Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

STUDI KASUS KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA

Diajukkan untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah K3 dan SNI

Disusun oleh:

M. Hijrah Yansyah 061930321156

M. Bismifatullah 061930321158

Nadia Carolina 061930321160

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 14 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAU PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................................................................3
2.2 Kecelakaan Kerja.................................................................................................4
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.........................................................4
b. Faktor Lingkungan.............................................................................................8
c. Faktor Peralatan..................................................................................................9
2.4 Klasifikasi Kecelakaan kerja..............................................................................10
2.5 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja..................................................................10
BAB III.......................................................................................................................12
PEMBAHASAN.........................................................................................................12
3.1 Deskripsi Kasus.................................................................................................12
3.2 Analisis Kasus....................................................................................................13
3.3 Pencegahan........................................................................................................14
3.4 Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja..................................................................14
BAB IV........................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan........................................................................................................17
4.2 Saran..................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam usahanya untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi salah satunya mengandalkan pada sektor industri.
Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat sehingga Indonesia
banyak terdapat berbagai jenis industri. Industri tersebut dalam mengelola
aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat teknologi mulai dari teknologi
yang sederhana hingga teknologi maju.

Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di


perusahaan atau industri dimana kecelakaan tersebut sering menimpa para pekerjanya
dan menyebabkan keparahan tingkat luka pada fisik pekerja. Perkembangan industri
yang sangat pesat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
meningkatnya penggunaan peralatan mesin serta bahan-bahan kimia dalam proses
produksi yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa dengan kualitas
baik agar dapat bersaing di pasaran. Namun, pesatnya perkembangan industri dan
kemajuan dibidang IPTEK dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada
keselamatan dan kesehatan para pekerja di perusahaan, seperti bertambahnya sumber
bahaya, meningkatnya potensi bahaya, dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.

Menurut ILO (International Labour Organization), di Indonesia rata-rata per


tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja. Berdasarkan jumlah itu, sekitar 70%
berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Kebutuhan pekerja atau
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya perlu mendapat perlindungan dengan
adanya lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tentram karena akan menimbulkan
keinginan untuk bekerja dengan baik. Semakin tersediannya fasilitas keselamatan
kerja atau APD semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Human error salah satu penyebab kecelakaan kerja yang sering terjadi di
perusahaan atau industri. Human error terjadi ketika serangkaian aktivitas kerja

1
sudah direncanakan, ternyata berjalan tidak seperti apa yang diinginkan atau
diharapkan, sehingga gagal mencapai target yang sudah ditetapkan. Kegagalan ini
memiliki pengaruh yang menimbulkan risiko terhadap faktor individu, pekerjaan, dan
manajemen, yang imbasnya bisa berujung pada terjadinya kecelakaan kerja. Oleh
karena itu, pada makalah ini penulis akan melakukan analisis mengenai salah satu
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia yaitu kasus kecelakaan pekerja di
pabrik gula tewas akibat tersiram air panas dalam tangki.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dibuat rumusan
masalah yaitu:

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan


pekerja pabrik gula tersebut?

2. Bagaimana cara melakukan penangan dan pencegahan agar tidak terjadi


kecelakaan lagi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan


terjadinya kecelakaan pekerja pabrik gula

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dan pencegahan agar tidak


terjadi kecelakaan yang sama.

2
BAB II
TINJAU PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan Kerja itu merupakan suatu ilmu yang mempelajari metode yang
bisa menjamin agar pekerja yang ada itu terbebas dari kecelakaan pada saat
melakukan sebuah proyek atau pekerjaan. Ciri dari Keselamatan Kerja itu
mempunyai potensi yang dapat menimbulkan gangguan atau cacat pada saat proses
terjadi dan kerusakan alat.

Kesehatan diambil dari kata Bahasa Inggris yang bermaksud atau bermakna
tidak hanya terbebasnya dari sebuah kecelakaan atau penyakit, tetapi sehat
mempunyai makna sehat yang dilihat secara fisik, mental dan juga sehat pada sosial.
Kesehatan Kerja adalah suatu bagian dari K3 bertujuan agar selalu selamat, sehat dan
berdaya saing kuat dan dengan demikian, pekerjaan bisa berjalan dengan lancar dan
tidak ada kejadian kecelakaan yang terjadi saat melakukan pekerjaan ataupun pekerja
yang sakit yang menjadikannya tidak produktif. Kecelakaan kerja diminimalisasi
kejadiannya oleh upaya Keselamatan Kerja, sedangkan Kesehatan Kerja bisa
dipelihara dan ditingkatkan oleh Kesehatan Kerja.

Berikut terdapat perbedaan antara Keselamatan dan Kesehatan kerja secara


umum, diantaranya :

- Keselamatan itu fokus terhadap bahaya dan resiko yang menimbulkan kerugian dan
bersifat akut. Sedangkan Kesehatan itu fokus terhadap bahaya dan resiko yang
menimbulkan kerugian tetapi bersifat kronis.

- Keselamatan itu berdampak yang langsung terlihat. Sedangkan Kesehatan itu


berdampak yang tidak langsung terlihat atau butuh waktu dan besaran bahaya yang
terjadi.

