PEMBAYARAN TAGIHAN
Pelatihan
Bendahara Pengeluaran
2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN
Hak Cipta
MODUL
Pengujian dan
Pembayaran Tagihan
Oleh:
Noor Cholis Madjid
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan modul Pelatihan Bendahara Pengeluaran dapat
diselesaikan dengan baik. Modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan
merupakan salah satu modul yang digunakan dalam Pelatihan Bendahara
Pengeluaran. Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah
membantu proses penyusunan modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh tim penyusunan perbaikan
modul sesuai dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pusdiklat
Anggaran dan Perbendaharaan Nomor: KEP-261/PP.3/2019 tentang
Pembentukan Tim Penyusun Pelatihan Bendahara Pengeluaran Tahun
Anggaran 2020, terutama kepada Bapak Noor Cholis Madjid yang telah menulis
ulang dan memperbaiki modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan. Modul
Pengujian dan Pembayaran Tagihan berisi tentang bagaimana bendahara
pengeluaran melakukan pengujian dan pembayaran terhadap tagihan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Modul ini tentunya masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kepada
semua pihak kami harap dapat menyampaikan kesalahan, memberikan kritik dan
saran guna perbaikan modul ini di masa mendatang.
Bogor,
Kepala Pusat,
Iqbal Islami
NIP 19631206 198403 1 001
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN
Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan.................................. 5
Konsep Pengujian atas Tagihan Terhadap APBN ........................................10
Latihan .........................................................................................................14
Rangkuman ..................................................................................................15
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUJIAN TERHADAP KETEPATAN KLASIFIKASI ANGGARAN
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI BELANJA NON
PEGAWAI
Pengujian Pembayaran Belanja Barang Dengan
Mekanisme Uang Persediaan (UP)...............................................................86
Pengujian Belanja Modal Yang Dibayar Dengan
Mekanisme Uang Persediaan ..................................................................... 100
Pengujian Belanja Lain-Lain ....................................................................... 101
Tanda Bukti Perjanjian................................................................................ 102
Latihan ...................................................................................................... 112
Rangkuman ............................................................................................... 113
KEGIATAN BELAJAR 5
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN
BELANJA PNBP DAN BLU
Gambar 3.3 Mekanisme Penarikan Uang Tunai dengan Kartu Debit .................68
Gambar 4.1 Format dan Tata Cara Penulisan Kuitansi .................................... 103
Gambar 5.1 Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan Dana (MP) ...... 126
Tabel 2.1 Tabel Kode Akun Mata Anggaran Pengeluaran Yang Umumnya
Terdapat Pada Satuan Kerja..............................................................39
Tabel 4.2 Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Melewati Batas Kota
(Dalam Kota Lebih 8 Jam) .................................................................................96
Tabel 4.3 Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Kurang
8 Jam ................................................................................................96
1.Konsep Dasar
Pengujian
Tagihan Atas
Beban Apbn
6. Pengujian
2. Pengujian
Dokumen
Terhadap
Persyaratan
Ketepatan
Pembayaran
Klasifikasi
Pinjaman Luar
Anggaran
Negeri
Pengujian
Dan
Pembayaran
Tagihan
5. Pengujian
Dokumen
Persyaratan
3. Pengujian
Administrasi
Atas Tagihan
Pembayaran
Belanja Pnbp
Dan Blu
4. Pengujian
Dokumen
Persyaratan
Administrasi
Belanja Non
Pegawai
A. Deskripsi Singkat
B. Prasyarat Kompetensi
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
D. Relevansi Modul
A. Deskripsi Singkat
Mata pelajaran ini membahas dan menguraikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pengujian dan pembayaran tagihan atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada kantor/satuan kerja instansi
pemerintah. Mata pelajaran ini diberikan kepada peserta Diklat Bendahara
Pengeluaran APBN, dengan maksud agar peserta diklat mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan tugas
yang menjadi kewenangan dan kewajiban Bendahara dalam pelaksanaan
dan pengelolaan dana APBN.
Mekanisme pengujian dan pembayaran tagihan dalam pengelolaan
keuangan negara, antara lain meliputi pengujian dan pemeriksaan terkait
kesesuaian dokumen anggaran, ketersediaan dana, ketepatan
pembebanan akun, kuitansi, pemeriksaan serah terima barang/jasa,
pemeriksaan daftar gaji, pemeriksaan daftar gaji lainnya, penyiapan SPP
GUP, penyiapan SPP gaji, penyiapan SPP gaji lainnya dan pengawasan
pagu anggaran.
