Pengecoran Roda Kereta PDF Free
Pengecoran Roda Kereta PDF Free
PROGRAM INSENTIF
E-mail.dby.0503@yahoo.com
Nopember 2010
LAPORAN AKHIR
PROGRAM INSENTIF
E-mail.dby.0503@yahoo.com
Nopember 2010
Daftar lsi
Hal
Prakata .............................................................................. 4
Daftar Isi............................................................................ 5
1. Pendahuluan ............................................................................... 9
4. Metodologi .................................................................................... 12
6. Kesimpulan .................................................................................. 38
5
Laparan Akhll' Rada Kerela Api
Daftar Tabel
Tabel 5.1 Komposisi Kimia Roda KA Asli ... .. .......... .. .. ...... ............... .. .. .. .. .. ... 13
Tabel 5.2 Komposisi Kimia Material Cor .......... ................ ..... .... .. .... .. .. .. .. .... 21
Tabel 5.3 Hasil Pengujian .......... .. ..... .. ......... .. .. .. .............. .. ............ ............. 24
Tabel 5.4 Komposisi Roda KA ...... .. ........ ..... .. .. .. .. .... .... .. .............................. 31
Tabel 5.5 Bahan Dasar ........ ... .. ........ ....... .. .... ..... .. ....... ........ ..... .. ........ .... .... 32
Tabel 5.6 Komposisi Target ...... ........ ............ .. .................. ... ...... ..... .... ...... 32
Tabel 5.7 Komposisi Roda KA Asli dan Target Peramuan Peleburan ....... 33
Tabel 5.8 Komposisi Roda KA Asli dan Hasil Cor .. ................. .. ................. 34
Tabel 5.9 Uji Keras Roda KA As-Cast .... ...... .......... ... ......... .......... ... .. ...... .. 36
6
Laporan Akhir Rodn Kerela Api
Daftar Gambar
Gambar 5.1 Struktur Mikro Roda KA...................... ...... .... ..... .. .. ........ ............. 16
Gambar 5.6 Temperatur sampel 900 0 C - 9 Detik dan 18 Detik ................ ....... 19
Gambar 5.8 Pembuatan cetakan.... .. ........ .... ...... ..... .......... ............................. 20
Gambar 5.13 Pengamatan Makro potongan sample .................. ... ... ... ... ..... 22
Gambar 5.17. Proses Pengisian Logam Cair .................... .. ....... ...... .... ..... ....... 26
Gambar 5.18. Feeding Zone Berakhir pada Penambah'................ .... .... ...... .. .. 26
7
Laporan Akhir Roda Kere la Api
Gambar 5.23. Penempatan Pol a Dalam Rangka Cetak dan Pemberian Pasir. 29
Gambar 5.25. Pemadatan Pasir Cetak .............. .. .... ... ............ ...... ................... 30
Gambar 5.26 . Pengangkatan Pola dari Cetakan ...... ... ........ .. .. ......... ........ .... ... 30
Gambar 5.28 . Cetakan Siap Cor.. .... .... .... .. .................. .... ... ........ ...... ............. 31
Gambar 5.30. Proses Penuangan dan Kondisi Cetakan Setelah Selesai Dicor
Penuh..... ............. ...... ................ .......... .... ... ............ ..... .. ...... .... 33
Gambar 5.32. Struktur IVlikro As-Cast Cor 1 (Bahan Baja Lain) .. ............ ...... 35
Gambar 5.33 . Struktur Mikro Hasil Normalising Cor 1 (Bahan Baja Lain)..... 35
Gambar 5.34. Uji Ultrasonik Roda Cor 1 ....... .... .......... ........ ... ...... .. .. ..... ........ 36
8
LaparDn Akhir Rada Kerela Api
1. Pendahuluan
9
Laparal1 Akhir Rada Kerela Api
2. Tinjauan Pustaka
Untuk dapat menghasilkan sambungan antara logam padat dan cair yang
sempurna tanpa adanya batas antara (interface) maka proses perlu dilakukan
sampai terjadi fusi. Proses fusi yaitu sebagian logam padatan ikut mencair dan
mencapai kondisi cair-padat (mushy zone) atau benar-benar mencair sebagian
sehingga terjadi pencampuran antara logam cair dan logam padat tersebut.
Kondisi tersebut akan menghasilkan sambungan yang sempurna, seolah cairan
yang diberikan bukanlah sekedar melapis tapi benar-benar menyatu dengan
logam padatan yang dilapisinya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pelapisan calran adalah
parameter-parameter perpindahan panas. Logam padat perlu mendapatkan
panas untuk mencapai kondisi mushy atau cairo Panas dapat di peroleh dari
pemberian panas (heat generation) pada padatan dengan cara memanaskan
logam padat menggunakan pemanas. Sumber lainnya adalah dari panas yang
dimiliki cairan. Untuk sumber panas yang kedua tentunya akan berakibat
terjadinya penurunan temperatur cairan karena adanya penyerapan panas oleh
logam padat sehingga temperatur akhir keduanya akan mencapai titik pertemuan
pada temperatur tertentu, selanjutnya kemudian keduanya akan turun secara
bersamaan. Bila titik pertemuan temperatur yang terjadi pad a kondisi logam
padat masih dalam kondisi full pad at atau belum mushy atau mencair maka yang
terjadi adalah difusi atom-atom antara kedua bagian dan terjadi sambungan.
Sambungan yang terjadi akan kurang kuat karena pada dasarnya keduanya
masih terpisah oleh adanya interface.
Dari konsep tersebut maka parameter utama yang perlu di cari dalam proses
pelapisan cairan pada padatan adalah sebagai berikut:
10
Laporon Akhir Rada Kerefa Api
Manfaat
devisa ..
11
Loparan Akhir Rada Kere la Api
4. METODOLOGI
Pengembangan metode pelapisan logam cair pad a padatan ini ditujukan untuk
melakukan perbaikan pada roda kereta api. Roda kereta api yang telah
mengalami keausan permukaan akan diberi lapisan menggunakan cairan logam
dengan komposisi sejenis . Penelitian yang dilakukan adalah melapis sampel
padat dari bahan roda KA dan dilapis cairan. Langkah yang ditempuh untuk
mencapai proses yang dapat menghasilkan sambungan lapisan yang baik dan
kuat dilakukan sebagai berikut:
Setelah diperoleh komposisi material maka akan dapat di analisis sifat atau
karakteristik material dari mulai temperatur cair, karakter pembekuan dan
struktur mikro yang akan terbentuk pada saat membeku.
12
Laparan Akhir Rada Ke re /a Api
Pembuatan sampel
Sam pel padat dibuat dari bahan roda KA yang bekas pakai , dipotong berbentuk
sampel kotak .
13
4.6 Pengujian hasil perlakuan panas
8.etelah diberi perlakuan panas maka sam pel diperiksa kembali , apakah kondisi
sambungan dan struktur mikro bisa menjadi homogen. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi foto makro, metalografi dan kekerasan mikro . Hasil akhir yang
diharapkan adalah diperoleh sam pel dengan kondisi pelapisan antara logam
pad at dan cair tanpa adanya interface sambungan dengan struktur mikro yang
homogen.
• PROSES PENGECORAN
• Proses perancangan
Roda KA yang akan dibuat disesuaikan dengan skala tanur yang dimiliki.
Kapasitas tanur yang dimiliki sebesar 250 Kg, oleh karenanya roda KA
yang dibuat dirancang memiliki berat tidak lebih dari 125 Kg. Rancangan
bentuk roda KA disesuaikan dengan aslinya namun dalam skala yang
lebih kecil.
Perancangan pertama yang dilakukan berupa gambar teknik roda KA
yang dilakukan meliputi :
• Pembuatan gambar teknik roda KA
• Perancangan pembuatan pola/pattern roda KA
• Perancangan proses pengecoran roda KA (rancangan sistem
saluran dan penambah)
Untuk dapat menghasilkan coran roda KA yang bebas cacat susut cor
maka dilakukan perancangan untuk sistem saluran dan penambah . Agar
hasilnya optimal dan efisien maka dilakukan simulasi pengecoran
menggunakan software magma soft. Dari hasil simulasi akan diperoleh :
• Optimasi penggunaan penambah untuk menghindari cacat susut
tuang (shrinkage)
• Optimasi sistem saluran untuk menghindari turbulensi dan gas
terjebak
14
Loporan Akh,r Roda Kerelo Api
ditetapkan.
