Anda di halaman 1dari 42

RANSUM DAN FORMULASINYA

Ransum ternak perah terdiri atas satu atau beberapa jenis bahan
pakan yang diberikan kepada seekor ternak untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya akan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Ransum sapi
perah yang ideal ditinjau dari segi biologis dan ekonomis terdiri atas
hijauan dan konsentrat. Ransum sapi perah diutamakan ditujukan
untuk produksi susu, oleh karena itu ransum disusun sedemikian rupa
agar memenuhi kebutuhan untuk produksi susu, bukan ditujukan untuk
penggemukan.
Hijauan dan konsentrat sebagai komponen ransum ternak perah,
merupakan sumber zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk
berbagai fungsi tubuhnya. Agar zat-zat makanan yang dibutuhkan itu
dapat terpenuhi, hijauan dan konsentrat perlu diformulasikan menjadi
suatu ransum.

BAHAN MAKANAN SAPI PERAH


Bahan makanan ternak perah terdiri atas 2 jenis yaitu:
a. Bahan makanan kasar
Bahan makanan ini merupakan makanan utama bagi ternak perah,
terdiri atas rumput dan hijauan lainnya. Bahan makanan ini umumnya
tinggi serat kasar, sehingga kadang-kadang mengakibatkan bahan ini
sukar dicerna oleh ternak. Sebaliknya, kadar serat kasar yang terlalu
rendah dapat mengganggu pencernaan dan bahkan dapat menurunkan
kadar lemak susu. Hal ini disebabkan karena hijauan dapat menyumbang
asam asetat dalam peristiwa fermentasinya di dalam rumen, yang
merupakan komponen utama dalam sintesa lemak. Karena itu peranan
rumput dan hijauan lainnya tidak dapat diganti seluruhnya oleh makanan
penguat.

b. Bahan makanan penguat (konsentrat)


Tidak semua zat makanan dapat dipenuhi oleh rumput atau
hijauan, oleh karena itu ternak memerlukan tambahan dari bahan
makanan lain. Bahan makanan yang dapat melengkapi kebutuhan
tersebut dikenal dengan bahan makanan penguat atau disebut juga
konsentrat. Bahan makanan ini tersusun atas berbagai jenis biji-bijian
yang merupakan hasil ikutan dari pengolahan hasil pertanian maupun
industri. Bahan makanan penguat ini rendah serat kasar, tinggi
kandungan protein dan mudah dicerna. Bahan makanan yang biasa
diberikan untuk ternak perah tersaji pada tabel 5.

Pemilihan bahan makanan hendaknya harus didasarkan atas


ketersediaan bahan tersebut di lokasi peternakan (berbasis pakan lokal)
sehingga peternak tidak perlu mendatangkan dari luar. Bahan makanan
yang harus didatangkan dari luar dapat mempertinggi biaya ransum
tersebut.
KUALITAS RANSUM
Setiap jenis ternak mempunyai keterbatasan dalam mengkonsumsi
ransum. Oleh karena itu kualitas ransum yang diformulasikan perlu
diperhatikan, sehingga ransum tersebut dapat memberi zat-zat makanan
yang diperlukan oleh ternak yang mengkonsumsinya.
Bagi ternak perah hijauan memiliki porsi pemberian yang lebih
besar dibanding konsentrat. Kualitas konsentrat yang akan diberikan
hendaknya tergantung pada kualitas hijauannya, karena konsentrat
dalam hal ini bersifat sebagai pakan tambahan, dimana apabila terdapat
kekurangan pada hijauan maka konsentrat berperan untuk
menyempurnakan.
Ditinjau dari kualitasnya, hijauan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Hijauan-hijauan yang berkualitas rendah:
 Protein kasar di bawah 4% dari bahan kering
 TDN di bawah 40% dari bahan kering
 Sedikit atau tidak ada vitamin
 Contoh: jerami padi, jerami jagung dan pucuk tebu
2. Hijauan-hijauan yang berkualitas sedang:
 Protein kasar berkisar antara 5 – 10% dari bahan kering
 TDN berkisar antara 41 – 50% dari bahan kering
 Kalsium sekitar 0,3%
 Contoh: rumput alam dan rumput lapangan, rumput gajah,
rumput benggala, dan rumput kultur lainnya.
3. Hijauan-hijauan yang berkualitas tinggi:
 Protein kasar di atas 10% dari bahan kering
 TDN di atas 50% dari bahan kering
 Kalsium di atas 1%
 Tinggi kandungan vitamin A
 Contoh: jenis leguminosa (seperti lamtoro, kaliandra,
gliricida), alfalfa dan daun umbi-umbian.

Tabel 5. Bahan makanan dan komposisi zat makanannya

No. Bahan Air Abu PK Pdd Lemak


Makanan
A. HIJAUAN
SEGAR
1. Alang-alang 75,7 0,8 1,7 1,0 1,0
2. Batang 90,4 2,6 0,4 0,003 0,2
pisang
3. Daun kol 87,9 1,9 2,3 1,3 0,4
4. Daun nangka 67,9 4,1 2,7 1,8 1,1
5. Daun pisang 74,4 3,0 4,2 2,9 1,5
6. Daun tebu 76,4 2,9 1,1 0,5 0,4
7. Hijauan 77,2 2,8 1,3 0,4 0,2
jagung
8. Daun kcg. 73,8 2,5 4,8 3,6 1,0
Kedelai
9. Daun kcg. 84,5 1,9 2,6 1,5 0,6
Panjang
10. Daun kcg. 72,5 3,0 3,1 1,8 0,3
Tanah
11. Hijauan pacar 76,1 2,7 6,8 6,5 1,3
cina
12. Hijauan turi 81,7 1,7 4,7 4,0 0,8
13. Hijauan ubi 83,6 2,8 3,0 1,6 0,4
jalar
14. Kulit pisang 83,4 2,0 1,1 0,1 1,5
15. Rumput 70,3 3,9 1,8 0,8 0,4
gunung
16. Rumput 76,3 4,3 2,0 0,5 0,2
lapangan
17. Rumput 80,0 2,5 2,7 1,3 0,6
gajah
18. Rumput 79,8 1,9 1,8 1,6 0,32
benggala

