Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Rendahnya mutu pendidikan dan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sangatlah memprihatinkan, hal ini
disebabkan belum meratanya pembangunan di Indonesia dalam berbagai aspek.
Kenyataan tersebut dikhawatirkan Indonesia akan gagal memasuki pasar bebas pada
tahun 2020. Indikasi ke arah tersebut telah nampak pada beberapa hal yang terjadi di
masyarakat. Salah satunya terlihat pada pelaksanaan Ujian Nasional. Keberhasilan
pelaksanaan Ujian Nasional juga merupakan salah satu indikasi keberhasilan
pendidikan yang ada pada saat ini.

Ujian Nasional biasa disingkat UN adalah sebuah sistem evaluasi standar pendidikan
dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar
daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan
evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 mengamanatkan tiga


jenis penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Penilaian atau evaluasi
terhadap pendidikan yang selama ini banyak dilakukan dengan beberapa cara.Mulai
dari ulangan harian,keaktifan peserta didik,ujian semester bahkan sampai Ujian
Nasional atau biasa disebut dengan UN. Ujian Nasional merupakan salah satu
penilaian yang termasuk pada Peraturan Pemerintah tersebut.
Melihat keberhasilan suatu Pelaksanaan program pendidikan maka tidak akan terlepas
dengan yang namanya penilaian. Untuk mengetahui apakah sistem yang telah
dirancang dan sudah dijalankan berhasil atau tidak maka akan dilakukan penilaian
atau evaluasi sebagai tolok ukurnya. Dengan diadakannya evaluasi akan terlihat
bagaimana suatu program pendidikan dapat berproses dengan baik. Jadi Evaluasi tidak
hanya melihat hasil akhir penilaian dari suatu program saja tanpa melihat proses yang
berlangsung. Karena pada prinsipnya proses dan hasil akhir dari penilaian dari suatu
program, keduanya adalah sama pentingnya

Program Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) yang dilaksanakan di
setiap jenjang pendidikan yang ada di Indonesia yang baru saja berlangsung
merupakan salah satu progam pendidikan yang patut untuk di evaluasi baik proses dan
hasil penilaian dari tersebut. Guru dan juga siswa mmerupakan orang-orang yang
terlibat langsung dari program UNKP ini, dan pelaksanaan evaluasi UNKP ini akan
memberikan angket kepada mereka yang terlibat secara langsung pada program
UNKP. Dari hasil tabulasi pengisian angket pada beberapa guru dan murid akan
didapatkan hasil dari pengisian angket bagaimana keberhasilan pelaksanaan program
UNKP ini

Pada makalah ini selanjutnya akan dibahas hasil dan proses pelaksanaan UNKP pada
satuan pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendapatkan
gambaran keterlaksanaan UNKP di sekolah yang diberikan kesempatan untuk menilai
berjalaannya UNKP tersebut. Model evaluasi program yang digunakan pada makalah
ini adalah model CIPP (context input process product)

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana proses UNKP di SMP 15 Bandar lampung?
2. Bagaimana hasil evaluasi program UNKP di SMP 15 Bandar lampung?

2
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari makalah ini yaitu :
1. Mendeskripsikan proses UNKP di SMP
2. Mendeskripsikan hasil evaluasi program UNKP di SMP

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui keterlaksanaan UNKP
di satuan pendidikan SMP serta keberhasilan aspek CIPP (Context, Input, Process,
dan Product).

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian atau batasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Evaluasi ini hanya untuk mengetahui keberhasilan UNKP 2017 pada jenjang
SMP 15 Bandar lampung?
2. Penelitian dilakukan pada SMP
3. Penelitian ini berfokus pada aspek CIPP (Context, Input, Process, dan Product).
pada UNKP 2017.
4. Penelitian ini dilakukan pada 10 siswa dan 8 pengawas di SMP.

3
II. TINJAUAN TEORI

A. Evaluasi Program

Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evalution” yang berarti “penilaian
terhadap sesuatu”. Evaluasi dapat digunakan pada bidang yang sangat luas, termasuk
pada bidang pendidikan. Arti umum tersebut adalah penilaian dan kata itu dapat
digunakan segala sesuatu. Dengan demikian, mengevaluasi berarti memberi , menilai,
apakah sesuatu itu bernilai atau tidak bernilai.
Pengertian istilah “program”, yaitu diartikan sebagai “rencana”.  Jadi yang dimaksud
dengan Evaluasi Program Pendidkan adalah langkah awal dalam supervisim yaitu
mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan
yang tepat pula dalam perencanaan yang sudah direncanakan dalam ranah pendidikan

Tujuan yang hendak dicapai dan fungsi-fungsi evaluasi program pendidikan, dalam
pelaksanannya sebagai berikut :
Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2.   Untuk mengetahui efisien metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka
waktu tertentu.
3.  Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggara
proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta
didik.
3.   Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas
4.   Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dan penyuluhan.
5.   Untuk memberikan infomasi tentang kemampuan informasi tentang kemampuan
siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal
6.   Untuk melihat kinerja guru
7.   Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan orangtua tentang apa dan
sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.

B. Pengertian Model CIPP (Context – Input – Process – Product)

Model ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan,
tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan
program itu sendiri. 
Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program
dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment
mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi
Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:
1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan
alternatif;
2. Membantu audience untuk menilai dan mengembangkan manfaat program
pendidikan atau obyek;
3. Membantu pengembangan kebijakan dan program.

Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh
para evaluator. Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan
(1967) di Ohio State University. CIPP yang merupakan sebuah singkatan dari huruf
awal empat buah kata, yaitu
Context evaluation : evaluasi terhadap konteks
Input evaluation : evaluasi terhadap masukan
Process evaluation : evaluasi terhadap proses
Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

5
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran
evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.
Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem.

Penjelasan atas masing-masing aspek dalam model evaluasi CIPP adalah sebagai
berikut:
1) Evaluasi Konteks
Konteks disini diartikan yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-
jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan,
sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah
ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
Evaluasi Konteks menilai kebutuhan, permasalahan, aset, dan peluang untuk
membantu pembuat keputusan menetapkan tujuan dan prioritas serta
membantu stakeholder menilai tujuan, prioritas, dan hasil.
Menurut Sarah McCann dalam Arikunto (2004) evaluasi konteks meliputi
penggambaran latar belakang program yang dievaluasi, memberikan tujuan program
dan analisis kebutuhan dari suatu sistem, menentukan sasaran program, dan
menentukan sejauhmana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah
diidentifikasi. Penilaian konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah
tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam program benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat?”
Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan,
kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan
proyek.
2) Evaluasi Masukan (Input)
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Tujuan utama evaluasi ini
adalah untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, proses dengan hasil program.
Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu

6
pencapaian tujuan dan objectif program. Disamping itu, evaluasi ini dibuat untuk
memperbaiki program bukan untuk membuktikan suatu kebenaran (The purpose of
evaluation is not to prove but to Improve, Stufflebeam, 1997 dalam Arikunto 2004).
Model evaluasi CIPP digunakan untuk mengukur, menterjemahkan dan mengesahkan
perjalanan suatu program, dimana kekuatan dan kelemahan program dikenali.
Kekuatan dan kelemahan program ini meliputi institusi, program itu sendiri, sasaran
populasi/ individu.Model evaluasi ini meliputi kegiatan pendeskripsian masukan dan
sumberdaya program, perkiraan untung rugi, dan melihat alternatif prosedur dan
strategi apa yang perlu disarankan dan dipertimbangkan (Guba & Stufflebeam, 1970).
Singkatnya, input merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana
cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial
memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau
tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk
mengimplementasikan program
Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,
alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan,
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
Menurut Stufflebeam pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengaral pada
"pemecahan masalah" yang mendorong diselenggarakannya progran yang
bersangkutan.
Misalnya pada evaluasi kurikulum, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apakah proses metode belajar mengajar yang diberikan memberikan dampak jelas
pada perkembangan peserta didik?
b. Bagaimana reaksi peserta didik terhadap metode pembelajaran yang diberikan?

3) Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi proses dalam model
CIPP menunjuk pada "apa" (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, "siapa"
(who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, "kapan" (when)
kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa
jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan

7
rencana. Oleh Stufflebeam(dalam Arikunto, 2004), mengusulkan pertanyaan untuk
proses antara lain sebagai berikut:
a. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal.
b. Apakah yang terlibat dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani
kegiatan selama program berlangsung ?
c. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?
d. Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program?
4) Evaluasi pada produk atau hasil
Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi
pada masukan mentah. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
a. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?
b. Apakah kebutuhan peserta didik sudah dapat dipenuhi selama proses belajar
mengajar?

Kelebihan dan Kelemahan Model CIPP

Seperti layaknya suatu pendekatan dalam ilmu social, cipp memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan :
1. Keunggulan model cipp
Cipp memiliki pendekatan yang holistik dalam evaluasi, bertujuan memberikan
gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteksnya
hingga saat proses implementasi.
Cipp memiliki potensi untuk bergerak di wilayah evaluasiformative dan summative.
Sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan perbaikan selama program
berjalan, maupun memberikan informasi final.

2. Kelemahan model cipp


Terlalu mementingkan bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan di lapangan
Kesannya terlalu top down dengan sifat manajerial dalam pendekatannya
Cenderung fokus pada rational management ketimbang mengakui kompleksitas
realitas empiris.

8
III. METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Evaluasi UNKP

Evaluasi UNKP dilakukan dengan mengacu pada angket yang telah dibuat
sebagaimana terlampir dengan menggunakan model CIPP. Kejelasan pelaksanaan
evaluasi UNKP dijelaskan pada penjabaran di bawah ini.

1. Subjek Pengujian
Evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) SMP 15
Bandar Lampung dilakukan dengan penyebaran angket kepada 18 orang
responden. Responden tersebut terdiri dari 8 orang pengawas dan 10 orang siswa,
dimana 10 orang responden siswa terdiri dari siswa dari berbagai kelas.

2. Waktu dan Tempat Pengujian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal bulan Mei 2017. Lokasi sekolah tempat
dilaksanakan penelitian adalah SMP Bandar Lampung

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen
angket untuk pengawas dan instrumen angket untuk siswa dimana instrumen yang
digunakan adalah instrumen angket dengan pertanyaan tertutup. Angket penelitian
yang digunakan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pelaksanaan
UNKP SMP 15 Bandar Lampung dengan desain angket menggunakan model CIPP
yang melingkupi empat aspek, yaitu konteks, input, proses, dan produk.
Pada angket pengawas dan siswa yang digunakan terdiri dari 35 butir pertanyaan.

9
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data
menggunakan instrumen angket yang disebar ke beberapa pengawas dan beberapa
siswa di SMP 15 Bandar Lampung

5. Bobot Soal
Setiap soal pada angket yang dibagikan kepada seluruh responden, baik pengawas
maupun siswa, memiliki 5 pilihan jawaban yaitu 1, 2, 3, 4. berikut adalah
pemberian bobot nilai pada tiap pilihan jawaban:
Tabel 1. Penilaian Penskoran bertingkat
Pilihan Jawaban Skor
4 4
3 3
2 2
1 1

Tabel 2. Penilaian Penskoran


Pilihan Jawaban Skor
1. Ya 1
2 . Tidak 0

Setelah setiap jawaban dari koresponden dikonversikan ke penskoran, selanjutnya


dicari nilai rata-rata dari setiap aspek yang diteliti dengan rumus:

X in %=
∑ S ×100 %
Smaks

Keterangan :
X in % = Persentase jawaban angket pada aspek i.
∑S = Jumlah skor jawaban
S maks = Skor maksimum.

Setelah dihitung nilai rata-rata dari masing-masing aspek, maka langkah


selanjutnya adalah menafsirkan secara keseluruhan data setiap aspek. Menafsirkan
skor secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran yang ditampilkan pada
Tabel 3.

10
Tabel 3. Tafsiran skor
Skor (Persentase) Kriteria
80,1% - 100% Sangat tinggi
60,1%-80% Tinggi
40,1%-60% Sedang
20,1%-40% Rendah
0,0%-20% Sangat rendah

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keterlaksanaan UNKP pada
tingkat SMP. Penelitian ini dilakukan di SMP 15 Bandar Lampung pada bulan Mei
2017. Hasil penelitian ini diperoleh data sepeti yang dijelaskan sebagai berikut.

A. Analisis Angket Pengawas


Penelitian ini melibatkan 8 orang Pengawas. Kesemua Pengawas tersebut diberikan
angket yang membahas mengenai keterlaksanaan program UNKP di sekolah tahun
2017. Setiap angket terdiri dari 35 butir pertanyaan Adapun analisis setiap aspek
pada angket tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel.4. Analisis butir instrumen aspek konteks


No. INSTRUMEN
Pengawas Konteks      
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 skor skor maks %
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
JUMLAH 80 80  
RATA-RATA 10 10 100%

Berdasarkan tabel 4, menunjukan bahwa aspek kontek dalam evaluasi UNKP SMP 15
Bandar Lampung yaitu sebesar 100% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa pelaksanaan UNKP pada aspek kontek itu memenuhi standar
pelaksaan UNKP yang baik.
No. INSTRUMEN
Pengawas Input      
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 skor skor maks %
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
JUMLAH 80 80  
RATA-RATA 10 10 100%
Tabel.5. Analisis butir instrumen aspek input

Berdasarkan tabel 5, menunjukan bahwa aspek input dalam evaluasi pelaksanaan


UNKP SMP 15 Bandar Lampung yaitu sebesar 100% dengan kategori sangat tinggi.
Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan UNKP pada aspek input itu memenuhi
standar pelaksaan UNKP yang baik.

Tabel.6. Analisis butir instrumen aspek proses


No. Pengawas INSTRUMEN
Proses      
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor skor maks %
1 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 35 37 95%
2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 36 37 97%
3 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 35 37 95%
4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 36 37 97%
5 3 4 4 3 4 4 1 3 4 4 34 37 92%
6 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 34 37 92%
7 3 4 4 3 4 4 1 3 4 4 34 37 92%
8 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 34 37 92%
JUMLAH 278 296  
RATA-RATA 35 37 94%

13
Berdasarkan tabel 6, menunjukan bahwa aspek proses dalam evaluasi pelaksanaan
UNKP SMP yaitu sebesar 94% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan
bahwa proses pelaksanaan UNKP pada aspek proses berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.

Tabel.7. Analisis butir instrumen aspek produk


No. Pengawas INSTRUMEN
Produk    
1 2 3 4 5 skor skor maks %
1 4 3 1 4 1 13 14 93%
2 4 3 1 4 1 13 14 93%
3 3 4 1 4 1 13 14 93%
4 4 4 1 4 1 14 14 100%
5 3 4 1 3 1 12 14 86%
6 3 4 1 3 1 12 14 86%
7 4 4 1 3 1 13 14 93%
8 4 4 1 3 1 13 14 93%
JUMLAH 103 112
RATA-RATA 13 14 92%

Berdasarkan tabel 7, menunjukan bahwa aspek produk dalam evaluasi UNKP SMP
yaitu sebesar 92% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa produk
dari pelaksanaan UNKP itu sesuai dengan yang diharapkan.

14
B. Analisis Angket Siswa
Penelitian ini melibatkan 10 orang siswa. Kesemua siswa tersebut diberikan
angket yang membahas mengenai keterlaksanaan program UNKP di sekolah tahun
2017. Setiap angket terdiri dari 35 butir pertanyaan. Adapun analisis setiap aspek
pada angket tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel.8. Analisis butir instrumen aspek konteks


No. INSTRUMEN
sisw Konteks        
a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor skor maks %
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100%
JUMLAH 100 100  
RATA-RATA 10 10 100%

Berdasarkan tabel 8, menunjukan bahwa aspek kontek dalam evaluasi UNKP SMP
yaitu sebesar 100% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa siswa
sangat siap dalam mengikuti pelaksanaan.

15
Tabel.9. Analisis butir instrumen aspek input
No. siswa INSTRUMEN
Input      
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor skor maks %
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 12 13 92%
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 13 85%
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 12 13 92%
JUMLAH 112 130
RATA-RATA 11 13 86%

Berdasarkan tabel 9, menunjukan bahwa aspek input dalam evaluasi UNKP SMP
yaitu sebesar 100% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
kesiapan dan kesungguhan siswa dalam pelaksanaan UNKP sangat baik.

Tabel.10. Analisis butir instrumen aspek proses


No. INSTRUMEN
siswa Proses      
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skor skor maks %

1 4 1 4 4 3 4 4 4 4 1 33 37 89%
2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 1 33 37 89%
3 4 1 4 3 3 4 4 4 4 1 32 37 86%
4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 34 37 92%
5 3 1 4 4 3 4 4 4 4 1 32 37 86%
6 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 34 37 92%
7 3 1 4 4 3 4 4 4 4 2 33 37 89%
8 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 35 37 95%
9 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 35 37 95%
10 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 36 37 97%
JUMLAH 337 370
RATA-RATA 34 37 91%

16
Berdasarkan tabel 10, menunjukan bahwa aspek proses dalam evaluasi pelaksanaan
UNKP SMP yaitu sebesar 91% dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan
bahwa siswa menjalani ujian nasional berlangsung lancar dan sesuai dengan yang
diarapkan.

Tabel.11. Analisis butir instrumen aspek produk


No. INSTRUMEN
sisw Produk      
a 1 2 3 4 5 skor skor maks %
1 4 3 1 2 4 14 17 82%
2 4 3 1 2 4 14 17 82%
3 3 2 1 2 4 12 17 71%
4 4 3 1 3 3 14 17 82%
5 3 2 1 3 4 13 17 76%
6 3 3 1 2 4 13 17 76%
7 4 2 1 3 3 13 17 76%
8 4 3 1 3 3 14 17 82%
9 4 2 1 2 4 13 17 76%
10 4 2 1 3 4 14 17 82%
JUMLAH 134 170
RATA-RATA 13 17 79%

Berdasarkan tabel 11, menunjukan bahwa aspek produk dalam evaluasi pelaksanaan
UNKP SMP yaitu sebesar 79 % dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan
bahwa siswa tela melaksanakan ujian nasional dengan tepat dan berasil sesuai dengan
yang diharapkan.

17
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis angket, maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Pada instrumen angket untuk Pengawas diperoleh bahwa:
a. Pada aspek konteks diperoleh persentase respon dari responden sebesar
100,% atau berada dalam kriteria sangat baik..
b. Pada aspek input diperoleh persentase respon dari responden sebesar 100%
atau berada dalam kriteria sangat baik.
c. Pada aspek proses diperoleh persentase respon dari responden sebesar 94%
atau berada dalam kriteria sangat baik.
d. Pada aspek produk diperoleh persentase respon dari responden sebesar 92%
atau berada dalam kriteria sangat baik..
2. Pada instrumen angket untuk siswa diperoleh bahwa:
a. Pada aspek konteks diperoleh persentase respon dari responden sebesar 100%
atau berada dalam criteria sangat baik.
b. Pada aspek input diperoleh persentase respon dari responden sebesar 100%
atau berada dalam kriteria sangat baik.
c. Pada aspek proses diperoleh persentase respon dari responden sebesar 91%
atau berada dalam kriteria sangat baik.
d. Pada aspek produk diperoleh persentase respon dari responden sebesar 79%
atau berada dalam kriteria sangat baik.

18
V. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi


Aksara.
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Mujib & Mudzakir, , (2008) Ilmu Pendidikan Islam,. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Rasyidin, Undang. 2016. Penilaian Otentik. Jogjakarta. Media Akademi.

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai