Anda di halaman 1dari 9

11.

1 KARAKTERISTIK PENDAPATAN

Pengertian pendapatan

Pendapatan bukanlah istilah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Semua orang dari
segala usia, status sosial, ekonomi dan budayapasti pernah mendengar atau bahkan
mengucapkan kata pendapatan. Di Indonesia, ada cukup banyak terminologi yang dikaitkan
dengan pendapatan. Seperti misalnya pendapatan keluarga, pendapatan masyarakat,
pendapatan per kapita, pendapatan daerah, hingga pendapatan negara. Meskipun istilah
pendapatan sering kita dengar dan ucapkan, namun tak jarang orang akan kebingungan ketika
ditanya “Apa itu pendapatan?”

Pendapatan berasal dari kata dasar “dapat”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya). Pengertian pendapatan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan definisi pendapatan secara umum. Pada
perkembangannya, pengertian pendapatan memiliki penafsiran yang berbeda-beda tergantung
dari latar belakang disiplin ilmu yang digunakan untuk menyusun konsep pendapatan bagi
pihak-pihak tertentu.

Setidaknya terdapat dua disiplin ilmu yang memiliki penafsiran tersendiri mengenai
pengertian pendapatan. Disiplin ilmu yang pertama adalah Ilmu Ekonomi sedangkan yang
kedua adalah disiplin Ilmu Akuntansi. Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah
nilai maksimum yang dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode dengan
mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian
pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran
terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pengertian pendapatan menurut
Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup kemungkinan perubahan


lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah
nilai statis pada akhir periode. Secara sederhana, pengertian pendapatan menurut Ilmu
Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang
bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Sedikit berbeda dengan pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi, pengertian


pendapatan menurut Ilmu Akuntansi memiliki cukup banyak konsep yang diperoleh dari
berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai
sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan terarah. Pada dasarnya,
pengertian pendapatan menurut Ilmu Akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang,
yaitu:

1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
inflow of net asset.

2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.

Untuk mengetahui pengertian pendapatan, kita juga bisa menyimak pengertian pendapatan
menurut para ahli. Menurut M. Munandar, pengertian pendapatan adalah suatu pertambahan
aset yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena penambahan
modal dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aset yang disebabkan karena
bertambahnya liabilities. Pengertian pendapatan menurut M. Munandar ini tidak jauh berbeda
dengan pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi.

Sementara itu, pengertian pendapatan menurut Zaki Baridwan adalah aliran masuk atau
kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya)
selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,
atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Pengertian pendapatan
Zaki Baridwan ini hampir sama dengan pengertian pendapatan menurut Ilmu Akuntansi.

A. Klasifikasi Pendapatan

Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan
non operasional. Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan
barang dagangan, produk, atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau
yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi)
pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan
dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan
kegiatannya.

Pendapatan operasional berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Pendapatan operasional dapat


diperoleh dari dua sumber:

1. Penjualan kotor yaitu semua hasil penjualan barang atau jasa sebelum dikurangi
dengan potongan yang menjadi hak pembeli.
2. Penjualan bersih yaitu hasil penjualan yang sudah dikurangi dengan biaya potongan
yang menjadi hak pembeli.

Sedangkan pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan


dalam periode tertentu, tetapi bukan diperoleh dari kegiatan utama atau operasional
perusahaan (di luar usaha pokok). Pendapatan non operasional diperoleh dari kegiatan
sampingan yang bersifat insidentil. Jenis pendapatan non operasional dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yakni:

1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan
oleh pihak lain. Contohnya pendapatan bunga, sewa, dan royalti.

2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva di luar barang dagangan atau hasil
produksi. Contohnya penjualan surat-surat berharga dan penjualan aktiva tak
berwujud.

Dalam mengatur pendapatan perusahaan, pemisahan atau pembagian sumber pendapatan


sesuai dengan klasifikasi pendapatan perlu dilakukan. Hal ini memiliki tujuan agar dapat
diperoleh ketepatan dalam mengambil keputusan bagi pihak eksternal perusahaan, terutama
para pemakai laporan keuangan.

