Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN SOAL

1. Dalam ajaran Islam dilarang untuk terlalu fanatik terhadap golongannya. Islam tidak
membedakan antara suku satu dengan lainnya, antara kelompok satu satu dengan
lainnnya, maupun bangsa satu dengan lainnya.
Perbedaan bukanlah alasan untuk saling memusuhi dan berpecah belah. Justru, perbedaan
itu bermanfaat bagi manusia demi menjalin silaturrahim antarmanusia. Perbedaan tercipta
bukan untuk dipisahkan, melainkan untuk saling mendekatkan.
Tidak ada satu suku atau bangsa yang lebih mulia dari suku atau bangsa lainnya. Tidak
ada juga satu kelompok yang lebih mulia dari kelompok lainnya. Islam hanya
membedakan manusia dari sisi amal perbuatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬ ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫ٕى َل ِل َت َع‬$ِِٕ ‫شع ُْوبًا َّو َق َب ۤا‬

" ahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
W
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
" (QS. Al-Ḥujurat [49]:13).
Sebuah riwayat mengisahkan, ketika persaudaraan kaum Muslimin di kota Madinah
semakin kuat. Kaum Yahudi pun terus membuat makar. Suatu ketika salah seorang tokoh
Yahudi ingin merusak hubungan baik yang terbangun antara suku Khazraj dan aus. Ia
membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar membacakan syair-syair Arab
Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang Bu’ats.
Perang Bu’ats adalah perang yang terjadi antara kaum Aus dan Khazraj sebelum
datangnya risalah Islam. Penyair tadi berhasil mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum
Anshar dari kalangan Aus dan Khazraj hingga mengantarkan mereka kepada kebanggaan
dan kepahlawanan masing-masing di masa Jahiliyah. Perasaan kebangsaan tersebut
memuncak hingga mereka lupa dengan ikatan persaudaraannya. Masing-masing pihak
menyerukan semboyan-semboyannya, lalu mempersiapkan senjatanya masing-masing
dan mengadakan tantangan kepada lawannya di tempat yang terbuka pada hari tertentu.
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang bersama
pasukan kaum Muslimin untuk melerai mereka. Rasulullah bersabda:

‫ وقطع به عنكم‬،‫ وأكرمكم به‬،‫ وأنا بين أظهركم؟ أبعد أن هداكم هللا إلى اإلسالم‬،‫ أبدعوى الجاهلية‬،‫ هللاَ هللا‬،‫يا معشر المسلمين‬
،‫ فعرف القوم أنها نزغة من الشيطان‬،‫ ترجعون إلى ما كنتم عليه كفارا‬،‫ وألف به بينكم‬،‫ واستنقذكم به من الكفر‬، ‫دعوى الجاهلية‬
‫ ثم انصرفوا مع رسول هللا سامعين مطيعين‬،‫ وعانق الرجال بعضهم بعضا‬،‫ وبكوا‬،‫وكيد من عدو لهم‬

“Wahai kaum Muslimin, apakah karena seruan Jahiliyah ini (kalian hendak berperang) padahal
aku ada di tengah-tengah kalian? Setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada kalian. Dan
dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan dengan Islam Allah putuskan urusan kalian pada
masa jahiliyyah. Dan dengan Islam itu Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan
Islam itu Allah satukan hati-hati kalian. Dan kalian kembali lagi kepada kekufuran
kalian.  Maka kaum Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari
syaithan dan tipuan kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu
mereka berpaling kepada Rasulullah dengan senantiasa mendengar dan taat.” (Sirah
Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/555).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fanatisme golongan dapat memicu
perselisihan dan perpecahan sehingga melemahkan ukhuwah Islamiyyah. Sedangkan dimata
Allah semua manusia sama saja hanya saja yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan
(ketaatan) kepada Allah saja. Setiap orang mukmin yang satu dan yang lain adalah saudara
sehingga tidak layak untuk berselisih hanya karena fanatisme golongan.

2. Allah berfirman :
َ َ‫َو َمٓا أَرْ َس ْل ٰن‬
‫ك إِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰ َعلَ ِمين‬
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. (Quran Surat Al-Anbiya Ayat 107)
dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia dijelaskan maksud ayat
tersebut menyatakan bahwa Allah mengutus nabi Muhammad saw sebagai rahmat bagi
semua makhluk, disebabkan mulianya sifat Nabi Muhammad saw berupa rasa komitmen
dan tekad untuk memberikan hidayah pada manusia dan menyelamatkan mereka dari
azab Allah.
Berdasarkan tafsir tersebut dapat disimpulkan bahwa visi Islam untuk mewujudkan
rahmatan lil ‘alamin dapat tercapai apabila kita selaku umat Islam mau menjalankan
ajaran Islam secara kaffah dan menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai panutan dalam
berakhlak dan beragama.
3. Makalah bikin sendiri.
4. Allah berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 103.
‫ُوا نِ ْع َمتَ ٱهَّلل ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْعدَٓا ًء فَأَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فَأَصْ بَحْ تُم‬ ۟ ‫وا ۚ َو ْٱذ ُكر‬
۟ ُ‫وا ب َحب ِْل ٱهَّلل ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرق‬
۟ ِ َ‫َوٱ ْعت‬
ِ ‫ص ُم‬
ٰ
َ ِ‫ار فَأَنقَ َذ ُكم ِّم ْنهَا ۗ َك َذل‬
َ‫ك يُبَيِّنُ ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم َءا ٰيَتِ ِهۦ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬ ِ َّ‫بِنِ ْع َمتِ ِٓۦه إِ ْخ ٰ َونًا َو ُكنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ ٱلن‬

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dalam tafsir al-muyassar kementerian agama saudi arabiya menjelaskan bahwa maksud
ayat tersebut adalah perintah kepada orang mukmin berpegang teguh kepada Al-Qur’an
dan As-Sunnah serta larangan melakukan sesuatu yang dapat menjerumuskan ke dalam
perpecahan. Kita diingatkan bahwa dahulu sebelum mengenal Islam bangsa Arab
terjebak dalam peperangan karena masalah sepele. Kemudian Allah menyatukan hati
mereka dengan Islam, sehingga berkat anugerah-Nya kalian bisa menjadi saudara
seagama, saling mengasihi dan saling menasihati.
Padahal sebelum itu mereka hampir saja masuk ke dalam neraka disebabkan kekafiran
kalian. Kemudian Allah menyelamatkan mereka melalui agama Islam dan membimbing
kalian menuju iman. Dan sebagaimana Allah menjelaskan hal ini kepada kita, maka Dia
juga menjelaskan apa yang dapat memperbaiki keadaan kita di dunia dan di akhirat, agar
kita menemukan jalan yang benar dan mengikuti jalan yang lurus.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa solusi untuk merawat persatuan
dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara menurut perspektif Islam adalah
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan serta
membuang jauh-jauh sifat egoisme yang dapat menimbulkan perselisihan sehingga
mudah diadu domba pihak luar yang ingin melemahkan suatu bangsa atau negara.

Anda mungkin juga menyukai