Anda di halaman 1dari 12

RESUME MODUL 2

disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran IPA di SD
Dosen Pengampu : Fajar Arianto, M.Si.

Oleh :
Nama : Sella Dewi Anggreini
NIM : 857702526
Kelas : 2B PGSD BI 20.2

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG


POKJAR SMPN 39 SEMARANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2020
MODUL 2
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Kegiatan Belajar 1

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses
penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam
sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu
dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dengan
pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui kegiatan observasi atau eksperimen
yang dibuktikan secara empiris. Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan
pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan tersebut dapat
meningkatkan keberhasilan pembelajaran. Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
IPA antara lain adalah pendekatan lingkungan, sain-lingkungan-teknologi-masyarakat, konseptual,
faktual, nilai, pemecahan masalah, penemuan (discovery), inkuiri, keterampilan proses, komputer,
sejarah, dan deduktif/induktif.

A. Pengertian dan Prinsip Pemilihan Pendekatan


Menurut Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umumdalam memandang permasalahan
atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kaca mata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa
pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang
berkaitan dengan serangkaian asumsi. Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat
seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar.
Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang
berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes


pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi
hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.

Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan
pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.

B. Jenis Pendekatan

1. Pendekatan Lingkungan

 Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk


meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik siswa,
jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat
dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
 Ada beberapa teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar,
yaitu : Survey, Camping/berkemah, Field Trip/karya wisata. Pendekatan lingkungan
adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dannyata,S. Misalnya : Praktik
Lapangan, Mengundang narasumber, Proyek Pelayanan, dan Pengabdian kepada
masyarakat.
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat merupakan pendekatan yang pada
dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia
sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu menerapkan
prinsip-prinsip sains  untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran
untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi.
Pendekatan ini dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan
bertujuan agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat
yang mendukung pengembangan kognitif; mempunyai sikap bahwa sains, tekonologi, dan
lingkungan menarik dan bermanfaat; menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk
diterapkan dilingkungan alam dan sosial (masyarakat).
3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual merupakan suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-
hasil penemuan IPA kepada siswa, dengan harapan siswa dapat memperoleh informasi
tersebut. Metodenya antara lain adalah dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari
buku, demonstrasi, latihan ( drill), dan memberikan test.
4. Pendekatan Konseptual
 Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang
meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami
perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep
adalah menjelaskan dan meramalkan.
 Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu : tahap
enaktif, tahap simbolik ,tahap ikonik.
 Dalam proses internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain:
a. Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama.
b. Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain. Contoh :
Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam), Berdaun (kecil,
besar), Berduri (lunak, keras).
c. Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
d. Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan Pemecahan Masalah bertolak dari suatu permasalahan di mana guru dapat
merumuskan dan mendemostrasikan penyelesaian suatu masalah kemudian meminta siswa
memecahkan permasalahan yang serupa atau guru membimbing siswa merumuskan dan
memecahkan permasalahan yang diajukan atau guru mengombinasikan kedua cara tersebut.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai,
misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu
negara/daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku
yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun tidak secara langsung
tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.
7. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan Inkuiri di tandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian
kegiatan intelektual. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin
tahu,imajinasi, kemampuan berpikir, sikap dan keterampilan proses. Secara umum urutan
kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis,
menganalisis (secara rasional, penemuan, eksperimen), menafsirkan hasil untuk
mendapatkan konsep umum.
8. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-
mengajar yang melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah. Keterampilan
proses yang umumnya diajarkan adalah mengobservasi, mengukur, menentukan variable,
memformulasi hipotesis, mengamati, menyampaikan hasil pengamatan, dan menyimpulkan
serta melakukan percobaan/penelitian.
9. Pendekatan Sejarah
Pendekatan sejarah adalah pembelajaran dengan menyajikan berbagai penemuan yang
dihasilkan oleh para ilmuwan atau ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tersebut
dikaikan dengan ilmu IPA sendiri. Metode yang umum digunakan adalah metode membaca
buku teks atau menjelaskan. Apabila hanya  kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, 
tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
Kegiatan Belajar 2 
PENERAPAN PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

1. Pendekatan Lingkungan
Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan
kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan
memahami faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis, mengembangkan sikap dan
perilaku peduli dan mencintai lingkungan, dan mengembangkan keterampilan untuk meneliti
lingkungan.
Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
 Lebih menarik dan tidak membosankan
 Hakikat belajar akan lebih bermakna
 Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya
lebih akurat
Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
 Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
 Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
 Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif

2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan bertujuan
agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat yang
mendukung pengembangan kognitif, mempunyai sikap bahwa sains, teknologi. dan lingkungan
menarik dan bermanfaat, menggunakan pemahaman sains dan teknologi untuk diterapkan di
lingkungan alam dan sosialnya (masyarakatnya). Prosedumya meliputi :
a. curah pendapat tentang suatu topik.
b. mendefinisikan fenomena tertentu,
c. curah pendapat tentang sumber informasi.
d. menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi,
e. melakukan analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan,
f. melakukan tindaklah.
3. Pendekatan Faktual
Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan fakta-fakta hasil penemuan IPA dengan
harapan siswa dapat memperoleh informasi tersebut. Metodenya antara lain  adalah dengan
membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan ( drill), dan
memberikan test. Fakta mewakili produk IPA sehingga siswa kurang mendapatkan gambaran
tentang sifat IPA yang lebih menarik dan menyenangkan.

