Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : JAINURI PRATAMA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043651014

Tanggal Lahir : SAMARINDA, 07 Maret 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4221/3sks /AGAMA ISLAM

Kode/Nama Program Studi : FSHIP

Kode/Nama UPBJJ : 50 / SAMARINDA

Hari/Tanggal UAS THE : KAMIS, 23 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : JAINURI PRATAMA


NIM : 043651014
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4221/3sks / AGAMA ISLAM
Fakultas : ILMU HUKUM
Program Studi : AGAMA ISLAM
UPBJJ-UT : 50/ SAMARINDA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
SAMARINDA, 23 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

JAINURI PRATAMA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.Misi utama Al-Quran dan agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah untuk menegakkan
prinsip persamaan (egalitarianisme) dan mengikis habis segala bentuk fanatik menggolongkan atau
kelompok. Bagaimana menurut pendapat saudara, terhadap ungkapan tersebut? Jelaskan dengan
landasan Al-Quran dan Hadist!
JAWAB :
Islam adalah agama yang sangat menjunjung nilai demokrasi. Nilai-nilai egalitarian, pluralistik, hak
dan kewajiban individu, keadilan, kasih sayang, dan nilai musyawarah, serta nilainilai kemanusiaan
lainnya yang merupakan substansi ajaran Islam itu sendiri, adalah muatan-muatan nilai demokrasi
dalam Islam
Masyarakat egaliter dalam Islam adalah masyarakat yang berfondasikan konsep teologi yang menjadi
landasan utama agama Islam, yaitu tauhid, yang menyatakan bahwa Allah itu transenden, unik dan
tanpa sekutu. Masyarakat Islam merupakan cerminan dari keesaan Tuhan, tawhi>d. Bila “kesatuan”
merupakan kenyataan mendasar esensi ketuhanan, maka ia mesti mewujudkan pula dalam konstruksi
masyarakat manusia. Masyarakat tawhi>d tidak bisa mentolerir pengkotakan, baik yang bersifat
sosial, etnis, kesukuan, atau nasional maupun wewenang politik yang otonom dalam kaitan dengan
tatanan keilahian. Kedaulatan mutlak Tuhan (haki>miyah), dengan demikian, akan tetap berlaku,
menguasai segala bentuk kehidupan individu maupun sosial.14 Oleh karena itu, kekuasaan politik
yang berasas egalitarianisme akan lebih menjamin terwujudnya Negara idaman yang berpredikat
baldatun t}ayyibatun wa rabbun gafu>r, yaitu sebuah Negara dengan komunitas yang
berkemakmuran dan berkeadilan, seperti halnya Negara Madinah
Dalam konteks politik, prinsip egalitarianisme menopang penguatan masyarakat sipil dalam Negara
untuk lebih berperan, yaitu suatu masyarakat sipil yang sehat mensyaratkan Negara yang beradab
(civilized). Dengan demikian, Negara akan bekerja dengan kebesaran warganya dan humanistisisme
Islam sipil
Sikap fanatik muncul dalam bentuk kepercayaan berlebihan terhadap ajaran yang dianut.
Orang yang fanatik dalam ajaran yang ia anut menolak semua bentuk ajaran yang berbeda dari
kepercayaannya. Dalam al Quran banyak disebutkan contoh umat manusia yang menolak ajaran
Islam karena kefanatikan mereka terhadap ajaran yang mereka pegang. Mereka memberikan alasan
penolakan dengan argumentasi yang tidak logis seperti menyandarkan kebenaran pada tradisi
pendahulu firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 21, yang artinya : “Dan apabila dikatakan
kepada mereka,
”Ikutilah apa yang diturunkan Allah!” Mereka menjawab, ”(Tidak), tetapi kami (hanya) mengikuti
kebiasaan yang kami dapati dari nenek moyang kami.” Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang
mereka) walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)?”
Pada tingkat yang lebih tinggi, fanatik muncul dalam bentuk sikap intoleransi terhadap ajaran
berbeda. Hal ini merupakan fenomena yang banyak bermunculan di berbagai belahan dunia,
sebagian menyatakan sikap dengan ucapan atau tulisan yang bernada kebencian atau bahkan
hujatan, sebagian menyatakan dalam bentuk aksi kebencian dan bahkan pertumpahan darah seperti
yang dilakukan oleh kelompokkelompok teroris yang bermunculan dewasa ini.
Manusia pada dasarnya memiliki sifat yang bermacam-macam ada yang berifat emosional,
bersifat kasi dan sayang ada pula yang bersifat fanatik seterhadap sesuatu atau obyek yang di amatinya.
Sifat panatik biasanya dimiliki seseorang yang terlalu ektrim. Sitiap yang namanya ektrim itu tidak
dibenarkan dalam ajaran Islam. hal ini merupakan hal yang besifat umum dalam kehidupan
masyarakat atau tidak ada seorang pun yang yang menyenagi atau menyukaia orang-orang yang
bersifat ektrim atau fanatik.
Kata panatik merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk suatu perilaku yang
menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Faham atau keyakinan atau sesuatu
pandangan atau pendapat tentang sesuatu, pada dasarnya pandangan tersebuttidak memiliki teori
ataupun landasan kenyataan, manun ini telah diadopsi secara mendalam. Orang yang bersifat fanatik
dappat dikatakan memiliki kriteria standar yang ketat dalam pemikirannyadan cenderung tidak mau
menerima pendapat atau opini maupun ide dianggapnya bertentangan atau tidak sependapat
dengannya.
Sifat fanatisme pada akhirnya kan menimbulkan Fanatisme pada diri manusia itusendiri.
Agama yang merupakan obyek dalam penelitian ini tentu pada umat atau penganutnya tidak ada
habisnya jika dikaitkan dengan fanatisme itu sendiri. Sifat fanatisme dan Fanatisme dalam agama
sebenarnya tidak ada habisnya dari waktu ke waktu hal ini akan membuka pola pikir manusia bahwa
akan selalu ada kasus yang terjadi yang berkaitan dengan Fanatisme ini, hal ini terjadi berlandaskan
dari sifat fanatisme dan Fanatisme itu sendiri.
Secara tidak disadari, proses reaktualiasasi itu telah menjadi alami dalam kehidupan kaum
muslim. Konfigurasi antara nilai-nilai normatif dan reaktualisasi ajaran agama akan tetap
menjadi kebutuhan yang nyata, selama kaum muslim tetap pada pendirian untuk tidak
“melangkahi” ketentuan sumber tekstual, tetapi juga tidak bersedia menarik diri dari pola
kehidupan yang senantiasa berubah. Dengan kata lain, konfigurasi itu merupakan upaya menjaga
kontinuitas (persambungan tradisi) di tengah perubahan, agar tidak kehilangan akarakar budaya
dan keagamaan mereka.

2.Dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
“Uswatun Hasanah. Sehingga jelas kalau hanya Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan gelar
tersebut. Mengapa hanya Beliau yang mendapatkan gelar tersebut? Bukankah para nabi dan para
rasul yang lain juga manusia pilihan yang akhlaknya juga baik? Jelaskan pendapat saudara beserta
dalil naqlinya!
Jawaban :
Nabi Muhammad diberikan gelar Uswatun Hasanah karena Nabi Muhammad memiliki perilaku atau
akhlak yang sangat baik. Sehingga Nabi Muhammad patut untuk menjadi teladan bagi seluruh umat
manusia khususnya bagi umat islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Di mana Uswatun
Hasanah secara bahasa dalam bahasa Indonesia artinya adalah suri teladan yang baik
Nabi Muhammad disebut sebagai Uswatun Hasanah di dalam ayat Al Qur'an. Ayat Al Qur'an yang
menyebutkan Nabi Muhammad sebagai Uswatun Hasanah adalah firman Allah yang terdapat di
dalam Surah Al Ahzab ayat yang ke 21. Lafadz dari firman Allah yang terdapat di dalam Surah Al
Ahzab ayat yang ke 21 menggunakan huruf hijaiyah adalah ‫سنَةٌ ِِّل َم ْن كَانَ يَ ْر ُجوا‬ َ ‫س َوةٌ َح‬
ْ ُ ‫ّٰللاِ ا‬ ُ ‫لَقَ ْد كَانَ لَ ُك ْم ف ِْي َر‬
‫س ْو ِل ه‬
‫ّٰللا َك ِثي ًْرا‬ ٰ ْ ‫ّٰللا َوا ْل َي ْو َم‬,
َ ‫اْلخِ َر َوذَك ََر ه‬ َ ‫ ه‬di mana terjemahan lafadz tersebut adalah Sungguh, telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Nabi Muhammad selalu mempraktikkan perilaku yang sangat mulai dalam kehidupan sehari-hari. Di
mana Nabi Muhammad selalu berperilaku dengan perilaku yang sesuai dengan isi kandungan ayat Al
Qur'an. Perilaku Nabi Muhammad yang mulai bahkan sudah tertanam dari Nabi Muhammad belum
Allah angkat menjadi rasul utusan Allah. Salah satu gelar yang disematkan atau diberikan kepada
Nabi Muhammad sebelum Nabi Muhammad menjadi rasul utusan Allah adalah Al Amin. Gelar Al
Amin merupakan gelar yang Nabi Muhammad dapatkan dari masyarakat Quraisy sebelum Nabi
Muhammad menjadi rasul utusan Allah karena Nabi Muhammad merupakan orang yang dapat
dipercaya oleh masyarakat Quraisy.

3. Kontribusi yang diberikan oleh agama Islam dalam kehidupan politik cukup banyak, di antaranya
adalah kriteria dalam memilih pemimpin yang ideal. Jelaskan kriteria pemimpin yang ideal dalam
Islam beserta dalil naqlinya!
Jawaban :
“Memilih seorang pemimpin adalah bagian dari urusan dunia sekaligus akhirat. Memilih pemimpin
bagian dari urusan agama yang sangat penting. Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang
memisahkan antara dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin,”
Kepemimpinan dalam Islam dinamakan Al imamah yang berpungsi sebagai pelaksana tugas kenabian
yang sudah tidak ada dengan wafatnya nabi Muhammad SAW sebagai penjaga agama dan pemimpin
dunia demi terciptanya kemaslahatan untuk setiap manusia dan hukumnya wajib secara ijma’ para
ulama26 . Pentingnya kepemimpinan dalam islam, saking pentingnya banyak sekali hadits Nabi yang
menyebutkan keutamaan bagi seorang pemimpin yang adil dan amanat terhadap rakyatnya.Bahkan
sebagian ulama mengatakan sebuah Negara yang memiliki seorang pemimpin bodoh sekalipun lebih
baik daripada tidak adanya seorang pemimpin di negara tersebut,
1) Shidiq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam
melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong.

(2) Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa
yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah
SWT. Lawannya adalah khianat.

(3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan
menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh.

(4) Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang
diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan
melindungi (kesalahan).

4.Islam adalah agama yang sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Islam menegaskan bahwa
manusia sebagai manusia tidak dilihat ras, etnis, bahasa, dll, melainkan dilihat dari ketakwaannya.
Jelaskan, bagaimana konsep penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam?

Jawaban :

Di dalam agama Islam kita harus melihat seseorang dari hatinya bukan dari
tampilannya,jabatannya,uangnya,ras,agama,dll.Kita juga sebagai muslim harus menghargai sesama
manusia terutama kepada orang yang lebih tua kita harus menghormatinya dengan mendengarkan
perkataannya dengan baik sehingga kita mengerti apa yang di bicarakan kepada kitayang kedua kita
juga harus menghargai kepada yang seumur dengan kita dan tidak mengolok olokan,membicarakan
serta membully

ketiga kita harus menghargai &menyayangi kepada orang yang umurya di bawah kita dengan
membuatnya senang serta tidak berbuat kasar terhadapnyadan kalo kepada berbeda keyakinan kita
harus bertoleransi dengan tidak mengatakan bahwa agama itu sesat dengan terang terangan maupun
tidak.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai