Biokimia Watermark
Biokimia Watermark
ii
BIOKIMIA
Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an
iii
Jl. Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Hotline: 0838-2316-8088
Website: www.deepublish.co.id
e-mail: deepublish@ymail.com
JULIANTO, Tatang S.
Biokimia: Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an/oleh Tatang S
Julianto.--Ed.1, Cet. 2--Yogyakarta: Deepublish, Maret 2015.
viii, 101 hlm.; Uk:15.5x23 cm
ISBN 978-602-280-154-2
1. Biokimia I. Judul
572
Cetakan Pertama November 2013
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Copyright © 2015 by Deepublish Publisher
All Right Reserved
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
iv
KATA PENGANTAR
v
metabolisme biomolekul akan dibahas pada jilid lainnya dengan
tetap menghadirkan Al-Qur’an sebagai rujukannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam buku
ini. Oleh karenanya penulis berharap adanya masukan dan kritikan
untuk kesempurnaan buku ini di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Badan
Pengembangan Akademik (BPA) Universitas Islam Indonesia (UII)
Jogjakarta yang telah memberi dukungan melalui Program Hibah
Kompetisi Program Studi (PHKPS) sehingga buku ini dapat
terwujud. Semoga Allah membalasnya dengan ganjaran yang
berlimpah.
Tatang S Julianto
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. v
DAFTAR ISI...........................................................................................vii
BAB 1. Falsafah Biokimia ............................................................... 1
BAB 2. Pengantar Biomolekul ....................................................... 9
BAB 3. Air....................................................................................... 19
BAB 4. Karbohidrat ....................................................................... 31
BAB 5. Asam Amino dan Protein ............................................... 45
BAB 6. Enzim ................................................................................. 59
BAB 7. Lipida ................................................................................. 67
BAB 8. Asam Nukleat ................................................................... 75
BAB 9. Energetika Sel ................................................................... 87
BAB 10. Pengantar Metabolisme................................................... 95
vii
viii
BAB 1. Falsafah Biokimia
1
2
Bahasa biokimia melebur ke dalam bahasa anatomi apabila
bahasannya menyangkut tingkat organisasi yang lebih kompleks.
Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan suatu peristiwa
bagaimana bentuk manusia diciptakan.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
3
QS. Ar-Ruum (30): 20
4
Demikian Allah menciptakan bentuk dan fungsi-fungsi
suatu makhluk hidup dalam suatu organisasi yang rumit namun
terorganisasi dengan sempurna.
5
No Benda hidup Benda mati
3 Mempunyai kemampuan Energi yang diserap akan
untuk mengambil energi dari menyebabkan berkurangnya
sekelilingnya; mengubah dan kemantapan zat tersebut sehingga
menggunakan energi dapat terjadi proses penguraian
tersebut untuk
mempertahankan struktur
oganisasi komponen
(molekul) penyusunannya
4 Mempunyai kemampuan Tidak dapat mereplikasi diri
mereplikasi diri
6
QS. Al-an’am (6) : 59
59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
7
8
BAB 2. Pengantar Biomolekul
9
lainnya dalam kaidah hukum fisika dan kimia menghasilkan fungsi
hidup yang menakjubkan.
QS. Al-Dzariyat (51) : 49
Sifat Biomolekul:
1. Biomolekul mempunyai bentuk dan ukuran yang spesifik.
Hal ini disebabkan keempat ikatan kovalen tunggal atom
karbon terpisah di dalam suatu susunan tetrahedral dengan
sudut kira-kira 109,5o di antara dua ikatannya. Sudut ini
bervariasi pada molekul organik yang berbeda. Karena sifat
10
ini, senyawa karbon organik yang berbeda dapat berbeda
pula struktur tiga dimensinya.
2. Kebebasan sempurna dalam rotasi terhadap setiap ikatan
tunggal karbon, kecuali jika ada gugus berukuran besar atau
bermuatan tinggi yang terikat pada kedua atom karbon,
yang dapat menghambat rotasi.
3. Ikatan kovalen karbon mempunyai panjang yang khas.
Ikatan tunggal karbon-karbon mempunyai panjang rata-rata
0,154 nm (1,54 Å), ikatan ganda memiliki panjang ikatan
yang lebih pendek kira-kira 0,134 nm.
11
1. Dalam reaksi katalitik suatu enzim dan substratnya
2. Dalam pengikatan hormon oleh reseptornya dalam
permukaan sel
3. Dalam replikasi DNA
Biomolekul yang terdapat di dalam zat hidup berbeda dari
senyawa kimia yang ada di sekelilingnya (O2, CO2, N2, garam-
garam anorganik, ion-ion logam, daln lain-lain), karena berat
molekulnya jauh lebih besar dan strukturnya yang kompleks.
