“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”
“PENYULUH ATAU EDUKASI PADA PASIEN TBC”
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena denganrahmat
, karunia, serta taufik dan hidayahnya dapat menyelesaikan tentang“Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Kesehatan Masyarakat“ dengan baik meskipunbanyak
kekurangan didalamnya. ini dapat berguna dalam rangka menambahwawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Pemberdayaan Masyarakat
DalamK e s e h a t a n Masyarakat”. Saya, juga menyadari
s e p e n u h n y a b a h w a d i d a l a m makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, sayaberharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah sayabuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpasaran yang membangun.S e m o g a m a k a l a h s e d e r h a n a
i n i d a p a t d i p a h a m i b a g i s i a p a p u n y a n g membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kamimaupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapatkesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya mohon maaf apabila terdapatkesalahan kata-kata yang kurang
berkena
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tertulis di
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu
diusahakan peningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai
investasi dalam pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Nurbeti, M. 2009). Perhatian terhadap permasalah kesehatan terus dilakukan terutama
dalam perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma
sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang sakit menjadi sehat,
menekankan pada kuratif dan rehabilitatif, sedangkan paradigma sehat merupakan
upaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada pelayanan promotif dan
preventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan kesehatan, juga akan merubah
pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan
peran pemerintah dan petugas kesehatan. Perubahan paradigma dapat menjadikan
masyarakat sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat kesehatan. Dengan
peruahan paradigma sakit menjadi paradigma sehat ini dapat membuat masyarakat
menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan upaya kesehatannya, hal ini
sesuai dengan visi Indonesia sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan” (Supardan, 2013). Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan
agar menjadi sehat sudah sesuai dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat. Setiap orang
berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi – tingginya. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan
mendorong peran serta aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan
(Nurbeti, M. 2009). Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan
masayrakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan
kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan.
Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatanpemberdayaan
(empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan
agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013). Pengertian Pemberdayaan
masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan
masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri (Nurbeti, M. 2009).
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi
kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi global
promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target
memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui tentang manajemen
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan yaitu pertama,
penyimpangan petugas yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa
dilakukan oleh community woker dan kedua penyiapan lapangan yang
pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
2. Tahapan Pengkajian “Assessment”
Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual
melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas
harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan “feel
needs” dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program Atau Kegiatan
Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan “exchange agent” secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah
yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat dilakukan.
4. Tahap Pemfomalisasi Rencana Aksi
Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok
untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang
mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping
itu juga petugas membantu memformalisasikan gagasan mereka ke dalam
bentuk tertulis terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada penyandang dana.
5. Tahap Pelaksanaan “Implemantasi” Program Atau Kegiatan
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan
masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat dilapangan.
6. Tahap Evaluasi
Eveluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebainya dilakukan
dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan
dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas
untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat
membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
7. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera
berhenti.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan