Anda di halaman 1dari 10

HIBAH ORANG TUA KEPADA ANAK MENURUT PERSFEKTIF HUKUM PERDATA

DAN HUKUM ISLAM PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BETUNGAN KOTA


BENGKULU

Yuvita
Pengadilan Agama Kota Bengkulu
Email: yuvitanakami@gmail.com

Abstract: This research raises the problem about the implementation of parent grants to children between justice and equity
in urban village of Bengkulu. This research method using qualitative research method. The results of this study concluded that
the implementation of parental grants to children in the perspective of civil law in the community in Betungan Village Bengkulu
City has implemented a grant in accordance with article 1667 contained in the Book of Civil Law, an agreement, with which a
grantee deliver a good Free of charge, without being able to withdraw it, for the benefit of a person who received the delivery of
the merchandise. The law only recognizes grants among the living. (KUHPerd 170, 172ff., 179, 913, 1314, 1675, 1683, 1688.).
Implementation of parent grants to children in the perspective of Islamic law in the community in Betungan Village Bengkulu
City, Implementation of grants conducted by the community in Betungan Village has been implemented well, and follow the
rules in accordance with the provisions. Being fair and equating giving to children is obligatory. Doing tafdhil (exaggeration)
is forbidden, except when there are factors that allow it. It is permissible to treat others against fellow children if there are any
exclusionary factors justified in the case of a disability that makes a person unable to work in search of a livelihood such as
paralysis, blindness, inability to work, to seek knowledge and others.
Keywords: grant, fairness, equity

Abstrak: Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang hibah orang tua kepada anak menurut persfektif hukum perdata
dan hukum Islam pada masyarakat di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu. Metode penelitian ini menggunakan metode pe-
nelitian pustaka. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak dalam perspektif hukum
perdata pada masyarakat di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu sudah melaksanakan hibah sesuai dengan pasal 1667 yang
terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, suatu persetujuan, dengan mana seorang penghibah menyerahkan
suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan
barang itu. Undang-undang hanya mengakui penghibahan-penghibahan antara orangorang yang masih hidup. (KUHPerd.
170, 172 dst., 179, 913, 1314, 1675, 1683, 1688.). Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak dalam perspektif hukum Islam
pada masyarakat di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu, Pelaksanaan hibah yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan
Betungan sudah dilaksanakan dengan baik, dan mengikuti aturan sesuai dengan ketentuan. Bersikap adil dan mempersa-
makan pemberian kepada anak-anak adalah wajib hukumnya. Melakukan tafdhil (melebihkan) itu diharamkan, kecuali bila
ada faktor-faktor yang membolehkannya. Diperbolehkan memperlakukan lain terhadap sesama anak jika memang ada faktor-
faktor pengecualian yang dibenarkan syara’ misalnya keadaan cacat yang menjadikan seseorang tidak dapat bekerja mencari
mata pencaharian seperti lumpuh, buta, tidak mampu bekerja, sibuk mencari ilmu dan lain-lain.
Kata kunci: hibah, keadilan, pemerataan

Pendahuluan orang tua kepada anak-anaknya atau salah seorang


Untuk menghindari terjadinya perselisihan, maka anaknya. Hibah adalah suatu persetujuan pemberi
dibentuklah norma hukum yang harus ditaati oleh set- hibah semasa hidupnya, dengan cuma-cuma dan
iap anggota masyarakat. Norma hukum yang telah di- dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan se-
tentukan itu, setiap orang diharuskan bertingkah laku suatu benda guna keperluan si penerima hibah yang
sedemikian rupa, sehingga kepentingan antara ang- menerima penyerahan itu (Pasal 1666 KUHPerdata).
gota masyarakat lainnya akan terlindungi dan apabila Hibah hanya dapat dilakukan atas benda-benda yang
norma hukum tersebut dilanggar, maka kepada yang sudah ada, jika menyangkut benda yang baru akan
melanggar akan dikenakan sanksi atas hukuman.1 ada dikemudian hari maka hibah tersebut batal (Pasal
Banyak masalah yang berkaitan dengan masalah 1667 KUHPerdata).2
hibah. Praktek hibah dalam kehidupan sehari-hari Hibah dalam arti pemberian juga bermakna bah-
sudah diterapkan dan dilaksanakan masyarakat. Da- wa pihak penghibah bersedia melepaskan haknya
lam praktek sering di jumpai pemberian hibah dari atas benda yang dihibahkan. Dikaitkan dengan suatu

1
Retnowulan Sutanto, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan 2
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Permata Press, 2010.
Praktek(Bandung Mandar Maju, 2002), h. 1 h. 410

63
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 64

perbuatan hukum. Hibah bermaksud salah satu ben- Islam sangat moderat dalam memandang per-
tuk pemindahan hak milik, pihak penghibah dengan masalahan yang terjadi di masyarakat yang sering
suka rela memberikan hak miliknya kepada penerima menimbulkan dampak negatif baik diri sendiri mau-
harta tersebut kepada pemilik pertama. Dalam kon- pun orang lain. Dalam persoalan kemuamalatan
tes ini, hibah sangat berbeda dengan pinjaman, yang syariat Islam hanya memberikan petunjuk dan perin-
mesti dipulangkan kepada pemilik semula. Dengan sip yang bersifat umum dan mendasar serta hal-hal
terjadinya akad hibah maka pihak pertama dipan- yang berhubungan dengan jenis dan bentuk tertentu
dang sudah mempunyai hak penuh atas harta itu se- yang kreasi dan pengembangannya diserahkan pada
bagai hak miliknya sendiri.3 ahlinya.
Sesuai asas hukum yang berlaku maka pemberian Di samping berkaitan dengan masalah pewari-
hibah hanya dapat dilakukan oleh pihak yang ber- san sebagaimana tersebut di atas, pemberian hibah
hak atas benda yang dihibahkan dan ia cakap untuk juga menyangkut masalah sosial yang kemungkinan
melakukan perbuatan hukum tersebut. Jika harta yang akan menimbulkan sengketa antara orang tua dengan
dihibahkan menyangkut harta bersama atau harta anak-anak yang tidak memperoleh hibah atau sen-
gono gini maka pemberian hibah yang bersangkutan gketa antara anak yang memperoleh hibah dengan
harus disetujui oleh istri atau suami dari pihak yang yang tidak memperoleh hibah.
menghibahkan (Pasal 36 ayat 1 UU Perkawinan). Ber- Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa ter-
dasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada bab VI jadi di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu, dimana
tentang hibah tepatnya pada pasal 210-214, disitu te- ada orang tua sebelum meninggal telah menghibahkan
lah dijelaskan hal-hal yang berkenan denga hibah.4 hartanya kepada anaknya tetapi dengan kadar jumlah
Berkaitan dengan penelitian ini maka jika orang tua yang tidak sama antara anak-anak, karena orang tua
memberikan hibah kepada salah seorang anaknya, menghibahkan tanah yang luasnya berbeda-beda,
pada prinsipnya tidak diperlukan adanya persetujuan sehingga menimbulkan konflik antara anak-anaknya.
dari anak-anak yang lainnya. Karena orang tua terse- Proses hibah yang dilakukan orang tua dianggap be-
but bebas untuk melakukan perbuatan hukum berupa lum merata terhadap anaknya, proses hibah yang di-
apapun juga terhadap harta kekayaannya, termasuk lakukan belum mengikuti tata cara pelaksanaan hibah,
memberikan hibah kepada anaknya asal berlaku mer- dan masih secara lisan sehingga terjadinya konflik
ata dan adil. antara anak-anaknya setelah menerima hibah karena
Namun demikian pemberian hibah dapat berkaitan dianggap tidak adil dalam menerima hibah. Melihat
dengan masalah merata dan adil sebagai warisan dan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk menyelidiki
masalah lainnya. Sesuai ketentuan yang terdapat di da- masalah tersebut, dan ingin engetahui apakah orang
lam KUHP Perdata, dalam suatu pembagian warisan, tua telah melakukan hibah secara benar menurut hu-
apabila terdapat anak-anak yang telah menerima hibah kum perdata atau belum sesuai dengan hibah yang
maka hibah tersebut wajib dimasukan (di-inbreng) ke diatur oleh pasal 1666 KUHPerdata.
dalam boedel, jadi turut dihitung sebagai bagian dari Berdasarkan kasus tersebut di atas maka penulis
harta kekayaan (Pasal 1086 KUHPerdata) dan dalam bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Hi-
hal tidak terdapat kewajiban inbreng karena dinyatakan bah orang tua kepada anak perspektif hukum perdata
demikian oleh UU atau pemberi hibah maka jika ada dan hukum Islam pada masyarakat di Kelurahan Be-
anak-anak yang menuntut bagian mutlaknya maka hi- tungan Kota Bengkulu”.
bah tersebut turut dihitung untuk menghitung bagiam
mutlak dan ada kemungkinan dilakukan inkorting (pe- Rumusan Masalah
motongan/pengembalian ke dalam boedel) atas hibah Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetap-
tersebut (Pasal 921 KUH Perdata). kan tersebut, maka masalah penelitian ini dirumuskan
Di samping ketentuan yang terdapat dalam KUH- sebagai berikut:
Perdata, dalam hukum Islam, pemberian hibah dapat 1. Bagaimana pelaksanaan hibah orang tua terhadap
diperhitungkan sebagai warisan (Pasal 211 Kompilasi anak pada masyarakat di Kelurahan Betungan
Hukum Islam). Hal yang sama juga berlaku dalam Kota Bengkulu?
hukum adat tertentu. Hal ini memungkinkan adanya 2. Bagaimana pelaksanaan hibah orang tua kepa-
tuntutan-tuntutan di kemudian hari berkaitan dengan da anak dalam perspektif hukum perdata pada
hibah yang bersangkutan.5 masyarakat di Kelurahan Betungan Kota Beng-
kulu?
3
Helmi Karim, fiqih muamalah ( Cet.1 Jakarta PT. Raja Grafindo Per- 3. Bagaimana pelaksanaan hibah orang tua ke-
sada, 1993) h. 74 pada anak dalam perspektif hukum Islam pada
4
Kompilasi Hukum Islam ( Jakarta : Pembina Kelembagaan Agama Is-
lam Departemen Agama, R.I. 1999), h. 94 masyarakat di Kelurahan Betungan Kota Beng-
5
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Permata Press, 2010, kulu?
h. 300
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 65

