Anda di halaman 1dari 9

1YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO. 136/D/O/2001
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Telp/Fax (021)7412566

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

MATA KULIAH : HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA (REG A/B)


NAMA DOSEN : H. HULIA SYAHENDRA, SH., MH
HARI/TANGGAL : Senin 12-07-2021

1. Jelaskan pengadilan agama dan posisinya dalam perundang-undangan serta kewenangan


Pengadilan Agama?

2. Jelaskan tahapan pelaksanaan mengajukan Gugatan dan permohonan di Pengadilan Agama!


3. Jelaskan yang dimaksud kompetensi absolut dan relatif disertai contoh.
4. Jelaskan pengertian, asas dan sistem pembuktian serta macam-macam alat bukti di
lingkungan Peradilan Agama!
5. Jelaskan Pelaksanaan Putusan dan upaya hukum di pengadilan agama!

-----------------------------------SELAMAT BEKERJA-----------------------------
Nama : Nowela Bintang Galatia Talumepa
Nim : 181010201291
Kelas / Kelas : 06HUKP001 / V.212
Reguler :A

1. Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) adalah pengadilan tingkat pertama yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Pengadilan Agama salah satu
lembaga pelaksana kekuasaan Kehakiman di Indonesia sebagaimana di tentukan
dalam Bab III Pasal 18 yang berbunyi “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dalam
Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan
Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi. Dengan berlakunya UU No. 7 tahun 1989 posisi Peradilan
Agama Semakin kuat, dan dasar Penyelenggaraannya mengacu kepada Peraturan
perundang-undangan yang Unikatif.
Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan,
kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta
wakaf dan shadaqah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor
50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.

2. A.Tahapan pelaksanaan mengajukan gugatan :


• Pihak dapat mengajukan gugatan dengan menyerahkan surat gugatan
kepada Petugas Meja Pertama sebanyak jumlah pihak, ditambah 4
(empat) rangkap untuk Majelis Hakim dan arsip. Dokumen yang perlu
diserahkan adalah: Surat gugatan atau surat Permohonan yang ditujukan
kepada Ketua
Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar’iyah yang berwenang, Surat
Kuasa Khusus (dalam hal Penggugat atau Pemohon Menguasakan kepada
pihak lain), Fotokopi Kartu Anggota Advokat bagi yang Menggunakan
jasa advokat, Bagi pihak yang menggunakan perwakilan selain advokat
(Kuasa Insidentil), harus ada surat keterangan tentang hubungan keluarga
dari Kepala Desa/ Lurah dan/atau surat izin khusus dari atasan bagi PNS
dan Anggota TNI/Polri, Salinan putusan (untuk permohonan eksekusi),
surat-surat yang dibuat di luar negeri Yang disahkan oleh Kedutaan atau
perwakilan Indonesia di negara tersebut, dan telah Diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah yang disumpah.
• Penggugat yang tidak dapat membaca dan menulis, dapat mengajukan
gugatannya Secara lisan di hadapan Ketua Pengadilan Agama dan wajib
dicatat oleh Pengadilan.
• Petugas Meja Pertama menaksir panjar biaya perkara yang kemudian
ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Pihak pemohon
atau penggugat tidak akan Diminta untuk membayar apapun yang tidak
tertera dalam SKUM.
• Penaksiran panjar biaya perkara mempertimbangkan: Jumlah pihak yang
berperkara,Jarak tempat tinggal dan kondisi daerah para pihak (radius),
Untuk perkara cerai talak Harus diperhitungkan juga biaya pemanggilan
para pihak untuk sidang ikrar talak, Biaya pemanggilan para pihak untuk
menghadiri proses mediasi lebih dahulu Dibebankan kepada pihak
Penggugat melalui uang panjar biaya perkara.
• Bagi masyarakat yang tidak mampu dapat mengajukan permohonan
berperkara secara Prodeo (Cuma-Cuma) kepada Ketua Pengadilan. (Lihat
bagian II.B tentang biaya Perkara)
• Penggugat menerima Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam
rangkap 4 (empat) dari Petugas Meja Pertama yang berisi informasi
mengenai rincian panjar Biaya perkara yang harus dibayar.
• Penggugat melakukan pembayaran panjar biaya perkara melalui bank
yang ditunjuk Oleh Pengadilan.
• Penggugat menyerahkan bukti pembayaran berikut SKUM kepada
Pemegang Kas Untuk diberi tanda lunas serta surat gugatan atau
permohonan.
• Berkas yang telah memiliki tanda lunas diserahkan kepada petugas Meja
Kedua untuk Diberikan nomor register.
• Lamanya proses pendaftaran perkara, dalam hal berkas-berkas telah
terpenuhi, adalah Paling lama 1 (satu) hari.
B. Tahapan permohonan di pengadilan agama
• Pemohon yang tidak dapat membaca dan menulis berhak mendapatkan
bantuan Hukum dari Advokat Piket pada Pos Bantuan Hukum
(Posbakum) yang ada di Pengadilan Agama setempat yang akan
membantu Pemohon untuk menyusun Surat Permohonannya.
• Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama
di tempat Tinggal Pemohon. Pengadilan mendaftarkan permohonan
dalam buku register dan Memberi nomor urut setelah pemohon membayar
panjar biaya perkara yang Besarnya sudah ditentukan dalam SKUM.
Khusus untuk permohonan Pengangkatan/adopsi anak, Surat Permohonan
diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang daerah hukumnya
meliputi tempat tinggal anak yang hendak diangkat.
• Jenis-jenis permohonan yang dapat diajukan melalui Pengadilan Agama,
yaitu: Permohonan pengangkatan wali bagi anak yang belum berumur 18
tahun atau belum Pernah melangsungkan perkawinan yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua, Permohonan pengangkatan wali/pengampu
bagi orang dewasa yang kurang Ingatannya atau orang dewasa yang tidak
bisa mengurus hartanya lagi, misalnya Karena pikun, Permohonan
dispensasi kawin bagi pria yang belum mencapai Umur 19 (sembilan
belas) tahun dan bagi wanita yang belum mencapai umur 16 (enam belas)
tahun, Permohonan izin kawin bagi calon mempelai yang belum Berusia
21 (dua puluh satu) tahun, Permohonan pengangkatan anak, Permohonan
Untuk menunjuk seorang atau beberapa orang wasit (arbiter) oleh karena
para pihak Tidak bisa atau tidak bersedia untuk menunjuk wasit (arbiter),
Permohonan sita atas Harta besama tanpa adanya gugatan cerai dalam hal
salah satu dari suami isteri, Melakukan perbuatan yang merugikan dan
membahayakan harta bersama seperti Judi mabuk boros dan sebagainya,
izin untuk menjual harta bersama yang berada Dalam status sita untuk
kepentingan keluarga, agar seseorang dinyatakan dalam Keadaan mafqud,
Permohonan penetapan ahli waris, Permohonan penetapan wali adalah,
apabila wali nikah calon mempelai wanita yang akan melangsungkan
Perkawinan tidak mau menjadi wali dalam perkawinan tersebut,
Permohonan Pencabutan surat penolakan perkawinan dari Pegawai
Pencatat Nikah, Permohonan pencegahan perkawinan, apabila calon
mempelai atau salah satu calon mempelai Tidak memenuhi syarat-syarat
perkawinan, pembatalan perkawinan apabila Perkawinan telah
dilangsungkan sedangkan calon mempelai atau salah satu calon Mempelai
tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan dan Permohonan itsbat
Kesaksian rukyat hilal.

3. a. kompetensi absolut Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan


menyelesaikan suatu perkara antara orang-orang yang beragama Islam pada
tingkat pertama. Ada pun objek perkara diatur secara limitatif dalam UU
Peradilan Agama. Sejalan dengan hal tersebut, kompetensi relatif Pengadilan
Agama ditentukan berdasarkan wilayah tempat tinggal atau tempat kediaman
atau domisili pihak yang berperkara. Contohnya perkara perceraian bagi yang
pasangan beragama Islam merupakan kewenangan absolut Pengadilan Agama
(PA) berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 1
tahun 1974 tentang Perkawinan. Kemudian perkara hutang – piutang,
wanprestasi atas perjanjian bisnis, gugatan ganti rugi, pecurian, penipuani dan
lain sebagainya merupakan kewenangan Pengadilan Negeri (PN). Demikian
halnya dengan Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN), dimana secara absolut
berwenang mengadili perkara yang termasuk dalam ranah sengketa Tata Usaha
Negara.

b. kompetensi relatif adalah pembagian kewenangan atau kekuasaan mengadili


antar pengadilan. Pengertian lain dari kewenangan relatif adalah kekuasaan
Peradilan yang satu jenis dan satu tingkatan, dalam perbedaannya dengan
kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan tingkatan. Kekuasaan atau wewenang
yang diberikan kepada pengadilan dalam lingkungan peradilan yang sama jenis
dan tingkatan yang berhubungan dengan wilayah hukum pengadilan dan wilayah
tempat tinggal/tempat kediaman atau domisili pihak yang berperkara. Contoh
Pengadilan Agama Kabupaten Magetan dengan Pengadilan Agama Ngawi.
Dalam hal ini antara Pengadilan Agama Kabupaten Magetan dan Pengadilan
Agama Ngawi adalah satu jenis dalam satu lingkungan dan satu tingkatan yaitu
tingkat pertama. Kompetensi relatif yang berlaku pada setiap peradilan dilihat
pada hukum acara yang digunakan, dalam hal ini Pengadilan Agama dalam
hukum acaranya adalah Hukum Acara Perdata. Pasal 54 Undang Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama menerangkan bahwa dalam Peradilan
Agama berlaku Hukum Acara Perdata yang berlaku di Peradilan Umum. Untuk
itu dasar kompetensi relatif Pengadilan Agama adalah Pasal 118 Ayat 1 HIR atau
Pasal 142 R.Bg jo Pasal 73 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama.

4. – Asas Adalah : hukum dasar atau prinsip dasar yang menjadi acuan berfikir
seseorang dalam mengambil keputusan keputusan yang penting di dalam
hidupnya.
- Sistem Pembuktian adalah dalam Memeriksa suatu perkara, hakim bertugas
mengkonstatir, mengkualifikasir, dan kemudian mengkonstituir.
Mengkostituir artinya hakim harus menilai apakah peristiwa atau
faktafakta yang dikemukakan oleh para pihak itu benar-benar terjadi.
Macam macam alat bukti :
a. Bukti surat : surat atau tulisan dibagi atas tiga jenis yaitu akta otentik
yaitu surat yang dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum, yang
menurut peraturan perundang-undangan berwenang membuat surat ini
dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa
hukum yang tercantum di dalamnya, kedua akta dibawah tangan, yaitu
surat yang dibuat dan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dengan maksud untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti tentang peristiwa
atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya, dan terakhir Surat-
surat lain yang bukan akta.
b. Bukti saksi : orang yang memberikan keterangan di muka sidang,dengan
memenuhi syarat-syarat tertentu, tentang suatu peristiwa atau keadaan
yang ia lihat, dengar dan ia alami sendiri, sebagai bukti terjadinya
peristiwa atau keadaan tersebut
c. Bukti Persangkaan : kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa yang
telah dikenal atau dianggap terbukti kearah suatu peristiwa yang tidak
dikenal atau belum terbukti, baik yang berdasarkan undang-undang atau
kesimpulan yang ditarik oleh hakim. Persangkaan dibagi menjadi dua
yaitu persangkaan Undang undang dan persangkaan Hakim.
d. Bukti pengakuan : pernyataan seseorang tentang drinya sendiri, bersifat
sepihak dan tidak memerlukan persetujuan pihak lain.
e. Bukti sumpah : suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan atau
diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan dengan mengingat
sifat Maha Kuasa Tuhan dan percaya bahwa siapa yang memberi
keterangan atau janji yang tidak benar akan dihukum oleh-Nya. Bukti
sumpah dibagi menjadi 3 yaitu sumpah supletoir, decisoir, dan Sumpah
Aestimatoir
f. Pemeriksaan di tempat : Pemeriksaan di tempat dilakukan dengan pergi
ketempat barang yang menjadi objek perkara, yang tidak dapat dibawa ke
persidangan, misalnya keadaan perkarangan bangunan. Pemeriksaan
ditempat dilakukan oleh hakim dengan dibantu oleh panitra.
g. Keterangan saksi ahli : keterangan pihak ketiga yang obyektif yang
bertujuan untuk membantu hakim dalam pemeriksaan guna menambah
pengetahuan hakim sendiri.