B. KONSENTRAT
1. Ampas kecap 73,2 3,8 6,3 3,6 6,5
2. Ampas tahu 85,4 0,8 3,9 3,1 0,8
3. Bekatul 11,4 9,0 10,6 6,9 6,6
4. Bungkil kcg. 9,6 6,2 42,7 35,5 12,5
Tanah
5. Bungkil 11,5 6,7 18,7 11,9 11,5
kelapa
6. Bungkil 10,6 4,0 15,2 16,0 10,2
kelapa sawit
7. Bungkil 7,8 10,8 35,9 27,6 10,8
wijen
8. Dedak jagung 12,2 2,6 8,2 5,8 6,7
9. Dedak halus 12,5 12,8 8,8 6,8 6,5
10. Jagung 13,2 1,4 9,4 5,9 4,1
11. Molasse 19,4 6,1 1,4 0,6 0,4
12. Onggok 15,8 1,6 1,4 0,7 0,4
13. Singkong 67,0 0,4 0,9 0,4 0,3
14. Ubi jalar 68,1 0,6 0,8 0,4 0,4

Hijauan dapat pula dikelompokkan kepada lima kelompok


berdasarkan jenisnya, yaitu:
c. Hijauan berkualitas rendah seperti jerami padi, jerami jagung
dan pucuk tebu. Kandungan protein kasar sekitar 6% dengan
energi TDN 51% dari bahan kering.
d. Rumput-rumputan, seperti rumput alam dan rumput kultur.
Kandungan protein kasar sekitar 6 – 11% dengan energi TDN
51 – 60% dari bahan kering.
e. Hijauan leguminosa yang bukan tergolong pohon-pohonan.
Kandungan protein kasar berkisar antara 12 – 17% dengan
energi TDN berkisar antara 61 – 65% dari bahan kering.
f. Hijauan umbi-umbian, seperti daun ubi jalar dan daun ubi
kayu. Kandungan protein kasar berkisar antara 18 – 23%
dengan energi TDN berkisar antara 61 – 65% dari bahan
kering.
g. Leguminosa pohon, seperti lamtoro, kaliandra dan Gliricida
maculata. Kandungan rotein kasar di atas 23% dengan energi
TDN di atas 65% dari bahan kering.
Direktorat Jenderal Peternakan pada tahun 1985 mengeluarkan
standar kualitas konsentrat untuk sapi perah yang mencakup segala
kualitas hijauan. Persyaratan umum kualitas konsentrat adalah air tidak
boleh lebih dari 14% dan kadar serat kasarnya tidak boleh lebih dari
18%, persyaratan lain sebagai berikut:
1. Pedet Jantan:
 Protein kasar tidak kurang dari 14%
 Energi tidak kurang dari 80% TDN
 Kalsium tidak kurang dari 1,1%
 Posfor tidak kurang dari 0,8%
 Vitamin A tidak kurang dari 2.100 I.U per kg bahan
2. Pedet Betina:
 Protein kasar tidak kurang dari 20%
 Energi tidak kurang dari 65% TDN
 Kalsium tidak kurang dari 0,6%
 Posfor tidak kurang dari 0,4%
 Vitamin A tidak kurang dari 1.722 I.U per kg bahan
3. Dara:
 Protein kasar tidak kurang dari 16%
 Energi tidak kurang dari 63% TDN
 Kalsium tidak kurang dari 0,3%
 Posfor tidak kurang dari 0,4%
 Vitamin A tidak kurang dari 1.297 I.U per kg bahan
4. Induk Laktasi:
 Protein kasar tidak kurang dari 18%
 Energi tidak kurang 75% dari TDN
 Kalsium tidak kurang dari 1,0%
 Posfor tidak kurang dari 0,8%
 Vitamin A tidak kurang dari 2.214 per kg bahan

Ketentuan kualitas konsentrat untuk sapi perah induk kering dan


pejantan dewasa belum dirumuskan. Terhadap kedua jenis ternak
tersebut kita dapat mengacu pada standar yang dikeluarkan National
Research Council (NRC) untuk kualitas ransum (gabungan antara
hijauan dan konsentrat) sebagai berikut:
1. Induk kering:
 Protein kasar tidak kurang dari 11%
 Energi tidak kurang dari 60% TDN
 Kalsium tidak kurang dari 0,37%
 Posfor tidak kurang dari 0,26%
 Vitamin a tidak kurang dari 3.200 I.U per kg bahan
2. Pejantan Dewasa:
 Protein kasar tidak kurang dari 8,5%
 Energi tidak kurang dari 56% TDN
 Kalsium tidak kurang dari 0,24%
 Posfor tidak kurang dari 0,18%
 Vitamin A tidak kurang dari 3.200 I.U per kg bahan

Perbandingan Hijauan dan Konsentrat dalam Ransum


Sapi perah merupakan ternak yang diarahkan kepada produksi
susu, oleh karena itu diinginkan pertumbuhan yang normal dalam arti
tidak terlalu gemuk dan tidak pula kurus. Perbandingan antara hijauan
dan konsentrat dalam ransum sapi perah laktasi adalah 60 : 40 (dalam
bahan kering ransum). Apabila hijauan yang diberikan berkualitas
rendah, perbandingan dapat bergeser menjadi 55 : 45, dan jika hijauan
yang diberikan berkualitas sedang sampai tinggi, perbandingan menjadi
64 : 36.
Pemberian hijauan yang terlalu banyak dapat menyebabkan
produksi asam asetat dalam rumen meningkat, peningkatan ini dapat
menyebabkan meningkatkan produksi lemak susu dan menurunnya
produksi susu. Di sisi lain, jika pemberian konsentrat terlalu banyak
dapat menyebabkan asam asetat yang terbentuk sedikit sehingga kadar
lemaknya akan mengalami penurunan. Oleh karena itu perbandingan
hijauan dan konsentrat ini harus benar-benar mendapat perhatian karena
berefek langsung terhadap kualitas susu. Pemberian ransum dalam
bentuk pellet kepada sapi perah juga dapat menyebabkan turunnya kadar
lemak, karena bentuk ransum seperti ini dapat mempersingkat waktu
retensi ransum dalam rumen sehingga kadar asam asetat yang terbentuk
akan rendah.

