SKRIPSI
Oleh
YUDA FUADI
NIM: 140200136
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Many problems arise in the use of PayLater in consumer transactions, for example
regarding the position of PayLater in payments between consumers and Traveloka, the legal
relationship between consumers of Traveloka PayLater users and Traveloka and payment
practices with Traveloka PayLater facilities. For this reason, it is felt that research on the use
of PayLater in consumer transactions with Traveloka is necessary. The problems in this study
are: how is the legal position of Paylater in payment between consumers and Traveloka
according to law in Indonesia, how is the legal relationship between consumers of Traveloka
Paylater users and Traveloka, how is the practice of payment with the Traveloka Paylater
facility reviewed based on PJOK Number 77 / POJK.01 / 2016.
The research conducted is normative legal research. Researchers used a data
collection tool in the form of a Literary Study or Documentary Study by examining OJK
Regulation Number 77 / POJK.01 / 2016.
Traveloka's position in the implementation of PayLater can be seen in three aspects,
namely: In electronic transactions, namely as an issuer (Article 1 number 6). As stated earlier,
issuers are banks and institutions other than banks. Financial Technology, Traveloka
PayLater provides online agreements with consumers. Consumer Financing, namely as a
creditor who provides financing to the debtor in this case is the consumer. In the
implementation of PayLater, the legal relationship established between Traveloka and the
user is: Legal relationship agreement, where Traveloka is the funder, while the user is the
party who uses the funds with a payment agreement made on credit. The legal relationship in
financing, namely Traveloka as a finance company and users are its customers. The
relationship between business actors, where Traveloka as a business actor is entitled to
receive their rights through a business agreement entered into with the user. The
implementation of a transaction with Traveloka PayLater must meet several aspects,
including: Legality, if it is associated with Traveloka PayLater, its validity can be assessed
first, in terms of organizers regulated in Article 2 POJK Number 77 of 2016 declared as
Other Financial Services Institutions. To respond to the current fintech issues, the OJK has
formed the Digital Economy and Finance Innovation Development Task Force to oversee the
fintech actors and at the end of 2016, precisely on December 29, 2016, the OJK finally issued
a regulation regarding fintech namely OJK Regulation Number 77 / POJK.01 / 2016
concerning Information Technology Based Lending and Borrowing Services (LPMUBTI).
The POJK contains rules regarding the provision, management and operation of Information
Technology-Based Money Lending and Borrowing Services.
ii
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah, kasih
karunia, hikmat dan sukacita sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini
77/POJK.01/2016.” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Hukum
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum Selaku Dekan Fakultas Hukum
2. Prof. Dr. OK. Saidin, S.H., M.HumSelaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
4. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Dosen Pembimbing I.
iii
tepat waktu
8. Terima kasih kepada rekan- rekan di Fakutas Hukum USU yang telah
Penulis
iv
ABSTRAK ................................................................................................................ i
BAB I : PENDAHULUAN
iv
vi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan, akan tetapi sistem ini mempunyai
benda yang disebut uang, yang dapat digunakan sebagai alat tukar, akan tetapi
Uang bukan hal yang baru bagi masyarakat, karena semua tingkatan
masyarakat telah mengenali dan memahami benar bahwa uang merupakan alat
yang digunakan dalam pertukaran dan pembayaran pada setiap transaksi ekonomi
1
Vietzhal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), hal. 4.
2
Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuanagan Lainnya, (Jakarta: Selemba
Empat, 2011), hal. 3
3
Gatot Supramono, Hukum Uang di Indonesia, (Bekasi: Gramata Publishing, 2014), hal.
52
Uang merupakan alat tukar yang diterima oleh masyarakat sebagai alat
pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya. 4 Disamping berfungsi sebagai alat
tukar dan alat pembayaran yang sah, uang juga berfungsi sebagai alat penyimpan
nilai, satuan hitung, ukuran pembayaran yang tertunda, serta alat ukuran umum
dan informasi saat ini, juga sedikit banyak telah diterapkan dalam dunia
4
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta:
Grasindo, 2006, hal. 27
5
Ibid., hal. 28
6
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi 2, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), hal. 174
tambah pada debitur membuat bergesernya sistem pelayanan bank. Bank dalam
berevolusi dari model konvensional face to face dan didasarkan pada paper
document ke model layanan dengan model non face to face dan digital. 8
beberapa bentuk. Salah satu bentuknya adalah PayLater yang digunakan sebagai
salah satu pemegang lisensi peer-to-peer lending yang terdaftar dan diawasi oleh
7
Burhanuddin Abdullah, Paper Seminar Internasional Toward a Less Cash Society in
Indonesia, (Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistim Pembayaran Bank Indonesia, 2006), hal. 9
8
Rachmadi Usman, Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran, Yuridika:
Volume 32 No. 1, Januari 2017, hal. 135.
9
Ibid.
seperti ketika Anda membayar dengan kartu kredit. Jangka waktu pembayaran
adalah 30 hari setelah transaksi. Anda juga bisa membayar secara menyicil
dengan durasi 1-12 bulan dengan bunga yang ringan. Saat ini, fitur ini dapat
diakses melalui situs web Traveloka (hanya jika digunakan untuk produk Tiket
Pesawat dan Hotel), serta Traveloka App versi 2.19 ke atas jika digunakan untuk
produk dan layanan Traveloka pada umumnya, termasuk Tiket Pesawat, Hotel,
Pesawat dan Hotel, Tiket Kereta Api, Tiket Bus dan Travel serta Aktivitas &
Rekreasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Manfaat bagi penelitian baik dalam segi praktis maupun segi teoritis,
yaitu:
1. Secara teoritis
Traveloka.
2. Secara praktis
D. Keaslian Penulisan
dan beberapa Universitas yang ada di Indonesia baik secara fisik maupun online
khususnya Fakultas Hukum, tidak dapati bahwa judul skripsi “Kajian Hukum
antara lain:
usaha pada saat pengajuan klaim ganti rugi dihubungkan Dengan Undang-
elektronik.
dengan Traveloka.
Traveloka.
penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah
E. Tinjauan Pustaka
1. Mata Uang
pekerjaan dapat lebih mudah. Uang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
melawan hukum. Wujud dari cara-cara yang melawan hukum itu dapat berupa
kejahatan terhadap mata uang itu sendiri, salah satunya tindakan pemalsuan mata
perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu
uang barang, uang kertas, dan uang giral atau uang kredit.12
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
10
Iswardono S.P., Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, 2004), hal. 3
11
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Pasal 1 angka 2
12
Perry Warjiyo, Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia, (Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2004), hal. 210
tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan kondisi utama, agar suatu
melakukan transaksi.
Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada
beberapa pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka
atas emas dan perak. Pihak-pihak ini nadalah bank, orang yang meminjamkan
uang dan pandai emas (goldsmith) atau toko-toko perhiasan. mereka melihat bukti
peminjaman, penyimpanan atau penitipan emas dan perak ditempat mereka juga
Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang
kertas) dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang dimilikinya. Karena
kertas ini didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat umum
menerima uang kertas ini sebagai alat tukar. Jadi aspek penerimaan masyarakat
secara umum dan luas berlaku, sehingga menjadikan uang kertas sebagai alat
Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang
utama. Malahan sekarang, uang yang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi
dan pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat dipecah-pecahkan dalam
antara lain uang kertas ini tidak bisa dibawa kemana-mana dalam jumlah yang
c. Uang Giral
melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini
merupakan simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat
dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Artinya, cek dan
giro yang dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan sebagai alat
pembayaran barang, jasa dan utang. Kelebihan uang giral sebagai alat pembayaran
adalah:
1) Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bisa diuangkan oleh
3) Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan
nilai transaksi.
instrument bunga bank membuka peluang terjadinya uangh beredar yang lebih
2. Perlindungan Hukum
yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat
agar mereka dapat menikmati semua hak- hak yang diberikan oleh hukum atau
dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus
diberikan oleh aparat penegak hukum hak yang diberikan oleh hukum untuk
memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan
nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam
13
Ishaq, Dasar- dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hal. 43
14
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana, (Jakarta: Rajawali, 2016) hal. 17
15
Ibid, hal. 20
seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah
16
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to the
Indonesian Administrative Law), (Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press, 1993), hal.
111
asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang
asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari
negara hukum.
pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau Korban
yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan
Jasa Keuangan yang dibuat dalam rangka melaksanakan tugas Otoritas Jasa
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik sektor penbankan, pasar
modal, dan sektor jasa keuangan non- bank seperti Asuransi, Dana Pensiun,
17
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
dalam Undang- undang Nomor 21 Tahun 2011 tersebut. Ini artinya, dalam
atau permasalahan dalam sektor jasa keuangan yang dianggap perlu untuk dibuat
peraturannya. Tugas pengawasan industri keuangan non- bank dan pasar modal
4. Konsumen
Istilah konsumen berasal dari bahasa asing, consumer (Inggris); dan consumenten
17
Website Resmi OJK. http://www.ojk.go.id/Pages/FAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx
diakses pada 23 November 2019
merupakan pihak yang memakai atau menggunakan barang dan jasa, baik untuk
sebagainya).
pemakai akhir suatu produk, baik sebagai pembeli maupun diperoleh cara lain,
memberikan definisi dengan cara mengambil alih pengertian yang digunakan oleh
atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang dan/ atau
antara, barang atau jasa itu adalah barang atau jasa kapital yang berupa
bahan baku, bahan penolong atau komponen dari produk lain yang
18
M. Marwan dan Jimmy. P, Kamus Hukum, (Surabaya: Reality Publisher, 2009) hal. 378
19
Dalam Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012) hal. 16
adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
20
meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder. Adapun alasan peneliti
2. Sifat Penelitian
3. Pendekatan Penelitian
undang dan regulasi berkaitan dengan aspek hukum Penggunaan PayLater dalam
4. Data penelitian
Data dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu bahan pustaka yang
a. Bahan hukum primer yaitu berbagai bahan hukum yang bersifat mengikat
21
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta : Granit, 2000), hal. 58
22
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Indonesia pada Akhir ke-20, (Bandung : Alumni,
1994), hal. 10
23
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Prenanda Media Group, 2013),
hal. 7
24
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 12.
Mata Uang
Elektronik
hukum yang berlaku atau yang pernah berlaku di suatu negeri. Namun,
sekunder ini, secara formal tidak dapat dikatakan sebagai hukum positif.25
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
6. Analisis Data
melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan
25
Soetanyo Wignjosoebroto, Hukum, Konsep dan Metode, (Malang: Setara Press, 2013),
hal. 68-69.
26
Ibid.
27
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta:Rajawali Press. 2013), hal. 15
teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya. Secara sederhana analisis data ini
membuat suatu kesimpulan terhadap hasil penelitian dengan pikiran sendiri dan
Hasil suatu penelitian hukum normatif agar lebih baik nilainya atau untuk
menentukan nilai dari hasil penelitian tersebut. Hal ini dapat dilihat jika
pendekatan yang digunakan dalam analisis tersebut tidak tepat, maka dipastikan
bahwa bobot penelitian ini akan rendah, tidak akurat dan kebenarannya pun
diragukan atau dapat dipertanyakan. Oleh karena itu, pemilihan pendekatan dalam
dasar sudut pandang dan kerangka berpikir seorang peneliti untuk melakukan
analisis.29
G. Sistematika Penulisan
yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan tidak terpisahkan.
28
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 180
29
Ibid., hal. 184.
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka dan
Pembiayaan Konsumen.
PayLater. Pada poin terakhir dibahas tentang Hubungan Hukum dalam Praktik
digunakan konsumen dengan Traveloka. Jenis alat pembayaran ini sama seperti
kepada Traveloka.
metode pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit atau yang umum dikenal
dengan Kredit Online. Metode pembayaran ini berlaku untuk semua produk yang
top-up Pulsa.59
liburan dadakan dengan nyaman dan bebas ribet. Setiap pengguna aplikasi dapat
beli tiket dan produk-produk lainnya tanpa bayar dulu. Proses pendaftaran yang
59
Situs Traveloka, https://www.traveloka.com/id-id/travelokapay/paylater diakses pada
19 Desember 2019
24
cepat dan mudah juga menjadi kelebihan PayLater Traveloka. Serta tidak ada
elektronik pada PayLater hanya dapat digunakan untuk transaksi pada aplikasi
Traveloka. Transaksi pada Traveloka dianggap sah apabila telah memenuhi segala
didisribusikan sebagai alat tukar, yang disimpan dalam format digital di sebuah
oleh Bank for International Settlement (BIS) dalam salah satu publikasinya pada
60
Bank for Internatonal Settlements, Implications for Central Banks of the Development
of Electronic Money, (Basle, 1996), hal. 1
61
Ibid.
Pengertian e-money mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh Bank for
International Settlement (BIS) dalam salah satu publikasinya pada bulan Oktober
Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai uang dalam e-money akan berkurang
seperti kartu telepon, sebab e-money yang dimaksudkan di sini dapat digunakan
62
Siti Hidayati. Operasional E-Money. (Jakarta: Bank Indonesia,2006), hal. 4
63
Siti Hidayati, dkk, Kajian Operasional E-money, (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), hal.
4
64
Ibid.
65
Afif Muamar dan Ari Salman Alparisi. Electronic money (e-money) dalam perspektif
maqashid syariah, Muamar,Journal of Islamic Economics Lariba. Vol. 3, 2017, hal. 3
4. Tarik tunai yaitu fasilitas penarikan uang atas nilai e-money yang
penerbit, baik dilakukan pada saat nilai e-money tidak terpakai atau
dan atau masa berlaku media e-money telah berakhir, ataupun yang
dengan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara lain: 66
1. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk
transaksi yang bernilai kecil (micro payment), disebabkan debitur tidak perlu
menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan
66
Afif Muamar dan Ari Salman Alparisi. loc.cit.
uang kembalian. Selain itu, kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari
dapat dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit
atau kartu debit, karena tidak harus memerlukan proses otorisasi online, tanda
tangan maupun PIN. Disamping itu, dengan transaksi off-line, maka biaya
3. Electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money melalui berbagai
nilai uangnya selain dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit
juga dicatat dalam media elektronik yang dikelola oleh pemegang. 67e-money yang
nilai e-moneynya hanya dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit.
merupakan e-money yang dapat dilakukan pengisian ulang (top-up), dan tidak
hanya dapat digunakan untuk transaksi pembayaran atas kewajiban yang timbul
dari satu jenis transaksi ekonomi, dan Multi-Purpose adalah e-money yang dapat
67
Ibid.
68
Rivai, V., Veithzal, A. P., dan Idroes, F. N, Bank and Financial Institution
Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1367–1368.
69
Ibid
menjadi dua yaitu Registered merupakan uang elektronik yang terdaftar dan
tidak terdaftar dan tidak tercatat identitas pemegangnya. Batas maksimal nilai e-
tambah pada debitur membuat bergesernya sistem pelayanan bank. Bank dalam
berevolusi dari model konvensional face to face dan didasarkan pada paper
document ke model layanan dengan model non face to face dan digital. 72
money cukup mendapat tempat di masyarakat. Selama kurang lebih satu setengah
tahun sejak pertama terbit pada April 2007, jumlah e-money telah mencapai 430
ribu. Berbeda pada awal penerbitannya, e-money saat ini tidak hanya diterbitkan
dalam bentuk chip yang tertanam pada kartu atau media lainnya (chip based),
namun juga telah diterbitkan dalam media lain yaitu suatu media yang saat
digunakan untuk bertransaksi akan terkoneksi terlebih dulu dengan server penerbit
(server based). Begitu pula dari sisi penggunaannya, hampir dari seluruh e-money
yang diterbitkan tidak lagi bersifat single purpose namun sudah multi purpose,
merupakan bagian dari e-money dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
demikian jelas bahwa PayLater merupakan bagian dari uang elektronik atau e-
money.
73
Mintarsih, op.cit., hal. 896
74
Laporan dan Sistem Pembayaran dan Peredaran Uang Tahun 2008, Bank Indonesia,
2008, hal. 14
membeli reservasi hotel tanpa kartu kredit, selain itu juga dapat digunakan
mulai 1-12 bulan dengan limit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
e-money. E-money yang diterbitkan saat ini ada yang berbasis chip (chip base)
seperti kartu prabayar dan ada pula yang berbasis server (server base) seperti e-
money yang dapat diakses melalui telepon seluler (handphone).76 Saat ini e-money
baru diterbitkan oleh 11 (sebelas) penerbit yang terdiri dari satu Bank
75
Situs Traveloka, https://www.traveloka.com/id-id/travelokapay/paylater diakses pada
19 Desember 2019
76
Ibid.
Pembangunan Daerah (BPD), lima Bank Umum dan lima Lembaga Selain Bank
3. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Indomaret Card; Gaz Card; dan E-Toll Card)
12. Traveloka
14. OVO
Indonesia mengalami kenaikan 14,17 persen di mana nilai pada tahun 2014
mencapai Rp. 2.907.432 juta lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013. Tren
Total jumlah nilai transaksi e-money kurun lima tahun terakhir berjumlah Rp.
77
Kemneterian Perdagangan Republik Indonesia, Jurnal Pusdiklat Perdagangan, Volume
1 Nomor 1 tahun 2015, hal. 106
9.873.242 milyar, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia selama kurun
lima tahun terakhir ini, mulai antusias dalam penerapan transaksi e-money. 78
Bank Indonesia pertama kali menerbitkan izin e-money pada tahun 2009
melalui PBI. No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik. Data Bank Indonesia
mencatat, jumlah e-money yang beredar pada tahun 2016 sebesar 51.204.580
kartu dan pada September 2017 sejumlah 71.783.618 kartu. Sementara volume
Dalam hal terdapat kepemilikan asing pada Lembaga Selain Bank tersebut
Bank Indonesia. Pihak yang dimaksud dalam hal ini adalah Traveloka yang
1) aspek umum, yaitu entitas berupa Bank atau Lembaga Selain Bank
78
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Jurnal Pusdiklat Perdagangan, Volume
1 Nomor 1 tahun 2015, hal. 106
79
Pranoto. Eksistensi Kartu Kredit Dengan Adanya Electronic Money (E-Money) Sebagai
Alat Pembayaran Yang Sah, Privat Law Vol: 6 No: 1 2018, hal. 29
dan pengendalian.
dan/atau melakukan kerja sama dengan pihak lain, wajib terlebih dahulu
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini jauh dibandingkan pertumbuhan kartu kredit dan
money menjadi salah satu alat pembayaran non-tunai yang amat potensial untuk
karena dua hal, yaitu elektronifikasi jalan tol dan bantuan sosial. Elektronifikasi
jalan tol pada akhir Oktober 2017 diprediksi akan meningkatkan transaksi e-
sebesar negara lain seperti Taiwan dan Hongkong. Perbankan Indonesia yang
paling banyak menerbitkan e-money merupakan Bank Central Asia (BCA) dengan
label BCA Flazz sebanyak 13.5 juta kartu per September 2017. Selanjutnya Bank
Mandiri yang telah mengedarkan e-money per September 2017 sebanyak 11 juta
kartu. Mayoritas penggunaan e-money ada di jalan tol dengan porsi 70% dari total
transaksi.80
kartu kredit, dan kartu debit. Di samping itu kedua infrastuktur penunjang e-
money yang masih minim yang disebabkan oleh dua hal, yaitu mahalnya mesin
tempat oleh penerbit dan masih banyak merchant yang enggan bekerja sama
lebih dikenal dengan sebutan sebagai kartu prabayar yang dibedakan dengan alat
pembayaran menggunakan kartu seperti kartu kredit, kartu ATM dan/atau kartu
debit), karena metode penggunaannya yang berbeda dengan kartu kredit dan kartu
80
Ibid.