4. Pendekatan Konseptual
Suatu pembelajaran memerlukan objek yang konkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan
melakukan manipulasi atau pemrosesan pendapat secara mental. Siswa diberi kesempatan
mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :
a. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan
pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
b. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ;  Simbol, lambang, kode, membandingkan
antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-
cirinya.
c. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ; Menyebut nama,
istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

5. Pendekatan Pemecahan Masalah


Pembelajaran bertolak dari suatu permasalahan di mana guru dapat merumuskan dan
mendemonstrasikan penyelesaian suatu masalah kemudian meminta siswa memecahkan
permasalahan yang serupa atau guru membimbing siswa merumuskan dan memecahkan
permasalahan yang diajukan atau guru mengombinasikan kedua cara tersebut. Pendekatan ini
melatih keterampilan memecahkan masalah dan sekaligus melatih siswa bertanggung jawab,
memiliki kemampuan tinggi, tanggap terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya,
dan memiliki kreativitas. Salah satu caranya adalah mengupayakan siswa belajar secara aktif,
mengumpulkan data, menanggapi pertanyaan, dan mengorganisasikan informasi.
Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang di kemukakan oleh David
Johnson dan Frank Johnson adalah sebagai berikut :
a. Definisi Masalah
b. Diagnosis Masalah
c. Merumuskan Alternatif Strategi
d. Penentuan dan Penerapan susatu Strategi
e. Evaluasi Keberhasilan Strategi
Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah yaitu :
 diawali dengan masalah yang rutin dengan memilih masalah yang berkaitan dengan situasi
nyata dalam kehidupan
 mempunyai penyelesaian yang berbeda
 mengembangkan sifat ilmiah seperti jujur, teliti, terbuka, propesional dan kerja keras
mengaplikasikan pemahaman pengetahuan dalam kehidupan

6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai
dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan nilai tersebut untuk
keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kesempurnaan kehidupan, lingkungan, dan alam
semesta.

7. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan
berpikir, sikap, dan keterampilan proses. Secara urum urutan kegiatan yang dilakukan adalah
merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis, menganalisis, menafsirkan hasil untuk
mendapatkan konsep umum. Teori/pengertian diuji melalui analisis rasional (inkuiri secara
rasional), penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan (inkuiri secara penemuan
discovery), atau eksperimen (inkuiri secara eksperimen). Pada pendekatan inkuiri
ekperimental, perencanaan untuk menguji pernyataan atau menjawab pertanyaan didiskusikan
dan diputuskan sebelum menggunakan bahan-bahan. Pada inkuiri secara discovery. Bahan
diatur dipasang digunakan tanpa adanya rencana kegiatan yang formal, sedangkan pada inkuin
eksperimen pengaturan pemasangan penggunaan bahan dilakukan setelah pembuatan rencana
kegiatan. Prosedur yang biasa dilakukan adalah :
 memilih permasalahan;
 merumuskan suatu permasalahan;
 merumuskan hipotesis;
 membuat struktur tes hipotesis;
 mengendalikan hipotesis;
 membuat definisi operasional;
 melakukan eksperimen.
Pada prakteknya, seorang guru dapat menggunakan suatu prosedur dengan
mengombinasikan antara pembelajaran menggunakan materi buku teks dengan pendekatan
inkuiri, dengan urutan inkuiri-konsep-informasi (Inquiry-Concept Information = ICI). Prosedur
yang dilakukan adalah
 kegiatan inkuiri,
 diskusi/penggalian pemecahan masalah,
 membagikan buku teks,
 memberi tugas baca atau tugas lainnya.
Tujuan pendekatan ini adalah membangun konsep/subkonsep utama yang tercakup pada
buku teks.
Berikut merupakan penjelasan dari siklus pembelajaran pendekatan inkuiri:
a. Mengamati adalah Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar melalui
pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa atau pengecap.
Informasi yang diperoleh dapat menuntun keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan,
melakukan intepretasi tentang lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
b. Bertanya merupakan kegiatan dimana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang mendalam
yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang dipelajari.
c. Hipotesis adalah Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang telah
dibuat.
d. Mengumpulkan data adalah Kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau materi
yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan observasi, misalnya
membaca buku untuk memperoleh informasi pendukung.
e. Menganalisis data adalah kegiatan Mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan,
gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
f. Menarik kesimpulan adalah Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.

8. Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan ini mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan para
ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA. Pendekatan keterampilan
proses dibahas pada model tersendiri.
Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa
langkah, sebagai berikut:
 Observasi. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala
atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal
dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
 Mengklasifikasikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu
berdasarkan syarat-syarat tertentu.
 Menginterpretasikan atau menafsirkan data. Dimana yang dikumpulkan melalui observasi,
perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan
dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
 Meramalkan (memprediksi). Dimana hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan
untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan
datang.
 Membuat hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian
atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir
penemuan berbagai hal baru.
 Mengendalikan variabel. Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel
adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia
untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
 Merencanakan penelitian / eksperimen. Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan
untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
 Menyusun kesimpulan sementara  bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang
lainnya.
 Menerapkan (mengaplikasikan) konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah yang
dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
 Mengkomunikasikan bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel
secara lisan maupun tertulis.
Adapun keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :
 Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
 Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
 Melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajaran.
 Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru.
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75),
sebagai berikut :
 Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang
ditetapkan dalam kurikulum,
 Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat
menyediakannya,
 Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data
yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.

9. Pendekatan Sejarah
Siswa diajak untuk membaca buku atau mendengarkan informasitemuan-temuan IPA bukan
untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktual dan pendekatan
konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit
menjelaskan proses mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak melibatkan siswa
dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya. Umumnya, siswa diberi tugas membaca
atau mendengarkan informasi dari guru.

Anda mungkin juga menyukai