FORMULASI RANSUM
Metode penyusunan ransum antara lain sebagai berikut:
1. Metode Mencoba-coba (Trial and Error Method)
Metode ini dilakukan dengan cara mencoba-coba dan memerlukan
latihan-latihan agar diperoleh suatu formula konsentrat dan hijauan
dengan kualitas yang diinginkan. Bahan pakan yang digunakan untuk
cara ini harus terdiri atas lebih dari dua jenis bahan pakan.
Contoh:
Seekor sapi perah dara membutuhkan suatu formula konsentrat
dengan kandungan protein kasar 16% dan energi 64% TDN dari bahan
kering. Bahan pakan yang tersedia dan komposisi kimianya tertera pada
tabel berikut ini.

Tabel 6. Komposisi kimia beberapa bahan pakan

Bahan Pakan Bahan Dari bahan kering


Kering Protein Energi
(%) Kasar TDN
Dedak padi 89,2 15,4 70,3
Bungkil kelapa 91,9 20,5 78,9
Bungkil kacang tanah 90,9 39,1 80,4
Tepung gaplek 86,1 2,6 88,1
Mineral - - -

Banyaknya mineral dalam formula konsentrat yang akan disusun


ditetapkan 2,5%, terdiri atas 1% garam dapur, 1% kapur, dan 0,5%
tepung tulang. Formulasikan konsentrat dengan kualitas yang
diinginkan.
Formulasi:
Coba-coba dahulu menyusun formulasinya dan kemudian periksa
hasilnya apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan.

- Dedak padi : 60% atau 60 kg


- Bungkil kelapa : 21% atau 21 kg
- Bungkil kacang tanah : 11% atau 11 kg
- Tepung gaplek : 5% atau 5 kg
- Mineral : 2,5% atau 2,5 kg (sudah ditentukan)
Jumlah : 100% atau 100 kg

Periksa kandungan protein kasarnya:


- Dedak padi = 60 x 0,892 x 0,154 kg = 8,242 kg
- Bungkil kelapa = 21,5 x 0,919 x 0,205 kg = 4,050 kg
- Bungkil kacang tanah = 11 x 0,909 x 0,391 kg = 3,910 kg
- Tepung gaplek = 5 x 0,861 x 0,026 kg = 0,112 kg
- Mineral = 2,5 x 0 =0
Jumlah = 100 kg = 16,314 kg (16,3%)

Periksa kandungan energinya:


- Dedak padi = 60 x 0,892 x 0,703 kg = 37,625 kg
- Bungkil kelapa = 21,5 x 0,918 x 0,789 kg = 15,589 kg
- Bungkil kacang tanah = 11 x 0,909 x 0,804 kg = 8,039 kg
- Tepung gaplek = 5 x 0,861 x 0,881 kg = 3,793 kg
- Mineral = 2,5 x 0 =0
Jumlah = 100 kg = 65,046 kg (65,0 kg)

Baik kandungan protein maupun kandungan energi ternyata sesuai


dengan yang diinginkan. Dengan demikian formula konsentrat adalah
sebagai berikut:
- Dedak padi : 60 kg atau 60%
- Bungkil kelapa : 21,5 kg atau 21,5%
- Bungkil kacang tanah :11 kg atau 11%
- Tepung gaplek : 5 kg atau 5%
- Mineral : 2,5 kg atau 2,5%
Jumlah : 100 kg atau 100%

Jika hasil analisa kimia dari bahan pakan adalah dari bahan kering, maka
harus dikalikan dengan persentase bahan kering (seperti contoh di atas),
jika analisa kimia dalam bentuk segar, tidak perlu dikalikan dengan
bahan keringnya.
Beberapa kiat yang dapat diterapkan dalam metode ini adalah:
o Apabila formula yang telah disusun menunjukkan kandungan protein
kasar yang lebih rendah, perbanyak penggunaan bahan pakan yang
mengandung protein kasar.
o Apabila formula yang telah disusun menunjukkan kandungan protein
kasar yang lebih tinggi, perkecil penggunaan bahan pakan yang
mengandung protein kasar. Demikian pula halnya pada kandungan
energi.

2. Metode Bujur Sangkar (Square Method)


Metode ini hanya digunakan untuk mendapatkan satu jenis zat
makanan dari dua jenis bahan pakan yang tersedia. Misalnya hanya
kandungan protein kasar atau kandungan energi dari suatu formula
ransum yang terdiri atas dua jenis bahan pakan.

Contoh 1:
Seekor sapi perah laktasi membutuhkan 6 kg bahan kering dari
suatu formula konsentrat yang mengandung protein kasar 18%. Bahan
pakan yang tersedia terdiri atas dedak padi dan bungkil kelapa. Dedak
padi mengandung bahan kering 89,2% dan protein kasar 15,4% dari
bahan kering. Bungkil kelapa mengandung bahan kering 91,9% dan
protein kasar 20,5% dari bahan kering. Formulasikan konsentratnya.
Formulasi:

- Dedak padi 15,4 2,5


18,0
- Bungkil kelapa 20,5 2,6 +
______________
5,1

- Dedak padi = 2,5/5,1 x 100% = 49,0% dari bahan kering


- Bungkil kelapa= 2,6/5,1 x 100% = 51,0% dari bahan kering
Jadi formula konsentrat terdiri atas:
- Dedak padi = 49/100 x 0,892 x 6 x 1 kg = 3,3 kg
-Bungkil kelapa = 51/100 x 0,919 x 6 x 1 kg = 3,3 kg

Contoh 2:
Seekor sapi perah laktasi, selain hijauan diberikan pula :
Konsentrat sebanyak 8 kg
Kandungan protein kasar 18% dari berat kering (bukan bahan
kering).
Bahan pakan yang tersedia :
dedak padi bahan kering 89,2% dan protein kasar 15,4%
dari bahan kering
bungkil kelapa bahan kering 91,9% dan protein kasar
20,5% dari bahan kering

Formulasikanlah konsentrat tersebut.

Formulasi:
- Protein kasar dedak padi = 89,2/100 x 15,4% = 13,7% dari
berat kering
- Protein kasar bungkil kelapa = 91,9/100 x 20,5% = 18,8% dari
berat kering

- Dedak padi 13,7 0,8


18,0
- Bungkil kelapa 18,8 4,3 +
5,1
- Dedak padi = 0,8/5,1 x 100% = 15,7% dari berat kering
- Bungkil kelapa = 4,3/5,1 x 100% = 84,3% dari berat kering
Jadi Formula konsentrat terdiri atas:
- Dedak padi = 8 x 15,7/100 x 1 kg = 1,3 kg
- Bungkil kelapa = 8 x 84,3/100 x 1 kg = 6,7 kg

3. Metode Eksak (Exact Method)


Metode ini digunakan apabila formula ransum yang diinginkan
terdiri atas sebahagian besar hijauan. Sebagai tambahan digunakan satu
macam jenis konsentrat.
Contoh:
Seekor sapi perah jantan mempunyai bobot badan 250 kg dan
diharapkan mampu mencapai pertambahan bobot badan rata-rata sekitar
0,6 kg per hari. Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri atas 6,3 kg
bahan kering, protein kasar 0,702 kg dan energi TDN 3,78 per hari.
Bahan pakan yang tersedia adalah rumput lapangan sebagai bahan utama
dan tepung jagung sebagai tambahan. Rumput lapangan mengandung
protein kasar 10,2% dari bahan kering, energi TDN 53,0% dan
kandungan bahan kering 15,0%. Tepung jagung mengandung protein
kasar 10,6%, energi TDN 90,0% dan kandungan bahan kering 86,0%.
Formulasikanlah ransum tersebut.
Formulasi:
Untuk memenuhi kebutuhan energi 3,78 kg TDN dibutuhkan
pemberian rumput lapangan sebanyak 3,78/0,53 x 1 kg = 7,13 kg dari
bahan kering atau 100/15,0 x 7,13 kg = 47,5 kg dari bahan segar. Dalam
47,5 kg bahan segar terdapat:
- bahan kering = 7,13 kg dan
- protein kasar = 7,13 kg x 0,102 kg = 0,727 kg

Tabel 7. Kebutuhan dan ketersediaan bahan kering, protein dan TDN


Uraian Bahan Kering Protein Kasar TDN (kg)
(kg) (kg)
Kebutuhan 6,30 0,702 3,78
47,5 kg 7,13 0,727 3,78
rumput
lapangan
Selisih 0,83 0,025 0

 Satu kg rumput lapangan mengandung energi TDN = 3,78/47,5 x 1 kg


= 0,08 kg
 Satu kg tepung jagung mengandung energi TDN dari berat kering
= 86/100 x 90/100 x 1 kg = 0,77 kg
 Dengan demikian 1 kg tepung jagung dalam berat kering
= 0,77/0,08 x 1 kg = 9,63 kg rumput lapangan segar
 Satu kg tepung jagung mengandung bahan kering 0,86 kg.
 9,63 kg rumput lapangan segar mengandung 9,63 x 0,15 kg bahan
kering = 1,44 kg bahan kering
 Perbedaan dalam bahan kering antara 1 kg tepung jagung dengan 9,63
kg rumput lapangan segar adalah = 1,44 – 0,86 kg = 0,58 kg.
 Dalam hal ini, apabila 1 kg tepung jagung menggantikan 9,63 kg
rumput lapangan, maka terdapat kekurangan bahan kering sebanyak
0,58 kg. Sedangkan kelebihan bahan kering dari yang dibutuhkan
apabila ransum hanya rumput lapangan adalah 0,83 kg.
 Bahan kering rumput lapangan sebanyak 0,83 kg adalah ekivalen
dengan 0,83/0,58 x 1 kg = 1,43 kg tepung jagung.
 Dengan demikian, formula ransum yang memenuhi persyaratan
adalah:
- Tepung jagung = 1,43 kg
- Rumput lapangan segar = 47,3 kg – (9,63 x 1,43) kg = 33,5 kg

4. Simultanous Equation Method (x,y method)


Metode ini biasa digunakan untuk ternak non ruminansia, tetapi
dapat juga digunakan untuk ternak ruminansia.

Contoh:
Seekor sapi perah bunting (3 bulan) dan sedang laktasi mempunyai
bobot badan 400 kg. Produksi susu sebesar 15 liter per hari dan kadar
lemak susu 3,5%. Jumlah zat-zat makanan yang dibutuhkan adalah 1932
gram protein kasar dan 8,66 kg energi TDN per hari. Bahan pakan yang
tersedia adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Bahan pakan yang tersedia dan komposisi kimianya


Bahan Pakan Bahan Dari bahan kering (%)
Protein Kasar Energi/TDN
Kering (%)
Dedak padi 89,2 15,4 70,3
Bungkil kelapa 86,9 20,5 78,9
Bungkil kacang 80,6 39,7 80,1
tanah
Rumput gajah 21,5 9,7 56,0

Jumlah rumput gajah yang diberikan ditetapkan sebanyak 2%


bahan kering dari bobot badan. Jumlah dedak padi perhari ditetapkan 4
kg. Kedalam konsentrat di tambahkan 250 gram mineral yang tediri dari
150 gram garam dapur, 50 gram tepung tulang dan 50 gram kapur.
Formulasikan ransum untuk sapi tersebut.
Rumput gajah yang akan diberikan adalah = 2/100 x 400 x 1 kg =
8,0 kg bahan kering atau 100/21,5 x 8,0 kg = 37,2 kg bahan segar.
Dalam 37,2 kg rumput gajah segar terdapat:
- Protein kasar = 37,2 x 0,215 x 0,097 = 0,776 kg
- Energi TDN = 37,2 x 0,215 x 0,56 kg = 4,479 kg
Dalam 4 kg dedak padi terdapat:
- Protein kasar = 4 x 0,892 x 0,154 kg = 0,549 kg
- Energi TDN = 4 x 0,892 x 0,703 kg = 2,508 kg

Tabel 9. Ketersediaan protein kasar dan energi dalam ransum


Uraian Ransum (kg) Protein Kasar Energi TDN
(kg) (kg)
-Rumput gajah 37,2 0,776 4,479
-Dedak padi 4,0 0,549 2,508
-Jumlah 41,2 1,325 6,987
-Kebutuhan 1,932 8,660
Kekurangan - 0,607 1,673
Kekurangan protein kasar dan energi TDN yang dibutuhkan itu
akan dipenuhi dari bungkil kelapa dan bungkil kacang tanah
Misalkan:
X = jumlah bahan kering bungkil kelapa yang diberikan
Y = jumlah bahan kering bungkil kacang tanah yang akan diberikan

Persamaan:
X x 0,205 + Y x 0,397 = 0,607 (protein kasar)
X x 0,789 + Y x 0,801 = 1,673 (energi/TDN)
205 X + 397 Y = 607
789 X + 801 Y = 1,673
161.745 X + 313.233 Y = 478.923
161.745 X + 164.205 Y = 342.965
149.028 Y = 135.958

X = 0,91
Y = 1,20
Jumlah pemberian bungkil kelapa = 1,20 kg bahan kering atau 1,38
dalam berat kering.
Jumlah pemberian bungkil kacang tanah = 0,91 kg bahan kering atau
1,13 kg dalam berat kering.
- Dedak padi = 4,0 kg
- Bungkil kelapa = 1,38 kg
- Bungkil kacang tanah = 1,13 kg
- Mineral = 0,25 kg
__________________________________
Jumlah = 6,76 kg

Dengan demikian formula konsentrat adalah:


- Dedak padi = 4/6,76 x 100% = 59,2%
- Bungkil kelapa = 1,38/6,76 x 100% = 20,4%
- Bungkil kacang tanah = 1,13/6,76 x 100% = 16,7%
- Mineral = 0,25/6,76 x 100% = 3,7%
5. Linear Progamming
Linear programming pada mulanya merupakan suatu metode
penganalisaan kegiatan-kegiatan ekonomi dan sudah sejak lama
digunakan di negara-negara maju. Namun akhir-akhir ini program ini
juga telah digunakan pada bidang peternakan, antara lain untuk
memformulasi ransum ternak yang lebih murah dengan kebutuhan zat-
zat makanan yang terpenuhi (least cost diet). Program ini pada dasarnya
memformulasi suatu ransum ternak dengan meminimalkan harga dalam
batasan-batasan zat-zat makanan yang memenuhi kebutuhan ternak.
Metode ini memerlukan pengetahuan tentang perhitungan simplex
(simplex computation). Untuk memudahkan perhitungan digunakan teori
masalah ganda dimana persamaan dalam bentuk maksimalisasi,
selanjutnya disusun suatu tabel simplex awal. Metode ini menggunakan
komputer dalam analisa perhitungannya. Dewasa ini juga telah banyak
program-program komputer yag memudahkan kita dalam menyusun
ransum, seperti Briil V7, Feedmania dan Winfeed

6. Berdasarkan National Researc Council (NRC)

Tabel 1. Kebutuhan Sapi Laktasi akan Bahan Kering pada 4% FCM


(Fat Corrected Milk)
BB 400 450 500 550 600
Prod ------------------------% Berat Badan
Susu 4% ------------------------------------
FCM
10 2,50 2,40 2,30 2,25 2,20
15 2,80 2,65 2,50 2,45 2,40
20 3,10 2,95 2,80 2,75 2,70
25 3,40 3,25 3,10 3,05 3,00
30 3,70 3,55 3,40 3,30 3,20
35 4,00 3,80 3,60 3,50 3,40

Tabel . 2. Kebutuhan zat-zat makanan untuk hidup pokok induk


laktasi
Bobot Protein M.E. TDN Ca P Vit. A
Badan Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x 1000
(kg) (g) I.U)
350 341 10,76 2,85 14 11 27
400 373 11,90 3,15 15 13 30
450 403 12,99 3,44 17 14 34
500 432 14,06 3,72 18 15 38
550 461 15,11 4,00 20 16 42
600 489 16,12 4,27 21 17 46
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 3. Kebutuhan zat-zat makanan sapi bunting di atas 2 bulan


Bobot Protein M.E. TDN Ca P Vit. A
Badan Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x
(kg) (g) 1000
I.U)
350 642 14,00 3,71 23 16 27
400 702 15,47 4,10 26 18 30
450 763 16,90 4,47 29 20 34
500 821 18,28 4,84 31 22 38
550 877 19,65 5,20 34 24 42
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.
Tabel 4.. Kebutuhan zat-zat makanan induk laktasi untuk produksi 1
kg susu berdasarkan kadar lemak
Kadar Protein M.E. TDN Ca P
Lemak Kasar (Mkal) (kg) (g) (g)
(%) (g)
2,5 72 0,99 0,260 2,40 1,65
3,0 77 1,07 0,282 2,50 1,70
3,5 82 1,16 0,304 2,60 1,73
4,0 87 1,24 0,326 2,70 1,80
4,5 92 1,31 0,344 2,80 1,85
5,0 98 1,39 0,365 2,90 1,90
5,5 103 1,48 0,367 3,00 2,00
6,0 108 1,56 0,410 3,10 2,05
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Contoh:
Sapi Perah BB : 400 kg
Produksi : 15 Kg
Kadar lemak :4%
Susun pakan Sapi Perah tersebut.
Cara susun ransum.
Cari Kebutuhan -------- - Bahan Kering
-Protein Kasar
-TDN
-Ketiganuya berdasarkan hidup pokok dan

Kebutuhan Bahan Kering:--------------- Lihat Tabel 1.


2,8% jadi 2,8/100 x 400 = 11,2 Kg

Kebutuhan TDN ---------------Lihat Tabel 2.


Hidup Pokok = 3,15 kg
Produksi 15 x 0,326 = 4,89 (lihat Tabel 4)
8,04 kg

Kebutuhan Protein Kasar --------------------Lihat Tabel2.

Hidup Pokok ------------------------ = 373 gr


Produksi susu 15 x 87 = 1.305 gr (lihat Tabel 4)
1.678 gr atau 1,678 Kg

Kebutuhan Tersedia dalam Kekurangan (kg)


hijauan (Harus Tersedia
dalam
(KG)
konsentrat)
Bahan Kering 11,200 4,48
(BK)
TDN 8,040 3,521 4,519
Protein Kasar 1,678 0,584 1,094
(PK)
Ratio Persentase protein = 1,094/4,48 x 100 % = 24,42 %

Pakan yang akan disusun 60 % hijauan dan 40% konsentrat

Hijauan --------- BK = 60/100 11,2 = 6,72 kg jadi dalam


konsentrat 11,2 – 6,72 = 4,48 kg
Bila rumput yang diberikan rumput Gajah
Komposisi : Bahan Kering 22,2% PK 8,69% TDN 52,4%
(lihat Tabel MKn Ternak)

Jadi rumput gajah segar = 6,72/0,222 = 30,27 kG


Protein Kasar dari rumput sebanyak 30,27 Kg = 30,27 x 0,222 x
0,0869 = 0,584 kg
TDN dari rumput gajah = = 30,27 x 0,222 x 0,524 = 3,521kg

Kekurangan akan dipenuhi olehkonsentrat.


Susun konsentrat berdasarkan metode square method

Bungkil kelapa 21,3 11,42 =11.42/14,54 x 100% = 78,54%


24,42

Dedak 13 3,12 = 3,12/14,54 x 100% = 21,46 %


14,54

Bunkil Kelapa = 78,54/100 x 4,48 Kg = 3,52 Kg


Dedak = 21,46/100 x 4,48 Kg = 0,96 KG

Jadi Ransum : Rumput Gajah 30,12 kg


Bungkil kelapa 3,52 Kg
Dedak 0,96 KG

Atau lebih Akurat Pakai Simultanous Equation Method (x,y


method)
X = Jumlah bahan kering bungkil kelapa
Y = Jumlah bahan kering dedak
0,213 x + 0,13 y = 1,094 ( Prot Kasar )
0,787x = 0,679 y = 4,519 (TDN)

213 x + 13 y = 1094
787x + 679 y = 4519

167631x + 10231y = 860978


167631x + 144627y = 962547
134396 y = 101569

Y = 0,76

213 x + 13 y = 1094
213 x + 13 x 0,76 = 1094
213 x + 9,88 = 1094
213 x = 1094 -9,88
213 x = 1084,12

X= 1084,12/213 = 5,09

Jadi Ransum = Bungkil kelapa = 5,09 / 0,886 = 5,75KG


Dedak = 0,76/0,87 = 0,87 Kg
Rumput Gajah 30,12 Kg

FREKUENSI PEMBERIAN RANSUM


Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
frekuensi pemberian ransum yang semakin sering dilakukan akan
memberikan hasil yang lebih baik. Pemberian ransum yang biasa
dilakukan adalah dua kali sehari semalam. Konsentrat hendaknya
diberikan setengah jam sebelum pemerahan, agar sapi memperoleh
energi ketika diperah, atau ketika pemerahan berlangsung tetapi
pemberiannya cukup sedikit saja, agar sapi menjadi tenang ketika
diperah. Sementara hijauan diberikan sesudah pemerahan. Apabila
hijauan diberikan sebelum pemerahan, dikhawatirkan bau hijauan dapat
mencemari susu yang akan diperah.

KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN SAPI PERAH

Kebutuhan sapi perah akan zat-zat makanan dapat dibagi atas 3


bagian menurut efisiensi penggunaannya sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk hidup pokok (maintenance)
2. Kebutuhan untuk produksi susu
3. Kebutuhan untuk pertumbuhan
Angka kebutuhan untuk hidup semata tergantung kepada bobot
badan, semakin bertambah bobot badan sapi maka akan semakin
bertambah pula kebutuhannya akan zat makanan. Kebutuhan untuk
produksi susu selalu disesuaikan dengan jumlah produksi susu dan kadar
lemaknya. Dalam praktek sehari-hari, untuk memenuhi kedua kebutuhan
tersebut biasanya peternak mendasari penyusunan ransum atas rata-rata
bobot badan sapi dan rata-rata produksi dari peternakan dimaksud, yang
dibedakan hanyalah jumlahnya untuk tiap-tiap individu.
Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri atas air, karbohidrat,
protein, lemak dan mineral.
Air
Air bagi seekor sapi perah memegang peranan penting, terutama
untuk sapi betina yang sedang laktasi. Fungsi air antara lain adalah
sebagai berikut:
o Sebagai pengatur temperatur tubuh
o Sebagai alat transportasi zat-zat makanan dalam tubuh
o Sebagai alat pengantar listrik yang baik, karena memiliki daya
ionisasi yang besar
o Sebagai pelicin sendi-sendi tubuh
Kebutuhan akan air dapat dipenuhi dari:
o Air minum yang diberikan sehari-hari
o Air yang terkandung dalam hijauan yang dikonsumsi
o Air yang berasal dari proses pencernaan tubuh
Kebutuhan sapi akan air erat hubungannya dengan kebutuhan akan
bahan kering dalam ransumnya. Umumnya kebutuhan akan bahan kering
dalam ransum berkisar antara 2 – 4% dari bobot badan, jadi kebutuhan
akan air per kg bahan kering berkisar antara 3 – 6 liter. Sapi yang sedang
laktasi membutuhkan 4 – 6 liter air per kg bahan kering ransum.
Kebutuhan sapi perah akan air berkisar antara 30 – 50 liter sehari.
Sebaiknya kepada sapi perah air diberikan secara ad libitum.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh
ternak. Kebutuhan sapi akan energi dapat dipenuhi dari hijauan dan
konsentrat. Karbohidrat merupakan sumber energi yang dibutuhkan
untuk hidup pokok, berproduksi dan untuk pertumbuhan.

Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak juga menyumbang energi bagi
ternak. Lemak yang terkandung dalam ransum tidak boleh terlalu tinggi,
karena dapat menganggu pencernaan. Lemak banyak dikandung oleh
bahan makanan penguat (konsentrat) seperti bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah dan lain-lain.