3
Keselamatan itu bisa kita hindari seperti dari suatu kebakaran, kecelakaan,
cidera. Sedangkan Kesehatan itu bisa diantisipasi biar ga terkena penyakit yang
diakibatkan pada saat bekerja.

2.2 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di
perusahaan atau industri dimana kecelakaan tersebut sering menimpa para pekerjanya
dan menyebabkan keparahan tingkat luka pada fisik pekerja. Perkembangan industri
yang sangat pesat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
meningkatnya penggunaan peralatan mesin serta bahan-bahan kimia dalam proses
produksi yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa dengan kualitas
baik agar dapat bersaing di pasaran. Namun, pesatnya perkembangan industri dan
kemajuan dibidang IPTEK dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada
keselamatan dan kesehatan para pekerja di perusahaan, seperti bertambahnya sumber
bahaya, meningkatnya potensi bahaya, dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori
tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering digunakan
adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini
disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :
a. Faktor Manusia yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yang
pertama

 Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi
fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur
pekerja juga diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-
Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan,
2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang lebih

4
kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung
jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas
fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun
sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya mereka lebih berhati-hati,
lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan bahaya dari pada
tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap terjadinya
kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat
kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh
lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada
tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya
kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan usia
( Suma’mur PK., 1989:305 ).
 Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian
kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan
terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang
dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria (Juli
Soemirat, 2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh
wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-
penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil
dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian
kebijakan yang khusus.
 Masa Kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja
bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik
positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila
dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman
dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh
negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul

5
kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan
yang bersifat monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan
menjadi tiga yaitu: 1. Masa Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja
sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : < 10 tahun (MA. Tulus,
1992:121).
 Penggunaan Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat
yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak
secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat
mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat
pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat
pelindung diri.
 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan bentukbentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat
tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
 Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang
mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja,

6
kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting
karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja
yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena
ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas
dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang
lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama
beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap karyawan, dan
karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada
kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit
dipastikan.
 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal
ini yang dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian
tenaga kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-kerusakan yang
timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering tidak
diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah
menghindari kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan dan
kerusakan. Apabila sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling
tepat dan harus dilakukakan manajemen tenaga kerja adalah
melakukan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar
pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah satu
tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan
kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat
kerja.

7
b. Faktor Lingkungan

 Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada
tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja,
mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi
konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan.
 Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja
manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur
sekitar 24°C- 27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan
kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat
menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf
perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang. Sedangkan
menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan
mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan
meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan
daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah
yang sangat sedikit.
 Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi bendabenda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta
benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga
kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin
terjadi. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak
perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan

8
dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai
hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan
bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis
pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat
mengurangi banyaknya kecelakaan. Faktor penerangan yang berperan
pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya langsung pantulan benda
mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101). Selain itu
pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan
melelahkan mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan
hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin
berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI,
1996:45).
 Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
air dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228).
Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli
berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

c. Faktor Peralatan

 Kondisi Mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat
ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan
pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak
segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
2.1.7.3.2 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan alat mekanik
terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan
pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya
angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara
meluasnya dipergunakan pengaman tersebut. Penerapan tersebut

9
adalah pencerminan kewajiban perundang-undangan, pengertian dari
pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
 Letak Mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin.
Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian
produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin
dan alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan
pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65). Termasuk
juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh
letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan
kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah
kecelakaan yang mungkin terjadi.

2.4 Klasifikasi Kecelakaan kerja


Klasifikasi atau jenis-jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi terutama pada
bidang industri konstruksi adalah antara lain sebagai berikut:

1. Jatuh terpeleset
2. Kejatuhan barang dari atas
3. Terinjak
4. Terkena barang yang runtuh atau roboh
5. Kontak dengan suhu panas atau suhu dingin
6. Terjatuh, dan terguling
7. Terjepit, dan terlindas
8. Tertabrak
9. Tindakan yang tidak benar
10. Terkena benturan keras

10
2.5 Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja
Suatu pencegahan kecelakaan kerja yang efektif memerlukan pelaksanaan
pekerjaan dengan baik oleh setiap orang ditempat kerja. Semua pekerja harus
mengetahui bahaya dari bahan dan peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari
operasi perusahaan serta cara pengendaliannya. Untuk itu diperlukan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja atau
dijadikan satu paket dengan pelatihan lain (Depnaker RI, 1996:48). Pencegahan
kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab kecelakaan. Sebab disuatu
perusahaan diketahui dengan mengadakan analisa kecelakaan. Pencegahan ditujukan
kepada lingkungan, mesin, alat kerja, perkakas kerja, dan manusia (Suma’mur PK.,
1996:215).

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Kasus


Cilacap – Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT  di pabrik
gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09),
tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu  pekerja lainnya selamat namun
mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih
ada orang di dalam tangki. Pihak perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini.

Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Su ala Usaha
Sukses yang ada di komplek kses yang ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula saat 5  pekerja tengah
membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran
yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang
diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada
didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap. Para
korban yang tewas semuan Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni
ya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto, Jumono, Puji Feri Kisbianto, Jumono, Puji
Sutrisno Sutrisno dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi Purwanto
berhasil menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang
rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah tombol kran
dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui
jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai. Hingga saat ini belum diperoleh
keterangan Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja
tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT semua pimpinan di Pabrik PT Darma
Pala Usaha Sukses Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindari saat ditemui

12
wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah
tersebut.

3.2 Analisis Kasus


Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah human error . Dalam hal ini, kesalahan terletak pada
operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang tersebut,
seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-
benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut telah kosong serta aman
dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi.

Karyawan saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan alat-alat


pelindung diri agar terhindar dari bahaya kecelakaan kerja. Kemudian penyebab
kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan manajemen dalam  bidang
kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen
yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat ini
memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa tindakan
manajemen yang  bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam
alat tersebut sehingga operator kran dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-
benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat
diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi
di mana apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau  benda asing, maka ada
sebuah lampu yang menyala mengindikasikan di dalam tangki tersebut terdapat orang
atau benda asing. Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan
investigasi kecelakaan, inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan
dari kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan
serta keselamatan pada perusahaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang
tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya
sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian kecelakaan kerja tersebut
dapat men kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi
tersebut. Perusahaan tidak akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini.

13
Ini berarti kecelakaan semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar
untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan
sejenisnya.

3.3 Pencegahan
a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap bagi setiap perusahaan
untuk perusahaan untuk memilki standar memilki yang  berkaitan dengan
keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring
perlatan dan sebagainya.  

b. Adanya pengawas yang melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan


yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.

c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi meliputi sifat dan ciri-ciri
bahan yang berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya.
Berilah tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan
letakkan di tempat yang aman.

d. Dilakukan penelitian psikologis tentang pola-pola kejiwaan yang


menyebabkan terjadinya kecelakaan serta pemberian diklat tentang kesehatan dan
keselamatan kerja pada karyawan.

e. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam


asuransi. (Sutrisno dan Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007: 14).

3.4 Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja


Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi
resiko dari adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk
Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menyusun program
keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia tersebut
adalah masalah kendali tata ruang kerja, pakaian kendali tata ruang kerja, pakaian
kerja, alat kerja, alat  pelindung diri dan lingkungan kerja.

14
a. Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya.
Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu lalang di
sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda,
misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak  boleh dipergunakan untuk
meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya. patnya. Kaleng-kaleng yang
mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko
kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa
uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus
diperhatikan  

b. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri
dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan
sangat membatasi aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan
beresiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet
juga sebaiknya dihindari.

c. Alat pelindung diri dapat diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau
sarung tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan
memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu
aktivitas kerja. Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat
pelindung diri tersebut.

d. Udara yang baik Udara yang baik dalam suatu dalam suatu ruangan kerja
juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak
mengandung CO2, ventilasi dan AC mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus
diperha juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai tikan termasuk sirkulasi
pegawai dan  banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk mesin-mesin yang

15
menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan yang dilengkapi dengan peredam
suara. Pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan
dengan macam dan sifat pekerjaan. (Slamet Saksono, 1988: 104-111).

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kecelakaan bukan kejadian yang tidak dapat
dicegah atau dihindari. Kecelakaan dapat dicegah dengan menerapkan prinsip sistem
K3 dan pendekatan pencegahan kecelakaan. Penyebab dasar kecelakaan kerja pada
kasus ini adalah human error. Untuk kasus korban tewas dipabrik gula terjadi karena
kesalahan terletak pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah
menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-
hati serta teliti dan untuk korban seharusnya menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai ketentuan. Jika saja hal tersebut dilakukan oleh korban maka kecelakaan
dapat dihindari.

4.2 Saran
Dari analisis kasus diatas akan didapatkan langkah koreksi dari kecelakaan
kerja diatas diantaranya :
1. Perbaiki sistem manajemen dan perencanaan K3 diproyek.
2. Tempatkan orang yang berkompeten di dalam bidang safety, ini akan banyak
membantu mencegah terjadinya kecelakaan.
3. Lengkapi Alat Pelindung Diri pada para pekerja yang disesuaikan dengan
kebutuhan di proyek.
4. Lengkapi rambu-rambu safety dan peringatan agar tidak terjadi kelalaian dan
membuat pekerja jadi lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan
6. Terapkan peraturan mengenai kewajiban menggunakan APD dan berikan
denda bila melanggar aturan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Agung. 2018. “Modul E-Learning: Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.


http://astti.or.id/sites/default/files/Seri%20K3%20-%20BAB%205%20%20-
%20%20Kecelakaan%20Kerja.pdf (Diakses tanggal 14 Desember 2021)
Universitas Pasir Pengaraian. 2021. “Pengertian dan Definisi K3 Keselamatan”.
https://upp.ac.id/blog/pengertian-dan-definisi-k3-keselamatan (Diakses
tanggal 14 Desember 2021)
Anonim. “Contoh Kasus Kecelakaan Kerja di Dunia Industri”.
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/pdf-contoh-kasus-kecelakaan-kerja-di-
dunia-industri_compress.pdf (Diakses tanggal 14 Desember 2021)

18

Anda mungkin juga menyukai