5. – eksekusi atau pelaksanaan putusan adalah hal menjalankan putusan Pengadilan


yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Putusan Pengadilan yang
dieksekusi yaitu putusan Pengadilan yang mengandung perintah kepada salah
satu pihak untuk membayar sejumlah uang, atau juga pelaksanaan putusan hakim
yang memerintahkan pengosongan benda tetap,sedangkan pihak yang kalah tidak
mau menerima putusan itu secara sukarela sehingga memerlukan upaya paksa
dari Pengadilan untuk melaksanakannya. Pelaksanaan putusan atau eksekusi
merupakan rangkaian terakhir dari proses berperkara di pengadilan. Putusan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau putusan yang dapat dijalankan
terlebih dahulu dapat dilakukan pelaksanaan putusan

- Upaya Hukum di pengadilan agama ada upaya hukum biasa dan ada upaya
hukum luar biasa . Upaya hukum biasa terdapat
• Perlawanan/verzet : Yaitu upaya hukum terhadap putusan
pengadilan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat (verstek).
Pada dasarnya perlawanan ini disediakan bagi pihak Tergugat
yang dikalahkan.
• Banding : Yaitu pengajuan perkara ke pengadilan yang lebih
tinggi untuk dimintakan pemeriksaan ulangan, apabila para pihak
tidak puas terhadap putusan tingkat pertama.
• Kasasi : Pemeriksaan tingkat kasasi bukan pengadilan tingkat
ketiga. Kewenangannya memeriksa dan mengadili perkara tidak
meliputi seluruh perkara, bersifat sangat terbatas, dan hanya
meliputi hal-hal yang ditentukan dalam Pasal 30 UU No 14 Tahun
1985.
Sedangkan upaya hukum luar biasa :
• Derden Verzet/ Perlawanan Pihak Ketiga : Yaitu perlawanan yang
diajukan oleh pihak ketiga terhadap putusan yang merugikan
pihaknya. Perlawanan ini ddiajukan kepada hakim yang
menjatuhkan putusan yang dilawan itu dengan menggugat para
pihak yang bersangkutan itu dengan cara biasa.
• Peninjauan kembali : Yaitu pemeriksaan kembali putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
UNIVERSITAS PAMULANG
DATA PEMBAYARAN SEMESTER GENAP 2020/2021

FAKULTAS / PRODI : HUKUM / HUKUM

NAMA MAHASISWA : NOWELA BINTANG GALATIA TALUMEPA

NIM : 181010201291

SHIFT : REGULER A

DATA PEMBAYARAN TAGIHAN UANG KULIAH

NO NOMOR TAGIHAN NO URUT PEMBAYARAN JML BAYAR STATUS BAYAR TGL BAYAR CHANNEL TEMPAT BAYAR

2021-02-16
1 2020114687602201 1 Registrasi 250000 LUNAS LOKET UNPAM
11:18:39.000000
2021-02-16
2 2020114687602301 2 SKS2 200000 LUNAS LOKET UNPAM
11:18:39.000000
2021-02-16
3 2020114687602401 3 SKS3 200000 LUNAS LOKET UNPAM
11:18:39.000000
2021-02-16
4 2020114687600501 4 UTS 250000 LUNAS LOKET UNPAM
11:18:39.000000
2021-04-08
5 2020114687602501 5 SKS4 200000 LUNAS UNPAM
09:38:36.095000
2021-04-08
6 2020114687602601 6 SKS5 200000 LUNAS UNPAM
09:38:36.095000
2021-04-08
7 2020114687602701 7 SKS6 200000 LUNAS UNPAM
09:38:36.095000
2021-04-08
8 2020114687600601 8 UAS 250000 LUNAS UNPAM
09:38:36.095000

DATA PEMBAYARAN TAGIHAN LAINNYA

NO NOMOR TAGIHAN NO URUT PEMBAYARAN JML BAYAR STATUS BAYAR TGL BAYAR CHANNEL TEMPAT BAYAR

Anda mungkin juga menyukai