Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HUKUM PENANAMAN MODAL

Nama : IrfaniaAzzahra
Nim : 207011181
Kelas : II REGULER.KHUSUS
Mata kuliah : hukum penanaman modal
Dosen : Dr.Detania Sukarja, S.H., LLM

SOAL : Analisis daftar bidang usaha / positif list.


Lakukan perbandingan antara Perpres no.44 Tahun 2016 dengan perpres no.10 Tahun 2021
J.o Perpres No. 49 Tahun 2021, Lakukan perbandingan terkait tantangan dalam
memberikan kesempatan investasi namun tetap mengedepankan kepentingan umum.

ANALISIS: Untuk mempermudah masyarakat terutama Pelaku Usaha dalam melakukan


investasi pada sektor tertentu yaitu penanarnan modal, perbankan, dan perbankan syariah, Undang-
Undang Cipta Kerja ini mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa
ketentuan yang diatur bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724).1

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman


Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4724) diubah sebagai berikut :2

TABEL PERBANNDINGAN

No Aspek- aspek hukum penanaman modal Aspek-aspek hukum penanaman modal


undang-undang nomor 25 tahun 2007 dalam undang-undang nomor 11 tahun
tentang penanaman modal 2020 tentang cipta kerja
1 Pasal 2 : Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga

1
Bagian Kelima Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu Paragraf Umum Pasal 76 poin
a undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
2
Bagian Kelima Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu Paragraf Umum Pasal 77
undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

1
Ketentuan dalam Undang-Undang ini berbunyi sebagai berikut:3
berlaku bagi penanaman modal di semua Ketentuan dalam Undang-Undang ini
sektor di wilayah negara Republik berlaku dan menjadi acuan utama bagi
Indonesia. penanaman modal di semua sektor di
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2 Pasal 12 : Ketentuan Pasal 12 diubah sehingga


(1) Semua bidang usaha atau jenis usaha berbunyi sebagai berikut:4
terbuka bagi kegiatan penanaman 1. Semua bidang usaha terbuka bagi
modal, kecuali bidang usaha atau kegiatan penanaman modal, kecuali
jenis usaha yang dinyatakan tertutup bidang usaha yang dinyatakan tertutup
dan terbuka dengan persyaratan. untuk penanaman modal atau kegiatan
(2) Bidang usaha yang tertutup bagi yang hanya dapat dilakukan oleh
penanam modal asing adalah: Pemerintah Pusat.
a. produksi senjata, mesiu, alat 2. Bidang usaha yang tertutup untuk
peledak, dan peralatan perang; penanaman modal sebagaimana
dan dimaksud pada ayat (1) meliputi:
b. bidang usaha yang secara a. budi daya dan industri narkotika
eksplisit dinyatakan tertutup golongan I;
berdasarkan undang-undang. b. segala bentuk kegiatan perjudian
(3) Pemerintah berdasarkan Peraturan dan/atau kasino;
Presiden menetapkan bidang usaha c. penangkapan spesies ikan yang
yang tertutup untuk penanaman tercantum dalam Appendix I
modal, baik asing maupun dalam Conuention on International Trade
negeri, dengan berdasarkan kriteria in Endangered Species of Wild
kesehatan, moral, kebudayaan, Fauna and Flora (CITES);
lingkungan hidup, pertahanan dan d. pemanfaatan atau pengambilan
keamanan nasional, serta koral dan pemanfaatan atau
kepentingan nasional lainnya. pengambilan karang dari alam
(4) Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang digunakan untuk bahan
yang tertutup dan yang terbuka bangunan/kapur/kalsium,
dengan persyaratan serta daftar akuarium, dan souvenir/perhiasan,
bidang usaha yang tertutup dan yang serta koral hidup atau koral mati
terbuka dengan persyaratan masing- (recent death coral) dari alam;
masing akan diatur dengan Peraturan e. industri pembuatan senjata kimia;
Presiden. dan
(5) Pemerintah menetapkan bidang usaha f. industri bahan kimia industri dan
yang terbuka dengan persyaratan industri bahan per-usak lapisan
berdasarkan kriteria kepentingan ozon.
nasional, yaitu perlindungan sumber
daya alam, perlindungan, 1. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengembangan usaha mikro, kecil, persyaratan penanaman modal

