Tugas Hukum Penanaman Modal
Tugas Hukum Penanaman Modal
Nama : IrfaniaAzzahra
Nim : 207011181
Kelas : II REGULER.KHUSUS
Mata kuliah : hukum penanaman modal
Dosen : Dr.Detania Sukarja, S.H., LLM
TABEL PERBANNDINGAN
1
Bagian Kelima Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu Paragraf Umum Pasal 76 poin
a undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
2
Bagian Kelima Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu Paragraf Umum Pasal 77
undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
1
Ketentuan dalam Undang-Undang ini berbunyi sebagai berikut:3
berlaku bagi penanaman modal di semua Ketentuan dalam Undang-Undang ini
sektor di wilayah negara Republik berlaku dan menjadi acuan utama bagi
Indonesia. penanaman modal di semua sektor di
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3 Pasal 77 ayat (1) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
4 Pasal 77 ayat (2) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
2
menengah, dan koperasi, sebagaimana dimaksud pada ayat
pengawasan produksi dan distribusi, (1) dan ayat (2) diatur dalam
peningkatan kapasitas teknologi, Peraturan Presiden.
partisipasi modal dalam negeri, serta
kerja sama dengan badan usaha yang
ditunjuk Pemerintah.
3 Pasal 13 : Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga
(1) Pemerintah wajib menetapkan bidang berbunyi sebagai berikut :5
usaha yang dicadangkan untuk usaha 1. Pemerintah Pusat atau Pemerintah
mikro, kecil, menengah, dan koperasi Daerah sesuai dengan kewenangannya
serta bidang usaha yang terbuka untuk memberikan.kemudahan,pemberdayaa
usaha besar dengan syarat harus n, dan perlindungan bagi koperasi dan
bekerja sama dengan usaha mikro, usaha mikro, kecil, dan menengah
kecil, menengah, dan koperasi dalam pelaksanaan penanaman modal
(2) Pemerintah melakukan pembinaan berdasarkan norma, standar, prosedur,
dan pengembangan usaha mikro, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah
kecil, menengah, dan koperasi melalui Pusat.
program kemitraan, peningkatan daya 2. Pelindungan dan pemberdayaan
saing, pemberian dorongan inovasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan perluasan pasar, serta penyebaran berupa pembinaan dan pengembangan
informasi yang seluas-luasnya. koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah melalui:
a. program kemitraan;
b. pelatihan sumber daya manusia;
c. peningkatan daya saing;
d. pemberian dorongan inovasi dan
perluasan pasar;
e. akses pembiayaan; dan
f. penyebaran informasi yang seluas-
luasnya.
3. Pelindungan dan pemberdayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya berdasarkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria
yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
4. Kemitraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 huruf a merupakan
kemitraan sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang di bidang usaha
mikro, kecil, dan menengah.
4 Pasal 18 : Ketentuan Pasal 18 diubah sehingga
(1) Pemerintah memberikan fasilitas berbunyi sebagai berikut :6
5 Pasal 77 ayat (3) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
6 Pasal 77 ayat (4) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
3
kepada penanam modal yang 1. Pemerintah Pusat memberikan fasilitas
melakukan penanaman modal. kepada penanam modal yang
(2) Fasilitas penanaman modal melakukan penanaman modal.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2. Fasilitas penanaman modal
dapat diberikan kepada penanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
modal yang: dapat diberikan kepada penanaman
a. melakukan peluasan usaha; atau modal yang:
b. melakukan penanaman modal a. melakukan perluasan usaha; atau
baru. b. melakukan penanaman modal baru
(3) Penanaman modal yang mendapat 3. Penanaman modal yang mendapat
fasilitas sebagaimana dimaksud pada fasilitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah yang sekurang- ayat (2) paling sedikit memenuhi
kurangnya memenuhi salah satu kriteria:
kriteria berikut ini: a. menyerap banyak tenaga kerja;
a. menyerap banyak tenaga kerja; b. termasuk skala prioritas tinggi;
b. termasuk skala prioritas tinggi; c. termasuk pembangunan
c. termasuk pembangunan infrastruktur;
infrastruktur d. melakukan alih teknologi;
d. melakukan alih teknologi; e. melakukan industri pionir;
e. melakukan industri pionir; f. berada di daerah terpencil, daerah
f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau
tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;
daerah lain yang dianggap perlu; g. menjaga kelestarian lingkungan
g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
hidup: h. melaksanakan kegiatan penelitian
h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
pengembangan, dan inovasi; i. bermitra dengan usaha mikro, kecil,
i. bermitra dengan usaha mikro, menengah atau koperasi;
kecil, menengah atau koperasi; atau j. industri yang menggunakan barang
j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan
modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri;
yang diproduksi di dalam negeri. dan/atau
(4) Bentuk fasilitas yang diberikan k. termasuk pengembangan usaha
kepada penanaman modal pariwisata.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 4. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada
dan ayat (3) dapat berupa: penanaman modal sebagaimana
a. pajak penghasilan melalui dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
pengurangan penghasilan neto dilakukan sesuai dengan ketentuan
sampai tingkat tertentu terhadap peraturan perundang-undangan di
jumlah penanaman modal yang bidang perpajakan.
dilakukan dalam waktu tertentu;
b. pembebasan atau keringanan bea
masuk atas impor barang modal,
mesin, atau peralatan untuk
4
keperluan produksi yang belum
dapat diproduksi di dalam negeri;
c. pembebasan atau keringanan bea
masuk bahan baku atau bahan
penolong untuk keperluan produksi
untuk jangka waktu tertentu dan
persyaratan tertentu;
d. pembebasan atau penangguhan
Pajak Pertambahan Nilai atas
impor barang modal atau mesin
atau peralatan untuk keperluan
produksi yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri selama
jangka waktu tertentu;
e. penyusutan atau amortisasi yang
dipercepat; dan
f. keringanan Pajak Bumi dan
Bangunan, khususnya untuk bidang
usaha tertentu, pada wilayah atau
daerah atau kawasan tertentu.
