Anda di halaman 1dari 17

Dosen Pengampuh : Muh. Iksan Akbar , SKM,.M.

Kes

MAKALAH

FUNGSI PANCASILA DALAM DUNIA KEPERAWATAN

Di Susun Oleh :

Nama : Rispayati

Nim : P202001069

Kelas : B2-Keperawatan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MADALA WALUYA

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan

hidayah-Nya sehingga makalah saya dapat terselesaikan tepat

padawaktunya. Dan makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas

PANCASILA. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih pada pihak

teman semua pihak yang telahmembantu dalam penyelesaian makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya para

mahasiswa Seperti untuk menegakkandiagnosis, perencanaan dan data

objektif dari pasien.Kritik dan saran yang membangun sangat saya

butuhkan demi kesempurnaan makalah saya selanjutnya. Besar harapan

saya agar makalah ini bisa bermanfaat bagi para perawat pada khususnya

dan tenaga kesehatan pada umumnya.

Kendari, 05 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................................ii
DAFTARISI.....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................
B.Rumusan Masalah..................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya Isi Pancasila dalam Kehidupan Bangsa Indonesia……………………...
B. Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan……………………………….
C. Syarat Menjadi Perawat Yang Baik……………………………………………..
D. Pertimbangan Moral Bagi Perawat Dalam Menjalankan Tugasnya…………….
E. Sikap dan Pribadi dalam Pekerjaan………………………………………...........
F. Fungsi Pancasila Dalam Profesi Keperawatan…………………………………..
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................................
B.Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat
harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia.
Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini
harus di
lakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan
memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa
menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien.

Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan
menghargai di antara keduanya.

Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam


menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para
perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan
perawatan.

Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar


dan seksama. Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi
pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah – pisahkan.

Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik
rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat / kesan dari masyarakat umum.
Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti
perawat dan pegawai – pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang
teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala
jabatan, termasuk jabatan perawat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa budaya isi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia ?
2. Bagaimana penerapan pancasila dalam profesi keperawaatan ?
3. Apa syarat menjadi perawat yang baik ?
4. Bagaimana pertimbangan moral bagi perawat dalam menjalankan tugasnya ?
5. Bagaimana sikap dan pribadi dalam pekerjaan ?
6. Apa fungsi pancasila dalam dunia keperawatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui budaya pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia
2. Untuk mengetahui penerapan pancasila dalam profesi keperawatan
3. Untuk mengetaui syarat menjadi perawat yang baik
4. Untuk mengetahui pertimbangan moral bagi perawat dalam menjalankan
tugasnya
5. Untuk mengetahui sikap dan pribadi dalam pekerjaan
6. Untuk mengetahui fungsi pancasila dalam dunia keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. BUDAYA ISI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

1. Hakikat Pancasila
a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan Hidup Bangsa berisikan :


(1) Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan.
(2) Pikiran – pikiran dan gagasan – gagasan yang mendalam mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa itu.

Pandangan Hidup Bangsa adalah kristalisasi nilai – nilai yang dimiliki bangsa itu :
(1) Merupakan pedoman, pegangan dalam menghadapi setiap masalah.
(2) Diyakini kebenarannya.
(3) Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

Suatu bangsa memerlukan pandangan hidup karena :


(1) Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa itu.
(2) Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu.
(3) Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta bagaimana bangsa itu
memecahkan masalah – masalah yang timbul dalam gerak masyrakat yang makin
maju, meliputi :
(a) Masalah politik
(b) Masalah ekonomi
(c) Masalah sosial budaya
(d) Masalah pertahanan keamanan
(4) Untuk dipakai sebagai pedoman dalam membangun dirinya.
b. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan melalui
proses yang panjang didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dengan melihat
pengalaman bangsa – bangsa lain dengan diilhami oleh gagasan – gagasan besar
dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan – gagasan besar bangsa
sendiri.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa,
maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup kenegaraan. Hal ini
tampak dalam sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda,
yaitu dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah
konstitusi
RIS 1949, dan Mukadimah Undang Undang Dasar Sementara 1950, Pancasila
tetap tercantum di dalamnya.
Pancasila menjadi pegangan bersama pada saat – saat terjadinya krisis
nasional
dan ancaman terhadap eksistensinya bangsa kita, itu merupakan bukti sejarah
bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia dan seluruh
rakyat Indonesia sebagai dasar kerohanian negara, dan sebagai Dasar Negara.
Oleh karenanya yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati
dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Pancasila merupakan
satu
kesatuan yang bulat dan utuh karena masing – masing sila dari Pancasila tidak
dapat
dipahami dan diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila – sila ainnya.
Memahami atau memberi arti setiap sila secara terpisah dari sila – sila lainnya
akan
menimbulkan pengertian yang keliru dan salah tentang Pancasila.

c. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Pancasila merupakan sumber tertib hukum dan dasar negara. Segala peraturan
yang ada, harus bersumber dan tidak boleh menyimpang dan bertentangan dengan
Pancasila. Dalam ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa
sumber
tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita –
cita
hukum serta cita – cita moral hokum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak
dari bangsa Indonesia, yang sekarang menjadi dasar Negara Indonesia yakni
Pancasila. Jadi jelaslah bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala peraturan
perundangan yang ada maupun yang akan dikeluarkan di dalam Negara Indonesia,
apakah Undang Undang Dasar, undang–undang atau peraturan pelaksanannya.

2. Memahami dan Menghayati Nilai – Nilai Pancasila


Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai – nilai yang diyakini
kebenarannya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam segala perilaku hidup
dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi Bangsa Indonesia
kristalisasi nilai – nilai tersebut adalah yang terdapat di dalam Pancasila, dimana
sila Ketuhanan merupakan nilai inti dan nilai sumber untuk nilai – nilai yang
terdapat
dalam sila – sila lainnya.
Nilai Ketuhanan yang merupakan nilai inti dan nilai sumber akan dapat
memberikan upaya dan usaha manusia dalam :
a. Investasi nilai
b. Filter tindakan manusia
c. Memberikan kendali bagi manusia
d. Sebagai pengarah pada manusia
e. Sebagai pendorong bagi manusia
B. PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN

Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita – cita adat
dan
kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya.
1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian
yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan
pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan
menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.
Seringkali perawat diajukan pertanyaan – pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias
menjadi
penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka
yang
tidak mempunyai harapan sembuh.
C. SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK
Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan untuk
mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi perawat yang baik.
Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan dalam
lapangan pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan
manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang
tinggi dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang
sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat memberi
kepuasan batin bagi orang-orang yang memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara
langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi
penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu
diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani
penderita, sehingga bila penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan
secara cepat. Perawat harus dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada
penderita.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-
syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan
perawatan pada penderita.
2. Mempunyai rasa kasih sayang.
3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit
kerjanya
5. Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup
menjalankan pekerjaannya.
D. PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM MENJALANKAN
TUGASNYA.
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini
oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai “yang salah” atau “yang
benar” ( Berkowit Z,1964 ).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan.
Akan tetapi tidak semua penilaian tentang “baik” dan “benar” itu merupakan
pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap
kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis / bijak.
Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-
nilai moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-
prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret
untuk bertindak, namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah
tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori
prinsip diantaranya :
Kebijakan ( dan realisasi diri )
Kesejahteraan orang lain
Penghormatan terhadap otoritas
Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang
tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan
terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia
mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas
pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara
perawat dan pasien.

Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat


juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila,
misalnya dalam sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila
perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi
hokum Tuhan sudah menanti disana
( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat
pasien sebagai mana mestinya.

2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )


Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat
dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi
pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama,
dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

E. SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN.


Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia.
Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya :
pikiran, perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya.
Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat
memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga ia dapat memastikan mana yang baik
dan mana yang tidak baik.

Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan
oleh :
a. Keluhuran budi manusia
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran.
Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur
dalam kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan
lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal si
sakit dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak
mengerti soal perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit
sendiri. Sebaiknya diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan
akibat yang tidak baik akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit
penderita kepada orang lain / penderita itu sendiri mengetahui penyakitnya yang
sebenarnya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus
mengerti kata – kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita
dan penyakitnya. Hal ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan
keselamatan manusia.

F. Fungsi Pancasila Dalam Dunia Keperawatan


Sebagai mana anda telah mempelajari berbagai fungsi pancasila dalam
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, maka saat ini akan diuraikan
bagaimana fungsi pancasila secara khusus dalam profesi keperawatan. Pada
bagian ini akan diuraikan mengenai fungsi pancasila sebagai dasar
penyelenggaraan profesi keperawatan dan perwujudan sila-sila pancasila sebagai
dasar dalam pemberian asuhan keperawatan maupun sebagai ideology dari
kepribadian perawat Indonesia.
Profesi keperawatan Indonesia dibangun berdasarkan pada suatu landasan
atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara,
merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara republic Indonesia,
termasuk di dalamnya adalah profesi keperawatan. Pancasila dalam kedudukanya
seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan profesi keperawatan
dan seluruh kehidupan peawat sebagai warga profesi keperawatan Indonesia.
Pancasila sebagai dasar profesi keperawatan mempunyai arti menjadikan
pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan profesi keperawatan.
Konsekuensinya adalah pancasila merupaka sumber dari segala sumber hukum
profesi keperawatan. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan
perundang-undangan dalam profesi keperawatan bersumber pada pancasila.
Pancasila sebagai dasar profesi keperawatan Indonesia mempunyai implikasi
bahwa pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara umum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita profesi
yang menguasai seluruh warga profesi keperawatan.
Selanjutnya dalam melaksanakan peran dan fungsinya, perawatan sebagai
profesi senantiasa berusaha mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam setiap asuhan
keperawatan yang dilakukanya.
Nilai ketuhanan yang maha esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan profesi keperawatan terhadapa adanya tuhan sebagai pencipta alam
semesta. Dengan nilai ini menyatakan profesi keperawatan merupakan profesi
religius bukan profesi yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat
beragama. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengakui keyakinan
dan kepercayaan klien, dan perawatan berkewajiban membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan spiritualnya tanpa melakukan diskriminatif terhadap klien
yang berbeda agama. Hal ini dilakukan perawat baik terhadap klien yang masih
memerlukan perawatan maupun klien yang menjelang ajal, maupun perawatan
jenazah.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradap mengandung arti kesadaran,
sikap dan perilku perawat harus sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya. Dalam menjalankan peranya perawat akan berhadapan
dengan klien yang berasal dari berbagai budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan.
Dalam hal ini perawat harus berusaha memperlakukan siapapun klien yang
dihadapi dengan professional tanpa mengurangi kualitas sedikitpun.
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha kearah bersatu dalam
profesionalisasi keperawatan untuk membina rasa nasionalisme dalam profesi
keperawatan Indonesia. Persatuan perawat nasional Indonesia (PPNI) mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki oleh warga
perawat di Indonesia baik dalam tingkat pendidikan maupun kedudukan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan perwakilan mengandung makna bahwa dalam melakukan
asuhan keperawatan, perawat harus berkolaborasi dengan sejawat, profesi lain, ma
upun dengan klien dan keluarganya. Dalam mengambil suatu keputusan untuk
melakukan tindakan perawat akan senantiasa menghormati keputusan klien. Hal
ini telah ditulis dan diucapkan dalam sumpah profesi perawat.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya kesehatan untuk seluruh
masyarakat Indonesia (health for all) yang meliputi kesehatan bio psikososial
maupun spiritual. Selain hal tersebut salah satu ciri profesi kepeawatan adalah
motivasi yang bersifat altruistic, yaitu bahwa dalam melaksanakan peran dan
fungsinya perawat selalu mementingkan kepentingan masyarakat secara umum.
Nilai-nilai yang sudah diuraikan tersebut bersifat abstrak dan normative. Apa
dampaknya? Karena sifat abstrak dan normative, isinya belum dapat di
operasionalkan. Apa yang dilakukan kemudian? Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam kode etik keperawatan maupun UU
keperawatan, ataupun peraturan yang lainya yang mengikat profesi keperawatan
dalam melaksankan peran dan fungsinya, dengan bersumber pada kelima nilai
dasar sila sila pancasila tersebut dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan aturan keperawatan di Indonesia yang sesuai
dengan corak khas dan ideology masyarakat Indonesia.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian – uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena akan
berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi beberapa syarat /
kriteria tertentu.
3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan yang
tinggi.
4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila – sila pancasila
terutama sila I dan sila II. 🙂

B. SARAN
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada calon
perawat / perawat, yaitu :
1. Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya.
2. Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik.
3. Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga bisa
terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya.
4. Perawat harus bisa membawa / menempatkan diri dimana ia berada. 🙂
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila


pada Perguruan
Tinggi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta.
Penerbit : Paradigma Yogya
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip – prinsip Merawat Berdasarkan
Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai