Anda di halaman 1dari 12

Metode dan Model Pembelajaran Matematika 1

MODUL
Metode dan
Model
Pembelajaran
Matematika

Najma Aziza
(2619116)

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 2

Mata pelajaran matematika umumnya hanya mengandalkan metode


konvensional berupa penjelasan yang dijabarkan oleh guru, dan siswa hanya
mencatat atau menghafal rumus/konsep. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan
berbagai metode dan model pembelajaran yang efektif, agar pembelajaran
matematika dapat berjalan dengan menarik dan juga mudah dipahami oleh siswa.
Modul ini meringkas berbagai metode dan model pembelajaran matematika, yang
dapat membantu guru untuk memilih metode dan model pembelajaran yang tepat
dan efektif.

A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan bentuk nyata dari sebuah strategi
pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran menggambarkan
kegiatan belajar yang lebih spesifik dalam menunjang suatu strategi yang telah
ditetapkan. Hal ini sebagaimana pendapat Sanjaya (dalam Indrawati, 2011: 12)
bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sudah direncanakan, atau
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Langkah-langkah cara pembelajaran disusun secara terurut
sesuai dengan sintak pembelajaran dan strategi pembelajaran. Setiap langkah
pembelajaran saling terkait satu dengan yang lain sehingga mampu
menggambarkan suatu pembelajaran yang jelas dan mampu mem fasilitasi
siswa dalam memahami materi atau konsep pelajaran.
8 Metode Pembelakaran Matematika
1. Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi denagn
lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan
berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari
pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan
sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Gambaran pengajaran matematika dengan metode ceramah adalah
sebagai berikut. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dari

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 3

rumus diberikannya. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan


sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan
dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh
murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh
guru.
2. Metode Ekspositori
Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal
terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan
pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada
metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga
dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya
bersama dengan temannya, atau disuruh membuatnya di papan tulis
3. Metode Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu
proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik.
Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekadar
memberikan pengetahuan yang sudah diterimabegitu saja oleh peserta
didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai
tujuan. Dalam metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari
guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat
muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan
menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar
mengajar dengan metode ekspositori.
Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi
pelajaran masih ditentukan oleh guru. Dalam metode tanya jawab,
pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 4

berpikir siswa / peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk
mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan.
5. Metode Penugasan
Metode tugas mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya
pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-
suruhan guru seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas
insiatif murid setelah disetujui oleh guru.
6. Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di
dalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-
variabel yang dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti dalam suatu
eksperimen adalah pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain.
7. Metode Drill
Menurut Nana Sudjana (1989:87), metode drill adalah suatu
kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-
sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu penyempurnaan suatu
keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Padaumumnya metode ini
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa
yang telah dipelajari. Ciri khas metode ini adalah kegiatan berupa
pengulangan yang berkali-kali dari suatu kegiatan yang sama. Bila situasi
belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang
berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
8. Metode Penemuan
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan
pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih
mengutamakan proses daripada hasil belajar. Dalam metode ini tidak berarti
sesuatu yang ditemukan oleh peserta didik (siswa) benar-benar baru sebab
sudah diketahui oleh orang yang lain.
B. Model Pembelajaran
Model merupakan suatu istilah yang berhubungan, rancangan, atau pola.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, model merupakan suatu pola (ragam,

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 5

acuan, dan sebagainya) dari sebuah hal yang ingin dibuat atau dihasilkan. Istilah
model dalam lingkup proses pembelajaran diartikan sebagai suatu pola, yang
memberikan nuansa pembelajaran agar berlangsung secara optimal.
Memahami model pembelajaran dapat dilakukan dengan mengenal ciri
cirinya. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2006: 199)
mengemukakan lima ciri-ciri model pembelajaran, yakni sebagai berikut.
1. Berdasarkan Teori Pendidikan dan Teori Belajar dari Para Ahli Tertentu
2. Mempunyai Misi atau Tujuan Tertentu
3. Dapat Dijadikan Pedoman untuk Perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas
4. Memiliki Sintak Pembelajaran
5. Membuat Persiapan Mengajar

20 Macam Model Pembelajaran Matematika

1. Model Problem Based-Learning


Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan
suatu pembelajaran yang dimulai dengan menghadapkan siswa, kepada
suatu permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata dan menuntunnya
untuk dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah tersebut melalui
kegiatan atau pengalaman belajar yang dilakukan selama proses
pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model
pembelajaran yang dimana siswa dibimbing melakukan kegiatan dengan
memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.
3. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 6