Jasad hidup yang paling sederhana, yaitu jazad bersel satu,
misalnya bakteri, terdiri dari berbagai senyawa kimia organik yang
mempunyai berat molekul besar dalam jumlah banyak sekali
dengan struktur yang kompleks.
Diperkirakan ada 1.200.000 spesies di atas bumi kita ini,
mulai dari organisme bersel satu (bakteri) sampai supermultisel
(manusia). Jika dihitung, maka di dalam seluruh organisme itu
terdapat kira-kira 1010 sampai 1012 macam protein dan 1010 asam
nukleat. Kira-kira satu juta macam senyawa kimia organik yang
telah diketahui oleh manusia sampai sekarang. Dapat dibayangkan
bahwa untuk mencoba mengisolasi, mengidentifikasi, dan
mensintesa semua senyawa tersebut seakan-akan kita berputus asa.
Namun tidaklah demikian halnya. Kita mengetahui bahwa setiap
molekul protein terdiri atas senyawa sederhana yang merupakan
molekul pembentuk yaitu asam amino yang banyaknya ada 20
macam. Asam amino terususun membentuk suatu rantai polimer
yang panjang yang disebut sebagai protein. Jadi setiap jenis
molekul protein dari 3000 macam protein dalam E. Coli, dibentuk
hanya oleh 20 macam asam amino. Demikian juga dengan molekul
asam nukleat merupakan suatu rantai panjang yang terdiri dari
beberapa satuan pembentuknya, yaitu lima macam
12
mononukleotida yang tersusun dalam urutan yang beraneka
ragam.
Karbohidrat dan lipid (lemak) merupakan dua biomolekul
lain yang merupakan komponen utama dalam sel hidup. Seperti
juga protein dan asam nukleat, kedua biomolekul ini merupakan
molekul besar yang dibentuk oleh satuan-satuan pembentuknya.
Monosakarida merupakan satuan pembentuk karbohidrat
(polisakarida) dan asam lemak merupakan pembentuk lipid.
13
Struktur Dasar dan Fungsi Sel
Struktur Sel Prokariot sel prokariot
a. Nukleoplasma
Nukleoplasma terdiri dari satu molekul tunggal DNA
berbentuk koil heliks-rangkap, yang merupakan pembawa
informasi genetik dalam semua sel
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu larutan yang mengandung
protein, asam nukleat dan zat-zat lainnya yang diperlukan
dalam metabolisme sel.
c. Dinding Sel dan Membran Sel
14
Dua jenis RE adalah:
1. RE kasar
Permukaan membran dipenuhi oleh ribosom. Ribosom
terlibat di dalam biosintesis protein yang akan disimpan
sementara atau diangkut ke luar sel.
2. RE halus
Permukaan tidak dilengkapi oleh ribosom
c. Membran Sel
Membran sel bekerja sebagai rintangan permeabilitas.
Terbuat dari lapisan lipida dan protein (lipoprotein)
d. Dinding Sel
Materi struktur primer dari dinding sel tumbuhan adalah
selulosa yang terikat dalam matriks karbohidrat dan
protein. Dinding sel mempunyai kekuatan mekanik yang
besar. Lapisan luar ini bertanggung jawab terhadap sifat-
sifat imunologik sel dan juga terhadap sifat-sifat adesif yang
memungkinkan jaringan tersusun dari kumpulan sel.
e. Mitokondria
Mitokondria berukuran kira-kira sebesar bakteri. Dapat
dikatakan sebagai rumah tenaga sel eukariotik, oleh karena
merupakan tempat terjadi oksidasi karbohidrat, lemak, dan
asam amino.
f. Peroksisom
Rongga-rongga kecil seperti gelembung. Disebut juga
vesikel. Struktur ini mengandung bermacam-macam
enzim oksidatif seperti katalase.
g. Butir Glikogen
Merupakan suatu ciri istimewa sel hati, karena hati
merupakan tempat utama untuk sintesa glikogen dalam
tubuh. Glikogen merupakan karbohidrat yang tersimpan.
15
h. Badan Golgi
Badan golgi merupakan vesikel membran yang pipih, yang
berguna sebagai zat pembungkus yang dikeluarkan oleh sel
hati.
i. Lisosom
Lisosom merupakan kantung atau gelembung bulat yang
dikelilingi membran dan berada dalam sitoplasma.
Ukurannya bervariasi, tetapi biasanya tidak lebih besar
daripada mitokondria.
j. Vakuola
k. Kloroplas
16
Bila kita tinjau lebih jauh kandungan bagian-bagian sel yang
dijelaskan di atas, maka kita akan menemukan molekul-molekul
kimia dasar penyusun organel tersebut. Molekul inilah yang
dinamakan biomolekul. Gambar 2 merupakan gambaran ikhtisar
biomolekul dari bagian-bagian sel.