Protein
Protein merupakan zat makanan yang harus dikandung oleh bahan
makanan bagi ternak perah. Anak sapi memerlukan protein untuk
pertumbuhannya, jika kekurangan pertumbuhannya akan terganggu.
Sapi dewasa memerlukan protein untuk memelihara jaringan tubuhnya.
Sapi laktasi akan terganggu produksinya jika ransum yang dikonsumsi
kekurangan protein. Protein berasal dari asam amino. Asam amino yang
dapat disintesa di dalam tubuh ternak dikenal dengan asam amino non-
esensial, sedang yang tidak dapat disintesa disebut asam amino esensial.
Protein yang dibutuhkan ternak dinyatakan dalam protein kasar dan
protein dapat dicerna.

Vitamin
Vitamin adalah zat yang sangat sedikit dibutuhkan oleh ternak,
akan tetapi harus ada di dalam ransumnya. Sapi sering mengalami
defisiensi vitamin tertentu.
Vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh ternak meliputi:
Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin A. Vitamin ini banyak terdapat pada hijauan segar. Ternak yang
kekurangan vitamin ini akan menurun produksi susunya, jika
berlarut-larut ternak akan terkena Xeropthalmia (sakit mata).
Vitamin D. Vitamin ini merupakan vitamin antirachitis. Ternak tidak
akan kekurangan vitamin ini jika cukup mendapat sinar matahari
pagi.
Vitamin E. Vitamin ini dikenal sebagai antisterilitas. Ternak yang
kekurangan vitamin ini akan susah mendapat keturunan.
Vitamin K. Sebahagian besar bahan makanan yang diberikan pada
ternak cukup mengandung vitamin ini.
Vitamin yang larut dalam air
Hewan pemamah biak (ruminansia) dapat mensintesa vitamin ini,
sehingga kebutuhan akan vitamin ini dapat terpenuhi dengan sendiri.

Mineral
Rangka tubuh ternak terutama tersusun atas Calcium dan Phospor.
Mineral ini sangat diperlukan oleh anak yang sedang tumbuh, ternak
betina yang bunting dan yang sedang laktasi. Sapi perah yang sedang
bunting membutuhkan 10 – 15 gram Ca dan P tiap 100 kg bobot
badannya, sementara sapi perah yang sedang laktasi membutuhkan 15 –
20 gram per 100 kg bobot badan.
Garam dapur (NaCl) banyak diperlukan oleh sapi perah. Mineral-
mineral ini sangat penting untuk menjaga elastisitas tubuh. Sapi perah
membutuhkan 7,5 gram garam dapur per 100 kg bobot badan. Sapi yang
kekurangan mineral ini akan terlihat sering menjilati dinding, jika
berkelanjutan akan mengakibatkan turunnya nafsu makan sehingga
dapat mengganggu produksi susu. Berikut ini disajikan beberapa tabel
tentang kebutuhan zat-zat makanan untuk sapi perah berdasarkan masa
pertumbuhan, jenis kelamin dan bobot badannya.

Tabel 10. Kebutuhan zat-zat makanan pedet betina dan jantan


Bobot PBB Protein ME TDN Ca P
Vit. A
Badan (g/hari) Kasar (Mkal) (g) (g)
(x
(kg) (g) 1000
I.U)
50 300 150 3,91 1,01 9 6 2,1
400 176 4,36 1,12 9 6 2,1
500 189 4,82 1,23 10 6 2,1
600 221 5,01 1,29 11 7 2,1
700 243 5,36 1,35 12 7 2,1
75 300 232 5,17 1,37 11 7 3,2
400 254 5,56 1,46 12 7 3,2
500 275 5,96 1,55 13 7 3,2
600 296 6,36 1,64 14 8 3,2
700 318 6,71 1,72 15 8 3,2
800 341 7,08 1,80 16 8 3,2
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 11. Kebutuhan zat-zat makanan sapi dara

Bobot PBB Protein M.E. TDN Ca P Vit. A


Badan (g/hari) Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x
(kg) (g) 1000
I.U)
100 300 317 6,27 1,69 14 7 4,2
400 336 6,78 1,81 15 8 4,2
500 360 7,17 1,89 16 8 4,2
600 380 7,64 2,00 17 9 4,2
700 402 8,09 2,10 18 9 4,2
800 426 8,47 2,18 19 10 4,2
150 300 433 8,44 4,30 16 10 6,4
400 455 8,90 3,40 17 11 6.4
500 474 9,42 2,52 17 11 6.4
600 491 9,97 2,64 18 11 6.4
700 510 10,49 2,76 19 12 6,4
200 300 533 10,44 2,85 18 12 8,5
400 571 11,20 3,04 19 13 8,5
500 586 11,86 3,19 20 13 8,5
600 604 12,39 3,31 21 14 8,5
700 620 13,01 3,45 21 14 8,5
250 300 610 12,05 3,30 20 15 10,6
400 665 13,15 3,59 21 15 10,6
500 678 13,81 3,74 22 16 10,6
600 689 14,57 3,91 22 16 10,6
700 704 15,20 4,05 23 17 10,6
800 719 15,82 4,19 23 17 10,6
300 300 671 13,64 3,74 20 15 12,7
400 713 14,80 4,03 22 17 12,7
500 746 15,69 4,25 23 17 12,7
600 755 16,49 4,43 23 17 12,7
700 771 17,07 4,56 24 18 12,7
800 782 17,83 4,73 24 18 12,7
400 500 891 19,24 5,23 27 21 17,0
600 902 20,00 5,40 27 21 17,0
700 910 20,84 5,59 28 22 17,0
800 921 21,60 5,76 28 22 17,0
900 932 22,36 5,93 28 22 17,0
1000 947 22,93 6,06 29 23 17,0
450 200 762 17,20 4,71 23 19 19,1
400 868 19,90 5,41 27 21 19,1
600 898 21,83 5,86 28 22 19,1
800 914 23,52 6,24 28 22 19,1
1000 934 25,08 6,59 29 23 19,1
500 100 740 16,90 4,63 22 18 21,2
300 855 19,83 5,39 25 21 21,2
500 941 22,22 6,00 28 23 21,2
700 967 23,60 6,31 29 23 21,2
900 973 25,56 6,75 29 23 21,2
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 12. Kebutuhan zat-zat makanan sapi jantan muda

Bobot PBB Protein M.E. TDN Ca P Vit. A


Badan (g/hari) Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x
(kg) (g) 1000
I.U)
100 500 361 7,17 1,89 16 8 4,2
600 381 7,64 2,00 17 9 4,2
700 403 8,09 2,10 18 9 4,2
800 427 8,47 2,18 19 10 4,2
150 500 476 9,42 2,52 18 11 6,4
600 497 9,91 2,63 19 11 6,4
700 520 10,30 2,72 20 12 6,4
800 539 10,84 2,84 21 13 6,4
900 555 11,47 2,98 21 13 6,4
1000 583 11,73 3,04 22 13 6,4
200 500 602 11,46 3,10 22 13 8,5
600 622 12,01 3,22 21 14 8,5
700 640 12,59 3,35 21 14 8,5
800 660 13,07 3,46 22 15 8,5
900 688 13,52 3,56 23 16 8,5
1000 702 14,05 3,68 23 16 8,5
250 500 684 13,44 3,65 22 16 10,6
600 702 14,00 3,78 23 16 10,6
700 718 14,62 3,92 23 17 10,6
800 736 15,20 4,05 24 17 10,6
900 753 15,78 4,18 25 17 10,6
1000 778 16,13 4,26 25 18 10,6
300 500 777 15,45 4,21 24 18 12,7
600 800 16,13 4,27 25 19 12,7
700 811 16,89 4,54 26 19 12,7
800 827 17,51 4,68 26 19 12,7
900 845 18,09 4,81 27 19 12,7
1000 862 18,7 4,97 27 20 12,7
350 500 828 17,27 4,70 25 19 14,8
600 863 18,13 4,91 26 20 14,8
700 873 19,93 5,09 27 20 14,8
800 887 19,60 5,24 27 20 14,8
900 903 20,22 5,38 28 21 14,8
1000 917 20,89 5,53 28 21 14,8
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 13. Kebutuhan zat-zat makanan sapi jantan dewasa

Bobot Protein M.E. TDN Ca P Vit. A


Badan Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x 1000
(kg) (g) I.U)
500 673 15,95 4,37 20 15 21
600 766 18,29 5,01 23 17 25
700 852 20,52 5,62 26 19 30
800 942 22,52 6,17 29 21 34
900 1017 24,79 6,79 31 23 38
1000 1093 26,83 7,35 34 25 42
1100 1169 28,84 7,90 36 27 47
1200 1244 30,77 8,43 39 29 51
1300 1316 32,67 8,95 41 31 55
1400 1386 34,49 9,45 43 33 59
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 14. Kebutuhan zat-zat makanan untuk hidup pokok induk


laktasi

Bobot Protein M.E. TDN Ca P Vit. A


Badan Kasar (Mkal) (kg) (g) (g) (x 1000
(kg) (g) I.U)
350 341 10,76 2,85 14 11 27
400 373 11,90 3,15 15 13 30
450 403 12,99 3,44 17 14 34
500 432 14,06 3,72 18 15 38
550 461 15,11 4,00 20 16 42
600 489 16,12 4,27 21 17 46
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Tabel 15. Kebutuhan zat-zat makanan sapi bunting di atas 2 bulan

Bobot Protein M.E. TDN Ca P


Vit. A
Badan Kasar (Mkal) (kg) (g) (g)(x
(kg) (g) 1000
I.U)
350 642 14,00 3,71 23 16 27
400 702 15,47 4,10 26 18 30
450 763 16,90 4,47 29 20 34
500 821 18,28 4,84 31 22 38
550 877 19,65 5,20 34 24 42
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.
Tabel 16. Kebutuhan zat-zat makanan induk laktasi untuk
produksi 1 kg susu berdasarkan kadar lemak

Kadar Protein M.E. TDN Ca P


Lemak Kasar (Mkal) (kg) (g) (g)
(%) (g)
2,5 72 0,99 0,260 2,40 1,65
3,0 77 1,07 0,282 2,50 1,70
3,5 82 1,16 0,304 2,60 1,73
4,0 87 1,24 0,326 2,70 1,80
4,5 92 1,31 0,344 2,80 1,85
5,0 98 1,39 0,365 2,90 1,90
5,5 103 1,48 0,367 3,00 2,00
6,0 108 1,56 0,410 3,10 2,05
PBB: Pertambahan Bobot Badan; ME: Metabolizible Energi; TDN:
Total Digestible Nitrogen.

Penaksiran Bobot Badan


Jumlah zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk hidup pokok sapi
perah didasarkan pada bobot badan. Bobot badan sapi perah maupun
ternak lainnya dapat diketahui dengan tepat dengan menggunakan
timbangan. Akan tetapi besar kemungkinan timbangan tersebut tidak
dimiliki oleh peternakan rakyat. Cara lain yang dapat digunakan untuk
menaksir bobot badan seekor ternak adalah dengan menggunakan alat
ukur, meskipun hasilnya tidak setepat jika menggunakan timbangan.
Alat ukur yang sudah lazim digunakan adalah tongkat ukur dan pita
ukur. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengukur lingkar dada sapi.
Hasil dari pengukuran tadi dituangkan dalam suatu persamaan regresi.
Lingkar dada sapi mempunyai hubungan yang erat dengan bobot badan
sapi. Ada pula pita ukur yang telah dilengkapi dengan bobot badannya,
sehingga kita tidak perlu lagi mencari dengan menggunakan rumus.
Persamaan tersebut dikemukakan oleh Sutardi (1983) sebagai berikut:

Sapi Perah Jantan: B = 101,1 – 2,493 L + 0,02317 L2

Sapi Perah Betina: B = 601,8 – 9,033 L + 0,04546 L2
Keterangan: B = Bobot badan (kg)
L = Lingkar dada (cm)

Untuk sapi perah betina yang memiliki lingkar dada di atas 160 cm
sebaiknya menggunakan rumus:
W = (L + 22)2
100
Keterangan: W = Bobot badan (kg)
L = Lingkar dada (cm)
Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan mengatur terlebih
dahulu posisi berdiri sapi perah itu dengan tegak, sehingga keempat
kakinya terletak dalam segi empat di atas bidang datar.

Anda mungkin juga menyukai