81
Richard Matias Sumolang. Analisis Permintaan Uang Elektronik (E-Money) di
Indonesia, Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar, 2015, hal. 40-41
1. Prinsipal
Bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan
2. Penerbit
3. Acquirer
4. Pemegang
5. Pedagang (merchant)
82
Ibid.
83
Ibid
84
Haikal Ramadhan. Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Uang Elektronik Dalam
Melakukan Transaksi Ditinjau Dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 Tentang
Uang Elektronik (e-money), Diponegoro Law Review Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, hal. 9
pemegang.
6. Penyelenggara kliring
Bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan
transaksi e-money.
Bank atau lembaga selain bank yang melakukan dan bertanggung jawab
Pihak ketiga yang bekerjasama dengan Penerbit dan bertindak untuk dan atas
Bank yang dimaksud adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Perbankan, termasuk kantor cabang bank asing di Indonesia dan Bank Umum
undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Lembaga Selain Bank
merupakan badan usaha bukan bank yang berbadan hukum dan didirikan
Bank atau lembaga selain bank yang mengajukan permohonan izin untuk
menjadi prinsipal, penerbit maupun Acquirer wajib memperoleh izin dari Bank
dimulainya kegiatan; dan nama jaringan yang akan digunakan. Untuk menjadi
penerbit, harus memuat informasi berupa jenis kegiatan e-money yang akan
diselenggarakan; rencana waktu dimulainya kegiatan; dan nama produk yang akan
85
Ni Nyoman Anita Candrawati, op.cit. hal 83
nama dan jumlah Pedagang yang akan bekerjasama. Permohonan izin sebagai
Acquirer dan/atau pihak lain yang akan bekerjasama; serta nama atau merek
rekening pada bank penerbit untuk kemudian disimpan dalam bentuk uang
membayar secara tepat waktu sesuai dengan jumlah yang terdapat di dalam
86
Ibid., hal. 84
87
Ibid
Rupiah.
2) Biaya Keterlambatan
Jika Penerima Pembiayaan lalai membayar suatu jumlah yang telah jatuh
Pembayaran Angsuran harus dibayarkan berikut bunga yang akan berlaku dan
sampai dengan tanggal pelunasan oleh Penerima Pembiayaan, tetapi sama sekali
tidak ada dalam satu ayat pun dalam Pasal 3 ini yang menyebabkan atau menjadi
(SSU).
secara lebih awal dari Jangka Waktu Pembiayaan sebagaimana tercantum dalam
Pasal 2.6 Perjanjian Pinjaman in dengan cara melakukan pembayaran lebih awal
Pinjaman ini. Dalam hal ini, ketentuan-ketentuan sebagai berikut akan berlaku:
1) Pendaftaran
2) Pembelian
3) Pembayaran
Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, PayLater
jasa dan layanan, sementara mereka membayar di akhir sesuai batas waktu yang
diberikan.
88
Situs Traveloka, Op.Cit
Kedua, prinsip dasarnya, PayLater adalah fitur dan produk yang netral dan
membeli barang atau melakukan perjalanan, tetapi tidak memiliki uang tunai,
dapat menggunakan fitur ini, sehingga transaksinya bisa dilakukan secara online.
bertentangan dengan syariah. Di antaranya, jasa atau barang yang dijual oleh toko
melalui fitur paylater, halal dan legal. Begitu pula tidak mendorong konsumerisme
Oleh karena itu, penerbit paylater tidak menjadi kreditor yang mendapatkan
mengubah fungsi penerbit aplikasi dari kreditor menjadi penjual barang atau jasa.
Singkatnya, keuntungan perusahaan adalah fee jasa atau margin jual beli dan
kemudian dijual dengan harga lebih tinggi secara tidak tunai. Atau, membeli tiket
berdasarkan pesanan konsumen dengan harga tertentu dan dijual secara tidak tunai
dengan harga lebih tinggi, sehingga keuntungan penjual tersebut adalah margin
atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi antara konsumen dengan
mendapatkan legitimasi.
penggunaan kartu kredit. Hanya saja, kartu kredit diajukan melalui lembaga
Traveloka. Selain itu, perbandingan lainnya adalah pada kartu kredit harus
membutuhkan kartu sebagai alat transaksi. Fitur PayLater, dimana fitur ini
kemudian, dengan kata lain, fitur ini selayaknya kartu kredit, namun ini khusus
masing. Kartu kredit atau yang disebut dengan credit card adalah bukan lagi
Indonesia. Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah kartu kredit yang beredar di
Indonesia yang mencapai angka 25.979.352 kartu pada Bulan November tahun
2017. 89 Kartu Kredit terdiri dari dua kata yaitu kartu dan kredit. Kartu adalah
kertas tebal yang tidak berapa besar biasanya persegi panjang untuk berbagai
Kartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya terbuat dari bahan
plastik yang terdapat identitas dari pemegang dan penerbitnya, yang memberikan
hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan
pembayaran harga dari jasa atau barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu
transaksinya.
harga barang atau jasa tersebut ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa.
Selanjutnya pihak penerbit kartu kredit diberikan hak untuk menagih kembali
pelunasan hak tersebut kepada pihak pemegang kartu kredit ditambah dengan
biaya-biaya lainnya seperti bunga, biaya tahunan, uang pangkal, denda dan
sebagainya.91 Dalam hal ini keduanya memiliki kesamaan yaitu penerbit dibebani
kewajiban melunasi harga atau jasa yang dibeli oleh pengguna atau nasabah.
89
http://www.akki.or.id/index.php/cr
90
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
BalaiPustaka, 1985), hal. 395 -396
91
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, PT.
CitraAditya Bakti,2002), hal. 174
Menggunakan Kartu, kartu kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi,
pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus
beli barang/jasa atau alat untuk menarik uang tunai dari bank/perusahaan
pembiayaan.92
konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkan pada
suatu bank penerbit kepada pemegang kartu yang tidak berdasarkan akte-akte
otentik melainkan hanya dengan akte-akte di bawah tangan dan tidak mutlak
92
Sunaryo, Op. Cit, hal. 115
93
Kasmir, op. cit, hal. 30
94
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta, PT Rineka Cipta,
2007), hal. 126.
Pembayaran dalam suatu transaksi jual beli barang dan/atau jasa dapat
Dalam hal ini, ketika barang diterima oleh pihak pembeli, pembeli cukup
maka barang baru diserahkan dan selanjutnya penjual menagih uang harga
Dengan memakai kartu debit, pihak penjual menyediakan alat untuk menekan
atau memasukkan kode rahasia katu debit oleh pembeli, maka rekening pihak
penjual.
95
Munir Fuady, Op. Cit., hal. 26.
dikeluarkan oleh bank yang terdapat rekening dari pihak pembayar. Kemudian
tersebut ke bank.
Dengan metode ini, pihak penjual baru mengirim barangnya jika dia telah
Dengan metode ini, pihak pembeli baru membayar atau mengirim pembayaran
Dalam metode pembayaran atas konsinyasi, harga baru dibayar setelah pihak
pembeli menjual lagi barang tersebut kepada pihak ketiga dan setelah
dokumen tersebut tidak akan diberikan oleh bank dan tanpa dokumen-
dokumen tersebut, barang yang bersangkutan tidka bisa diambil oleh pihak
pembeli.
sedangkan kepentingan pihak pembeli adalah agar harga baru dibayar jika
barang sudah sampai di tangannya. Jaminan pembayaran telah ada setelah L/C
tibanya barang.
a. Lebih aman dan praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam
jumlah besar;
kartu;
96
Richard Burton Simatupang, Op. Cit. hal. 125.
Kebebasan Berkontrak
Asas kebebasan berkontrak merupakan salah satu asas yang sangat penting
dalam hukum perjanjian. Kebebasan berkontrak ini oleh sebagian sarjana hukum
biasanya didasarkan pada Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menentukan bahwa:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undangundang bagi
mereka yang membuatnya.” Apabila dicermati Pasal 1338 ayat (1) di atas, pada
kalimat “semua perjanjian yang dibuat secara sah” menunjukkan adanya pokok
untuk secara bebas dalam beberapa hal yang berkaitan dengan perjanjian. Asas
dalam melakukan perjanjian. Hal ini tidak terlepas juga dari sifat Buku III KUH
Perdata yang hanya merupakan hukum yang mengatur sehingga para pihak dapat
hal ini pembayaran dilakukan setelah konsumen menggunakan haknya, tentu tidak
dilakukan sesuai dengan waktu yang diperjanjikan, maka tidak ada pertentangan
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa PayLater adalah bagian dari uang
1. Prinsipal (Pasal 1 angka 5) Bank atau Lembaga selain bank yang bertanggung
jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang
2. Penerbit atau issuer (Pasal 1 angka 6). Seperti yang telah disampaikan
bank. Sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1 angka (1) PBI No.
97
R. Serfianto, dkk, Untung Dengan Kartu Kredit, Kartu ATM-Debit, & Uang Elektronik,
(Jakarta: Visi Media, 2012), hlm. 98.
angka (2) PBI No. 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
“Lembaga Selain Bank adalah badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan
Bank.”98
di Traveloka adalah sebagai penerbit. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat
keberadaan Traveloka yang merupakan lembaga selain bank yang mana Traveloka
hanya memberikan transaksi pada Traveloka dengan cara kredit PayLater namun
perjanjian.
bank, yaitu99
1. Bank
dimaksud dalam Undang- undang nomor 10 tahun 1998, atas perubahan Undang-
undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan termasuk kantor cabang bank
98
Ibid.
99
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tentang Uang Elektronik, Pasal 1
ayat 5,6,7,13, dan 14, Pasal 2 ayat 1, Pasal 8 ayat 1, Pasal 5 ayat 1, dan Pasal 6 ayat 1.
asing di Indonesia dan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Lembaga selain bank yaitu badan usaha bukan bank yang melakukan
pulsa.101
Uang Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 65,
disebut PBI No. 11/12/PBI/2009), yang kemudian diubah dengan PBI No.
Tahun 2014 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
tunai, penerbitannya atas dasar nilai uang yang disetor yang saldonya tersimpan
100
Ibid., Pasal 1 ayat 1.
101
Ibid, Pasal 1 ayat 2 dan Pasal 10
102
Rachmadi Usman., op. cit., hlm 137
pada suatu media server atau chip. e-money tersebut dapat digunakan sebagai alat
dengan penerbit e-money. Penggunaan e-money tersebut pun sangat mudah dan
bersangkutan pada reader saat melakukan transaksi pembayaran. Dengan kata lain
bagi transaksi keuangan yang bernilai kecil. Fungsi e-money tidak jauh berbeda
dengan fungsi uang tunai. Oleh karena itu, perlu dianalisis karakteristik e-money
sebagai alat pembayaran non tunai dan status e-money dalam produk
perbankan.103
penerbit secara langsung maupun melalui agen penerbit dengan cara menyetorkan
uang baik secara tunai (cash) maupun melalui transfer rekening dengan
a. Penerbitan e-money atau prepaid card yang dibeli oleh masyarakat dengan
demikian base money turun sebesar selisih COB dengan besarnya saldo
2) Skenario 2: Jika seluruh float ditempatkan oleh bank dalam bentuk kas
3) Skenario 3: Jika float yang ada dipergunakan oleh bank untuk membeli
105
Ahmad Hidayat, op.cit., hlm 34
tabungan (S) dan simpanan berjangkanya (T) pada bank umum, maka
T menjadi float.
a. Penerbitan e-money atau prepaid card oleh lembaga non bank yang dibeli
oleh masyarakat dengan setoran uang tunai (currency outside bank) akan
106
Ibid
sebesar selisih COB dengan besarnya saldo reserve yang berasal dari
giro wajib minimum untuk float. Jika sisa float yang ditempatkan di
atau membeli aset lainnya dan tetap dalam bentuk kas (cash in vault)
base money.
penurunan COB.107
107
Ibid
layanan jasa keuangan. Perjanjian online secara sepintas adalah perjanjian yang
seluruhnya lahir atau sebagian lahir dengan bantuan dan fasilitasi di atas jaringan
meminjam menurut Pasal 1754 KUH Perdata adalah suatu perjanjian dengan
mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu
barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang
108
Ernama, Budiharto, Hendro, “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016)”,
Diponegoro Law Journal, Vol. 6, No. 3, (2017), hal. 5
terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang
sama pula.
pinjam meminjam uang adalah semua barang-barang yang habis dipakai dengan
kesusilaan dan ketertiban umum Perjanjian pinjam meminjam uang online atau
dikenal juga dengan nama Peer to Peer Lending (P2P Lending) pada dasarnya
sama seperti perjanjian pinjam meminjam uang konvensional, hanya saja yang
membedakan adalah para pihak tidak bertemu langsung, para pihak tidak perlu
(consumer finance). Pembiayaan konsumen ini tidak lain dari sejenis kredit
angka (7) Pepres No. 9 Tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan (consumer
109
Ibid, hal. 6
akibat dari pengadopsian secara langsung dari pranata hukum dari luar negeri.
Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang dari lahirnya pembiayaan
yang kurang fleksibel atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Misalnya apa
dimana konsumen dapat membeli fitur Traveloka dengan cara mengajukan kredit
110
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), hal. 117
meminjam dalam mata uang rupiah secara lansung melalui sistem elektronik
dimaksud dalam hal ini berbeda. Dalam Traveloka PayLater sistemnya adalah
sama dengan sistem kartu kredit atau pembiayaan konsumen. Hanya saja,
elektronik.
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan atau didengar melalui komputer atau sistem
elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang
1. nomor perjanjian;
2. tanggal perjanjian;
5. jumlah pinjaman;
7. besarnya komisi;
8. jangka waktu;
memuat:
Pinjaman atas posisi pinjaman yang diterima. Akses informasi tidak termasuk
informasi terkait identitas Pemberi Pinjaman. Dijelaskan dalam Pasal 23, bahwa
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat. Dari pengertian tersebut di atas terdapat
beberapa unsur-unsur:163
pembiayaan.
membutuhkan.
keperluan.
163
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan,Edisi Kedua, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), hal. 281.
64
salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang
pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor
permodalan.164
pengertian lainnya, pembiayaan konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit yang
diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian barang dan jasa
yang akan langsung dikonsumsikan oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan
164
Siti Ismijati Jenie, Beberapa Perjanjian Yang Berkenaan Dengan Kegiatan
Pembiayaan, (Yogyakarta: Bahan Penataran Dosen Hukum Perdata, Fakultas Hukum UGM,
1996), hal. 1.
165
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008),
hal.23
dari pemasok.
dengan pemasok.
2) Konsumen
(borrower)
Pinjaman; dan
Perjanjian Pinjaman;
Perjanjian Pinjaman;
dan
Hukum Perjanjian
didengar dan juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat misalnya: perjanjian
menukar, dan jenis perjanjian lainnya. 166 Pelaksanaan sebuah perjanjian, bentuk
diadakan secara lisan, dan dapat pula di terapkan dalam bentuk tulisan. Namun
aspek legalitas. Sebab dalam perkara perdata, bukti surat menjadi sebuah
Perdata yang berisi mengenai peraturan perikatan. Pada pasal 1233 Kitab Undang-
Undang mulai berlaku atau diumumkan secara resmi pada tanggal 30 April 1847
(St. No. 23/1847). Dari tahun pengundanganya jelas dapat kita ketahui, BW yang
kolinial Belanda.168
Agar suatu perjanjian oleh hukum dianggap sah sehingga mengikat kedua
Mengenai syarat sahnya suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
Dari keempat syarat sahnya suatu perjanjian dapat dibedakan atas adanya
syarat-syarat subjektif yang merupakan syarat yang berkenaan dengan orang atau
168
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung: Alumni, 1986), hal 3
berkenaan dengan objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu. Yang
merupakan konsekuensi hukum dari tidak terpenuhinya salah satu atau lebih dari
dilanggar.
Perjanjian ini akan berlaku sampai kedua belah pihak menyatakan telah
Kecuali semua perikatan-perikatan yang ada pada perjanjian tersebut sudah hapus.
Sebaliknya jika perjanjian berakhir atau hapus, maka perikatan yang bersumber
antara dua pihak atau lebih. Untuk mengetahui arti sebenarnya dari suatu
perjanjian tidaklah mudah karena banyak pendapat para ahli hukum di dalam
yang memiliki sifat terbuka artinya isinya dapat ditentukan oleh para pihak
satu atau orang lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
“Sebagai suatu perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak,
dalam mana suatu pihak berjanji atau di anggap berjanji untuk melakukan suatu
Badrulzaman: perjanjian ialah suatu hubungan yang terjadi antara dua orang atau
lebih, yag terletak dalam bidang harta kekayaan, dengan mana pihak yang satu
berhak atau prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu.171
Hal ini diketahui dari perumusan “satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya.” Kata kerja “mengikatkan” sifatnya
hanya datang dari satu pihak saja, tidak dari kedua belah pihak. Seharusnya
perumusan itu “Saling mengikatkan diri”, jadi ada konsensus antara pihak-pihak.
169
Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2009), hal. 39
170
Wirjono Prodjodikoro, Azas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung: Mandar Maju, 2000),
hal.7
171
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 3
“Persetujuan”.
debitur dan kreditur dalam lapangan harta kekayaan saja. Perjanjian yang
dikehendaki oleh Buku Ketiga KUH Perdata sebenarnya hanyalah perjanjian yang
antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan
hukum”.173
dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling
172
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung: Alumni, 1982), hal. 78
173
Sudiksno Mertokusumo, Mengenai Hukum, (Yogyakarta: Liberty, 1998_, hal. 97
174
Johannnes Ibrahim, Kartu Kredit-Dilematis Antara Kontrak Dan Kejahatan,
(Bandung: Refika Aditama, 2004), hal. 30
dua orang atau lebih yang didasarkan pada kata sepakat mengenai sesuatu hal
kata “obligation” dalam code civil prancis dengan demikian berarti perikatan
adalah kewajiban pada salah satu pihak dalam hubungan hukum perikatan
tersebut.
hukum antara dua orang atau lebih yang memberi hak pada satu pihak dan
kewajiban dipihak laim untuk memenuhi suatu hal (prestasi) yang telah
disepakati. Perjanjian harus menjadi perbuatan kedua belah pihak yang berjanji
untuk memenuhi prestasi kepada pihak lainnya, begitu pula pihak lainnya harus
memperoleh pemenuhan prestasi yang telah dijanjikan oleh pihak lainnya itu. 175
tertulis dan tidak tertulis. Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh
para pihak dalam bentuk tulisan. Sedangkan perjanjian lisan suatu perjanjian yang
dibuat oleh para pihak dalam wujud lisan (cukup kesepakatan para pihak).
175
Aquila Siregar, Aspek Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Limbah B3 Pada
Perusahaan pengangkutan, (Medan: USU, 2016), hal. 15
beberapa verifikasi data dan kesepakatan kontrak. Apabila pengguna atau nasabah
menyatakan sepakat, maka perjanjian tersebut akan sah dan berlaku mengikat bagi
kedua belah pihak. Dengan kata lain, perjanjian antara nasabah dan Traveloka
Agar suatu perjanjian oleh hukum dianggap sah sehingga mengikat kedua
Mengenai syarat sahnya suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
Dari keempat syarat sahnya suatu perjanjian dapat dibedakan atas adanya
syarat-syarat subjektif yang merupakan syarat yang berkenaan dengan orang atau
berkenaan dengan objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu. Yang
merupakan konsekuensi hukum dari tidak terpenuhinya salah satu atau lebih dari
dilanggar
kontrak elektronik (e-contract) yaitu kontrak/ perjanjian yang dibuat oleh para
pihak melalui sistem elektronik, dimana para pihak tidak bertemu secara
langsung. Hal ini berbeda dengan kontrak konvensional yang dibuat di atas kertas
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
teleks, atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya. 177
176
Cita Yustisia Sefiani, Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2013 hal. 99
177
Ibid.
network). 178
Penggunaan data digital akan memberikan efisiensi yang besar terutama bagi
kontrak elektronik, para pihak tidak perlu bertatap muka secara langsung bahkan
tidak akan perlu untuk bertemu sama sekali.179 Berdasarkan definisi di atas, maka
Kontrak elektronik juga dapat disimpulkan sebagai perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang dilakukan dengan menggunakan media komputer, gadget atau alat
yaitu:
yang bersifat fisik atau bersifat nyata, contoh barang berupa bukum
atau jasa les privat. Kontrak jenis ini, para pihak (penjual dan pembeli)
jasa non fisik. Pada kontrak jenis ini, para pihak pada awalnya akan
2) Suatu kontrak dapat juga dibuat melalui website dan jasa online
mentransmisikannya.
3) Kontrak yang mencakup direct online transfer dari informasi dan jasa.
(trading partners).
180
Salim HS, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar
Grafika, 2006 hal. 9
5) Kontrak melalui internet yang disertai dengan lisensi click wrap dan
dijual dengan suatu lisensi click wrap. Lisensi tersebut muncul pada
monitor pembeli saat pertama kali akan dipasang dan calon pembeli
adalah:
elektronik lainnya.
memperoleh kesepakatan dari masing- masing pihak (Pasal 18 ayat (1) Undang-
hukum yang akan berlaku dan dianut dalam kontrak ini (choice of law). Mengenai
181
Mentari Agustina, Kontrak Elektronik, Blogspot.http://metarivision
.blogspot.com/2011/11/kontrak-elektronik.html diakses pada 6 Desember 2018
182
Cita Yustisia Sefiani, Buku Pintar Bisnis Online dan Transaksi Elektronik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2013 hal.104
diperjanjikan lain oleh kedua belah pihak maka waktu pengiriman adalah saat
informasi itu telah dikirim ke alamat tujuan (Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang
kendali si penerima. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa adanya perbedaan
waktu pengiriman dan penerimaan adalah hal yang bisa terjadi dalam proses
transaksi elektronik. Hanya saja, Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan
para pihak- pihak secara elektronik menggunakan media internet. Baik Kitab
telah memberikan dasar yang jelas bagi keabasahan kontrak elektronik. Peraturan
Elektronik telah memberikan syarat- syarat sahnya perjanjian dan juga dilandasi
Perjanjian ini akan berlaku sampai kedua belah pihak menyatakan telah
Kecuali semua perikatan-perikatan yang ada pada perjanjian tersebut sudah hapus.
Sebaliknya jika perjanjian berakhir atau hapus, maka perikatan yang bersumber
misalnya:
Rupiah.
perjanjian. Selain itu, apabila dikaji dalam hal kontrak elektronik yang dilakukan
juga telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11
PayLater
dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat
Syarat yang pertama sahnya kontrak adalah kesepakatan atau konsensus para
pihak. Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata. Yang
antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Yang sesuai itu adalah
c. Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan. Karena
e. Diam atau membisu, tetapi asal dipahami atau diterima pihak lawan.
Pada dasarnya, cara yang paling banyak dilakukan oleh para pihak, yaitu
dengan bahasa yang sempurna secara lisan dan secara tertulis. Tujuan pembuatan
perjanjian secara tertulis adalah agar memberikan kepastian hukum bagi para
pihak dan sebagai alat bukti yang sempurna, di kala timbul sengketa di kemudian
hari. Pada perjanjian kerjasama pada penelitian ini, T. Tarmizi dan Haryono
2. Kecakapan Bertindak
orang yang cakap dan mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum,
berwenang untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa.
Ukuran kedewasaan adalah telah berumur 21 tahun dan atau sudah kawin. Syarat
ini telah terpenuhi dalam perjanjian antara T. Tarmizi dan Haryono Wong, karena
yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur. Prestasi ini
terdiri dari perbuatan positif dan negatif. Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,
Prestasi terdiri dari memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat
sesuatu. 183
prestasi yang wajib dipenuhi. Prestasi itu harus tertentu atau sekurang-kurangnya
atau prestasi itu kabur, tidak jelas, sulit, bahkan tidak mungkin dilaksanakan,
Pada perjanjian antara kedua belah pihak dalam penelitian ini, objeknya
(lima juta rupiah/ bulan). Maka dengan demikian syarat ini telah dipenuhi sebagai
objek perjanjian.
Dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak dijelaskan pengertian orzaak (causa
yang halal). Di dalam Pasal 1337 KUH Perdata hanya disebutkan causa yang
Causa yang halal dalam hal ini dapat ditafsirkan bahwa perjanjian tidak
utang judi. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan sebagai sebuah perjanjian yang
sah. Namun pada perjanjian antara T. Tarmizi dan juga Haryono Wong, perjanjian
183
Salim HS, Op.Cit, hal. 34
184
Muhammad Abdulkadir, Op.Cit, hal. 302
dan keempat disebut syarat objektif, karena menyangkut objek perjanjian. Apabila
syarat pertama dan kedua tidak terpenuhi maka perjanjian itu dapat dibatalkan.
Artinya, bahwa salah satu pihak dapat mengajukan kepada pengadilan untuk
membatalkan perjanjian yang disepakatinya. Tetapi apabila para pihak tidak ada
yang keberatan maka perjanjian itu tetap dianggap sah. Syarat ketiga dan keempat
tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum. Artinya, bahwa dari semula
sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan
debitur. Wanprestasi atau tidak dipenuhinya janji dapat terjadi baik karena
atau terlambat memenuhinya tetapi tidak seperti yang telah diperjanjikan. 187
bahwa:188
185
Salim HS, Op.Cit, hal. 35
186
Salim HS, Op.Cit, hal. 180
187
Ahmadi Miru, Op.Cit, hal. 74
188
Subekti, Op.Cit, hal. 146
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang
telah dilampaukannya”.
Kata lain wanprestasi juga dapat diartikan suatu perbuatan ingkar janji
yang dilakukan oleh salah satu pihak yang tidak melaksanakan isi perjanjian, isi
berupa:190
189
Ibid.
190
A. Qirom Syamsuddin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian, Yogyakarta, Liberty,
1985, hal.26
keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak
Overmach adalah suatu keadaan atau kejadian yang tidak dapat diduga-
prestasinya sebelum ia lalai untuk apa dan keadaan mana tidak dapat
berbeda, dimana akibat akibat adanya kesengajaan, sidebitur harus lebih banyak
mengganti kerugian dari pada akibat adanya kelalaian. Surat peringatan yang
adalah pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur yang berisi
Dari ketentuan Pasal 1238 KUH Perdata dapat dikatakan bahwa debitur
dinyatakan apabila sudah ada somasi (in grebeke stelling). Somasi itu bermacam
1. Surat perintah
2. Akta sejenis
Akta ini dapat berupa akta dibawah tangan maupun akta notaris.
2. Akibatnya dapat diduga lebih dahulu baik dalam arti yang objektif
yaitu orang yang normal dapat menduga bahwa keadaan itu akan
timbul. Maupun dalam arti yang subjektif, yaitu sebagai orang yang
191
Sri Soedewi Masyohen Sofwan, Hukum Acara Perdata Indonesia dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta, Liberty, 1981, hal.15
Menurut pendapat yang paling banyak dianut, bukanlah kelalaian debitur yang
putusan itu bersifat “constitutief” dan tidak “declaratoir”. Malahan hakim itu
Indonesia
terutama bagi konsumen yang tinggal di lokasi atau daerah yang tidak memiliki
produk dan layanan finansial ini terjangkau, finance technology juga dapat
membuat biaya yang berkaitan dengan kedua hal tersebut menjadi lebih rendah.
yang memadai akan memerluas jaringan finansial di seluruh dunia, sehingga tidak
ada lagi konsumen yang berada di luar jangkauan sistem keuangan satu ini. Meski
demikian, perangkat digital seperti ini seringkali dapat mengganggu model bisnis
192
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal. 246-247
yang telah ada sebelumnya dengan membuat layanan baru yang lebih efisien
masih berupa startup. Hal ini dikarenakan keperluan finansial yang berkembang
pesat di tanah air sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat, terutama untuk
Technology
meminjam uang online ini sebagai Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang
berbentuk badan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi. Badan hukum
193
Ibid.
Informasi
hal ini adalah Traveloka. Antara penyelenggara dengan pemberi pinjaman terjadi
asing.
225
Hermansyah, SH.M.Hum, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Fajar
Interpratama Mandiri, 2005), hal. 57
92
badan hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, baik
Pasal 4:
saat pendaftaran.
pada ayat (1) atau modal sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal 5:
peraturan perundang-undangan.
penyelenggara dalam perjanjian yang akan terjadi antara penerima pinjaman dan
satunya adalah wajib menyediakan akses informasi kepada pemberi pinjaman atas
dana yang diberikan oleh penyelenggara paling sedikit harus memuat: 226
Informasi
226
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 12
Informasi
uang. Pinjam meminjam menurut Pasal 1754 KUH Perdata adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain
suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat
bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis
ditawarkan pada pemberi pinjaman. Ketika dalam hal ini pemberi pinjaman setuju
formulir yang telah disediakan pula oleh penyelenggara. Setelah proses tersebut
perjanjian pinjam meminjam uang barulah terjadi antara penerima pinjaman dan
pemberi pinjaman.
77/POJK.01/2016
dalam layanan keuangan fintech” yang merupakan suatu inovasi pada sektor
keuangan dan pembanding produk keuangan. Saat ini terdapat 142 perusahaan
Beberapa perusahaan fintech yang telah ada di Indonesia saat ini, misalnya Cek
dapat dilihat, ditampilkan, dan atau didengar melalui komputer atau sistem
elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang
yaitu pertama dari segi penyelenggara yang diatur dalam Pasal 2 POJK Nomor 77
Tahun 2016 dinyatakan sebagai Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. Badan hukum
Pinjaman kepada pihak Penerima Pinjaman yang sumber dananya berasal dari
usaha juga mempunyai hak yang sama untuk mendapat perlindungan hak dan
tercipta sistem yang kondusif saling berkaitan satu dengan yang lain dengan
akses jejak digital terhadap transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Hal ini tentu
menampilkan kembali Dokumen Elektronik secara utuh sesuai dengan format dan
undangan.
ini, tentu harus diimbangi juga dengan hadirnya regulasi dan pengawasan yang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan
pengawasan terhadap :
Apabila mengacu pada kedua pasal tersebut, OJK adalah instansi yang
Fintech startup termasuk bagian sektor jasa keuangan baik Industri Keuangan
Bank (IKB) maupun Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) yang diawasi oleh
OJK.
Fintech yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan legalitas dari bisnis yang
mengawasi pelaku fintech dan pada akhir tahun 2016 tepatnya tanggal 29
mendukung layanan PayLater Traveloka, bukan hanya sudah terdaftar, tapi juga
sudah mendapatkan izin dari OJK untuk menjalani bisnis semacam ini di
Indonesia.
227
Ernama, Budiharto, Hendro, “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial
Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016)”, Diponegoro Law
Journal, hal. 3
A. Kesimpulan
di bawah ini:
pihak Traveloka.
101
secara kredit.
sebagai berikut:
dengan PayLater.
A. Buku
Gazali, S dan Djoni dan Rachmadi Usman. Hukum Perbankan, Jakarta: Sinar
Grafika, 2012
Hidayati, Siti, dkk. Kajian Operasional E-money, Jakarta: Bank Indonesia, 2006
Empat, 2011
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum Jakarta: Prenanda Media Group, 2013
Rivai, Vietzhal, dkk. Bank and Financial Institution Management, Jakarta: Raja
R. Serfianto, dkk. Untung Dengan Kartu Kredit, Kartu ATM Debit, & Uang
2000
104
Warjiyo, Perry. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia, Jakarta: Pusat
2013
B. Perundang- undangan
Undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang- undang
Undang- undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- undang
Undang- undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang
(LKD)
2013
Afif Muamar dan Ari Salman Alparisi, Electronic money (e-money) dalam
Lariba.vol. 3, 2017
Indonesia, 2015
Laporan dan Sistem Pembayaran dan Peredaran Uang Tahun 2008, Bank
Indonesia, 2008
September 2013
Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah, Privat Law Volume 6 No: 1 2018.