17
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid), membran sel disusun oleh
biomolekul protein dan lipida, dan dinding sel disusun oleh
biomolekul selulosa. Level 4 memberikan gambaran monomer-
monomer penyusun biomolekul Level 3. DNA merupakan polimer
yang disusun oleh suatu asam nukleat, polimer protein disusun
oleh suatu asam amino, dan polimer selulosa disusun oleh glukosa.
Biomolekul menjadi sangat penting dipelajari untuk dapat
memahami peristiwa-peristiwa biokimia yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup. Pengetahuan ini dapat diterapkan dalam segala
hal yang berkaitan dengan fungsi-fungsi dalam makhluk hidup
seperti bidang kesehatan, pertanian, industri bioteknologi dan
sebagainya. Oleh sebab itu dalam bab-bab selanjutnya akan
dipelajari sifat-sifat fisika dan kimia biomolekul yang meliputi air,
protein dan asam amino, karbohidrat, lipida, dan asam nukleat.
18
BAB 3. Air
19
QS. Ibrahim (14) : 32
32. Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai.
20
Sifat Harga Akibat
Kalor jenis 1 kal/g.der Air merupakan penyangga
(kalor yang diperlukan panas yang baik –
untuk menaikkan temperatur suatu system
temperatur 1 berair tidak naik dngan
gram H2O 1oC cepat walaupun temperatur
sekeliling dengan cepat
berubah
Titik didih 100oC Ini sangat tinggi untuk
suatu zat dengan bobot
molekul 18. Air tetp cair
pada temperature fisiologik
Struktur H2O :
Karena perbedaan keelektronegatifan antara hidrogen dan
oksigen, maka molekul air bersifat dwikutub. Oksigen menarik
elektron-elektron dalam molekul lebih kuat daripada hidrogen
yang membuat oksigen bermuatan parsial negatif dan hidrogen
parsial positif. Dalam keadaan cair dan padat antara molekul-
molekul air terjadi asosiasi secara luas yang disebabkan tarikan
dwikutub antara hidrogen positif dan oksigen negatif. Jenis asosiasi
intermolekular disebut ikatan hidrogen. Air adalah contoh suatu
cairan polar.
21
Keterangan:
a. model ball and stick
b. model space-filling
22
membentuk ikatan hidrogen dengan sebanyak-banyaknya 4
molekul air tetangga.
23
Gambar 5. Ikatan hidrogen antar molekul air dalam es
24
Beberapa contoh ikatan hidrogen dalam sistem hidup:
a. gugus hidroksil pada alkohol dan air
25
Air mempunyai sifat-sifat pelarut yang istimewa
Air merupakan pelarut yang jauh lebih baik. Kelompok
senyawa yang dapat terlarut dalam air :
a. Kristal garam: natrium klorida (ion-ion terhidrasi)
26
b. Senyawa organik netral yang mempunyai gugus fungsional
(like dissolved like)
27
Senyawa terlarut mengubah sifat-sifat air
Terdapat sifat utama air (sifat koligatif) yang tergantung
pada zat terlarut
1. Penurunan titik beku
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan tekanan uap
4. Tekanan osmosis
28
pH plasma darah seorang yang menderita diabeters kronis sering
lebih rendah daripada pH normal 7,4 (asidosis). Bila lebih rendah
dari pH normal disebut alkalosis.
29
selanjutnya dengan cepat akan terurai membentuk CO2 terlarut dan
air. Peristiwa ini terjadi dalam paru-paru. CO2 terlarut akan keluar
bersama uap air melalui paru-paru berupa gas CO2.
Gambaran mekanisme kerja buffer bikarbonat ditunjukkan
oleh gambar di bawah ini.
30
BAB 4. Karbohidrat
31
Al-Qur’an memberikan contoh sumber karbohidrat dalam
tanaman yang merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah
kepada makhluk-nya.
Penggolongan karbohidrat
Golongan karbohidrat didasarkan atas jumlah monomer gula
1. Monosakarida
Satuan karbohidrat tersederhana; taka dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil
32
contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa, ribose, dektrosa,
laktosa, maltosa
2. Disakarida
Karbohidrat yang tersusun atas dua (2) satuan
monosakarida
Contoh: sukrosa (tersusun atas glukosa dan fruktosa)
3. Oligoskarida
Karbohidrat yang tersusun dari tiga sampai sepuluh (3 – 10)
satuan monosakarida
contoh: glikoprotein, proteoglikan (oligoskarida lebih dari 2
rantai monosakarida biasanya tak terdapat secara bebas,
biasa sebagai rantai samping ikatan peptida)
4. Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun dari lebih delapan satuan
monosakarida
contoh: pati, selulosa
Monosakarida
Dapat digunakan sebagai energi oleh organisme atau
disimpan sebagai glikogen. Bila organisme memerlukan energi,
glikogen diubah lagi menjadi glukosa.