Salah satu tugas Bendahara Pengeluaran adalah menandatangani
dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang
menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD. Bendahara
Pengeluaran melakukan Pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolanya setelah:
1. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
2. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam
perintah pembayaran;
3. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
B. Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat memahami modul ini dengan optimal, peserta diklat
harus sudah memahami konsep sistem penerimaan dan pengeluaran
Negara serta perpajakan.
D. Relevansi Modul
Modul ini bermanfaat bagi peserta untuk memahami konsep
pengujian dan pembayaran tagihan dalam menjalankan tugas Bendahara
Pengeluaran.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan lingkup bahasan pengujian dan
pembayaran tagihan
B. Menjelaskan konsep pengujian atas tagihan terhadap
APBN
Uraian dan Contoh
Pasal 18
1) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk
menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah
disediakan, dan memerintahkan pembayaran tagihan atas
beban APBN/APBD.
2) Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pada ayat (1),
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang:
a) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai
hak pihak penagih;
b) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi
persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan
ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
c) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
d) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata
anggaran pengeluaran yang bersangkutan;
e) Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.
Contoh
PENGUJIAN TERHADAP
KETEPATAN KLASIFIKASI
ANGGARAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan lingkup bahasa pengujian klasifikasi
anggaran dan pembayaran tagihan
B. Melaksanakan pengujian akun belanja
Uraian dan Contoh
Dalam melaksanakan pembayaran, Bendahara harus memperhatikan
apakah tagihan yang dimintakan sesuai dengan klasifikasi anggaran atau akun
yang ada, apakah dana dalam akun tersebut masih tersedia dan apakah akun
tersebut boleh dibayarkan oleh Bendahara. Pembayaran dengan mekanisme
Uang Persediaan dapat diberikan dalam batas-batas jenis belanja sebagai
berikut.
1. Belanja Barang (Akun Belanja: 52).
02 PERTAHANAN
02.01 PERTAHANAN NEGARA
04 EKONOMI
PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA,
04.01
KOPERASI, DAN UKM
04.02 TENAGA KERJA
PERTANIAN, KEHUTANAN, PERIKANAN DAN
04.03
KELAUTAN
04.04 PENGAIRAN
04.05 BAHAN BAKAR DAN ENERGI
04.06 PERTAMBANGAN
04.07 INDUSTRI DAN KONSTRUKSI
04.08 TRANSPORTASI
04.09 TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
04.10 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI
04.90 EKONOMI LAINNYA
05 LINGKUNGAN HIDUP
05.01 MANAJEMEN LIMBAH
05.02 MANAJEMEN AIR LIMBAH
05.03 PENANGGULANGAN POLUSI
05.04 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
05.05 TATA RUANG DAN PERTANAHAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN
05.06
LINGKUNGAN HIDUP
05.90 PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP LAINNYA
07 KESEHATAN
07.01 OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
07.02 PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
07.03 PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
07.04 KELUARGA BERENCANA
07.05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
07.90 KESEHATAN LAINNYA
09 AGAMA
09.01 PENINGKATAN KEHIDUPAN BERAGAMA
09.02 KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA
09.03 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA
09.90 PELAYANAN KEAGAMAAN LAINNYA
10 PENDIDIKAN
10.01 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
10.02 PENDIDIKAN DASAR
10.03 PENDIDIKAN MENENGAH
10.04 PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
10.05 PENDIDIKAN KEDINASAN
10.06 PENDIDIKAN TINGGI
11 PERLINDUNGAN SOSIAL
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN ORANG SAKIT DAN
11.01
CACAT
11.02 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN LANSIA
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL KELUARGA
11.03 PAHLAWAN, PERINTIS
KEMERDEKAAN DAN PEJUANG
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL ANAK-
11.04
ANAK DAN KELUARGA
11.05 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
11.06 PENYULUHAN DAN BIMBINGAN SOSIAL
11.07 BANTUAN PERUMAHAN
11.08 BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN
11.09
SOSIAL
11.90 PERLINDUNGAN SOSIAL LAINNYA
4. Klasifikasi Berdasarkan Program
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian
negara/lembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa
kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian
negara/lembaga. Rumusan program harus jelas menunjukkan
keterkaitan dengan kebijakan yang mendasarinya dan memiliki
sasaran kinerja yang jelas dan terukur untuk mendukung upaya
pencapaian tujuan kebijakan yang bersangkutan.