• Proses pengujian
Untuk mengetahui kualitas hasil cor maka dilakukan pengujian terhadap
kualitas material dan benda cor. Pemeriksaan meliputi :
• Pemeriksaan komposisi
• Pemeriksaan metalografi - struktur mikro bahan
• Pengujian kekerasan
• Pengujian tarik
• Pengujian impak
• Pengujian NOT
• Ultrasonik
• Die penetrant
• Pemotongan satu benda hasil pengecoran untuk menganalisa
keberadaan cacat di bag ian dalam (shrinkage)
• ANALISA HASIL - KOMPARASI CORAN DENGAN RODA KA ASLI
Dari hasil pengecoran kemudian dilakukan perbandingan terhadap
kualitas roda KA yang asli. Perbandingan hasil roda KA yang dihasilkan
dengan bahan baku yang berbeda juga dilakukan. Hal yang dibandingkan
berupa sifat mekanik dan struktur mikro yang dihasilkan .
• PROTOTIPE SELESAI
Setelah mendapatkan perbandingan hasil roda cor dengan roda KA asli
maka proses pembuatan prototipe sudah selesai. Luarannya berupa roda
KA dalam skala penelitian yang memiliki sifat mekanik sesuai dengan
tuntutan roda KA. Selain itu dapat dihasilkan SOP untuk membuat roda
KA .
15
Laparan Akhir Rada Kerela Api
16
Laparan Akhir Rada Kere la Api
.",' , I
Gambar 5.3 Model Simulasi
Model sam pel dan susunan dalam simulasi seperti yang digambarkan diatas .
• Parameter Simulasi
• Bahan sam pel : Carbon Steel
• Temperatur cor
o Tebal:10mm
o Berat: 1400 gr
• Kondisi batas:
17
L({paran Akhir Rada Kereta Api
Temp
[0 C]
~8QQ.o :'. ,
-7"/'", . L........._... _-- ,.
/ 7Q.O<YC
....· \
c·
T Sol. 1395°C
~ .
'/- ../
? / '
.,,-
/'
12 13 14 15 16 ti me [5l
Gambar 5.4 Diagram perubahan temperatur pada sam pel
-Ill! ·, IM ,e 9. .
.,...a,.
I ~H
.n..10"•,
~
I ... .
lU I
, ~
.~
f' .- .-_.
".~.-
L __ _ __-~~ __ _ _ _ _ __ __ __ _ _ _ G=_~
t·_- ,.,.. .". -_.. ~,- - _ti
0
Gambar 5.5 Temperatur sam pel 700 C - 9 Detik dan 18 Detik
18
L"paran Akhir Rada Kerela Ap i
.
-. -
.
-
Pada Gambar 5.6 warna merah menunjukkan bagian sampel telah memiliki
temperatur diatas solidus . Dapat disimpulkan bahwa pada bagian merah terjadi
proses penyatuan permukaan sampel dengan cairan.
Eksperimen Pelapisan
Berbekal data hasil simulasi maka dapat dilakukan proses eksperimen . Proses
eksperimen akan dilakukan pad a sampel sederhana berbentuk kotak . Langkah
yang dilakukan sebagai berikut:
• Pembuatan Sampel
Sampel padat dibuat dari bahan roda KA yang bekas pakai, dipotong berben tuk
sampel kotak.
• Pembuatan Cetakan
Sampel diletakkan di dalam cetakan , dengan dilengkapi pemanas . Pada bag ian
atas sampel diberi rongga cor untuk mengalirkan cairan yang akan dilapiskan.
19
Laporan Akhir Roda Kereta Api
20
Loporan Akhlr Roda Ke relo Api
21
Laporan .-1khir Roda Kere la Api
22
Laparan Aklllr Rada Kerela Api
Material cor terlihat lebih kasar. Masih nampak ada inklusi oksida di interface.
Ada bag ian interface terlihat bersatu dapat disimpulkan terjadi metallugical
bonding. Pada interface tersambung terlihat struktur mikro mengalami penyatuan
dengan batas struktur feritik. Metallurgical bonding terjadi, namun masih
terkendala adanya inklusi akibat oksidasi
23
Laparan Aklllr Rada Kerela Api
No Kekerasan Setara
Posisi (VHN) (HB)
1 265 252
2 263 250
3 209 209
4 243 231
PROSES PENGECORAN
Proses Perancangan
Perancangan Pembuatan Pola/Pattern Roda KA
Dari gambar teknik kemudian dapat dirancang ukuran untuk pembuatan pola.
Dalam pembuatan pola harus dipertimbangkan penambahan ukuran untuk
kompensasi penyusutan padat dan tambahan ukuran untuk pengerjaan
pemesinan.
24
Laporan Akhir Roda Ke refa Api
terak dan saluran masuk berfungsi untuk mengalirkan cairan logam dari ladel ke
cetakan. Penambah berfungsi untuk menghindari cacat susut akibat penyusutan
sa at logam cair membeku. Penyusutan yang terjadi dialihkan ke penambah,
sehingga benda akan tetap masif. Untuk mengetahui posisi dan ukuran
penambah dapat dilakukan analisis menggunakan software solidcast dan
magmasoft. Software analisis pembekuan dapat menganal isis susut cor yang
terjadi pada benda sehingga penempatan penambah lebih efisien. Dengan
simulasi maka hasil rancangan lebih efisien karena tidak perlu melakukan
percobaan menggunakan cairan logam sesungguhnya.
Simulasi Pengecoran
. ,...... ..
. ' '" 1.:1 _t ! ., I 4~_'"
!o
~
25
Laporan Akhir Roda Kereta Api
Gambar 5.17 menunjukkan proses pengisian logam cair. Logam cair dimasukkan
langsung dari salah satu penambah .
, rs
..",
III
~. ~
Gambar 5.18 menunjukkan modulus thermal dengan desain 3 riser telah terjadi
dengan sempurna . Dengan desain ini telah terjadi 3 feeding zone yang ketiganya
berakhir pada masing-masing riser.
26
I,aporan Akhir Roda Kerela Api
...
- - -
:
..
<I
&I
-t •
.JI -+ .. J, J .~ '.r'-\
•
•Ii
I-
Gambar 5.20 menunjukkan fraction solid pada menit ke-11 . Pada saat tersebut
fraction solid telah menuju ke daerah riser seluruhnya . Directional solidification
telah lebih dominan dari progressive solidification . Directional solidification
adalah pembekuan dimulai dari daerah terjauh menuju riser. Progressive
27
Larc:.m Akhir Roda Kerela Api
solidification adalah pembekuan dimulai dari ketebalan dinding casting ke bag ian
tengah (memotong pembekuan directional) .
Pembuatan Pola
28
Laparan Akhir Rada Kerela Api
Gambar 5.23 menunjukkan penempatan pola pada rangka cetak. Rangka cetak
yang digunakan berbentuk bulat untuk menghemat area pasir cetak. Pasir cetak
digunakan adalah jenis greensand. Greensand merupakan campuran pasir
kuarsa dan bentonit ditambah sedikit air menghasilkan campuran pasir cetak
yang dapat membentuk rongga cetak.
29
Laporan Akh ir Roda Ke rela Api
30
Laporan Akhir Roda Kerela Api
Peleburan
Peleburan bahan atau cairan untuk pengecoran roda KA menggunakan dua
metode. Metode 1 menggunakan bahan baku dari baja lain yang tersedia,
selanjutnya disebut cor 1. Metode 2 menggunakan bahan baku 100 % skrap
roda KA bekas, selanjutnya disebut cor 2. Keduanya seharusnya dapat
menghasilkan sifat yang sama oleh karenanya akan dibandingkan hasilnya
kemudian .
Komposisi C Si S P Mn Ni Cr
Roda KA Asli 0,63618 0,21522 0,00812 0,01138 0,71074 0,0753 0, 11987
Peramuan 0,6 - 0,7 0,2 - 0,3 - - 0,6 - 0,8 Max. 0,2 Max. 0,2
TabeJ 5.4 Komposisi Roda KA
31
Laparan Akhir Rada Kerela Api
Komposisi Jumlah
Jenis Bahan C Si S P Mn Ni Cr
(%) (Kg)
Bahan daur ulang
0,25 0,18 - - 1,11 0,25 0,37 80
GS20Mn5
Baja Scrap jenis Low Mn 0,2 0,2 - - 0,3 - - 180
Tabel 5.5 Bahan Dasar
C Si S P Mn Ni Cr Jumlah
Jenis Bahan
(%) (Kg)
Carburizer 99,84 - - - - - - 1
FeSi 75 0,15 75 - - - - - 0,2
FeMnHC 6,75 0,71 - - 75,53 - - 1,8
32
Laporan Akhir Roda Kerela Api
Komposisi C Si S P Mn Ni Cr
Roda KA 0,63618 0,21522 0,00812 0,01138 0,71074 0,0753 0,11987
Asli
Target 0,6 - 0,7 0,2 - 0,3 - - 0,6 - 0,8
Max . Max. 0,2
Komp. 0,2
Terjadi 0,671 0,145 0,008 0,0095 0,463 0,0 15 0,107
Tabel5.7 Komposisi Roda KA Asli dan Target Peramuan Peleburan
33
Laporan Akhir Roda Kerela Api
Komposisi yang terjadi mengalami kekurangan pad a Silisium dan Mangan. Hal
ini dikarenakan adanya looses atau bahan baku yang memang memiliki
komposisi yang sudah kurang sebelumnya.