33
Monosakarida tidak berwarna, merupakan kristal padat
yang bebas, larut dalam air tetapi tak larut dalam pelarut non polar.
Kebanyakan memiliki rasa manis.
34
Dengan mengukur jumlah senyawa pengoksidasi yang
tereduksi oleh suatu larutan gula tertentu, dapat dilakukan
pendugaan konsentrasi gula. Dengan cara ini, darah dan air seni
dapat dianalisa kandungan gulanya pada diagnosa diabetes mellitus.
Penderita penyakit ini menunjukkan tingkat gula darah yang tinggi
secara abnormal, dan pengeluaran gula pada air seni berlebih.
Monosakarida : Stereokimia
a. Stereoisomer
Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton,
mengandung satu atau lebih atom karbon asimetri atau kiral (atom
karbon yang mengikat empat gugus yang berbeda), dan karenanya
terdapat dalam bentuk isomer yang bersifat optik aktif.
Aldosa yang paling sederhana, yaitu gliseraldehida,
mengandung hanya satu atom karbon kiral, dan karenanya,
memiliki dua bentuk isomer optik yang berbeda atau enantiomer.
Aldoheksosa mempunyai empat atom karbon kiral dan dapat
berada dalam 2n = 24 = 16 bentuk stereoisomer yang berbeda.
35
36
Jika dua gula berbeda hanya dalam konfigurasi di sekitar
satu atom karbon spesifik, senyawa-senyawa tersebut dinamakan
epimer.
D-glukosa dan D-manosa adalah epimer bila dilihat dari atom karbon 2
D-glukosa dan D-galaktosa adalah epimer jika dilihat dari atom karbon 4
b. Notasi D dan L
D dan L digunakan untuk menunjukkan konfigurasi dari
atom karbon kiral yang paling jauh dari atom karbon gugus
karbonil.
Jika gugus hidroksil pada atom karbon kiral yang paling
jauh mengarah ke kanan pada rumus proyeksi maka gula tersebut
menunjukkan suatu gula D
Jika gugus hidroksil pada atom karbon kiral yang paling
jauh mengarah ke kiri pada rumus proyeksi maka gula tersebut
menunjukkan gula L
37
c. Bentuk cincin
Aldehida dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk
masing-masing hemiasetal dan hemiketal.
38
Sebagai contoh, D-glukosa yang berada sebagai larutan
mengalami pembentukan hemiasetal intramolekuler dimana gugus
hidroksil bebas pada C-5 bereaksi dengan C-1 aldehida. Senyawa
cincin enam ini selanjutnya disebut sebagai piranosa, sebab
mempunyai kesamaan dengan senyawa piran yang memiliki enam
cincin. Nama secara sistimatik senyawa cincin dari D-glukosa
adalah α-D-glukopiranosa dan β-D-glukopiranosa.
β-D-glukopiranosa
α-D-glukopiranosa
39
Aldoheksosa yang berada dalam bentuk larutan juga
membentuk senyawa cincin lima. Karena mempunyai kesamaan
struktur dengan senyawa furan yang bercincin 5 maka senyawa
cincin bentukannya disebut furanosa. (coba saudara jelaskan
mekanisme reaksi pembentukannya!).
d. Reaksi
Aldosa merupakan gula pereduksi yang berarti bahwa
fungsi aldehida gula mempunyai kemampuan mereduksi ion
logam atau mengalami oksidasi menjadi gugus asam karboksilat.
40
Uji Tollens
O O
R C + 2Ag+ + 2OH- R C + 2Ag + H2O
H OH
Cermin
perak
Monosakarida lain
Selain D-aldosa dan D-ketosa, ada banyak jenis
monosakarida yang lain yang dapat dipandang sebagai turunan
gula.
Gula amino merupakan kelas monosakarida dengan gugus
–NH2 sebagai pengganti gugus hidroksi (-OH) pada karbon nomor
2. Gula amino pada umumnya ditemukan di alam sebagai turunan
41
N-asetil yang tidak bermuatan pada pH fisiologis. Sebuah contoh
penting adalah N-asetil-D-glukosamin yang merupakan monomer
dari polisakarida kitin, komponen utama dari cangkang serangga,
kerang, udang dan kepiting.
Disakarida
Disakarida terdiri dari dua unit monosakarida yang
berikatan kovalen satu sama lain, gugus hidroksil salah satu gula
bereaksi dengan karbon anomer pada gula kedua, disebut ikatan
O-glikosida, yang segera terhidrolisa oleh asam tetapi tahan
terhadap basa.