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Suherman, terdapat 7 prinsip


utama dalam pembelajaran kontekstual, yaitu:
1. Kontruktivisme (Contructivism)
2. Menemukan (Inquiry)
3. Bertanya (Questioning)
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
5. Pemodelan (Modeling)
6. Refleksi (Reflecsion)
7. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment).
4. Model Realistic Mathematics Education
Teori ini mengacu kepada pendapat Freudental dalam (Hobri: 164)
yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan
matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus
dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
5. Model Pembelajaran Open Ended
Model pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang
memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan/pengalaman menemukan, menggali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik.
6. Model Pembelajaran Eksploratif
Pembelajaran eksploratif adalah pembelajaran yang menekankan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang diawali dengan kegiatan
memahami masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, membangun
conjecture, menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya,
kemudian membuat kesimpulan yang logis berdasarkan fakta-fakta yang
diketahui dan telah ditemukan.
7. Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization Intellectually
(SAVI)
Pendekatan Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI)
diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Meier mengemukakan bahwa

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 7

manusia memiliki empat dimensi yakni: tubuh atau somatis (S),


pendengaran atau auditory (A), penglihatan atau visual (V), dan pemikiran
atau intelektual (I).
8. Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran yang


berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Peserta didik difasilitasi untuk
membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan apa yang telah dipahami
dengan mengkomunikasikan ide yang dimiliki. Menurut Wahyuni, (2006:
5) “konstruktivisme merupakan suatu rujukan belajar yang memandang
bahwa pengetahuan itu harus dibangun oleh pembelajar sendiri, sehingga
belajar dipandang suatu proses aktif yang dilakukan oleh pembelajar”.

9. Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)


Newell dan Simon menyatakan bahwa “Mends-Ends Analysis
merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua
atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-
masing tujuan tersebut.
10. Model Project-Based Learning
Model Pembelajaran project based learning (PJBL) adalah pengerak
yang unggul untuk membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik
multidipliner, mengelola bujet, mengunakan sumber-sumber yang terbatas
secara efektif dan bekerja dengan orang lain.
11. Model Pembelajaran Investigasi Matematika
Soedjadi menyatakan bahwa model belajar “investigasi” sebenarnya
dapat dipandang sebagai model belajar “pemecahan masalah” atau model
“penemuan”.
12. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah Student
Team Achievement Divisions atau biasa yang disingkat dengan STAD. Tipe
ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan model pembelajaran yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 8

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang


maksimal.
13. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
merupakan suatu model pembelajaran yang terstruktur seperti halnya
Struktur Pengajaran Matematika (SPM). Ada lima langkah dalam model
pembelajaran MMP ini, yaitu review, pengembangan, latihan terkontrol,
kerja mandiri dan proyek/ pekerjaan rumah.
14. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
model pembelajaran yang menggunakan kerjasama tim atau pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok. Model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) ini juga merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama
diantara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ini bertujuan agar peserta
didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan
cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengemukakan pendapat.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) ini mampu membantu peserta didik memahami
konsep yang sulit, mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,
bekerjasama, dan saling membantu teman belajar. Hal ini menyebabkan
peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan prestasi peserta didik dan menimbulkan dampak yang positif
bagi peserta didik.
15. Model Situation-Based Learning (SBL)
Situation Based Learning (SBL) merupakan adaptasi model
pembelajaran
Situated Creation Problem-Based Instruction (SCPBI) yang berkembang di
negara Cina. Tujuan dari SBL adalah untuk melatih kemampuan siswa

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 9

dalam mengajukan pertanyaan dan kemudian meningkatkan kemampuan


siswa untuk menggabungkan antara mengajukan masalah, memahami
masalah dan memecahkan masalah dari sudut pandang matematika.
Tahapan model pembelajaran SBL diantaranya Creating
mathematics situations (membuat situasi matematika), posing mathematics
problem (mengajukan masalah matematika), solving mathematics problem
(memecahkan masalah matematika) dan applying mathematics (aplikasi
konsep matematika).
16. Model-Model Pembelajaran Teams-Games Tournament (TGT)
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah
satu metode pembelajaran yang dapat digunakansehingga pembelajaran
lebih variatif dan menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Kooperatif
menekankan pada permainan dan kerjasama dengan cara membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam pembelajaran Kooperatif siswa
dibagi atas beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa.
17. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Metode pembelajaran creative problem solving (CPS) adalah suatu
metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan
keterampilan memecahkan masalah yang diikuti dengan penguatan
ketrampilan.
18. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Think-Talk-Write (TTW) merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kreativitas
siswa dalam berpikir kritis, berkarya dan berkomunikasi secara aktif melalui
diskusi kelompok, presentasi.
19. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu model
pembelajaran yang diawali dengan guru memberikan masalah yang
berhubungan dengan pelajaran dan siswa diminta memikirkan masalah
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat (Think), kemudian persoalan
tersebut diselesaikan siswa secara berpasangan (Pair), selanjutnya salah satu

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 10

pasangan siswa diminta untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang hasil
kerjanya dan dilanjutkan untuk pasangan yang lain (Share).
20. Model Pembelajaran Role Playing
Penerapan model role playing dapat digunakan guru untuk
mempermudah siswa dalam memahami bagaimana menyelesaikan soal
cerita dengan berperan langsung dalam penyelesaiannya sesuai dengan soal
yang ada. Karena model role playing merupakan model yang diarahkan
untuk memecahkan masalah secara langsung yang berhubungan dengan
kehidupan peserta didik. Jadi, peserta didik tidak akan kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan dalam soal yang ada.
21. Model Pembelajaran Induktif
Model pembelajaran induktif-deduktif adalah model pembelajaran
yang memadukan model pembelajaran induktif dengan model pembelajaran
deduktif. Model pembelajaran indutif dimulai dengan contoh-contoh untuk
memahami suatu konsep, model pembelajaran deduktif dimulai dari kaidah
konsep (concept rule) kemudian menunjukkan contoh-contoh pembuktian
dari konsep. Model pembelajaran induktif-deduktif diawali dengan contoh-
contoh dengan tujuan supaya siswa dapat mengidentifikasi,
membedakankemudian mengintepretasi, menggeneralisasi dan akhirnya
mengambil kesimpulan. Kemudian secara deduktif siswa dapat memberikan
contoh dari generalisasi.
22. Model Pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS)
DLPS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah
dengan penekanan pencarian penyebab utama timbulnya masalah. Model
DLPS diharapkan siswa mampu merancang serta menerapkan solusi dari
suatu permasalahan matematika dan dapat membuktikan kebenarannya
dalam suatu penyelesaian masalah. Model DLPS salah satu metode variasi
dari pemecahan masalah diharapkan siswa dapat berfikir dengan kreatif
sehingga dapat meningkatkan kemampuan penalarannya. Penggunaan
metode pembelajaran DLPS yang tepat diharapkan dapatMenurut Shoimin

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 11

(2013:68) model pembelajaran DPLS dikenal sebagai metode pengambilan


keputusan meningkatkan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Bahan Belajar Mandiri (BBM 6). Metode Pembelajaran Matematika Bermain
Sambil Belajar dan Penemuan dalam Matematika

Dahlia. (2017). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VB SDN 78 Pekanbaru” dalam
Jurnal Primary, Vol. 6 No. 1. Riau: Univeristas Riau.

Dipray, Nugrah Wahyu. (2015). “Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share


(TPS) pada Mata Diklat Membaca Gambar Teknik unruk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMKN 7 Surabaya” dalam Jurnal JPTM Vol. 4 No. 1.

Erman, Suherman. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning. Jakarta: Depdiknas.

Fatmawati. (2015). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatof pada Mata


Pelajaran Matematika berdasarkan Kurikulum 2013 di Kelas VII SMPN Banjarmasin”
dalam Jurnal JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2.

Fitriani. (2006). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa SMA melalui Strategi Means-Ends Analysis dalam Skripsi. Bandung:
FPMIPA UPI. Tidak Diterbitkan.

Najma Aziza 2619116


Metode dan Model Pembelajaran Matematika 12

Isrok’atun dan Rosmala, Amelia. (2018). Model-Model Pembelajaran Matematika.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kamdi, Waras. (2007). Project- Based Learning: Pendekatan Pembelajaran


Inovatif. Surakarta: UNS Press.

Ningsih, Seri. (2014). “Realistic Mathematics Education: Model Alternatif


Pembelajaran Matematika Sekolah” dalam Jurnal PM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari
– Juni, 2014.

Nur Adi Cahyomo. (2009). Pengembangan Model Creative Problem Solving


Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA.

Nursilah, Apip. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (SOMATIC,


AUDITORY, VISUAL, INTELECTUAL) terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematika dan Sikap Siswa SMP”.

Zainal. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yratama Widya.

Najma Aziza 2619116

Anda mungkin juga menyukai