Perlakuan Panas
Untuk mendapatkan hasil struktur mikro sesuai dengan roda KA aslinya maka
perlu dilakukan perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang diberikan adalah
normalising.
UDARA
Proses Pengujian
Pengujian dilakukan terhadap benda cor roda KA. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kualitas hasil cor apakah coran tersebut bebas cacat dan apakah
coran sudah sesuai dengan tuntutan sifat mekanis roda KA. Pembandingnya
adalah sifat mekanik roda KA Asli. Dengan demikian dapat dianalisis apakah
roda hasil cor layak digunakan atau tidak.
Pemeriksaan Komposisi
Komposisi C Si S P Mn Ni Cr
Roda KA Asli 0,63618 0,21522 0,00812 0,01138 0,71074 0,0753 0,11987
Cor 1 0,693 0,258 0,013 0,016 0,461 0,027 0,091
(bahan baja lain)
Cor 2 0,671 0,145 0,008 0,0095 0,463 0,015 0,107
(bahan skrap rod a KA)
34
Laporan Akhir Roda Kere/a Api
Gambar 5.33. Struktur Mikro Hasil Normalising Cor 1 (Bahan Baja Lain)
35
Laparan Akhir Rada Kerela Api
Pengujian Kekerasan
Pengecoran Bagian Hardness 1 2 3 Rata Setara
rata
Cor 1 Body HRC 25 27 28 26,7 265 HB
Cor2 Body HRC 27 29 20 25,3 256 HB
Tabel5.9 Uji Keras Roda KA As-Cast
Nilai kekerasan bahan roda KA hasil cor 1 adalah 26 ,7 HRC setara dengan 265
HB dan hasil cor 2 adalah 25,3 HRC setara dengan 256 HB . Kekerasan hampir
sama untuk semua bagian casting, karena belum dilakukan perlakuan panas
lanjut, atau perlakuan panas permukaan pad a bagian telapak . Kekerasan casting
mendekati kekerasan roda KA Asli yaitu 231 HB.
Ultrasonik
Pengujian ultrasonik dilakukan untuk mendeteksi cacat pada bagian tengah
coran . Bagian yang diperiksa adalah bagian bawah penambah .
Hasil pengujian belum diperoleh karena back wall signal tidak terdeteksi.
Kemungkinan karena butir hasil cor masih kasar sehingga sinyal ultrasonik jadi
terpencar dan tidak kembali ke probe detector. Coran akan diberikan perlakuan
panas normalising terlebih dahulu untuk memperhalus butirnya.
36
Laparan Akhir Rada Kerela Api
Die Penetrant
Die penetrant dilakukan untuk mendeteksi susut cor pada bagian bawah
penambah . Coran dipotong melintang tepat dibawah penambah .
37
Laparan Akhir Rada Kerela Api
Dari hasil clading yang dilakukan pada sample roda, didapat suatu kesimpulan
bahwa semakin panas temperatur sample roda maka terjadi proses difusi yang
sangat baik ,hal ini seperti fenomena yang terjadi pada suatu pengelasan,
dimana pada logam induk dan logam cair terdapat daerah yang terpengaruh
panas, sehingga terjadi suatu proses difusi.
Dari hasil pengecoran yang dilakukan terhadap pembuatan roda kereta api
ukuran 100 kg, didapat bahwa proses pengecoran yang memakai bah an baku
scrap roda kereta api, dapat dilakukan oleh industri dalam negeri dengan
memanfaatkan scrap roda kereta api yang ada ditambah sedikit pemaduan
(alloying)
Dari kegiatan yang sudah kami lakukan selama 10 bulan ini serta dari data serta
infra struktur yang dimiliki oleh industri di dalam negeri, maka kami menyarankan
agar kegiatan rehabilitasi .terhadap roda kereta api dapat dilanjutkan di tahun
2011, yaitu dengan melakukan pengecoran terhadap scrap roda kereta api
menjadi Roda Kereta Api baru dengan memanfaatkan kemampuan industri
pengecoran di dalam negeri , dimana untuk untuk pengecoran ini kemampuan
peralatan industri yang ada sudah memadai.
38