Tujuan Penelitian pat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna


1. Tujuan Penelitian keperluan si penerima hibah yang menerima penyera-
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendis- han itu.” Hibah hanyalah dapat berupa benda–benda
kripsikan: yang sudah ada. Jika hibah itu meliputi benda–benda
a. Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak dalam yang baru akan ada di kemudian hari maka sekadar
perspektif hukum perdata pada masyarakat di Ke- mengenai itu hibahnya adalah batal (Pasal 1667 KUH
lurahan Betungan Kota Bengkulu Perdata).
b. Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak dalam
perspektif hukum Islam pada masyarakat di Kelu- 3. Rukun dan Syarat Hibah
rahan Betungan Kota Bengkulu Adanya hibah harus memenuhi rukun dan syarat-
syaratnya, agar hibah yang dilaksanakan benar-benar
Metode Penelitian sah dan mempunyai akibat hukum bagi para pihak.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu Adapun yang menjadi rukun hibah adalah:
mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, me- a. Wahib (Pemberi)
nyajikan dan menganalisa data untuk mengetahui Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan
hubungan antara faktor-faktor yang hendak dipela- barang miliknya kepada orang lain.sebagai pemberi
jari (variable) serta memberikan gambaran yang jelas hibah, seseorang harus memenuhi syarat-syarat seba-
tentang masalah yang diteliti.6 Penggunaan metode gai berikut:
kualitatif merupakan relevansi dari alat pengumpul 1) Ia harus menjadi pemilik sah dari barang yang di-
data dengan menggunakan format observasi dan hibahkan.
wawancara. 2) Dewasa (baligh).
Seperti yang dijelaskan pada paragrap di atas, 3) Tidak ada halangan dalam melakukan perbuatan
jenis penelitian ini adalah metode kualitatif. Sugiyono hukum.
memberikan penjelasan yang dimaksud dengan me- 4) Tidak ada paksaan dan kekhilafan sehingga tidak
tode kualitatif adalah, metode analisis yang meng- ada cacat kehendak.10
gunakan paparan-paparan berdasarkan hasil temuan
dan tidak menggunakan perhitungan statistik.7 c. Mauhub
Metode kualitatif akan menganalisa penerapan Mauhub adalah barang yang di hibahkan. Benda
suatu aktivitas sesuai dengan variabel-variabel pe- yang dihibahkan harus memenuhi syarat sebagai beri-
nelitian. Dalam penelitian ini akan dilihat tentang kut:
pelaksanaan hibah orang tua terhadap anak persfektif 1) Ada barangnya.
hukum perdata dan hukum Islam pada masyarakat 2) Benda harus mempunyai nilai.
Kelurahan Betungan Kota Bengkulu. 3) Benda tersebut dapat dimiliki zatnya.
4) Bendanya harus dapat diserahkan.
Landasan teori Benda yang dihibahkan tidak dapat ditarik kem-
1. Pengertian hibah bali, kecuali hibah dari orang tua kepada turunannya
Secara bahasa hibah berasal dari bahasa Arab yak- dengan syarat benda yang telah dihibahkan tetap da-
ni hubuh al-rih, yaitu : “perlewatannya untuk mele- lam kekuasaan pihak yang diberi hibah.11
watkannya dari tangan kepada yang lain”. Sedangkan
secara terminologi hibah yaitu pemilikan yang munjiz d. Shighat (Ijab dan Qabul)
(selesai) dan mutlak pada sesuatu benda ketika hidup Shighat hibbah adalah segala sesuatu yang dapat
tanpa penggantian meskipun dari yang lebih tinggi.8 dikatakan ijab dan qabul.
Hibah adalah akad pemberian harta milik seseorang
kepada orang lain pada saat dia masih hidup tanpa Pembahasan
adanya iwadh (kompensasi).9 Dalam pembahasan ini, analisis akan difokus-
Sedangkan menurut Pasal 1666 KUH Perdata, hi- kan pada harta yang dihibahkan oleh pelaku hibah
bah dirumuskan sebagai berikut : “Hibah adalah suatu dari segi hukum perdata dan hukum Islam maupun
perjanjian dengan mana si penghibah, pada waktu fiqih. Adapun analisisnya sebagai berikut, apabila ses-
hidupnya, dengan cuma-cuma dan dengan tidak da- eorang dalam keadaan sakit atau dekat dengan ke-
matian boleh menghibahkan harta bendanya dengan
6
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Alfabeta. Jakarta. 2012), adil dan merata kepada anak-anaknya.
h. 23
7
Sugiyono. Metode Penelitian .... (Alfabeta. Jakarta. 2012), h. 23
8
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,
2007), h. 209-210.
10
Anshori Abdul Ghofur. ..... h.. 176
9
Sulaiman Al-Faifi, Mukhtashar Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq, terj. Abdul
11
Hamid Andi Tahir, Beberapa H. Baru Tentang Peradilan Agama Dan
Majid Cs, (Solo : PT Aqwam Media Profetika, 2010), h. 430. Bidangnya, (Jakarta: Sinar Grafika 2005) Cet 2 H. 71.
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 66