11.2 PENGUKURAN PENDAPATAN

Sejumlah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba. Laba sendiri
merupakan kelebihan pendapatan atas beban pengeluaran yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Untuk bisa menghasilkan laba, suatu perusahaan harus memiliki pendapatan
yang lebih besar dibandingkan dengan beban yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut.

Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah hasil penerimaan
dana yang dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima ataupun yang dapat
diterima. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23, nilai wajar yang
dimaksud adalah jumlah dimana suatu aset dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Masih menurut PSAK 23, pendapatan dapat timbul melalui peristiwa-peristiwa ekonomi
berikut ini:

1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa

3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

1. Cash Equivalent

Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang
sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar
terjadi.

2. Nilai setara kas

Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang
dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.

3. Harga dibawah harga pasar

Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.

4. Harga pasar

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya
penyerahan produk.

5. Harga kesepakatan

Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah
penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

11.3 PEMBENTUKAN DAN REALISASI PENDAPATAN

Terdapat dua konsep yang erat hubungannya dengan proses pendapatan, yakni konsep proses
pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization
Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukan pendapatan (Earning Process) adalah suatu konsep tentang terjadinya


pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai hasil akan selalu memberikan kontribusi terhadap hasil
akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan kegiatan produksi. Kegiatan operasi yang dimaksud dalam pengertian di atas
adalah kegiatan yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan piutang.

2. Proses realisasi pendapatan (Realization Process)

Proses realisasi pendapatan (Realization Process) adalah proses pendapatan yang terhimpun
atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas kontrak penjualan. Proses
realisasi pendapatan (Realization Process) dimulai sejak tahap terakhir kegiatan produksi
yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika kontrak
penjualan mendahului produksi barang atau jasa, maka pendapatan belum dapat dikatakan
terjadi karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.

11.4 PENGAKUAN PENDAPATAN

Secara umum, terdapat dua kriteria pendapatan yang dapat dijadikan pedoman dalam
pengakuan pendapatan:

1. Telah direalisasi (realized)

Pendapat akan diakui apabila telah terjadi transaksi pertukaran antara barang yang dihasilkan
perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Dengan kata lain, pendapatan akan
diakui setelah adanya kepastian akan segera terealisasi (realizable), dimana barang hasil
pertukaran dapat segera diubah (dikonversi) menjadi kas atau klaim untuk menerima kas.
Syarat barang yang mudah dikonversi adalah:

a. Memiliki harga per unit yang pasti dan barang tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan
bentuk dan ukuran barang, misalnya emas.

b. Mudah dijual tanpa memerlukan biaya yang besar.

2. Pendapatan telah terbentuk

Pendapatan akan diakui apabila kegiatan menghasilkan barang dan jasa telah berjalan dan
secara substansial telah selesai.

 Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat
diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting
Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini
yaitu: “Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi
sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam
laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.

Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat,
yaitu :

1.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

2.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi

3.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan

4.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP
memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu
sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak selesai.
Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan
pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode
ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga
laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.

Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa
digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.

 Pegukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:
a. Metode biaya ke biaya (cost to cost method)

Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan.

b. Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)

Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah,
jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini
diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.

 Pengeluaran keluaran (output measure)

Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil
kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

a. Metode kontrak selesai (completed contract method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya
selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana
pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai
harus digunakan hanya:

1)    Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,

2)    Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
dipenuhi, atau

3)    Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan
berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika metode
perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk


dalam criteria;

1)    Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,

2)    Biaya pemasaran yang tidak besar,


3)    Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi
tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.

Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal
yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi
produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

a. Harga produk sekarang sudah lebih pasti.


b. Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni
pertukaran telah terjadi.
c. Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang
paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
d. Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya
pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.

Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dlam
bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling
menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan
masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau piutang. 

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.


Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih
perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang
melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya,
perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hamper
bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam
pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya
penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan
yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang. 
Daftar Pustaka

https://sg.docworkspace.com/d/sIOyU3dcssdiQjQY

https://id.scribd.com/doc/282789630/KONSEP-PENDAPATAN

Anda mungkin juga menyukai