Anda di halaman 1dari 7

ULUMUL QUR'AN

”AsBABUN Nuzul”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
● Ayu Nadzifah Salsabila (2002056116)
● Septiana Dwi Purnama (2002056113)
● Siti Nurkholisah (2002056119)
● Windi Apriliyani (2002056115)

KELAS B1
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
Mata Kuliah – Ulumul Qur'an
Dosen : Ibu Noor Rosyidah
ASBABUN NUZUL

A.PENGERTIAN ASBABUN NUZUL


bahasa (etimologi), asbabun nuzul berarti turunnya ayat-ayat al-Qur’an[7] dari kata “asbab”
jamak dari “sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun. Yang dimaksud
disini adalah ayat al-Qur’an. Asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau saja yang
menyebabkan turunnya ayat-ayat al-Qur’an baik secara langsung atau tidak langsung.
Menurut istilah atau secara terminologi asbabun nuzul terdapat banyak pengertian,
diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani
“Asbab an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan
turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu
terjadi”.
2. Ash-Shabuni
“Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama”.
3. Subhi Shalih
‫ما نزلت اآلية اواآيات بسببه متضمنة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه‬
“Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat al-
Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon atasnya atau sebagai
penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”.
4. Mana’ al-Qathan
‫مانزل قرآن بشأنه وقت وقوعه كحادثة او سؤال‬
“Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-Qur’an berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang
diajukan kepada Nabi”.[8]
5. Nurcholis Madjid
Menyatakan bahwa asbab al-nuzul adalah konsep, teori atau berita tentang adanya sebab-
sebab turunnya wahyu tertentu dari al-Qur’an kepada Nabi saw baik berupa satu ayat, satu
rangkaian ayat maupun satu surat.[9]
Kendatipun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda semua menyimpulkan bahwa asbab
an-nuzul adalah kejadian/peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam
rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari
kejadian tersebut.
Mengutip pengertian dari Subhi al-Shaleh kita dapat mengetahui bahwa asbabun nuzul ada
kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan, kemudian asbabun nuzul yang
berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam :
1. Peristiwa berupa pertengkaran
Seperti kisah turunnya surat Ali Imran : 100
Yang bermula dari adanya perselisihan oleh kaum Aus dan Khazraj hingga turun ayat 100
dari surat Ali Imran yang menyerukan untuk menjauhi perselisihan.
2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius
Seperti kisah turunnya surat an-Nisa’ : 43
Saat itu ada seorang Imam shalat yang sedang dalam keadaan mabuk, sehingga salah
mengucapkan surat al-Kafirun, surat An-Nisa’ turun dengan perintah untuk menjauhi shalat
dalam keadaan mabuk.
3. Peristiwa berupa cita-cita/keinginan
Ini dicontohkan dengan cita-cita Umar ibn Khattab yang menginginkan maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat, lalu turun ayat
‫والتخذ وامن مقام ابراهيم مصلّى‬
Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pertanyaan tentang masa lalu seperti :
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku
akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. Al-Kahfi: 83)
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu
seperti ayat:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-
ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra’ : 85)
3. Pertanyaan tentang masa yang akan datang:
“(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah
terjadinya?”