3 Pasal 77 ayat (1) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
4 Pasal 77 ayat (2) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

2
menengah, dan koperasi, sebagaimana dimaksud pada ayat
pengawasan produksi dan distribusi, (1) dan ayat (2) diatur dalam
peningkatan kapasitas teknologi, Peraturan Presiden.
partisipasi modal dalam negeri, serta
kerja sama dengan badan usaha yang
ditunjuk Pemerintah.
3 Pasal 13 : Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga
(1) Pemerintah wajib menetapkan bidang berbunyi sebagai berikut :5
usaha yang dicadangkan untuk usaha 1. Pemerintah Pusat atau Pemerintah
mikro, kecil, menengah, dan koperasi Daerah sesuai dengan kewenangannya
serta bidang usaha yang terbuka untuk memberikan.kemudahan,pemberdayaa
usaha besar dengan syarat harus n, dan perlindungan bagi koperasi dan
bekerja sama dengan usaha mikro, usaha mikro, kecil, dan menengah
kecil, menengah, dan koperasi dalam pelaksanaan penanaman modal
(2) Pemerintah melakukan pembinaan berdasarkan norma, standar, prosedur,
dan pengembangan usaha mikro, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah
kecil, menengah, dan koperasi melalui Pusat.
program kemitraan, peningkatan daya 2. Pelindungan dan pemberdayaan
saing, pemberian dorongan inovasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan perluasan pasar, serta penyebaran berupa pembinaan dan pengembangan
informasi yang seluas-luasnya. koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah melalui:
a. program kemitraan;
b. pelatihan sumber daya manusia;
c. peningkatan daya saing;
d. pemberian dorongan inovasi dan
perluasan pasar;
e. akses pembiayaan; dan
f. penyebaran informasi yang seluas-
luasnya.
3. Pelindungan dan pemberdayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya berdasarkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria
yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
4. Kemitraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 huruf a merupakan
kemitraan sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang di bidang usaha
mikro, kecil, dan menengah.
4 Pasal 18 : Ketentuan Pasal 18 diubah sehingga
(1) Pemerintah memberikan fasilitas berbunyi sebagai berikut :6

5 Pasal 77 ayat (3) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
6 Pasal 77 ayat (4) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

3
kepada penanam modal yang 1. Pemerintah Pusat memberikan fasilitas
melakukan penanaman modal. kepada penanam modal yang
(2) Fasilitas penanaman modal melakukan penanaman modal.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2. Fasilitas penanaman modal
dapat diberikan kepada penanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
modal yang: dapat diberikan kepada penanaman
a. melakukan peluasan usaha; atau modal yang:
b. melakukan penanaman modal a. melakukan perluasan usaha; atau
baru. b. melakukan penanaman modal baru
(3) Penanaman modal yang mendapat 3. Penanaman modal yang mendapat
fasilitas sebagaimana dimaksud pada fasilitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah yang sekurang- ayat (2) paling sedikit memenuhi
kurangnya memenuhi salah satu kriteria:
kriteria berikut ini: a. menyerap banyak tenaga kerja;
a. menyerap banyak tenaga kerja; b. termasuk skala prioritas tinggi;
b. termasuk skala prioritas tinggi; c. termasuk pembangunan
c. termasuk pembangunan infrastruktur;
infrastruktur d. melakukan alih teknologi;
d. melakukan alih teknologi; e. melakukan industri pionir;
e. melakukan industri pionir; f. berada di daerah terpencil, daerah
f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau
tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;
daerah lain yang dianggap perlu; g. menjaga kelestarian lingkungan
g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
hidup: h. melaksanakan kegiatan penelitian
h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
pengembangan, dan inovasi; i. bermitra dengan usaha mikro, kecil,
i. bermitra dengan usaha mikro, menengah atau koperasi;
kecil, menengah atau koperasi; atau j. industri yang menggunakan barang
j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan
modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri;
yang diproduksi di dalam negeri. dan/atau
(4) Bentuk fasilitas yang diberikan k. termasuk pengembangan usaha
kepada penanaman modal pariwisata.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 4. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada
dan ayat (3) dapat berupa: penanaman modal sebagaimana
a. pajak penghasilan melalui dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
pengurangan penghasilan neto dilakukan sesuai dengan ketentuan
sampai tingkat tertentu terhadap peraturan perundang-undangan di
jumlah penanaman modal yang bidang perpajakan.
dilakukan dalam waktu tertentu;
b. pembebasan atau keringanan bea
masuk atas impor barang modal,
mesin, atau peralatan untuk

4
keperluan produksi yang belum
dapat diproduksi di dalam negeri;
c. pembebasan atau keringanan bea
masuk bahan baku atau bahan
penolong untuk keperluan produksi
untuk jangka waktu tertentu dan
persyaratan tertentu;
d. pembebasan atau penangguhan
Pajak Pertambahan Nilai atas
impor barang modal atau mesin
atau peralatan untuk keperluan
produksi yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri selama
jangka waktu tertentu;
e. penyusutan atau amortisasi yang
dipercepat; dan
f. keringanan Pajak Bumi dan
Bangunan, khususnya untuk bidang
usaha tertentu, pada wilayah atau
daerah atau kawasan tertentu.
(5) Pembebasan atau pengurangan pajak
penghasilan badan dalam jumlah dan
waktu tertentu hanya dapat diberikan
kepada penanaman modal baru yang
merupakan industri pionir, yaitu
industri yang memiliki keterkaitan
yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi,
memperkenalkan teknologi baru, serta
memiliki nilai strategis bagi
perekonomian nasional.
(6) Bagi penanaman modal yang sedang
berlangsung yang melakukan
penggantian mesin atau barang modal
lainnya, dapat diberikan fasilitas
berupa keringanan atau pembebasan
bea masuk.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemberian fasilitas fiskal
sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sampai dengan ayat (6) diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.

5
5 Pasal 25 : Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga
(1) Penanam modal yang melakukan berbunyi sebagai berikut : 7
penanaman modal di Indonesia harus 1. Penanam modal yang melakukan
sesuai dengan ketentuan Pasal 5 penanaman modal di Indonesia harus
Undang-Undang ini. dilakukan sesuai dengan ketentuan
(2) Pengesahan pendirian badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
penanaman modal dalam negeri yang 2. Pengesahan pendirian badan usaha
berbentuk badan hukum atau tidak penanaman modal dalam negeri yang
berbadan hukum dilakukan sesuai berbentuk badan hukum atau tidak
dengan ketentuan peraturan berbadan hukum dilakukan sesuai
perundang-undangan. dengan ketentuan peraturan perundang-
(3) Pengesahan pendirian badan usaha undangan.
penanaman modal asing yang 3. Pengesahan pendirian badan usaha
berbentuk perseroan terbatas penanaman modal asing yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan berbentuk perseroan terbatas dilakukan
peraturan perundang-undangan. sesuai dengan ketentuan peraturan
(4) Perusahaan penanaman modal yang perundang-undangan.
akan melakukan kegiatan usaha wajib 4. Perusahaan penanaman modal yang
memperoleh izin sesuai dengan akan melakukan kegiatan usaha wajib
ketentuan peraturan perundang- memenuhi Perizinan Berusaha dari
undangan dari instansi yang memiliki Pemerintah Pusat atau Pemerintah
kewenangan, kecuali ditentukan lain Daerah sesuai dengan kewenangannya
dalam undang-undang. berdasarkan norma, standar, prosedur,
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada dan kriteria yang ditetapkan oleh
ayat(4) diperoleh melalui pelayanan Pemerintah Pusat.
terpadu satu pintu.