Belanja Bahan;
Belanja Barang transito;
Vakasi, adalah penyediaan dana untuk imbalan bagi
penguji atau pemeriksa kertas/jawaban Ujian.
Pengeluaran ini dibebankan pada belanja barang non-
No Uraian Klasifikasi
Studi Kasus
Bagaimana Alokasi anggaran 2018 pada Satuan kerja Kanwil DJKN Jakarta
diklasifikasikan?
Dana APBN yang akan dikelola Kanwil DJKN Jakarta untuk tahun Anggaran
2018 diklasifikasikan sebagai berikut:
Fungsi : 01 Pelayanan Umum
Sub Fungsi : 01.01 Lembaga Eksekutif Dan Legislatif, Masalah
Keuangan dan Fiskal serta Urusan Luar Negeri
Organisasi : 015 Kementerian Keuangan
015.09 Ditjen Kekayaan Negara
01. DKI Jakarta
Kode Satker : 411852 Kanwil DJKN Jakarta
Program : 01.01.015.09.10 Program Kekayaan Negara yang
optimal, penyelesaian pengurusan piutang Negara dan
pelayanan lelang yang profesional
Kegiatan : 01.01.015.09.10.1715 Pengelolaam Kekayaan,
Studi Kasus
2. Klasifikasi Anggaran
a. Klasifikasi Berdasarkan Organisasi
Klasifikasi belanja berdasarkan organisasi disusun berdasarkan
susunan kementerian negara/lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Klasifikasi Berdasarkan Fungsi
Terdiri dari 11 fungsi utama yaitu: pelayanan umum, pertahanan,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan
dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,
pendidikan, dan perlindungan sosial.
c. Klasifikasi Berdasarkan Sub Fungsi
Subfungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi. Dari 11
(sebelas) fungsi utama dirinci ke dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub
fungsi.
d. Klasifikasi Berdasarkan Program
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga
dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan misi Kementerian Negara/Lembaga.
PENGUJIAN TAGIHAN
BELANJA NEGARA
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Melaksanakan pengujian tagihan terkait mekanisme
pembayaran
B. Melaksanakan pengujian tagihan terkait kelengkapan
dokumen
Uraian dan Contoh
a. DIPA;
b. POK;
c. Dokumen Terkait Pengadaan Barang/Jasa Seperti:
Studi Kasus
PENGUJIAN DOKUMEN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
BELANJA NON PEGAWAI
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Melaksanakan pengujian belanja barang dengan
mekanisme Uang Persediaan (UP)
B. Melaksanakan pengujian belanja modal yang dibayar
dengan mekanisme Uang Persediaan (UP)
C. Melaksanakan pengujian belanja lain-lain
D. Menjelaskan tanda bukti perjanjian
Uraian dan Contoh
Belanja non pegawai yang dapat dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran
adalah belanja non pegawai yang dibayar dengan mekanisme Uang Persediaan.
Belanja yang dapat dibayarkan dengan mekanisme Uang Persediaan dibatasi hanya
belanja dengan jumlah maksimal Rp50.000.000 (lima puluh juta) setiap transaksi bagi
satu rekanan. Pengujian yang dilakukan Bendahara Pengeluaran dilakukan untuk
memastikan belanja atas beban APBN telah sesuai dengan ketentuan baik secara
ketentuan per undang-undangan, ketepatan pihak yang menerima dan ketepatan
output. Dalam pasal 24 ayat 4 PMK 190/PMK.05/2012 dan perubahannya (PMK
178/PMK.05/2018) disebutkan pengujian yang dilakukan Bendahara Pengeluaran
meliputi :
1. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK;
2. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran; nilai tagihan yang harus dibayar; jadwal waktu
pembayaran; dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
3. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam dokumen perjanjian /kontrak; dan
4. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran
pengeluaran (akun 6 digit).
a. Pembayaran Honor
Untuk pembayaran honor pada prinsipnya pengujian yang
harus dilakukan adalah:
1) ketersediaan dana dalam DIPA dan rincian dalam POK;
2) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang
timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan
pada DIPA;
3) daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling
sedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekening
masing-masing penerima honorarium yang ditandatangani oleh
KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
b. Perjalanan dinas
Perjalanan dinas dapat dibayarkan melalui Uang Persediaan
atau dengan LS (lewat rekening Bendahara). Dalam melaksankan
pengujian terkait perjalanan dinas maka Bendhara Pengeluaran
harus memastikan apakah dokumen-dokumen telah lengkap dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perjalanan dinas diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 113/PMK.05/2012 (untuk
melihat detil aturan disarankan membaca PMK tersebut.
Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut
Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang
dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan
negara. Terdapat beberapa ketentuan terkait perjalanan dinas yaitu:
1) Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati
batas Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke
tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke
tempat kedudukan semula di dalam negeri.
2) Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat
kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru
berdasarkan surat keputusan pindah.
3) Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah
dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat
9 PEMBEBANAN ANGGARAN
b. Akun b.
Dikeluarkan di : Bogor
Tanggal : 14 Juli 2017
xxx
NIP 19690319 199603 1 001
Ke : Cimahi
Pada Tanggal :
Eko Prasetyo
NIP 198003282001121003
Pada Tanggal : Ke :
Pada Tanggal :
singkatnya.
VII. PERHATIAN:
PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal
berangkat/tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan
Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya.
1. Biaya transpor pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh
bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :
1. Uang Transport
Transport Bogor - Jakarta (PP) Rp 200,000.00
Jumlah Rp 200,000.00
2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan
perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran,
kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Fazza Hari
NIP NIP
Ujian Dinas/ujian
V V V 2 hari
jabatan
Pengobatan karena
V V V Sesuai ST
cedera dlm tugas
Mengikuti Diklat V1) V1) V1) Sesuai ST
Pendidikan S1,S2, S3 V V V Max 2 hari
1)
Harus memperhatikan apakah pembiayaan (makan, penginapan, transpor)
ditanggung penyelenggaran. Kalau ditanggung penyelenggara hanya diberikan
komponen uang harian untuk uang saku
Tabel 4.3. Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Kurang
8 Jam
Biaya
Jenis Perjalanan Dinas Jumlah Hari
Transpor
Dalam rangka Tusi V Sesuai ST
Pada tanggal 20 Juli 2017 Bendahara diminta membayar kuitansi atas belanja
ATK sebesar Rp. 45.000.000. Terkait permintaan pembayaran tersebut apa
saja yang harus diuji Bendahara?
Jawab:
1) Bendahara harus mengecek apakah alokasi belanja tersebut tersedia di
DIPA/POK;
Studi Kasus
Pada tanggal 20 Juli 2017 Bendahara diminta membayar kuitansi atas belanja
AC sebesar Rp4.000.000,00 Terkait permintaan pembayaran tersebut apa saja
yang harus diuji Bendahara?
Jawab:
1) Bendahara harus mengecek apakah alokasi belanja tersebut tersedia di
DIPA/POK;
2) Bendahara mengecek kelengkapan kuitansi;
3) Melakukan pengujian kebenaran SPBy.
1. Bukti Pembelian
Dokumen terkait tanda bukti perjanjian berupa bukti pembelian baru
diperkenalkan dalam Perpres 54 tahun 2010. Sebelum PP ini berlaku
dokumen bukti pembelian tidak dianggap sebagai bukti pengeluaran yang
sah. Berdasarkan Pasal 55 Perpres 54 tahun 2010 jo PP 70/2012 dan
Perpres 16 Tahun 2018 Bukti pembelian digunakan untuk pengadaan
barang/jasa yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,00 (Sepuluh juta
rupiah).
4. Surat Perjanjian
Berdasarkan Perpres 54/2010 jo Perpres 70/2012 Surat Perjanjian
adalah tanda bukti perjanjian yang digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi
dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Karena Surat
Perjanjian atau umumnya disebut juga kontrak digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi
dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) maka
seharusnya Bendahara Pengeluaran tidak melakukan pengujian terhadap
Surat Perjanjian/Kontrak karena berbeda dengan SPK, Surat Perjanjian
digunakan untuk (nilai diatas…..), sedangkan tugas Bendahara
Pengeluaran melakukan pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan
(UP) yang dibatasi maksimal sebesar Rp50.000.000,00 per transaksi dan
per rekanan.
PUSDIKLAT XXXXX
Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan
kepada Bendahara Pengeluaran agar melakukan pembayaran sejumlah :
Rp840,000
Kepada : ………………………………………..
Untuk Pembayaran : Pembayaran SPD Kegiatan Sosialisasi Peraturan Akuntansi
dan update Aplikasi Pelaporan Tahun 2017 di Bandung
Atas dasar :
1. Kuitansi/bukti pembelian : ………………………………………..
2. Nota/bukti penerimaan
barang/jasa/ : ………………………………………..
(bukti lainnya)
Dibebankan pada :
Kegiatan, output, MAK : xxxx
Kode : …………..
Setuju/lunas dibayar,
tanggal………………… Diterima tanggal………………….. Bogor,…………………………
a.n. Kuasa Penguna
Anggaran
Bendahara Pengeluaran Penerima Uang/Uang Muka Kerja Pejabat Pembuat Komitmen
Studi Kasus
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan pembayaran pencairan dana bersumber
PNBP
B. Mekanisme pencairan PNBP dan formulir-formulir
terkait pembayaran PNBP
C. Menjelaskan pencairan dana pada Badan Layanan
Umum
Uraian dan Contoh
Anggaran yang bersumber pada PNBP adalah penerimaan PNBP pada
satuan kerja yang dapat dipakai/digunakan untuk membiayai kegiatan pada
satuan kerja tersebut. Sumber penerimaan PNBP yang dapa dipergunakan
tersebut adalah PNBP yang bersifat fungsional. Dana yang dapat dicairkan harus
atas persetujuan menteri keuangan dan ditampung dalam DIPA satker yang
bersangkutan. PNBP fungsional adalah PNBP yang ada pada satuan kerja
karena adanya pelaksanaan fungsi dari satuan kerja tersebut, misalnya: Biaya
Talak, Nikah, Rujuk di Departemen Agama.
Pada prinsipnya pengujian terhadap pencairan anggaran yang bersumber
dari PNBP tidak jauh berbeda dengan yang bersumber dari APBN (Rupiah
Murni). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencairan anggaran yang
bersumber dari PNBP adalah sebagai berikut:
1. Instansi Pengguna yang terpusat: adalah instansi pengguna PNBP dimana
penyetoran penerimaan negara yang diterima oleh satker yang
bersangkutan dilaksanakan secara terpusat. Bendahara Penerima atau juru
pungut PNBP satuan kerja yang bersangkutan menyetorkan terlebih dahulu
ke Bendahara Penerima Pusat baru Bendahara pusat tersebut menyetor
PNBP ke kantor kas negara.
2. Instansi Pengguna PNBP yang tidak terpusat. Bendahara Penerima satuan
kerja yang bersangkutan secara langsung menyetrokan penerimaan PNBP
langsung ke kas negara.
Pembedaan instansi pengguna PNBP tersebut akan menyebabkan
perbedaan dalam pola pencairan dana PNBP oleh satuan kerja yang
bersangkutan. Pada Instansi Pengguna terpusat maka batas pencairan anggaran
(maksimal pencairan) ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan pagu sesuai dengan
edaran dari Ditjen Perbendaharaan sedangkan pada Instansi Pengguna tidak
terpusat maksimal pencairan dana ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan bukti
Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Studi Kasus
Satuan Kerja X sebagai Instansi Pengguna PNBP pada tahun Anggaran
2018 mempunyai target PNBP sebesar Rp100.000.000,00 Pagu
Pengeluaran Satuan Kerja tersebut sebesar Rp80.000.000,00 Tentukan:
1. Besarnya UP yang dapat diajukan oleh satker tersebut pada awal
tahun anggaran;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP.
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2018.
Peraturan Menteri Keuangan No.214 /PMK.05/2013 ttg BAS sebagaimana dirinci lebih
lanjut dg Kep Dirjen Perbendaharaan No. KEP-311/PB/2014 dan Kep-
211/PB/2018 ttg Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar beserta
penyempurnaannya;
Madjid, Noor C. Konsep Pengujian dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.
https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-konsep-pengujian-dalam-pelaksanaan-anggaran-
pendapatan-dan-belanja-negara/ (diakses 30 Juli 2018).
Sijabat, Heryanto. Tips Pengujian Kelengkapan SPBy yang Benar. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-tips-
pengujian-kelengkapan-spby-yang-benar/ (diakses 28 September 2018).
Wibawa, Dwi A. Siapa yang Harus Menguji Tagihan Belanja. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-siapa-
yang-harus-menguji-tagihan-belanja/ (diakses 23 Maret 2018).