B.MACAM-MACAM ASBABUN NUZUL


Secara garis besar Asbab Al-Nuzul dapat dibagi menjadi 2 macam yakni dalam bentuk
peristiwa dan dalam bentuk pertanyaan.
Adapun dalam bentuk peristiwa dapat dibagi lagi menjadi 3 (tiga) sebagai berikut :
1. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecamuk antara segolongan
dari suku Aus dan segolongan dari suku Khasraj. Peristiwa itu timbul dari intik-intik yang
ditiupkan orang-orang yahudi sehingga mereka bertetiak-teriak :"senjata-senjata". Peristiwa
tersebut menyebabkan turunnya beberapa ayat surah Ali imran melalui dari firman Allah :
َ ‫ِين أُو ُتوا ْال ِك َت‬
َ ‫اب َي ُردُّو ُك ْم َبعْ َد إِي َما ِن ُك ْم َكاف ِِر‬
‫ين‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا إِنْ ُتطِ يعُوا َف ِري ًقا م َِن الَّذ‬
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orng yang diberi
Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu
beriman".
(QS.Ali'Imran ayat 100)
2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang yang mengimami sholat
sedang dalam keadaan mabuk sehingga tersalah membaca surah Al-kafirun, dari peristiwa
tersebut maka menyebabkan turunnya ayat :
َ ‫صاَل َة َوأَ ْن ُت ْم ُس َك‬
َ ُ‫ار ٰى َح َّت ٰى َتعْ لَمُوا َما َتقُول‬
‫ون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا اَل َت ْق َربُوا ال‬
"Hai orang-orang yang beriman, janganlahkamu menghampiri sholat sedang kamu dalam
keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan...." (QS.An-nisaa ayat 43)
3. Peristiwa itu berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian-persesuaian Umarentuan-
ket Bin Khattab dengan ketentuan ayat Al-Qur'an. Dalam sejarah ada beberapa harapan umar
yang dikemukakan kepada Nabi Muhammad SWA. Kemudian turun ayat yang dikandungnya
sesuai dengan harapan-harapan Umar tersebut. Sebagian ulama telah menulisnya secara
khusus. Sebagai contoh Imam Al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Anas ra. bahwa
Umar berkata :" Aku sepakat dengan Tuhanku dalam tiga hal : Aku katakan kepada Rasul,
bagaimana sekiranya kalau kita jadikan makam Ibrahim sebagai tempat sholat". Maka
turunlah ayat surah Al-Baqarah ayat 125
‫ُصلًّى‬
َ ‫َوا َّتخ ُِذو ْا مِن َّم َق ِام إِب َْراهِي َم م‬
"Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat sholat".
Adapun Asbab Al-Nuzul dalam bentuk pertanyaan dapat juga dibagi menjadi tiga macam,
sebagai berikut :
1. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu, seperti pertanyaan tentang
Zulkarnain, maka turunlah ayat 82 surah Al-Kahfi
‫ْن ۖقُ ْل َسأ َ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن ُه ذ ِْكرً ا‬ َ ‫َو َيسْ أَلُو َن‬
ِ ‫ك َعنْ ذِي ْال َقرْ َني‬
"Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad tentang Zulkarnain, Katakanlah :"Aku akan
bacakan cerita tentangnya".
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlansung pada waktu itu,
seperti ayat 85 dalam surah Al-Isra'
‫ك َع ِن الرُّ وح ۖ قُ ِل الرُّ و ُح مِنْ أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُوتِي ُت ْم م َِن ْالع ِْلم إِاَّل َقلِياًل‬
َ ‫َو َيسْ أَلُو َن‬
ِ ِ
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah "Roh itu termasuk urusan
Tuhanku, dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan melainkan sedikit".
3. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti ayat 42 dari surah
An-Nazi'aat
َ ‫َّاع ِة أَي‬
‫َّان مُرْ َسا َها‬ َ ‫َيسْ أَلُو َن‬
َ ‫ك َع ِن الس‬
"Mereka bertanya tentang hari kiamat, bila terjadinya".

C.HIKMAH DAN FAEDAH ASBABUN NUZUL


Hikmah Asbabun Nuzul
Manfaat atau faedah yang diperoleh dari mempelajari ilmu Asbab an-Nuzul ini telah
dikemukakan banyak ulama. Salah satunya, Ibnu Taimiyah. Ia mengatakan, mengetahui
sebab-sebab turunnya ayat Alquran dapat menolong seseorang dalam memahami makna ayat
tersebut.
Seperti diketahui, dulu banyak ulama yang kesulitan dalam menafsirkan ayat Alquran karena
mereka tidak mengetahui latar belakangnya. Namun, setelah mendapatkan keterangan
mengenai latar belakang turunnya ayat itu, mereka pun semakin mudah menjelaskan dan
memahaminya.
Menurut Syekh Muhammad Husain Ath-Thabathaba'i dalam kitabnya Al-Qur'an fi Al-Islam,
mempelajari ilmu-ilmu sebab turunnya ayat (Asbab An-Nuzul) itu sangat penting dalam
mempermudah seseorang dalam mengetahui ayat dan memahami makna serta kandungan
yang ada di dalam Alquran, serta rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya.
Menurut Ibnu Abbas RA—salah seorang sahabat dan mufasir hebat awal permulaan Islam—
mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Alquran itu, memudahkan seseorang dalam
menelusuri riwayat peristiwa dan sejarah terdahulu yang terjadi di zaman Rasul SAW.
Al-Wahidie (w 472 H) menjelaskan, “Tidaklah mungkin mengetahui tafsir suatu ayat, tanpa
bersandar pada riwayat dan penjelasan turunnya ayat Alquran.”
Ibnu Daqiqi al-Ied (w 702 H) menjelaskan, mengetahui sebab turunnya suatu ayat merupakan
jalan yang paling tepat dalam memahami makna-makna (maksud) Alquran.
Dari keterangan tersebut di atas, para ulama menjelaskan, sedikitnya ada empat hal yang
menjadi faedah atau manfaat mempelajari Asbab an-Nuzul itu.
Pertama, membantu seseorang dalam memahami kandungan ayat dan menghindarkan
kesulitan yang ada di dalam ayat.
Kedua, memberikan pemahaman yang tepat bahwa hukum yang dibawa oleh ayat itu adalah
khusus untuk memberi penyelesaian peristiwa atau pertanyaan yang menjadi sebab turunnya
ayat tersebut.
Ketiga, membantu memudahkan penghafalan dan pemahaman serta melekatkan ayat-ayat
yang bersangkutan dalam hati orang-orang yang mendengarnya, bila ayat-ayat itu dibacakan.
Keempat, dapat mengetahui hikmah (ilmu) Allah dengan yakin mengenai segala hal yang
disyariatkan melalui ayat-ayat yang diturunkannya. (RS Abdul Aziz, Tafsir Ilmu Tafsir,
1991).
Dalam hal ini, mengetahui asbabun nuzul mempunyai beberapa faedah sebagai berikut.
1. Mengetahui hikmah pemberlakuan suatu hukum dan perhatian syariat terhadap
kemaslahatan umum dalam mengahdapi segala peristiwa sebagai rahmat bagi umat.
2. Memberi batasan hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, jika hukum itu
dinyatakan dalam bentuk umum. Ini bagi mereka yang berpendapat al-‘ibrah bikhushush as-
sabab la bi ‘umum al-lafzhi ( yang menjadi pegangan adalah sebab yang khusus, bukan lafadz
yang umum).
3. Apabila lafadz yang diturunkan itu bersifat umum dan ada dalil yang menunjukkan
pengkhususannya, maka adanya asbabun nuzul akan membatasi takhshish ( pengkhususan)
itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab. Dan tidak dibenarkan mengeluarkannya (dari
cakupan lafadz yang umum itu), karena masuknya bentuk sebab ke dalam lafadz yang umum
itu bersifat qath’i (pasti, tidak bisa diubah). Maka, ia tidak boleh dikeluarkan melalui ijtihad,
karena ijtihad itu bersifat dzanni (dugaan) Pendapat ini dijadikan pegangan oleh ulama
umumnya.
4. Mengetahui sebab turunnya ayat adalah cara terbaik untuk memahami al-Quran dan
menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa
pengetahuan sebab turun-Nya. al-Wahidi menjelaskan, “Tidak mungkin mengetahui tafsir
ayat tanpa mengetahui sejarah dan penjelasan sebab turunnya.” Ibnu Daqiq al-Id berpendapat,
“Keterangan tentang sebab turunnya ayat adalah cara yang tepat untuk memahami makna al-
Quran. Menurut Ibnu Taimiyah sebab turunnya ayat akan membantu dalam memahami ayat,
karena mengetahui sebab akan mengatarkan pengetahuan kepada musababnya (akibat).”
5. Sebab turunnya ayat dapat menerangkan tentang kepada siapa ayat itu diturunkan sehingga
ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain, karena dorongan permusuhan dan
perselisihan.

PENUTUP
KESIMPULAN
Asbab al-Nuzul adalah kejadian atau peritiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran. Ayat tersebut dalam
rangka menjawab, emjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut. Asbab al-Nuzul
merupakan bahan-bahan sejarah yang dipakai untuk menberikan
keterangan-keterangan terhadap lembaran-lembaran dan
memberinya konteks dalam memahami perintah-perintah-Nya.
Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini hanya melingkupi peristiwa-
peristiwa pada masa Al-Quran masih turun (‘ashr at-tanzil).

Anda mungkin juga menyukai