ANALISIS PERBANDINGAN PERPRES NOMOR 44 TAHUN 2016

DENGAN PERPRES NOMOR 10 TAHUN 2021

7 Pasal 77 ayat (5) undang – undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

6
Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan yang baik itu harus berpijak pada
filosofis, sosiologis, maupun yuridis. dari perspektif tersebut Perpres No 10 tahun 2021 ini
menimbulkan kontradiksi.

Perdandingan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang


melahirkan aturan turunan Perpres Nomor 44 Tahun 2016 dengan Umdang-undang Nomor 11
Tahun 2020 dengan aturan turunan Perpres Nomor 10 Tahun 2021 berkenaan dengan bidang
usaha.
Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman
Modal menjadi angin segar bagi pelaku usaha. Sebab, lahirnya Perpres ini akan mendorong
pengembangan bidang usaha.
di dalam Perpres 10/2021 mengatur persyaratan investasi yang tertutup hanya enam sektor saja.
Sementara, jika dibandingkan Perpres 44 Tahun 2016 terdapat 515 bidang usaha yang yang tertutup.

"Artinya dia lebih pada orientasi pembatasan bidang usaha dengan Perpres yang baru kita rubah cara
berpikirnya itu lebih berdaya saing dan mendorong pengembangan bidang usaha,"

Adapun enam pengaturan persyaratan investasi yang tertutup diantaranya adalah


1. Budidaya industry
2. Narkoba,
3. Segala bentuk perjudian,
4. Penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam appendix atau cites,
5. Pengambilan atau pemanfaatan koral dari alam, indusri senjata kimia,
6. Industri bahan kimia perusak ozon.

"Itu tidak diperbolehkan oleh undang-undang ini yang kemudian diterjemahkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 10 Tahun 2021,

Perbandingan Perpres
Dia menambahkan untuk pengaturan persyaratan investasi di dalam Perpres 44/2016 mengenai
daftar negatif investasi, di dalam lampiran pertama daftar bidang usaha tertutup untuk penanaman
modal hanya 20 bidang usaha. Tapi sekarang di Perpres 10/2021 hanya enam saja.

Sementara dilampiran pertama pada Perpres 10/2021 itu terdapat daftar bidang usaha prioritas
sebanyak 245 bidang usaha yang akan diberikan fasilitas tax holiday, tax allowance. Ini adalah
bentuk kemudahan pemerintah di dalam mendorong pelaku usaha untuk lebih produktif.

Perbedaan kedua, daftar bidang usaha yang dicadangkan atau kemitraan UMKM di dalam Perpres
44/2016 itu hanya sebanyak 145 usaha atau KLBI. Sedangkan di dalam Perpres10/2021 terdapat 163
bidang usaha KLBI yang dialokasikan dalam 89 kelompok bidang usaha.

"Jadi ini penting kalau ada dulu yang menyatakan bahwa UU ini tidak berpihak kepada UMKM ini
adalah jawaban kongkritnya.
Perbedaan selanjutnya terlihat dalam lampiran ketiga. Di dalam Perpres 44/2016 daftar bidang usaha
yang terbuka dengan persyaratan tertentu ada 350 bidang usaha. Sekarang di Perpres 10/2021
7
pemerintah mendorong hanya 46 bidang usaha.

"Kenapa supaya mereka lebih bersaing berkompetitif, kita gak bisa lagi hanya bekerja pada ruang
lingkup yang kecil. Sudah barang tentu kita memikirkan kaidah kerjasama baik itu investasi asing
dengan dalam negeri, baik itu investasi besar bergandengan dengan yang kecil,"

Anda mungkin juga menyukai