Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Pandangan Islam Tentang “Toleransi Beragama”


Dosen pembimbing : Drs. H. Ahmad Qodim Suseno, MSI

Oleh:

Etika Arbi’a Azka Qubaila / 30402000001

MJ1A

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

2020/2021
Kata pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahiroobil’aalamiin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
“Pandangan Islam Tentang Toleransi Beragama” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam dengan tepat waktu.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada khabibina, Nabi Agung
Muhammad SAW., semoga kita termasuk dalam umat beliau yang mendapatkan syafa’atnya
fii yaumil qiyamah. Aamiin.

Saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang turut andil dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Ahmad Qodim Suseno, MSI serta
Bapak Muchamad Choirun Nizar, S.HI., S.Hum. M.HI. yang telah membimbing saya dalam
hal penyusunan makalah ini.

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saya menharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Saya
berharap makalah ini dapat memberi informasi dan dapat memberikan sudut pandang baru.

Akhirukalam,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Parakan, 7 Januari 2021

Penyusun,

Etika Arbi’a Azka


Qubaila
Daftar Isi
BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar belakang....................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah..............................................................................................5

1.3 Tujuan makalah..................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................6

2.1 Toleransi beragama..................................................................................................6

2.2 Toleransi beragama menurut pandangan islam.......................................................7

2.3 Sikap – sikap yang mencerminkan toleransi beragama............................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Toleransi (Arab:tasamuh, as-samahah) adalah konsep modern untuk
menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara
kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,
budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep
agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran
agama-agama, termasuk agama Islam. Menurut ajaran Islam, toleransi
bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta,
binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas
semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh
perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah
yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah
( Abu,2006 ).

Hakikat toleransi adalah hidup berdampingan secara damai (peaceful


coexistence) dan saling menghargai di antara keragaman (mutual respect).
Toleransi merupakan sebuah keniscayaan dalam ruang individu dan ruang
publik karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai
dari pelbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.
Toleransi harus mampu membentuk kemungkinankemungkinan sikap,
antara lain sikap untuk menerima perbedaan, mengubah penyeragaman
menjadi keberagaman, mengakui hak orang lain, menghargai eksistensi
orang lain dan mendukung secara luar biasa terhadap perbedaan budaya dan
keragaman ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Hidup didunia itu penuh dengan segala macam perbedaan. Manusia


pun dilahirkan dengan segala jenis perbedaan, mulai dari suku, agama, dan
adat istiadat. Di indonesia sebagai bangsa yang majemuk, maka adayang
bersuku Dayak, Sunda, Bali, Jawa, Madura dan lain seterusnya. Sehingga

4
perbedaan ras tersebut pun akan melahirkan perbedaan adat dari satu
wilayah ke wilayah lainnya. Apakah perbedaan suku dan adat tersebut
menjadi pemecah belah Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI)? Yang
jelas, hal tersebut harus menjadi sebuah kebanggaan tersediri sebab
perbedaan yang terjadi selama ini sejak bangsa Indonesia berdiri, Indonesia
semakin kokoh berdiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
kemudian menopang sebuah semangat bersama bahwa kendatipun berbeda-
beda tetap dalam saru bahasa, yakni Bahasa Indonesia ( Nisvilay,2013 ).

Seperti yang kita tahu, setiap akhir tahun terjadi polemik tentang
keberagaman beragama terutama masalah toleransi islam mengenai
perayaan hari natal. Banyak ulama yang berpendapat bahwa mengucapkan
selamat natal boleh dilakukan karena menyangkut toleransi bermasyarakat.
Kita di Indonesia tidak hidup individu tapi sebagai makhluk sosial. Jadi
harus selalu berdampingan dalam kehidupan bermasyarakat tanpa
membedakan ras, suku, dan terutama agama. Itu salah satu bentuk
penghargaan dari agama islam ke agama yang lain.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud toleransi bergama?
2. Bagaimana pandangan islam mengenai toleransi beragama?
3. Bagaimana bentuk sikap yang mencerminkan toleransi beragama?

1.3 Tujuan makalah


1. Mengetahui definisi toleransi beragama
2. Mengetahui pandangan islam tentang toleransi beragama
3. Mengetahui sikap apa saja yang mencerminkan toleransi beragama

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Toleransi beragama
Kata toleransi berasal dari bahasa Latin tolerare yang berarti
bertahan atau memikul. Toleran di sini diartikan dengan saling memikul
walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang
lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat. Dengan demikian
toleransi menunjuk pada adanya suatu kerelaan untuk menerima kenyataan
adanya orang lain yang berbeda ( Sondang,1993 ).

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan


agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya. Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila
pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-
masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu
semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian
antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Toleransi antar umat beragama di Indonesia populer dengan istilah


kerukunan hidup antar umat beragama. Istilah tersebut merupakan istilah
resmi yang dipakai oleh pemerintah. Kerukunan hidup umat beragama
merupakan salah satu tujuan pembangunan bidang keagamaan di
Indonesia. Gagasan ini muncul terutama dilatarbelakangi oleh
meruncingnya hubungan antar umat beragama. Adapun sebab-musabab
timbulnya ketegangan intern umat beragama, antar umat beragama, dan
antara umat beragama dengan pemerintah dapat bersumber dari berbagai
aspek antara lain:

1. Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah


atau missi;

6
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya
sendiri dan agama pihak lain;
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain;
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama
dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern
umat beragama, antar umat beragama, maupun antara umat
beragama dengan pemerintah; dan 6. Kuranngnya saling pengertian
dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat

2.2 Toleransi beragama menurut pandangan islam


Padanan kata toleransi dalam bahasa Arab adalah kata tasamuh.
Tasamuh dalam bahasa Arab berarti membiarkan sesuatu untuk dapat
saling mengizinkan dan saling memudahkan. Dari kata tasamuh tersebut
dapat diartikan agar di antara mereka yang berbeda pendapat hendaknya
bisa saling memberikan tempat bagi pendapatnya. Masingmasing pendapat
memperoleh hak untuk mengembangkan pendapatnya dan tidak saling
menjegal satu sama lain ( Nurdiansyah, 2013 ).

Arti toleransi di atas, yaitu memberikan tempat kepada orang yang


berbeda agama, tidak berarti mengakui kebenaran semua agama. Toleransi
tidak dapat diartikan mengakui kebenaran semua agama dan tidak pula
dapat diartikan kesediaan untuk mengikuti ibadat-ibaat keagamaan lain.
Allah telah menentukan bahwa agama yang diridhai di sisiNya adalah
agama Islam. Antara agama Islam dengan agama kenabian yang lain
mungkin ditemukan adanya persamaan, akan tetapi tidak dapat dielakkan
bahwa telah terjadi perbedaan dalam beberapa hal, yang menurut
keyakinan Islam hal itu terjadi akibat campur tangan manusia. Begitu pula
antara Islam dan agama bukan kenabian, kemungkinan terdapat
persamaan, terutama dalam ajaran moralnya, karena akal budi manusia

7
bisa sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang sejalan dengan wahyu.
Toleransi harus dibedakan dari komfromisme, yaitu menerima apa saja
yang dikatakan orang lain asal bisa menciptakan kedamaian dan
kerukunan, atau saling memberi dan menerima demi terwujudnya
kebersamaan. Kompromisme tidak dapat diterapkan dalam kehidupan
beragama. Kompromisme dalam beragama akan melahirkan corak
keagamaan yang sinkretik. Nabi Muhamammad pernah diminta kaum
musyrik Makkah untuk mengadakan kompromi agama. Pada waktu-waktu
tertentu, kaum musyrikin ikut melakukan ibadah menurut ajaran Nabi
Muhammad saw, tetapi pada gilirannya Nabi Muhammad saw pun ikut
melakukan ibadah kaum musyrikin ( Depag, 2009 ).

Terhadap keinginan kompromi agama seperti itu Alah swt


menurunkan frimanNya seperti yang terdapat dalam surat al-Kafirun (QS.
109). Kompromi dalam ajaran agama adalah tidak mungkin untuk
dilakukan, dan Allah sendiri telah melarangnya. Dalam hal ibadah masing-
masing agama melaksanakan sesuai dengan keyakinannya. Betapapun
baiknya ajaran Islam tentang bagaimana seharusnya umat Islam bersikap
terhadap kaum agama lain, tetapi dalam hal menyangkut pelaksanaan
ibadah tidak dapat terjadi kompromi di dalamnya.

2.3 Sikap – sikap yang mencerminkan toleransi beragama


1. Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasaan
golongan agama lain yang berbeda, yang mungkin berlawanan dengan
ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri;
2. Sikap saling menghormati hak orang lain untuk menganut dengan sungguh
- sungguh ajaran agamanya;
3. Sikap saling mempercayai atas itikad baik golongan agama lain
4. Usaha untuk memahami ajaran dan keyakinan agama orang lain;
5. Usaha untuk mengemukakan keyakinan agama sendiri dengan sebijaksana
mungkin untuk tidak menyinggung keyakinan agama lain;

8
6. Untuk saling membantu dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk mengatasi
keterbelakangan bersama;
7. Usaha saling belajar dari keunggulan dan kelebihan pihak lain sehingga
terjadi saling tukar pengalaman untuk mencapai kemajuan bersama
8. Saling menghargai, menghormati, tolong - menolong, mengasihi.
Termasuk di dalamnya :
a. Menghormati agama dan iman orang lain;
b. Menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain;
c. Tidak merusak tempat ibadah;
d. Tidak menghina ajaran agama orang lain;
e. Tidak mengucilkan teman yang berbeda agama;
f. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama menjalankan ibadahnya.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, Toleransi beragama adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sedangkan dalam pandangan islam
toleransi (disebut tasamuh) dapat diartikan sebagai mereka yang berbeda pendapat
hendaknya bisa saling memberikan tempat bagi pendapatnya. Salah satu contoh
sikap yang mencerminkan toleransi beragama yaitu saling menghormati hak orang
lain untuk menganut dengan sungguh - sungguh ajaran agamanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, ‘Ala. 2006. Islam yang Paling Toleran. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. .

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Syigma

Nisvilay, Lely. 2013. “Toleransi Antar umat Beragama dalam


Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa (Studi Kasus Umat
Islam dan Kristen Dusun Segaran Kecamatan Delanggu
Kabupaten Mojokerto).” Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Vol 2,
No 1, 383-395. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Surabaya.

Nurdiansyah, Arie. 2013. “Pengembangan Nilai-niai Multikultural


dalam Materi Pendidikan Agama Islam terhadap Sikap Toleransi
Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kalasan.” Skripsi S-1.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sondang P. Siagian, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi


Aksara,. Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai