Anda di halaman 1dari 9

Familiy

Dosen Pengampu:
SunandarMacpal, MA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Mata Kuliah: Sosiologi

Oleh:

Andi Nazwa Mufliha Binti Amran : 203042001


Klarita Aprilia Palangi : 203042016
Sri Susanti Kaharu : 203042017
Moh Iqbal S : 203042018

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai
kehidupannya. keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat
antara ayah, ibu, maupun anak. Dalam sosiologi keluarga biasanya
dikenal dengan adanya pembedaan antara keluarga bersistem
konsanguinal yang menekankan pada pentingnya ikatan darah seperti
hubungan antara seseorang dengan orangtuanya cenderung dianggap
lebih penting daripada ikatannya dengan suami atau istrinya dan keluarga
dengan sistem conjugal menekankan pada pentingya hubungan
perkawinan (antara suami dan istri), ikatan dengan suami atau istri
cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orang sama.
Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan
investasi awal untuk membangun kehidupan bermasyarakat secara luas
menjadi lebih baik. Sebab, di dalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan
norma-norma sosial jauh lebih efektif dilakukan daripada melalaui institusi
lainnya di luar lembaga keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga ?
2. Bagaimana fungsi-fungsi keluarga?
3. Bagaimana bentuk-bentuk keluarga?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansakerta kula dan warga
“kulawarga” yang berarti anggota atau kelompok kerabat. Keluarga
adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapan ikatan, kewajiban, tanggung
jawab diantara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan1.
Keluarga menurut Murdock adalah suatu grub sosial (kelompok
sosial) yang dicirikan oleh tempat tinggal bersama , kerja sama dari dua
jenis kelamin, paling kurang dua darinya atas dasar pernikahan dan satu
atau lebih anak yang tinggal bersama mereka melakukan sosialisasi.
Menurut Ahmadi, keluarga merupakan suatu sistem kesatuan
yang terdiri dari anggota-anggota yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi satu sama lain. Pendapat ini sejalan dengan ungkapan
Suparlan yang mengatakan bahwa hubungan antara anggota dijiwai oleh
suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab. Pengertian lain tentang
keluarga dikemukakan pula oleh Kartono yaitu kelompok sosial paling
intim, yang diikat oleh relasi seks, cinta, kesetiaan dan pernikahan; di
mana perempuan berfungsi sebagai isteri dan laki-laki berfungsi sebagai
suami.
Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang lahir dan
berada di dalamnya, secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri
tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan. Ciriciri umum
keluarga antara lain seperti dikemukakan oleh Mac Iver dan Page adalah:
pertama keluarga merupakan hubungan perkawinan, kedua berbentuk
perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara, ketiga suatu
sistem tata-nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan,
keempat ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak, kelima merupakan
tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok
keluarga.2
1
http://www.wikipedia.ic.id ,diakses pada tanggal 13 Desember 2021, pukul 19:30
2
Rustina, Keluarga dalam Kajian Sosiologi, jurnal Musawa, Vol.6 No.2 Desember 2014, 291-293

2
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan
sosial. Manusia pertama kali memperhatikan keinginan orang lain.
Belajar, bekerja sama, dan belajar membantu orang lain dalam keluarga.
Pengalaman berinteraksi dalam keluarga akan menentukan tingkah laku
dalam kehidupan sosial di luar keluarga.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling dasar untuk
mencetak kualitas manusia. Sampai saat ini masih menjadi keyakinan
dan harapan bersama bahwa keluarga senantiasa dapat diandalkan
sebagai lembaga ketahanan moral, akhlak al-karimah dalam konteks
bermasyarakat, bahkan baik buruknya generasi bangsa, di tentukan pula
oleh pembentukan pribadi dalam keluarga. Di sinilah keluarga memiiki
peranan yang strategis untuk memenuhi harapan tersebut.

B. Bentuk-bentuk Keluarga
Keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau hanya
ibu atau bapak atau nenek dan kakek
2. Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anaknya, atau
ibu dan anak-anaknya
3. Keluarga luas, yang cukup banyak ragamnya seperti rumah tangga
nenek yang hidup dengan cucu yang masih sekolah, atau nenek
dengan cucu yang telah kawin, sehingga cucu dan anak-anaknya
hidup menumpang juga.

Robert R. Bell mengatakan ada tiga jenis hubungan keluarga:

1. Kerabat dekat ( convention kin), kerabat dekat yang terdiri atas


individu yang terkait dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi,
dan atau perkawinan, seperti suami isteri, orang tua, anak dan antar
saudara.
2. Kerabat jauh (discretionary kin), kerbat jauh terdiri dari individu yang
terkait dalam keluarga melalui hubungan darah,adopsi atau
perkawinan, tetapi ikatan keluarganya lebih lemah dari pada kerabat
dekat. Anggota kerabat jauh kadang-kadang tidak menyadari akan
adanya hubungan tersebut. Hubungan yang terjadi di antara mereka
biasanya karena kepentingan pribadi dan bukan karena adanya
kewajiban sebagai anggota keluarga.
3. Orang yang dianggap kerabat ( fictive kin ), seorang dianggap kerabat
karena adanya hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar
teman akrab.

