Anda di halaman 1dari 7

Perhitungan Per Desember Tahun 2010 

1. Rasio Likuiditas 
a) Current Ratio : Total Aktiva Lancar
Total Hutang Lancar
Current Ratio : 213.030.020.197
92.639.122.006 2,299568644 2,30
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 2,30 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 2,30 : 1 dan jika rata-rata standar
industrinya 2 kali maka kondisi perusahaan sangat baik. 
b) Quick Ratio : Total Aktiva Lancar – Persediaan
Total Hutang Lancar
Quick Ratio : 203.427.732.271
92.639.122.006 2,195916022 2,20
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 1,5 kali sedangkan
pada PT ABCD TBK 2,20 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat
membayar hutang walaupun dikurangi persediaan. 
c) Cash Ratio : Cash+Bank
X 100%
Total Hutang Lancar
Cash Ratio : 120.721.694.375
X 100%
92.639.122.006
         130,3139449 130%
Analisis : Rata-rata industri 75%, kurang baik karena ada dana yang menganggur untuk
membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian aktiva lancar. 
2. Rasio Solvabilitas 
a) To Debt to Asset Ratio : Total Hutang
X 100%
Total Aktiva
To Debt to Asset Ratio : 112.812.910.988
X 100%
568.265.341.826
19,85215404 20%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 20 dibiayai dengan hutang dan Rp 80 disediakan
oleh pemegang saham, dan jika rata-rata industri 35% kondisi perusahaan cukup baik. 
b) T. Dept to Equity Ratio : Total Hutang
X 100%
Ekuitas
T. Dept to Equity Ratio : 112.812.910.988
X 100%
455.452.430.838
24,76941681 25%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 25% untuk tahun 2010, dan jika rata-rata
industrinya 80% maka kondisi perusahaan cukup baik. 
c) Long Term Debt to Equity Ratio : Total Hutang Jangka Panjang
X 100%
Ekuitas
Long Term Debt to Equity Ratio : 20.173.788.982
X 100%
568.265.341.826
3,55064996 4%
Analisis : Jika Rata-rata industri 50%, maka kondisi perusahaan sangat baik jika
meminjam jangka panjang. 
3. Rasio Aktivitas 
a) Inventory Turnover : HPP
Persediaan
Inventory Turnover : 323.167.484.228
9.602.287.926 33,6552587 33,65
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan
ini inventory turnover adalah sebesar 33,65 
b) T. Asset Turnover : Penjualan Bersih
Total Aktiva
T. Asset Turnover : 612.192.357.641
568.265.341.826 1,077300185 1,07
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 1,07. 
c) W. Capital Turnover : Penjualan Bersih
(Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
W. Capital Turnover : 612.192.357.641
120.390.898.191 5,085038544 5,08
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal
kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 5,08. 
4. Rasio Provabilitas 
a) Gross Profit Margin : Laba Kotor
X 100%
Penjualan Bersih
289.024.873.413
X 100%
612.192.357.641
47,21144748 47%

Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 47%, dan jika rata-rata industri 30% maka kondisi perusahaan dalam
keadaan baik. 
b) Net Profit Margin : Laba Setelah Pajak
X 100%
Total Aktiva
Net Profit Margin : 99.775.124.375 X 100%
568.265.341.826
17,55784086 17%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 17%,
jika rata-rata industri 30% maka kondisi perusahaan kurang baik karena rendahnya
perputaran aktiva. 
c) Return Of Equity : Laba Bersih Setelah Pajak
X 100%
Total Modal Pemegang Saham
Return Of Equity : 99.775.124.375
X 100%
455.452.430.838
21,90681565 22%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar 22% dan jika rata-rata industri
40%, maka kondisi perusahaan cukup baik. 
Perhitungan Per Desember Tahun 2011 
1. Rasio Likuiditas 
a) Current Ratio : Total Aktiva Lancar
Total Hutang Lancar
Current Ratio : 190.274.251.538
148.209.117.955 1,283822845 1,28
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,28 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,28: 1, dan jika rata-rata industri 2 kali,
maka kondisi perusahaan kurang baik. 
b) Quick Ratio : Total Aktiva Lancar – Persediaan
Total Hutang Lancar
Quick Ratio : 173.968.382.131
148.209.117.955 1,173803505 1,17
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 1,5 kali sedangkan
pada PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,17 maka keadaannya cukup baik karena
perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan. 
c) Cash Ratio : Cash+Bank
X 100%
Total Hutang Lancar
Cash Ratio : 48.397.360.886
148.209.117.955
32,65477965 33%
Analisis : Rata-rata industri 75%, kurang baik karena kas yang tertanam dalam aktiva
yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan haru bekerja keras dengan
kas yang lebih sedikit. 
2. Rasio Solvabilitas 
a) To Debt to Asset Ratio : Total Hutang
X 100%
Total Aktiva
To Debt to Asset Ratio : 212.695.735.714
759.136.918.500
28,01809931 28%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2011 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 28 dibiayai dengan hutang dan Rp 72 disediakan
oleh pemegang saham.dan jika rata-rata industri 35% kondisi perusahaan cukup baik. 
b) T. Dept to Equity Ratio : Total Hutang
X 100%
Ekuitas
T. Dept to Equity Ratio : 212.695.735.714
X 100%
546.441.182.786
38,92381146 39%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 39% untuk tahun 2011. 
c) Long Term Debt to Equity Ratio : Total Hutang Jangka Panjang
X 100%
Ekuitas
Long Term Debt to Equity Ratio : 64.486.617.759
X 100%
759.136.918.500
8,494728182 8%
Analisis : Jika Rata-rata industri 75%, maka kondisi perusahaan sangat baik jika
meminjam jangka panjang 
3. Rasio Aktivitas 
a) Inventory Turnover : HPP
Persediaan
Inventory Turnover : 433.938.241.819
16.305.869.407
26,61239527 26,61
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan
ini inventory turnover adalah sebesar 26,61 
b) T. Asset Turnover : Penjualan Bersih
Total Aktiva
T. Asset Turnover : 813.342.078.952
759.136.918.500
1,071403668 1,071
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 1,071. 
c) W. Capital Turnover : Penjualan Bersih
(Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
W. Capital Turnover : 813.342.078.952
42.065.133.583
19,33530241 19,34
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal
kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 19,34. 
4. Rasio Provabilitas 
a) Gross Profit Margin : Laba Kotor
X 100%
Penjualan Bersih
Gross Profit Margin : 379.403.837.133
X 100%
813.342.078.952
46,64751117 46,65%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 46,65%, jika rata-rata industri 30%, maka kondisi perusahaan baik. 
b) Net Profit Margin : Laba Setelah Pajak
X 100%
Total Aktiva
Net Profit Margin : 115.932.533.042
X 100%
759.136.918.500
15,27162363 15,27%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar
15,27%, jika rata-rata industri 20%, bebas pajak cukup tinggi. 
c) Return Of Equity : Laba Bersih Setelah Pajak
X 100%
Total Modal Pemegang Saham
Return Of Equity : 115.932.533.042
X 100%
546.441.182.786
21,21592162 21,22%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar 21,22 % 
Perhitungan Per Desember Tahun 2012 
1. Rasio Likuiditas 
a) Current Ratio : Total Aktiva Lancar
Total Hutang Lancar
Current Ratio : 219.818.034.145
195.455.567.772 1,1246 1,12
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,12 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,12 : 1, dan jika rata-rata industri 2 kali
maka kondisi perusaaan kurang baik, tidak cukup likuid. 
b) Quick Ratio : Total Aktiva Lancar – Persediaan
Total Hutang Lancar
Quick Ratio : 197.219.321.290
195.455.567.772 1,009 1,01
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 1,5 kali sedangkan
pada PT ABCD TBK 1,01 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat
membayar hutang walaupun dikurangi persediaan. 
c) Cash Ratio : Cash+Bank
X 100%
Total Hutang Lancar
Cash Ratio : 37.871.639.602
X 100%
195.455.567.772
19,37608636 19,38%
Analisis : Rata-rata Industri 75%, kurang baik karena untuk membayar kewajiban masih
memerlukan waktu untuk menjual aktiva lancar. 
2. Rasio Solvabilitas 
a) To Debt to Asset Ratio : Total Hutang
X 100%
Total Aktiva
To Debt to Asset Ratio : 538.337.083.673
X 100%
1.204.944.681.223
44,67732769 44,7%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 44,7 dibiayai dengan hutang dan Rp 55,3
disediakan oleh pemegang saham. 
b) T. Dept to Equity Ratio : Total Hutang
X 100%
Ekuitas
T. Dept to Equity Ratio : 538.337.083.673
X 100%
666.607.597.550
80,75771798 80,8%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 80,8 % untuk tahun 2012. 
c) Long Term Debt to Equity Ratio : Total Hutang Jangka Panjang
X 100%
Ekuitas
Long Term Debt to Equity Ratio : 342.881.515.901
X 100%
1.204.944.681.223
28,45620394 28%
Analisis : Jika Rata-rata industri 75%, maka kondisi perusahaan baik jika meminjam
jangka panjang 
3. Rasio Aktivitas 
a) Inventory Turnover : HPP
Persediaan
Inventory Turnover : 634.412.985.295
22.598.712.855
28,07296988 28,07
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan
ini inventory turnover adalah sebesar 28,07 
b) T. Asset Turnover : Penjualan Bersih
Total Aktiva
T. Asset Turnover : 1.190.825.893.340
1.204.944.681.223
0,988282626 0,99
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 0,99, jika rata-rata industri 2, maka kondisi perusahaan
kurang baik. 
c) W. Capital Turnover : Penjualan Bersih
(Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
W. Capital Turnover : 1.190.825.893.340
24.362.466.373
48,87952948 48,88
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal
kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 48,88. 
4. Rasio Provabilitas 
a) Gross Profit Margin : Laba Kotor
X 100%
Penjualan Bersih
Gross Profit Margin : 556.412.908.045
X 100%
1.190.825.893.340
46,7249588 46,72%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 46,72 % 
b) Net Profit Margin : Laba Setelah Pajak
X 100%
Total Aktiva
Net Profit Margin : 149.149.548.025
X 100%
1.204.944.681.223
12,3781241 12,38%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 12,38

c) Return Of Equity : Laba Bersih Setelah Pajak
X 100%
Total Modal Pemegang Saham
Return Of Equity : 149.149.548.025
X 100%
666.607.597.550
22,37441466 22,37%

Anda mungkin juga menyukai