Dasar orang tua melaksanakan hibah yang di- dalam hal mana penghibahan terhadap orang
lakukan menurut hukum perdata telah diatur dalam yang terakhir hanya berlaku sejak saat penerima
beberapa pasal yang terdapat dalam Kitab Undang- itu diberitahukan kepadanya”.14
undang Hukum Perdata. Adapun ketentuan tersebut
adalah : Pada dasarnya hibah tidak dapat ditarik kembali
1. Pasal 1667 Kitab Undang-undang Hukum Per- kecuali dalam hal-hal berikut ini, sebagaimana diatur
data, “Hibah hanyalah dapat mengenai benda- dalam Pasal 1688 Kitab Undang-Undang Hukum Per-
benda yang sudah ada, jika ada itu meliputi data (“KUHPer”):
benda-benda yang baru akan dikemudian hari, 1. Tidak dipenuhinya syarat-syarat dengan mana
maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah penghibahan dilakukan;
batal”.12 2. Jika si penerima hibah telah bersalah melakukan
2. Pasal 1668 Kitab Undang-undang Hukum Per- atau membantu melakukan kejahatan yang bertu-
data, “ Si penghibah tidak boleh memperjanji- juan mengambil jiwa si penghibah atau suatu ke-
kan bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau jahatan lain terhadap si penghibah;
memberikan kepada orang lain suatu benda 3. Jika si penerima hibah menolak memberikan tun-
termasuk dalam penghibahan semacam ini seke- jangan nafkah kepada si pemberi hibah, setelah
dar mengenai benda tersebut dianggap sebagai pemberi hibah ini jatuh miskin.
batal”.13 Akan tetapi perlu diingat bahwa ada kemung-
kinan juga hibah dapat ditarik kembali dalam hal si
Janji yang diminta si penghibah, bahwa ia tetap pemberi hibah telah meninggal dunia dan warisan-
berkuasa untuk menjual atau memberikan kepa- nya tidak cukup untuk memenuhi bagian mutlak (le-
da orang lain, berarti bahwa hak milik atas barang gitime portie) yang seharusnya didapat oleh para ahli
tersebut, tetap ada padanya karena hanya seseorang warisnya (Pasal 924 KUHPer). Ini berarti hibah secara
pemilik yang dapat menjual atau memberikan barang- umum dapat ditarik kembali jika bagian mutlak para
nya kepada orang lain, hal mana dengan sendirinya ahli waris tidak terpenuhi.
bertentangan dengan sifat dan hakekat penghibahan. Jika hibah kepada salah seorang anak, perlu
Sudah jelas, bahwa perjanjian seperti ini membuat Anda ketahui juga bahwa ada pengaturan lain dalam
penghibahan batal, yang terjadi sebenarnya adalah KUHPer mengenai hibah kepada anak. Berdasarkan
hanya sesuatu pemberian nikmat hasil. Pasal 1086 KUHPer, hibah yang diberikan kepada pe-
Tentang cara menghibahkan sesuatu telah diatur waris kepada anaknya/ahli waris garis ke bawah wa-
dalam Kitab Undangundang Hukum Perdata, seba- jib dimasukkan kembali ke dalam perhitungan harta
gaimana diatur dalam pasal di bawah ini : peninggalan pewaris.
1. Pasal 1682 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Dalam Pasal 1086 KUHPer Tanpa mengurangi ke-
:, “Tiada suatu hibah kecuali yang disebutkan da- wajiban semua ahli waris untuk membayar kepada
lam Pasal 1687, dapat atas ancaman batal, dilaku- sesama ahli waris atau memperhitungkan dengan
kan selainnya dengan akta notaris, yang aslinya mereka segala utang mereka kepada harta pening-
disimpan oleh notaris itu ”. galan, semua hibah yang telah mereka terima dari
2. Pasal 1683 Kitab Undang-undang Hukum Perdata pewaris semasa hidupnya harus dimasukkan:
:, “Tiada suatu hibah mengikat si penghibah atau 1. oleh para ahli waris dalam garis ke bawah, baik
menerbitkan sesuatu akibat yang bagaimanapun, yang sah maupun yang di luar kawin, baik yang
selainnya mulai saat penghibahan itu dengan ka- menerima warisan secara murni maupun yang
ta-kata yang tegas diterima oleh si penerima hibah menerima dengan hak utama untuk mengadakan
sendiri atau oleh seorang yang dengan suatu akta pemerincian, baik yang mendapat hak atas bagian
otentik oleh si penerima hibah itu telah dikuasa- menurut undang-undang maupun yang mendapat
kan untuk menerima penghibahan-penghibahan lebih dari itu, kecuali jika hibah-hibah itu diberikan
yang telah diberikan oleh si penerima hibah atau dengan pembebasan secara tegas dari pemasukan,
akan diberikan kepadanya dikemudian hari. Jika atau jika penerima hibah itu dengan fakta otentik
penerima hibah tersebut telah dilakukan di da- atau surat wasiat dibebaskan dari kewajiban pe-
lam suratnya hibah sendiri, maka itu akan dapat masukan.
dilakukan di dalam suatu akta otentik, kemudian 2. oleh para ahli waris lain, baik yang karena kematian
yang aslinya harus disimpan, asal yang demikian maupun yang dengan surat wasiat, tetapi hanya da-
itu dilakukan di waktu si penghibah masih hidup, lam hal pewaris atau penghibah dengan tegas me-
merintahkan atau mensyaratkan pemasukan itu.
12
Kumpulan Kitab Undang-undang Hukum, KUH Perdata KUHP KU-
HAP. Jakarta, Wipress. 2008. h. 333.
Kumpulan Kitab Undang-undang Hukum,... h. 335
14
13
Kumpulan Kitab Undang-undang Hukum,... h. 333.
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 67

Melihat pada ketentuan di atas, ini berarti hibah yang pa materi seperti makan, pakaian, dan tempat tingal
diberikan kepada anak sebelum pewaris mening- dan non materi seperti kasih sayang dan pendidikan
gal dunia, harus dimasukkan kembali ke dalam kepada anak-anak adalah suatu kewajiban orang tua
harta peninggalan kecuali si ahli waris dibebaskan terhadap anak, akan tetapi jika seorang anak telah de-
dari kewajiban tersebut. wasa atau sudah menikah, lepaslah tanggung jawab
Selain itu, ahli waris lain juga harus memasukkan tersebut. Jikapun orang tua masih mncukupi kebu-
kembali hibah ke dalam perhitungan harta pening- tuhan tempat tinggal anak itu merupakan kebaikan
galan pewaris jika mereka memang disyaratkan untuk orang tua saja, akan tetapi alangkah lebih baiknya
melakukan pemasukan hibah tersebut. jika memperhatikan kebutuhan diri sendiri juga dan
Akan tetapi, terkadang apa yang menjadi bagian tidak menghibahkna seluruh harta kepada anak.
dari si ahli waris lebih kecil daripada yang telah dihi- Ketika seseorang sudah tua dan membutuhkan
bahkan oleh pewaris kepadanya. Dalam hal demiki- seseorang untuk merawatnya, sudah pastilah itu ke-
an, KUHPer mengatur bahwa ahli waris hanya harus wajiban seorang anak untuk merawat orang tua, ke-
memasukkan sebesar bagian yang diterimanya jika ia wajiban tersebut tidak berlaku hanya untuk salah satu
menjadi ahli waris (Pasal 1088 KUHPerdata). anak saja melainkan berlaku bagi seluruh anak. Jika
Perlu diingat bahwa, pemasukkan tidak perlu di- seorang anak berbakti kepada orang tua yaitu mera-
lakukan jika ahli waris tersebut menolak harta warisan wat orang tua ketika ia telah lemah karena usianya,
pewaris (Pasal 1087 KUHPerdata). maka tentu anak harus bertempat tinggal dekat den-
Jadi pada dasarnya, perlu dilihat lagi apakah anak gan orang tua. Jadi tanpa orang tua memberikan hi-
pewaris tersebut menolak warisan atau tidak. Jika ia bah kepada anaknyapun anak berkewajiban berbekti
tidak menolak warisan, si anak harus memasukkan hi- kepada orang tua.
bah yang telah diterimanya ke dalam harta warisan/ Dari beberapa praktik hibah yang diberikan oleh
harta peninggalan pewaris. Dengan ketentuan bah- orang tua kepada anak di Kelurahan Betungan, tidak
wa jika hibah yang didapat lebih besar dari bagian seluruhnya berakibat baik pasca hibah, diantaranya
warisan yang akan diterimanya, si anak hanya perlu kenyataan yang terjadi adalah sebagai berikut:
memasukkan sebesar bagian yang akan diterimanya. 1) Terjadi rasa cemburu oleh salah satu anak yang
Yang mana selisihnya menjadi milik si anak. bertempat tinggal bersama dengan orang tua terh-
Dalam pelaksanaan hibah ada yang sedikit ada juga adap saudara yang lain yang tidak tinggal serumah
yang melebihi dari saudara yang lain, masyarakat Be- dengan orang tua dalam hal merawat dan mencu-
tungan memiliki motivasi atau tujuan dari prakteknya kupi kebutuhan orang tua, karena merasa intensi-
menghibahkan harta kepada anak-anaknya. Tujuan tas merawat dan mencukupi kebutuhan orang tua
mereka menghibahkan harta kepada anaknya agar paling banyak dibanding yang tidak tinggal seru-
mereka terbantu dari segi ekonomi dan agar anak- mah dengan orang tua.
anak mereka juga berbakti kepada orang tua. mereka 2) Penghibah (Orang tua) merasa tidak terawat dan
berharap di masa tua nanti mereka bisa dibantu oleh terabaikan karena masing-masing anak telah sibuk
anak-anaknya. Berbakti kepada kedua orang tua (ba- dengan kehidupanya sendiri.
pak dan ibu) adalah wajib, Allah Swt. memintakan 3) Penghibah (orang tua) merasa kesulitan dan jarang
perhatian yang sangat terhadap kedua orang tua, se- kesampaian jika ada sesuatu yang ia inginkan kar-
hingga perintah memuliakan itu ditempatkan dalam ena harta terlanjur ditangan anak-anak
urutan langsung setelah perintah beribadah kepada Tidak boleh bagi siapapun lebih mengutama-
Allah dan mengesakan-Nya. kan sebagian dari anak-anaknya daripada sebagian
Anak wajib menghormati dan memuliakan orang yang lain dalam pemberian, karena tindakan ini da-
tuanya, mengingat betapa kesulitan dan kepayahan pat menumbuhkan permusuhan dan memutuskan
yang telah dirasakannya selama mendidik anaknya hubungan yang diperintahkan oleh Allah agar dijalin.
dan memerlihara serta mengurus segala kebutuhannya Pendapat ini dianut oleh Imam Ahmad, Iskah Tsauri
semasa anak masih kecil. Jika dikaitkan dengan mo- Thawus dan sebagian penganut mazhab Imam Ma-
tivasi penghibah Masyarakat di Betungan yaitu agar liki.15
anak merawat dan mencukupi kebutuhan orang tua Jika ditinjau dari pendapat di atas, tidak disebut-
baik berupa materi seperti makan, tempat tinggal dan kan dengan jelas jelaskan larangan menghibahkan
biaya hidup lainya ketika orangtua telah berusia sen- harta dengan tidak adil dan tidak merata kepada
ja, maupun nonmateri seperti kasihsayang, ketaatan anak. Sedang menurut pasal 211 KHI (Kompilasi Hu-
dan kepatuhan anak kepada orang tua, hendaknya kum Islam), bahwa hibah dari orang tua kepada anak
tidaklah perlu dengan jalan hibah, sebab sudah kewa-
jiban anak untuk merawat dan mencukupi kebutuhan
hidup orang tua ketika mereka sudah tua. 15
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah 5, juz 5, Cakrawala Publishing, Jakarta,
Seseorang mencukupi kebutuhan hidup yang beru- 2009, h.554
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 68

dapat diperhitungkan sebagai waris. lalu sama karena adil mempunyai makna yang luas.
Menurut penulis hibah ini boleh dilakukan, se- Mempersamakan lebih mengarah pada kondisi sama
suai dengan ketentuan pasal diatas bahwa hibah rata, sama jumlahnya, sama pembagiannya. Sedan-
orang tua kepada anak agar dapat merata dan adil gkan adil lebih cenderung menempatkan sesuatu se-
dan bisa diperhitungkan sebagai waris, jika memang cara proporsional sesuai dengan hak dan kewajiban.
pembagian waris dengan system hibah lebih masla- Sayid Sabiq lebih tegas lagi mengatakan bahwa
hat maka boleh dilakukan karena pembagian harta tidak dihalalkan bagi seseorang melebihkan pembe-
waris boleh dengan musyawarah dalam menentukan rian antara anak-anaknya, karena hal itu mengand-
bagian harta. ung usaha menaburkan benih permusuhan serta da-
Hibah kepada anak dengan adil dan merata atau pat memutuskan hubungan silaturrahmi yang justru
ada juga orang tua yang menghibahkan seluruh harta diperintahkan oleh Allah Swt. Pendapat ini sejalan
ketika usia tua adalah sangat boleh dilakukan, hibah dengan pendapat Imam Ahmad, Ishaq, al-Tsauri,
seseorang yang mendekati kematian haruslah dibata- Thawus, dan sebagian Malikiyah. Menurut mereka,
si, demikian juga jika ditinjau menurut KHI (Kompilasi melebihkan di antara anak-anak dalam pemberian
Hukum Islam) terhadap praktek tersebut adalah berla- merupakan tindakan yang batil dan menyimpang.
wanan, menurut KHI hibah seseorang hanya dibatasi Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh al-Sunnah
1/3 saja dan apabila dekat dengan kematian maka menyatakan:16
harus dengan persetujuan ahli waris, maka praktek hi- Artinya: Diharamkan melebihkan pemberian dan
bah ini melanggar ketentuan pasal 21014 dan 21315 kebaikan kepada sebagian dari anak-anak: Tidak
Kompilasi Hukum Islam. dihalalkan bagi seseorang pun untuk melebihkan
Hibah yang diberikan pada saat pemberi hibah sebagian anak-anaknya dalam hal pemberian di
dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian, atas anak-anaknya yang lain, karena yang demikian
maka harus mendapat persetujuan dari ahli warisnya akan menanamkan permusuhan dan memutuskan
dibatasi tindakannya. Selain itu hibah jenis ini tidak hubungan silaturahim yang diperintahkan Allah un-
sesuai dengan arti hibah yang sebenarnya, dimana hi- tuk menyambungnya.
bah harus dilakukan dengan dasar kasih sayang dan
tanpa pamrih. Penulis setuju dengan pendapat Sayyid Sabiq
Menurut penulis alangkah baiknya jika hibah yang mewajibkan pada orang tua untuk memberi hi-
diberikan tidak lebih dari1/3 harta diberikan kepada bah kepada anak-anak secara adil. Menurut penulis,
orang yang masih ada hubungan nasab dan hibah apabila hibah diberikan pada anak-anak secara tidak
atas persetujuan ahli waris yang ada, karena ses- adil maka akibatnya sebagai berikut:
eorang yang ada hubungan nasab lebih memiliki tali 1. Antara anak yang satu dengan anak lainnya
kekeluargaan daripada orang lain, sehingga akan akan terjadi iri hati, yang satu merasa dianak tirikan
lebih ihlas dalam merawat dan mencukupi kebutuhan dan satunya lagi di emaskan. Ini menimbulkan kere-
hidup penghibah. takan persaudaraan. Puncak dari permusuhan ini
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah tentang maka antara anak bisa terus berlangsung sampai tu-
kewajiban berlaku adil dan mempersamakan pembe- juh turunan. Penulis melihat hanya karena pembagian
rian hibah kepada anak-anak diuraikan beberapa ru- harta yang tidak adil sampai berakibat pembunuhan,
kun dan syarat hibah, bagaimana sikap yang harus dan yang lebih parah lagi permusuhan itu berangkai
diambil oleh orang tua jika ingin memberikan suatu sampai anak cucu dan cicit.
hibah kepada anak-anaknya menurut tinjauan syar- 2. Pemberian tidak adil akan memutuskan tali
iat Islam, tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang silaturahmi antar saudara. Sering terjadi kasus gugat
menunjang tercapainya maqashid syari’ah, (tujuan- menggugat ke pengadilan antara kakak adik hanya
tujuan syari’at). lantaran pembagian yang sedikit kurang adil. Mer-
Tidak ada perbedaan di kalangan mayoritas ula- eka bersedia mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
ma, bahwa bagi orang tua disunnahkan bersikap demi bisa memenangkan perkara. setelah pengadilan
adil dan menyamaratakan pemberian kepada anak- memberi putusan, kasusnya tidak selesai sampai di
anaknya, dan makruh membeda-bedakannya. Akan situ, mereka akan menyelesaikan lebih lanjut dengan
tetapi mereka berbeda pendapat dalam mengartikan perang fisik dan fitnah.
apa yang dimaksud dengan pemerataan (al-taswiyah) Adapun Istinbat hukum yang digunakan Sayyid
dalam pemberian itu. Sabiq tentang kewajiban berlaku adil dan mempersa-
Kata “pemerataan” belum tentu mencerminkan makan pemberian hibah kepada anak-anak sebagai
keadilan karena konsep keadilan tidak selalu harus berikut:
merata. Kata “mempersamakan” dengan kata “adil”
mempunyai perbedaan yaitu mempersamakan be- 16
Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz III, Kairo: Maktabah Dâr al-Turas,
lum tentu adil, demikian juga “adil” tidak harus se- tth, h. 394
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 69

Al-Qur’an surat al-Nahl (16) ayat 90: sibuk menuntut ilmu sehingga belum bisa bekerja,
Artinyaa; Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) atau punya banyak anak sehingga gajinya tidak cu-
Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi ke- kup. Bisa juga hibah tidak diberikan kepada sebagian
pada kaum kerabat, dan Allah melarang dari per- anak yang durhaka, atau biasa menggunakan uang
buatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia untuk bermaksiat. Demikian pula, boleh memberikan
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat hibah kepada sebagian anak jika anak-anak yang
mengambil pelajaran. lain tidak mempermasalahkan hal itu, karena hibah
ini adalah hak mereka bersama. Jika mereka saling
Dalam keluarga ada orang tua yang sangat me- ridha, tidak masalah. Perlu ada komunikasi yang
nyayangi satu anak laki-laki daripada empat anak baik agar hibah tiadak menimbulkan masalah. Jika
perempuan yang lain, sampai-sampai pada pembe- anak-anak mengetahui kesalahan orang tua dalam
rian harta hibah sangat terlihat sekali perbedaannya hal ini, sebaiknya anak-anak bisa menyelesaikannya
sehingga menimbulkan rasa iri. Semoga Allâh melind- di antara mereka dahulu tanpa melibatkan orang tua.
ungi kita semua dari perkara-perkara yang menimbul- Alangkah baiknya jika yang terzhalimi mengalah dan
kan murka Allah Azza wa Jalla. Tidak bisa dimung- tidak mempermasalahkan pemberian yang lebih un-
kiri bahwa kadang orang tua menyayangi sebagian tuk saudaranya.
anaknya lebih dari sebagian yang lain. Tidak masalah Namun jika hal itu tidak bisa terwujud, dan masing-
jika hal itu hanya sebatas perasaan sayang yang ada masing menuntut persamaan, hendaklah mereka me-
dalam hati, karena menyamaratakan semua anak da- nasehati orang tua dengan lemah lembut. Anak yang
lam kasih sayang hati adalah sesuatu yang sulit, bah- mendapat hibah lebih banyak, hendaknya menolak
kan di luar kuasa manusia.17 pemberian dengan halus. Apa yang dilakukan orang
Menurut sebagian Ulama, keadilan dalam pembe- tua dalam kasus ini adalah ketidakadilan, sehingga
rian hibah saat orang tua masih hidup adalah dengan harus diingkari, tapi dengan cara yang baik. Banyak
membaginya sesuai dengan hukum waris, di mana orang tua yang melakukannya karena buta akan hu-
anak perempuan mendapatkan setengah bagian anak kum agama, maka penjelasan yang baik akan cukup
laki-laki. Sebagian Ulama yang lain berpendapat bah- untuk membuat mereka menyadari kesalahan.18
wa harta yang dihibahkan dibagi rata tanpa membe- Salah satu sikap orang tua yang sangat penting
dakan jenis kelamin. Pendapat yang kedua ini lebih untuk selalu diterapkan adalah selalu berlaku adil se-
kuat, karena didukung hadits an-Nu’man bin Basyir batas kemampampuan kepada anak-anaknya. Hal ini
Radhiyallahu anhu yang akan datang. dikarenakan ketidakadilan sangat beasr pengaruh bu-
Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ruknya terhadap pertumbuhan anak-anak. Anak-anak
mengisyaratkan bahwa keadilan dalam hibah akan diharapkan akan patuh kepada orang tuanya yang se-
membuat anak-anak juga akan adil dalam berbakti. lalu adil dan tidak pilih kasih, dan orang tua lebih mu-
Sebaliknya, ketidakadilan bisa menimbulkan keben- dah mengatur mereka karena mereka semua merasa
cian di antara anak-anak kita atau memicu kebencian diperhatikan dan disayang oleh orang tuanya. Berbe-
kepada orang tua yang membawa kepada durhaka. da dengan sikap tidak adil dan pilih kasih, maka akan
Perlu diketahui bahwa hibah tidak sama dengan menimbulkan kecurigaan pada hati sebagian anak-
nafkah. Jika dalam hibah kepada anak orang tua di- anak terhadap orang tuanya yang selalu memperha-
wajibkan adil, tidak demikian dalam nafkah. Orang tikan salah satu anak kesayangannya dan mengabai-
tua boleh memberikan nafkah sesuai dengan kebutu- kan yang lain. Apalagi sebagai anak manusia, kadang
han masing-masing. Biaya sekolah anak SD tentunya dihinggapi rasa iri dan dengki, sehingga membuat
tidak bisa disamakan dengan kakaknya yang sudah problem rumah tangga dan sedikit kesalahan orang
kuliah. Begitu pula biaya makan, pengobatan, me- tua yang terjadi akan menjadi kesalahan yang besar
nikahkan anak, dan kebutuhan-kebutuhan semisal di mata sang anak yang merasa dirinya tidak diperha-
tidak harus sama rata; karena hal itu termasuk nafkah, tikan oleh orang tuanya, kemudian dampak buruknya
bukan hibah. cepat atau lambat akan dirasakan oleh orang tua itu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sendiri. Di antara dampaknya, anak menjadi sulit dia-
sebagai kezhaliman, dan itu berarti bahwa ketidaka- tur, wibawa orang tua hilang di mata anaknya, dan
dilan seperti ini adalah dosa. Jadi, pada dasarnya hi- pada akhirnya orang tua tidak bisa mendidik dan me-
bah harus diberikan secara sama rata. Namun boleh nyampaikan nasehatnya kepada anaknya, dikarena-
membedakannya untuk alasan tertentu, misalnya ada kan mereka telah curiga dan berburuk sangka kepada
anak yang cacat sehingga tidak bisa bekerja, atau orang tuanya.
Kewajiban berlaku adil dan mempersamakan pem-

17
Anas Burhanudin. https: // almanhaj .or. id/ 4153- berlaku- adil- ke- 18
Anas Burhanudin. Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun
pada-anak.html XVII/1435H/2014.
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 70

berian hibah kepada anak-anak. Diharamkan me- itu diharamkan, kecuali bila ada faktor-faktor yang
lebihkan pemberian dan kebaikan kepada sebagian membolehkannya. Diperbolehkan memperlakukan
dari anak-anak: Tidak dihalalkan bagi seseorang pun lain terhadap sesama anak jika memang ada faktor-
untuk melebihkan sebagian anak-anaknya dalam hal faktor pengecualian yang dibenarkan syara’ misalnya
pemberian di atas anak-anaknya yang lain, karena keadaan cacat yang menjadikan seseorang tidak dap-
yang demikian akan menanamkan permusuhan dan at bekerja mencari mata pencaharian seperti lumpuh,
memutuskan hubungan silaturahim yang diperintah- buta, tidak mampu bekerja, sibuk mencari ilmu dan
kan Allah untuk menyambungnya.19 Imam Ahmad, lain-lain.
Ishak, Ats-Tsauri dan sebagian orang-orang Maliki
berpendapat demikian ini. Mereka berkata: Sesung- Daftar Pustaka
guhnya melebihkan sebagian anak-anak di atas se- Al-Faifi, Sulaiman, Mukhtashar Fiqh Sunnah Sayyid
bagian yang lainnya itu perbuatan yang batil dan Sabiq, terj. Abdul Majid Cs, Solo : PT Aqwam Me-
curang. Maka orang yang melakukan perbuatan itu dia Profetika, 2010.
hendaklah membatalkannya. Amanat, Anisitus, Membagi Warisan Berdasarkan
Pasal – Pasal Hukum Perdata BW., PT. Raja Grafin-
Kesimpulan do Persada. Jakarta, 2001.
Dengan memperhatikan uraian bab pertama sam- Basam, Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Bulughul
pai bab kelima, maka dapat diambil kesimpulan se- Maram, cet. I, terj. Thahirin Suparta Cs.
bagai berikut: Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam di
1. Pelaksanaan hibah yang dilakukan oleh Indonesia, Jakarta, Direktorat Pembinaan Badan
masyarakat di Kelurahan Betungan sudah dilaksana- Peradilan Agama, 2000.
kan dengan baik, dan mengikuti aturan sesuai dengan Djazuli, A, Kaidah-Kaidah Fikih, cet. Ke 2, Jakarta :
ketentuan. Tujuan orang tua menghibahkan harta ke- Kencana, 2007.
pada anaknya agar diusia tua nanti mereka menda- Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Burgerlijk
pat perhatian dari anaknya, apabila orang tua dalam Wetboek voor Indonesie)
keadaan sakit atau dekat dengan kematian telah Malik, Imam, Al-Muwaththa’ Imam Malik, jilid 2, cet.
menghibahkan harta bendanya dengan adil dan mer- I, terj. Muhammad Iqbal Qadir, Jakarta : Pustaka
ata kepada anak-anaknya. Karena dalam Islam tidak Azzam, 2007.
boleh bagi siapapun lebih mengutamakan sebagian Pusat Pengembangan Hukum Islam dan Masyarakat
dari anak-anaknya daripada sebagian yang lain dalam Madani (PPHIMM), Jurnal Mimbar Hukum dan
pemberian, karena tindakan ini dapat menumbuhkan Peradilan Edisi No. 77, 2013
permusuhan dan memutuskan hubungan yang diper- Soekamto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum,
intahkan oleh Allah agar dijalin. Universitas Indonesia, Jakarta 1986.
2. Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak Soemitro, Ronny Hanitjo, Metode Penelitian Hukum,
dalam perspektif hukum perdata pada masyarakat di Ghalia Indonesia, Jakarta : 1992.
Kelurahan Betungan Kota Bengkulu sudah melaksan- Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT. RajaG-
akan hibah sesuai dengan pasal 1667 yang terdapat rafindo Persada, 2007.
dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, suatu Sumardjono, Maria S. W, Pedoman Pembuatan Usu-
persetujuan, dengan mana seorang penghibah meny- lan Penelitian Sebuah Panduan Dasar, Gramedia
erahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dap- Pustaka Umum, Jakarta : 1997.
at menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang Syafi’i, Imam, Ringkasan Kitab Al Umm Jilid 3-6, Cet.
yang menerima penyerahan barang itu. Undang- Ke-3, terj. Muhammad Yasir Adbul Muthalib,
undang hanya mengakui penghibahan-penghibahan Wahyuni, Endang Sri, Pembatalan Hibah Tanah Oleh
antara orangorang yang masih hidup. (KUHPerd. Pemberi Hibah (Studi Kasus Putusan Pengadilan
170, 172 dst., 179, 913, 1314, 1675, 1683, 1688.) Negeri No. 95/Pdt.G/2004/PNSMG), artikel diakses
3. Pelaksanaan hibah orang tua kepada anak oleh Esri Wahyuni pada 2009 dari http://eprints.
dalam perspektif hukum Islam pada masyarakat di Ke- undip.ac.id/17400/1/ENDANG_SRI_WAHYUNI.
lurahan Betungan Kota Bengkulu, Pelaksanaan hibah pdf
yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Betun- Pangesti, Tyas, Pembatalan Hibah dan Akibat Huku-
gan sudah dilaksanakan dengan baik, dan mengikuti mnya (Studi Kasus Perkara Nomor 20/Pdt.G/1996/
aturan sesuai dengan ketentuan. Bersikap adil dan PN.Pt), artikel diakses olehT Pangesti pada 2009
mempersamakan pemberian kepada anak-anak ada- dari http://eprints.undip.ac.id/17564/1/TYAS_
lah wajib hukumnya. Melakukan tafdhil (melebihkan) PANGESTI.pdf
Anas Burhanudin. Disalin dari majalah As-Sunnah
19
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, tth, Juz
Edisi 11/Tahun XVII/1435H/2014. Diterbitkan
III, h.. 318.
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 71

Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ten-
Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo tang Perkawinan dan Pasal 99 huruf a intruksi Pres-
57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]. iden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Perkawinan
https://almanhaj.or.id/4153-berlaku-adil-kepada- Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Material dalam
anak.html Praktek Peradilan Agama, (Medan: Pustaka Bang-
Hamka, Lembaga Hidup, (Jakarta: PT. Pustaka Pan- sa Press, 2003)
jimas, 1983) Pasal 171 huruf h Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Pembinaan dan Perkembangan Bahasa, (Jakarta: Pasal 209 ayat (2) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
Balai Pustaka, 1998) 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Ka- Iman Jauhari, Hak-Hak Anak dalam Hukum Islam,
mus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pus- (Jakarta: Pustaka Bangsa, 2003), hlm. 87.
taka, 2002) Iman Jauhari, Advokasi Hak-Hak Anak ditinjau dari
Iman Jauhari, Advokasi Hak-Hak Anak Ditinjau dari Hukum Islam dan Peraturan Perundang-Undan-
Hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan, gang.
(Medan: Pusataka Bangsa, 2008 Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ten-
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Band- tang Perkawinan dan Pasal 100 Instruksi Presiden
ung: Mizan, 2000) Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Maktabah Islam.
al-Dakwah al-Islamiyah Shabab al-Azhar, Cairo, Imam Muslim, Shahih Muslim, terjemah Ma’mur daud,
1990) Hadits Nomor 1829, Jilid IV,
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: pesan, kesan (Jakarta: Wijaya1993), h. 33 dan Imam Bukhari, Sha-
dan keserasian al-Qur’an, Jilid XV, hih Bhukari, hadist Nomor 1241, Terjemahan Zai-
(Lentera Hati, 2004) nuddin Hammidi Bukhari, et al, Jilid III, (Jakarta:
Hamka juzu’ XXI-XXII, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pus- Wijaya, 1981)
taka Panji Mas, 1988) Iman Jauhari, Advokasi Hak-Hak Anak ditinjau dari
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ten- Hukum Islam dan Peraturan Perundang-Undan-
tang Perkawinan dan juga Pasal 99 huruf a Instruksi gang,… h. 50
Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam
YUVITA: Hibah Orang Tua Kepada Anak Menurut Perspektif Hukum Perdata 72

Anda mungkin juga menyukai