Bentuk keluarga yang berkembang di masyarakat ditentukan oleh


struktur keluarga dalam seting masyarakatnya. Dalam hal ini keluarga
dapat dikategorikan pada keluarga yang berada pada masyarakat
pedesaan dengan bercirikan paguyuban, dan masyarakat perkotaan yang

3
bercirikan patembayan. Keluarga pedesaan memiliki karakter keakraban
antar anggota keluarga yang lebih luas dengan intensitas relasi yang
lebih dekat, sedangkan keluarga perkotaan biasanya memilki relasi yang
lebih longgar dengan tingkat intensitas pertemuan lebih terbatas.

Bentuk-bentuk keluarga mengikuti perubahan konstruksi sosial di


masyarakat. Pada masyarakat urban perkotaan seperti Jakarta, terdapat
tipologi keluarga yang tidak dapat dikategorikan ke dalam keluarga dari
masyarakat patembayan, karenan secara emosional memiliki keasamaan
nasib, mereka membentuk keluarga besar yang memiliki intensitas
hubungan yang mirip dengan masyarakat paguyuban di pedesaan .

C. Fungsi-fungsi Keluarga
Secara sosiologis, Djuju Sudjana mengemukakan tujuh macam
fungsi keluarga yaitu:
1. Fungsi Biologis
Perkawinan dilakukan antara lain bertujuan agar memperoleh
keturunan, dapat memelihara kehormatan serta martabat manusia
sebaai makhluk yang berakal dan beradab. Fungsi bioligs inilah yang
membedakan perkawinan manusia dengan binantang, sebab fungsi
ini diatur dalam suatu norma perkawinan yang diakui bersama.
2. Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya
di mana orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk
membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani dalam
dimensi kognisitif, afektif maupun skill, dengan tujuan untuk
mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual, dan
professional.
3. Fungsi Religius
Keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral agama
melalui pemahaman, penyadaran dan praktek dalam kehidupan
sehari-hari sehingga tercipta iklim keagamaan di dalamnya.
4. Fungsi Protektif
Dimana keluarga menjadi tempat yang aman dari gangguan
internal maupun ekternal keluarga dan untuk menangkal segala
pengaruh negative yang masuk di dalamnya.
5. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini diharapkan anggota keluarga dapat
memposisikan diri sesuai dengan status dan struktur keluarga,
misalnya dalam konteks masyarakat Indonesia selalu memperhatikan
bagaimana anggota keluarga satu memanggil dan menempatkan
anggota keluarga lainnya agar posisi nasab tetap terjaga.
6. Fungsi Rekreatif

4
Fungsi ini dapat mewujudkan suasana keluarga yang
menyenangkan, saling menghargai, meghormati, dan menghibur
masing-masing anggot keluarga sehingga tercipta hubungan harmonis,
damai, kasih sayang dan setiap anggota keluarga merasa rumahku
adalah surgaku.
7. Fungsi Ekonomis
Keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga
memiliki aktifivitas mencari nafkah, pembinaan usaha, perencanaan
anggaran, pengelolaan dan bagaimana memanfaatkan sumber-sumber
penghasilan dengan baik, mendistribusikan secara adil dan
proporsional, serta dapat mempertanggungjawabkan kekayaan dan
harta bendanya secara sosial maupun moral.3

Koentjaraningrat juga berpendapat bahwa fungsi pokok keluarga


adalah individu memperoleh bantuan utama berupa keamanan dan
pengasuhan karena individu belum berdaya menghadapi lingkungan.
Berdasarkan pada pandangan ini dapat difahami bahwa keluarga
merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling penting dalam
mengajarkan anggota-anggotanya mengenai aturan-aturan yang di
harapakan oleh masyarakat.4

3
Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, hal.40-47
4
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antrologi, (Jakarta : Aksara Baru 1983), h. 55

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .
Dalam hal ini keluarga dapat dikategorikan pada keluarga yang
berada pada masyarakat pedesaan dengan bercirikan paguyuban, dan
masyarakat perkotaan yang bercirikan patembayan.
Fungsi-fungsi keluarga dilakukan dengan baik akan memberikan hal
yang positif bagi perkembagan individu di dalamnya dan pada gilirannya
memberikan kontribusi bagi kehidupan lingkungan sosialnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 13 Desember 2021, pukul 19:30,
Http://www.wikipedia.ic.id
Rustina, Keluarga dalam Kajian Sosiologi, jurnal Musawa, Vol.6 No.2
Desember 2014, 291-293
Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, hal.40-
47
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antrologi, (Jakarta : Aksara Baru
1983), h. 55

Anda mungkin juga menyukai