42
Disakarida yang banyak terdapat di alam :
maltosa, terdiri dari D-glukosa – D-glukosa
laktosa, terdiri dari D-galaktosa – D-glukosa
sukrosa, terdiri dari D-fruktosa – D-glukosa
43
Polisakarida
Tersusun atas banyak unit monosakarida
Dua jenis polisakarida :
1. Homopolisakarida, mengandung hanya satu jenis monomer
monosakarida. Contoh : pati (hanya mengandung unit-unit
D-glukosa)
2. Heteropolisakarida, mengandung dua atau lebih jenis unit
monosakarida yang berbeda. Contoh : asam haliuronat pada
jaringan pengikat
44
BAB 5. Asam Amino dan Protein
45
Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar
kimia Belanda bernama Mulder, yang merupakan salah satu dari
orang pertama yang mempelajari kimia dalam protein secara
sistimatik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan inti protein
dalam sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani
proteos, yang berarti ”bertingkat pertama”.
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel
hidup. Fungsinya terutama sebagai unsur pembentuk struktur sel,
misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung,
membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai
protein yang aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai
katalis segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim
adalah hormon, toksin, antibodi, antigen dan lain-lain.
Allah mencontohkan salah satu bentuk dan manfaat protein
bulu binatang melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl
ayat 5.
5. Dan dia Telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebahagiannya kamu makan.
46
3. terdapatnya ikatan kimia lainnya selain ikatan peptida,
seperti ikatan hidrogen, ikatan Van der Waals, ikatan
polar/nonpolar, dan ikatan ionik
4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti
pH, radiasi, temperatur, pelarut organik, dan detergen.
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan
terdapatnya gugus samping (kation, anion, hidroksil
aromatik, hidroksil alifatik, amina, amida, tiol, dan
heterosiklik) dan susunan khas struktur makromolekul.
Asam Amino
Asam amino: pembangun protein, precursor kimia bagi
senyawa yang mengandung nitrogen penting
47
Sebagian besar asam amino memiliki struktur yang sama
(dalam bentuk tak terionisasi) karena kerangka kovalen protein
adalah tetap dan menyangkut fungsi karboksil dan amino, maka
gugus R yang memberi suatu kedudukan bagi sifat-sifat fisik dan
kimia asam amino dalam rantai protein.
Penggolongan 20 asam amino yang umum dalam protein:
a. Gugus rantai cabang hidrofobik
48
Prolin fenilalanin
49
c. Gugus rantai cabang bermuatan negatif pada pH 7
50
Sifat Asam Basa Asam Amino
Di dalam larutan air netral, asam amino selalu dalam bentuk
ion berdwikutub (zwitter ion).
51
Gambar 11. Titik ekuivalen titrasi glisin
52
c. Reaksi dansil klorida
reaksi antara gugus amino dengan 1-dimetil-amino naftalen-
5-sulfonil klorida (dansil klorida) detentukan dengan
fluorometri
d. Reaksi Edman
reaksi antara α-amino dengan fenilisotiosianat, dalam
suasana asam dengan pelarut nitrometan. hasil reaksi dapat
dipisahkan dan diidentifikasi dengan kromatografi.
Digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung suatu
rantai polipeptida
e. Reaksi basa Schiff
reaksi reversibel antara gugus α-amino dengan gugus
aldehid
f. Reaksi dengan gugus R
gugus –SH pada sistein, hidroksifenol pada tirosin dan
guanidium pada arginin memberikan reaksi khas.
53
4. kromatografi lapis tipis
PEMISAHAN didasarkan pada perbedaan kecepatan
gerakan masing-masing asam amino dalam larutan buffer
dengan pH tertentu.
PEPTIDA
Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus α-karboksil
dari asam amino yang satu dengan α-amino dari asam amino
lainnya.
Ikatan peptida
54
Contoh ikatan peptida pada senyawa aspartam, suatu pemanis
sintetis
PROTEIN
Protein merupakan susunan asam amino yang digabungkan
oleh ikatan peptida.
55
Jenis protein:
Protein sederhana: hanya asam amino
Protein berkonjugasi: asam amino + gugus prostetik
nonprotein
56
membentuk struktur tiga dimensi secara menyeluruh.
Struktur tersier diselenggarakan oleh interaksi antara gugus
R asam amino
Struktur kuartener; penyusunan protomer dalam protein
oligomerik
57
Keadaan asal protein : suatu kondisi dimana suatu protein ada
dalam struktur tiga dimensi yang
memungkinkannya melaksanakan fungsi
biologiknya.
58
BAB 6. Enzim
59
Sifat-sifat katalitik khas enzim:
1. Enzim meningkatkan laju reaksi pada kondisi biasa
(fisiologik) dari tekanan, suhu, dan pH. Hal ini merupakan
keadaan yang jarang dengan katalis-katalis lain
2. Enzim berfungsi dengan selektivitas atau spesifisitas
bertingkat luar biasa tinggi terhadap reaktan yang
dikerjakan dan jenis reaksi yang dikatalisasikan. Maka
reaksi-reaksi yang bersaing dan sampingan tidak teramati
dalam katalisasi enzim
3. Enzim memberikan peningkatan laju reaksi yang luar biasa
disbanding dengan katalis biasa.
60
e. Bekerja pada –CH-NH-
f. Bekerja pada N fungADH; NADPH
2. Transferase (pemindahan gugus fungsional)
a. Gugus satu-karbon
b. Gugus aldehida atau keton
c. Gugus asil
d. Gugus glikosil
e. Gugus fosfat
f. Gugus mengandung S
3. Hidrolase (reaksi hidrolisa)
a. Ester
b. Ikatan glikosidik
c. Ikatan peptide
d. Ikatan C-N lain
e. Anhidrida asam
4. Liase (adisi pada ikatan rangkap atau kebalikan reaksi
tersebut)
a. C=C
b. C=O
c. C=N
5. Isomerase (reaksi isomerisasi)
a. Rasemase
6. Ligase (pembentukan ikatan dengan pembelahan ATP)
a. Terbentuk ikatan C-O
b. Terbentuk ikatan C-S
c. Terbentuk ikatan C-N
d. Terbentuk ikatan C-C
61
Bagian-bagian Enzim
Bagian protein (tak aktif) disebut Apoenzim
Bagian bukan protein :
a. Gugus prostetik; secara kuat terikat pada apoenzim,
seringkali terikat secara kovalen. Gugus ini menentukan
jenis proses-proses kimia yang akan dikatalisis. Molekulnya
terletak pada kedudukan dalam struktur tersier dalam
enzim yang dikenal sebagai sisi aktif.
b. Koenzim; secara lemah terikat pada apoenzim dan dapat
didisosiasikan secara reversibel
c. Kofaktor ion logam
62
Gambar 12. Mekanisme key and lock serta contoh reaksi
terkatalisis enzim
63
Inhibisi Reaksi Enzimatik
Pada umumnya proses inhibisi merupakan suatu kontrol
dari reaksi enzim
Proses inhibisi reaksi enzim ada dua macam:
1. Inhibisi bersaing (competitive inhibition)
Inhibisi ini terjadi pada sisi aktif yang sama, sehingga
substrat bersaing dengan suatu inhibitor
memperebutkan sisi aktif yang sama.
Misalnya:
Reaksi inhibisi malonat terhadap enzim
suksinatdehidrogenase. Dalam proses inhibisi ini
malonat sebagai inhibitor bersaing dengan suksinat
sebagai substrat terhadap sisi aktif yang sama pada molekul
enzim suksinatdehidrogenase.
64
2. Inhibisi tak bersaing (non competitive inhibition)
Pada reaksi inhibisi ini, substrat dan inhibitor masing-
masing berikatan dengan enzim pada tempat yang berbeda.
65
66
BAB 7. Lipida
20. Dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang
menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang
makan.
Fungsi lipida:
1. Penyimpan energi dan transpor
2. Struktur membran
3. Kulit Pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampaian kimia
67
Contoh lipida dalam kehidupan sehari-hari
Triacontanoylpalmitat, komponen
utama lilin lebah, suatu ester asam
palmitat dengan triacontanol.
68
utama dari lemak penyimpan (storage lipid) pada sel hewan
dan tumbuhan, tetapi pada umumnya tidak dijumpai pada
membran.
6. Lilin
Lilin adalah ester asam lemak berantai panjang yang jenuh
dan tidak jenuh (mempunyai dari 14 sampai 36 atom
karbon) dengan alcohol berantai panjang (mempunyai atom
karbon dari 16 – 22)
7. Fosfogliserida
a. Fosfatidiletanoalamin
b. Fosfatidilkolin
c. Fosfatidilserin
d. Fosfatidilinositol
e. Kardiolipin
8. Spingolipida
a. Spingomielin
b. Serebrosida
c. Gangliosida
69
5. Sterol dan ester asam lemaknya
70
Gambar 14. Ikhtisar lipida
Asam Lemak
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan alcohol.
Asam lemak :
1. Jenuh (butirat, palmitat, stearat)
2. Tak jenuh (palmitoleat, oleat, linoleat, linolenat, arakidonat)
71
Reaksi:
Jumlah karbon
genap
O
banyak tahap
H3CC SCoA CH3(CH2)14COO2H
asetil koenzim A asam palmitat
O
H2C O C R
O
HC O C R
O
H2C O C R
72
Konfigurasi di sekitar ikatan rangkap apa saja dalam asam
lemak alamiah adalah cis, suatu konfigurasi yang menyebabkan
titik leleh minyak itu rendah. Asam lemak jenuh membentuk rantai
zig-zag yang dapat cocok satu dengan yang lain secara mampat
sehingga gaya tarik Van der Waals-nya tinggi. Oleh karena itu
lemak-lemak jenuh itu bersifat padat. Jika beberapa ikatan rangkap
cis terdapat dalam rantai, molekul itu tak dapat membentuk kisi
yang rapi dan mampat, tetapi cenderung melengkung, trigliserida
tak jenuh ganda (polyunsaturated) cenderung berbentuk minyak.
73
Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis lemak atau
minyak yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai
hidrokarbon panjang dan tidak bercabang.
74
BAB 8. Asam Nukleat
54. Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah[*] dan adalah
Tuhanmu Maha Kuasa.
[*] Mushaharah artinya hubungan kekeluargaan yang berasal
dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya.
Mononukleotida :
Mononukleotida terdiri dari 3 unsur yang dapat dipisahkan
dan dikenali, yaitu
75
- Basa-basa nitrogen heterosiklik (basa purin: adenine dan
guanine ; basa pirimidin; sitosin, urasil, timin)
- Gula 5-karbon ( D-ribosa dalam RNA, 2-deoksi D-ribosa
dalam DNA)
- Fosfat
76
Ikatan hidrogen antar basa nitrogen (model Watson-Crick)
Nukleosida
Nukleosida : suatu turunan N-glikosil yang terbentuk dari
gabungan sebuah pentosa dan basa pirimidin atau
purin (tanpa gugus fosfat).
golongan nukleosida:
1. Ribonukleosida, mengandung D-ribosa
2. 2’-deoksiribonukleosida, mengandung 2-deoksi-D-ribosa.
77
Sifat nukleosida:
1. Lebih muda larut daripada basa N-nya
2. Mantap dalam alkali
3. Terhidrolisis oleh asam pada suhu tinggi, menghasilkan bsa
dan pentosa bebas
4. Terhidrolisis oleg enzim nukleaosidase
5. Nukleosida pirimidin lebih tahan hidrolisis daripada purin
78
golongan nukleotida: 1. deoksiribonukleotida
2. ribonukleotida
79
Polinukleotida : merupakan polimer mononuklotida
Golongan polinukleotida :
1. Asam deoksiribonukleat (Deoxyribo Nucleic Acid, DNA) :
terdiri atas unit-unit doksiribonukleotida yang
dihubungkan dengan suatu rantai dengan ikatan kovalen
2. Asam ribonukleat (Ribo Nucleic Acid, RNA) : disusun dari
unit-unit ribonukleotida
80
Gambar 16. Rantai DNA dalam kromosom
81
Gambar 17. Ikatan double helix DNA menurut Watson-Crick
Jenis RNA :
1. RNA pemindah (messenger RNA-mRNA) : disintesis dalam
inti sel dalam proses transkripsi (proses penurunan urutan
basa dari slah satu untai DNA kromosom dengan perantara
enzim, menjadi bentuk rantai tunggal mRNA), merupakan
82
komplemen urutan basa dalam DNA yang ditranskripsi.
mRNA keluar dari inti sel menuju ribosom untuk memulai
proses biosintesin polipeptida.Urutan tripel nukleotida
(kodon) spanjang rantai mRNA menentukan urutan residu
asam aminio yang membentuk rantai polipeptida
83
Gambar 19. Transfer RNA (t-RNA)
84
Gambar 20. Ribosom RNA (r-RNA) di dalam ribosom
85
Nukleoprotein
Merupakan gabungan antara asam nukleat dengan protein
tertentu membentuk struktur yang sangat kompleks dan memiliki
aktivitas fungsional. Contoh : ribosom dan virus.
86
BAB 9. Energetika Sel
87
Arus Energi di dalam Biosfer
Sel terbagi atas dua kelompok: heterotrop yang
memperoleh makanan dari sel lain, dan autrotrop yang
menciptakan makanannya sendiri dari zat-zat anorganik sederhana
dan cahaya matahari. Kedua jenis sel ini ada hubungan dekat oleh
proses keseluruhan dari siklus karbon.
Sel autotropik yang fotosintetik menyimpan energi cahaya
matahari dalam bentuk karbohidrat, yang kemudian dimanfaatkan
oleh sel heterotrop non fotosintetik sebagai sumber dari bukan saja
melainkan juga bahan mentah untuk biosintesis. Arus energi dari
matahari melalui bermacam-macam tahap pemanfaatan secara
skematik ditunjukkan dalam gambar.
