan bobot badannya.
Untuk sapi perah betina yang memiliki lingkar dada di atas 160 cm
sebaiknya menggunakan rumus:
W = (L + 22)2
100
Keterangan: W = Bobot badan (kg)
L = Lingkar dada (cm)
Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan mengatur terlebih
dahulu posisi berdiri sapi perah itu dengan tegak, sehingga keempat
kakinya terletak dalam segi empat di atas bidang datar.