Diajukkan untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah K3 dan SNI
Disusun oleh:
M. Bismifatullah 061930321158
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAU PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................................................................3
2.2 Kecelakaan Kerja.................................................................................................4
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.........................................................4
b. Faktor Lingkungan.............................................................................................8
c. Faktor Peralatan..................................................................................................9
2.4 Klasifikasi Kecelakaan kerja..............................................................................10
2.5 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja..................................................................10
BAB III.......................................................................................................................12
PEMBAHASAN.........................................................................................................12
3.1 Deskripsi Kasus.................................................................................................12
3.2 Analisis Kasus....................................................................................................13
3.3 Pencegahan........................................................................................................14
3.4 Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja..................................................................14
BAB IV........................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan........................................................................................................17
4.2 Saran..................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Human error salah satu penyebab kecelakaan kerja yang sering terjadi di
perusahaan atau industri. Human error terjadi ketika serangkaian aktivitas kerja
1
sudah direncanakan, ternyata berjalan tidak seperti apa yang diinginkan atau
diharapkan, sehingga gagal mencapai target yang sudah ditetapkan. Kegagalan ini
memiliki pengaruh yang menimbulkan risiko terhadap faktor individu, pekerjaan, dan
manajemen, yang imbasnya bisa berujung pada terjadinya kecelakaan kerja. Oleh
karena itu, pada makalah ini penulis akan melakukan analisis mengenai salah satu
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia yaitu kasus kecelakaan pekerja di
pabrik gula tewas akibat tersiram air panas dalam tangki.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
2
BAB II
TINJAU PUSTAKA
Kesehatan diambil dari kata Bahasa Inggris yang bermaksud atau bermakna
tidak hanya terbebasnya dari sebuah kecelakaan atau penyakit, tetapi sehat
mempunyai makna sehat yang dilihat secara fisik, mental dan juga sehat pada sosial.
Kesehatan Kerja adalah suatu bagian dari K3 bertujuan agar selalu selamat, sehat dan
berdaya saing kuat dan dengan demikian, pekerjaan bisa berjalan dengan lancar dan
tidak ada kejadian kecelakaan yang terjadi saat melakukan pekerjaan ataupun pekerja
yang sakit yang menjadikannya tidak produktif. Kecelakaan kerja diminimalisasi
kejadiannya oleh upaya Keselamatan Kerja, sedangkan Kesehatan Kerja bisa
dipelihara dan ditingkatkan oleh Kesehatan Kerja.
- Keselamatan itu fokus terhadap bahaya dan resiko yang menimbulkan kerugian dan
bersifat akut. Sedangkan Kesehatan itu fokus terhadap bahaya dan resiko yang
menimbulkan kerugian tetapi bersifat kronis.
3
Keselamatan itu bisa kita hindari seperti dari suatu kebakaran, kecelakaan,
cidera. Sedangkan Kesehatan itu bisa diantisipasi biar ga terkena penyakit yang
diakibatkan pada saat bekerja.
Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi
fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur
pekerja juga diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-
Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan,
2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih
4
kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung
jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas
fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun
sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih berhati-hati,
lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari pada
tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap terjadinya
kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat
kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh
lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada
tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya
kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia
( Suma’mur PK., 1989:305 ).
Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian
kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan
terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang
dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria (Juli
Soemirat, 2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh
wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-
penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil
dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian
kebijakan yang khusus.
Masa Kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja
bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik
positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila
dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman
dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh
negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul
5
kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan
yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan
menjadi tiga yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja
sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : < 10 tahun (MA. Tulus,
1992:121).
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat
yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak
secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat
mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat
pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat
pelindung diri.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan bentukbentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat
tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang
mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja,
6
kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting
karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja
yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena
ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas
dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang
lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama
beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan
karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada
kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit
dipastikan.
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal
ini yang dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian
tenaga kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-kerusakan yang
timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering tidak
diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah
menghindari kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan dan
kerusakan. Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling
tepat dan harus dilakukakan manajemen tenaga kerja adalah
melakukan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar
pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah satu
tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan
kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat
kerja.
7
b. Faktor Lingkungan
Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada
tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja,
mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi
konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan.
Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja
manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur
sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan
kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat
menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf
perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang. Sedangkan
menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan
mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan
meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan
daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah
yang sangat sedikit.
Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi bendabenda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta
benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga
kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin
terjadi. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak
perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan
8
dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai
hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan
bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis
pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat
mengurangi banyaknya kecelakaan. Faktor penerangan yang berperan
pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda
mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101). Selain itu
pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan
melelahkan mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan
hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin
berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI,
1996:45).
Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
air dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228).
Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli
berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
c. Faktor Peralatan
Kondisi Mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat
ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan
pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak
segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
2.1.7.3.2 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat mekanik
terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan
pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya
angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara
meluasnya dipergunakan pengaman tersebut. Penerapan tersebut
9
adalah pencerminan kewajiban perundang-undangan, pengertian dari
pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
Letak Mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin.
Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian
produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin
dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan
pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65). Termasuk
juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh
letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan
kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah
kecelakaan yang mungkin terjadi.
1. Jatuh terpeleset
2. Kejatuhan barang dari atas
3. Terinjak
4. Terkena barang yang runtuh atau roboh
5. Kontak dengan suhu panas atau suhu dingin
6. Terjatuh, dan terguling
7. Terjepit, dan terlindas
8. Tertabrak
9. Tindakan yang tidak benar
10. Terkena benturan keras
10
2.5 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja
Suatu pencegahan kecelakaan kerja yang efektif memerlukan pelaksanaan
pekerjaan dengan baik oleh setiap orang ditempat kerja. Semua pekerja harus
mengetahui bahaya dari bahan dan peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari
operasi perusahaan serta cara pengendaliannya. Untuk itu diperlukan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja atau
dijadikan satu paket dengan pelatihan lain (Depnaker RI, 1996:48). Pencegahan
kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab kecelakaan. Sebab disuatu
perusahaan diketahui dengan mengadakan analisa kecelakaan. Pencegahan ditujukan
kepada lingkungan, mesin, alat kerja, perkakas kerja, dan manusia (Suma’mur PK.,
1996:215).
11
BAB III
PEMBAHASAN
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Su ala Usaha
Sukses yang ada di komplek kses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah
membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran
yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang
diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada
didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap. Para
korban yang tewas semuan Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni
ya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Feri Kisbianto, Jumono, Puji
Sutrisno Sutrisno dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi Purwanto
berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang
rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran
dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui
jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai. Hingga saat ini belum diperoleh
keterangan Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja
tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT semua pimpinan di Pabrik PT Darma
Pala Usaha Sukses Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindari saat ditemui
12
wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah
tersebut.
13
Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar
untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan
sejenisnya.
3.3 Pencegahan
a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap bagi setiap perusahaan
untuk perusahaan untuk memilki standar memilki yang berkaitan dengan
keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring
perlatan dan sebagainya.
c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi meliputi sifat dan ciri-ciri
bahan yang berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya.
Berilah tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan
letakkan di tempat yang aman.
14
a. Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya.
Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu lalang di
sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda,
misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk
meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya. patnya. Kaleng-kaleng yang
mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko
kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa
uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus
diperhatikan
b. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri
dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan
sangat membatasi aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan
beresiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet
juga sebaiknya dihindari.
c. Alat pelindung diri dapat diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau
sarung tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan
memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu
aktivitas kerja. Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat
pelindung diri tersebut.
d. Udara yang baik Udara yang baik dalam suatu dalam suatu ruangan kerja
juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak
mengandung CO2, ventilasi dan AC mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus
diperha juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai tikan termasuk sirkulasi
pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk mesin-mesin yang
15
menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan yang dilengkapi dengan peredam
suara. Pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan
dengan macam dan sifat pekerjaan. (Slamet Saksono, 1988: 104-111).
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kecelakaan bukan kejadian yang tidak dapat
dicegah atau dihindari. Kecelakaan dapat dicegah dengan menerapkan prinsip sistem
K3 dan pendekatan pencegahan kecelakaan. Penyebab dasar kecelakaan kerja pada
kasus ini adalah human error. Untuk kasus korban tewas dipabrik gula terjadi karena
kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah
menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-
hati serta teliti dan untuk korban seharusnya menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai ketentuan. Jika saja hal tersebut dilakukan oleh korban maka kecelakaan
dapat dihindari.
4.2 Saran
Dari analisis kasus diatas akan didapatkan langkah koreksi dari kecelakaan
kerja diatas diantaranya :
1. Perbaiki sistem manajemen dan perencanaan K3 diproyek.
2. Tempatkan orang yang berkompeten di dalam bidang safety, ini akan banyak
membantu mencegah terjadinya kecelakaan.
3. Lengkapi Alat Pelindung Diri pada para pekerja yang disesuaikan dengan
kebutuhan di proyek.
4. Lengkapi rambu-rambu safety dan peringatan agar tidak terjadi kelalaian dan
membuat pekerja jadi lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan
6. Terapkan peraturan mengenai kewajiban menggunakan APD dan berikan
denda bila melanggar aturan tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
18