88
Arus karbon dalam biosfer
17. Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan
yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
18. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
89
universalitas dari proses metabolik utama maka para cendikiawan
mampu untuk menggunakan prokariot sederhana untuk
mempelajari metabolisme perantara, dan sebenarnya dapat
mempeluas banyak dari kesimpulan yang diperoleh dari studi-
studi demikian pada proses yang bersesuaian di dalam sel hewan
bertingkat lebih tinggi.
90
Organisme dapat dikelompokkan berdasarkan cara
memperoleh energi, yaitu:
Sel Autotropik
Sel autrotopik dapat dibagi menjadi kemoautotrop dan
fotoautotrop.
Kemoautotrop memperoleh energi dengan mengoksidasi
molekul-molekul yang tereduksi seperti H2S, S, NH3, NO2,
dan CO, sehingga menghasilkan energi yang diperlukan
untuk mereduksi CO2 (digunakan sebagai sumber karbon
untuk menghasilkan karbohidrat) dan memberikan tenaga
pendorong bagi proses yang memerlukan energi.
Organisme non fotosintetik ini termasuk keluarga bakteri
dari pengambilan molekul-molekul anorganik sederhana.
Sel Heterotrop
Kemoheterotrop memerlukan senyawa organik baik sebagai
sumber energi. Kelas ini meliputi lapangan yang maha luas
dari organisme termasuk hewan bertingkat tinggi, jamur,
protozoa, dan kebanyakan bakteri.
Kita dapat membuat pembedaan diantara kemotrop yaitu
organisme aerobik dan anaerobik.
Organisme aerobik menggabungkanoksidasi molekul-
molekul organik dengan mereduksi O2 menghasilkan
air. Oksigen dalam hal ini sebagai penerima elektron.
91
Organisme aerob tidak dapat hidup tanpa adanya
oksigen.
92
Fotoheterotrop memerlukan senyawa organik lain dari CO2
sebagai sumber karbon. Karena senyawa organik di alam
hampir selalu berasal dari degradasi materi yang pernah
hidup, maka sel ini adalah heterotrop. Organisme demikian
termasuk bakteri non-belerang ungu.
Adenosin Trifosfat
Pemindahan-pemindahan energi selular yang lain dari
reaksi-reaksi oksidasi-reduksi memanfaatkan energi yang disimpan
pada ikatan-ikatan P-O dari asam fosfat anhidrida dan turunan
ester fosfat. Biomolekul pusat pada sistem pemindahan energi ini
adalah Adenosin Trifosfat (ATP). Struktur ATP dan zat-zat yang
ada hubungannya ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
93
ATP dan Energetika Selular
ATP bertugas sebagai pusat medium pertukaran yang
menghubungkan reaksi-reaksi biokimia yang menghasilkan energi
penyambung dengan proses-proses yang memerlukan energi di
dalam sel. Bekerjanya ATP berpusat pada kemantapannya untuk
menjadi donor gugus fosforil berenergi tinggi kepada akseptor
gugus fosforil seperti senyawa sejenis –OH.
94
BAB 10. Pengantar Metabolisme
Metabolisme
Pengertian metabolisme adalah segala proses kimia yang
terjadi di dalam makhluk hidup. Di dalam proses ini makhluk
mendapat, mengubah, dan menggunakan senyawa dari sekitarnya
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
Katabolisme
Pencernaan
Pencernaan pada hewan tingkat tinggi pada dasarnya
merupakan proses hidrolitik. Molekul-molekul seperti polisakarida,
protein, asam nukleat dan lipida yang menyusun bagian terbesar
dari makanan harus dihancurkan menjadi molekul-molekul kecil
agar memungkinkan penyerapannya menembus lapisan usus kecil.
95
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[*].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
96
97
Kebanyakan lipida dalam makanan kita berbentuk triasil
gliserol. Pencernaan lemak berlangsung dalam usus kecil. Di sini
lipida makanan direaksikan dengan enzim hidrolase yang disebut
dengan lipase. Karena lipase larut dalam air sedang substratnya
tidak, maka materi lipida diubah menjadi globul kecil-kecil
(teremulsikan) oleh garam-garam empedu. Empedu dihasilkan
dalam hati dan disimpan di dalam kandung empedu yang
mengeluarkannya di dalam usus kecil. Zat pengemulsi yang utama
di dalam empedu adalah garam-garam natrium asam taurokolat
dan asam glikokolit, keduanya turunan steroid. Lipase pankreas
menghidrolisis dua dari tiga sambungan ester dalam triasil gliserol.
Gliserol monoalkil dan asam lemak diserap melalui lapisan
usus dan diubah kembali menjadi triasil gliserol yang kemudian
masuk ke dalam darah melewati sistem limfa.
98
5. Serum albumin, mengikat dan mengangkut asam lemak
bebas di dalam darah.
99
Mulut
Lambung
100
Usus Halus
101