(5) Pembebasan atau pengurangan pajak
penghasilan badan dalam jumlah dan
waktu tertentu hanya dapat diberikan
kepada penanaman modal baru yang
merupakan industri pionir, yaitu
industri yang memiliki keterkaitan
yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi,
memperkenalkan teknologi baru, serta
memiliki nilai strategis bagi
perekonomian nasional.
(6) Bagi penanaman modal yang sedang
berlangsung yang melakukan
penggantian mesin atau barang modal
lainnya, dapat diberikan fasilitas
berupa keringanan atau pembebasan
bea masuk.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemberian fasilitas fiskal
sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sampai dengan ayat (6) diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
5
5 Pasal 25 : Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga
(1) Penanam modal yang melakukan berbunyi sebagai berikut : 7
penanaman modal di Indonesia harus 1. Penanam modal yang melakukan
sesuai dengan ketentuan Pasal 5 penanaman modal di Indonesia harus
Undang-Undang ini. dilakukan sesuai dengan ketentuan
(2) Pengesahan pendirian badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
penanaman modal dalam negeri yang 2. Pengesahan pendirian badan usaha
berbentuk badan hukum atau tidak penanaman modal dalam negeri yang
berbadan hukum dilakukan sesuai berbentuk badan hukum atau tidak
dengan ketentuan peraturan berbadan hukum dilakukan sesuai
perundang-undangan. dengan ketentuan peraturan perundang-
(3) Pengesahan pendirian badan usaha undangan.
penanaman modal asing yang 3. Pengesahan pendirian badan usaha
berbentuk perseroan terbatas penanaman modal asing yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan berbentuk perseroan terbatas dilakukan
peraturan perundang-undangan. sesuai dengan ketentuan peraturan
(4) Perusahaan penanaman modal yang perundang-undangan.
akan melakukan kegiatan usaha wajib 4. Perusahaan penanaman modal yang
memperoleh izin sesuai dengan akan melakukan kegiatan usaha wajib
ketentuan peraturan perundang- memenuhi Perizinan Berusaha dari
undangan dari instansi yang memiliki Pemerintah Pusat atau Pemerintah
kewenangan, kecuali ditentukan lain Daerah sesuai dengan kewenangannya
dalam undang-undang. berdasarkan norma, standar, prosedur,
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada dan kriteria yang ditetapkan oleh
ayat(4) diperoleh melalui pelayanan Pemerintah Pusat.
terpadu satu pintu.
7 Pasal 77 ayat (5) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
6
Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan yang baik itu harus berpijak pada
filosofis, sosiologis, maupun yuridis. dari perspektif tersebut Perpres No 10 tahun 2021 ini
menimbulkan kontradiksi.
"Artinya dia lebih pada orientasi pembatasan bidang usaha dengan Perpres yang baru kita rubah cara
berpikirnya itu lebih berdaya saing dan mendorong pengembangan bidang usaha,"
"Itu tidak diperbolehkan oleh undang-undang ini yang kemudian diterjemahkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 10 Tahun 2021,
Perbandingan Perpres
Dia menambahkan untuk pengaturan persyaratan investasi di dalam Perpres 44/2016 mengenai
daftar negatif investasi, di dalam lampiran pertama daftar bidang usaha tertutup untuk penanaman
modal hanya 20 bidang usaha. Tapi sekarang di Perpres 10/2021 hanya enam saja.
Sementara dilampiran pertama pada Perpres 10/2021 itu terdapat daftar bidang usaha prioritas
sebanyak 245 bidang usaha yang akan diberikan fasilitas tax holiday, tax allowance. Ini adalah
bentuk kemudahan pemerintah di dalam mendorong pelaku usaha untuk lebih produktif.
Perbedaan kedua, daftar bidang usaha yang dicadangkan atau kemitraan UMKM di dalam Perpres
44/2016 itu hanya sebanyak 145 usaha atau KLBI. Sedangkan di dalam Perpres10/2021 terdapat 163
bidang usaha KLBI yang dialokasikan dalam 89 kelompok bidang usaha.
"Jadi ini penting kalau ada dulu yang menyatakan bahwa UU ini tidak berpihak kepada UMKM ini
adalah jawaban kongkritnya.
Perbedaan selanjutnya terlihat dalam lampiran ketiga. Di dalam Perpres 44/2016 daftar bidang usaha
yang terbuka dengan persyaratan tertentu ada 350 bidang usaha. Sekarang di Perpres 10/2021
7
pemerintah mendorong hanya 46 bidang usaha.
"Kenapa supaya mereka lebih bersaing berkompetitif, kita gak bisa lagi hanya bekerja pada ruang
lingkup yang kecil. Sudah barang tentu kita memikirkan kaidah kerjasama baik itu investasi asing
dengan dalam negeri, baik itu investasi besar bergandengan dengan yang kecil,"