Anda di halaman 1dari 33

Peranan Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam Penyebaran Agama Islam di Gresik

Karya tulis ini:


Disusun sebagai prasyarat mengikuti Ujian Madrasah dan salah satu syarat Kelulusan Pada
Madrasah Aliyah Salafiyah Bantarsari Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun oleh:
1. Rizal Adi Mufista
2. Nurul Huda Putri
3. Mambangul Hikmah
4. Rosana Mawadah
5. Ahmad Bahaudin
6. Ayu Sofiyatul Kirom
7. Wisnu Azki Sabiqul Khaq
8. Efi Imroatul Baroroh
9. Devi Nurhanifah
10. Khofifatuzzahroh
11. Ni’matul Mabruroh

MADRASAH ALIYAH SALAFIYAH BANTARSARI


KECAMATAN BANTARSARI KABUPATEN CILACAP
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
PENGESAHAN

Karya tulis ini disusun sebagai prasyarat mengikuti Ujian Madrasah dan salah satu syarat
pada Madrasah Aliyah Salafiyah Bantarsari Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Tahun Pelajaran 2021/2022

Yang disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :
Tempat : MA Salafiyah Bantarsari

Menyetujui
Guru pembimbing Penguji 1 Penguji 2

ABDUL MUIZ ……………… ………………

Mengesahkan,
Kepala Madrasah

KAMALUDIN,S.Pd.I

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:

1. Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Bantarsari, Bapak Kamaludin,S.Pd.I yang telah


memberikan izin kepada penulis untuk pembuatan karya tulis ini.
2. Bapak Abdul Muiz yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan
ini.
3. Bapak dan Ibu Guru MA Salafiyah Bantarsari.
4. Keluarga besar MA Salafiyah Bantarsari yang telah memberikan dukungan sehingga
penulis bersemangat menyelesaikan karya tulis ini.
5. Kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya.
MOTTO

 Jika kau tau suka sesuatu, ubahlah. Jika tak bisa, maka ubahlah cara pandangmu
tentangnya.
 Kegagalan menjadi bukti bahwa kita sudah berani.
 Percayalah bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang lebih indah.
 Setiap kesulitan selalu ada kemudahan.
 Lebih baik diam daripada berkata salah.
 Berbuat baiklah tanpa perlu alasan.
 Tanamkan rasa ikhlas pada diri sendiri.
 Hadapilah masa depan dengan penuh pengharapan.
 Jadikan masa lalu sebagai sebuah pembelajaran hidup
 Usahamu tidak akan menghianatimu.
 Kesulitan adalah pintu dari kesuksesan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan inayah-Nya
sehingga karya tulis yang berjudul “Peranan Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam
Penyebaran Agama Islam di Gresik” ini dapat terselesaikan dengan baik.. Sholawat serta
salam senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang kita harapkan
syafa’atnya besok di yaumul qiyamah. Amin.

Dalam penulisan karya tulis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Kamaludin, S.Pd.I selaku kepala sekolah MA Salafiyah.
2. Bapak Abdul Muiz selaku guru pembimbing.
3. Seluruh Dewan Guru Serta Staf MA Salafiyah Bantarsari.
4. Semua pihak yang telah ikut terlibat dalam pembuatan karya tulis ini.

Namun demikian, penulis menyadari penyusunan karya tulis ini masih banyak
kekurangan dan khilafan. Untuk itu penulis sangat mengharpkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan karya tulis ini. Dan semoga karya tulis ini bisa
berguna dan bermanfaat serta menjadi inspirasi bagi kita semua. Amin.

Hormat kami,

Penulis

DAFTAR ISI
PENGESAHAN..........................................................................................................................i

PERSEMBAHAN......................................................................................................................ii

MOTTO....................................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................................v

BAB 1.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2

1.4. Metode Pengumpulan Data......................................................................................2

1.5. Sistematika Penulisan...............................................................................................2

BAB 2.........................................................................................................................................4

LANDASAN TEORI.................................................................................................................4

2.1. Pengertian Wali.........................................................................................................4

2.2. Sejarah Wali Songo...................................................................................................4

BAB 3.........................................................................................................................................8

PEMBAHASAN........................................................................................................................8

3.1. Peranan Syekh Maulana Malik Ibrahim................................................................8

3.2. Yang Dilakukan Syekh Maulana Malik Ibrahim...................................................9

3.3. Pengaruh Penyebaran Agama Islam.......................................................................9

BAB 4.......................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

4.1. Kesimpulan..............................................................................................................12
4.2. Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................................14

BIODATA PENULIS..............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin
Ali. Ia disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang
Makhdum Ibrahim As-Samarqandi. Ia diperkirakan lahir di Samarkand,
Asia Tengah pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi
Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang
Jawa terhadap As-Samarqandi. Dalam cerita rakyat, ada yang
memanggilnya Kakek Bantal.
Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama
yang mendakwahkan/menyebarkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-
cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu
golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.
Maulana Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah
dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondok tempat
belajar agama di Leran, Gresik.
Maulana Malik Ibrahim berdakwah dengan cara damai, tidak
melalui jalan kekerasan. Maka, akan lebih mudah masyarakat untuk
menerimanya. Hal ini menjadikan perjuangan Maulana Malik Ibrahim
membuahkan hasil. Banyak masyarakat yang masuk islam secara suka
rela khususnya di Gresik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah peran Maulana Malik Ibrahim dalam penyebaran agama


islam di Gresik?
1.2.2. Apasaja yang dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim dalam
menyebarkan agama islam di Gresik?
1.2.3. Bagaimana pengaruh penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh
Maulana Malik Ibrahim di Gresik?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan merupakan salah satu hal pokok yang menjadi tolak ukur
untuk keberhasilan suatu penulisan. Adapun tujuan kami membuat karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui peran Maulana Malik Ibrahim dalam
penyebaran agama Islam di Gresik.
1.3.2 Untuk mengetahui apasaja yang dilakukan oleh Maulana Malik
Ibrahim dalam menyebarkan agama Islam di Gresik.
1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh penyebaran agama Islam yang
dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim di Gresik.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpula data, kami menggunakan metode literasi karna


kondisi yang kurang stabil. Berikut ini metode yang kami gunakan:

1.4.1 Studi Pustaka (pengambilan data-data melalui buku-buku yang


relevan atau sesuai demgan permasalahan yang sedang kami bahas)
1.4.2 Internet

1.5 Sistematika Penulisan

PENGESAHAN
PERSEMBAHAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Metode Pengumpulan Data
1.5. Sistematika Penulisan
BAB 2
LANDASAN TEORI4
2.1. Pengertian Wali
2.2. Sejarah Wali Songo
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Peranan Syekh Maulana Malik Ibrahim
3.2. Yang Dilakukan Syekh Maulana Malik Ibrahim
3.3. Pengaruh Penyebaran Agama Islam
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
BAB II
LANDASAN TEORI

1.
2.1. Pengertian Wali

Ada beberapa pendapat mengenai arti walisanga. Pertama adalah wali


yang sembilan, yang menamakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga
dalam bahasa jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo (sanga)
berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat
lainnya menyebut kata tsana berasal dari bahasa jawa yang berarti tempat.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa walisanga adalah sebuah majlis
dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 M
(808 H).

Dari nama walisongo tersebut pada umumnya terdapat sembilan nama


yang dikenal sebagai anggota walisanga yang paling terkenal, yaitu:

1. Sunan Gresik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Drajat
5. Sunan Kudus
6. Sunan Giri
7. Sunan Kalijaga
8. Sunan Muria
9. Sunan Gunung Jati

1.
2.2. Sejarah Wali Songo

Berikut sejarah singkat mengenai perjalanan para sunan dalam


menyebarkan agama islam.

2.2.1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)


Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi
Muhammad SAW., beliau disebut juga Sunan Gresik, atau Sunan
Tandhes, atau Mursyid Akbar Thoriqot Walisanga. Beliau lahir di
Samarkand pada abad ke-14. Maulana Malik Ibrahim umumnya
dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan islam di Jawa.
Beliau mengarjakan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak
merangkul rakyat, yaitu golongan mayarakat Jawa yang tersisihkan
akhir kekuasaan Majapahit. Beliau membangun pondokan tempat
belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419 M, Malik Ibrahim
wafat makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

2.2.2. Sunan Ampel

Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau adalah


cucu Raja Cempa, ayahnya bernama “Ibrahim Asmarakandi”. Raden
Rahmat adalah menatu Raja Majapahit dan termasuk salah satu
pangeran Majapahit.

Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para


walinya. Beliau menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai
Ageng Manila. Pernikahannya dengan Dewi Condrowati dikaruniai
anak Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Sunan Drajat, Sunan Sedayu, Siti
Muthmainah, dan Siti Hafsah.

Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M, dan dimakamkan di


sebelah barat Masjid Sunan Ampel.

2.2.3. Sunan Bonang

Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim.


Beliau putra Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan ibunya bernama Dewi
Condrowati.

Sunan Bonang terkenal sebagai ahli ilmu kalam atau tauhid.


Beliau menciptakan gending dan tembang yang disukai oleh rakyat.
Beliau juga banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik
penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Beliau dikatakan
penggubah Suluk Wijil dan tembang Tombu Ati, yang masih sering
dinyanyikan orang sampai saat ini. Beliau wafat pada tahun 1525 M.

2.2.4. Sunan Drajat

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Kosim, beliau adalah


putra dari Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati.

Raden Kosim di tugaskan oleh Sunan Ampel untuk berdakwah


di sebelah barat Surabaya, beliau menekankan kedermawanan, kerja
keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Sunan Drajat wafat
pada tahun 1522 M.

2.2.5. Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman


Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil, dan ayahnya merupakan
pemimpin pasukan Demak Bintoro. Nama ali Sunan Kudus adalah
Ja’far sodik.

Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar


dalam pemerintahan kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang,
penasehat, Sultan Demak, Mursyid Thoriqoh dan hakim peradilan
negara. Beliau juga disebut Waliyul’ilmi karena menguasai berbagai
ilmu pengetahuan agama islam di Kudus dan sekitarnya. Beliau adalah
ulama besar yang ahli dalam bidang Tauhid, Ushul Hadist, Sastra Matik
(logika). Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M.

2.2.6. Sunan Giri

Sunan Giri adalah putra Maulana Ishak dengan Dewi Sekardadu


putri Menak Sembayu (penguasa Blambangan). Sunan Giri pada waktu
kecil dibuang ke Samudera Pasai sampai ke Selat Bali dan ditemukan
oleh janda kaya yang bernama Nyi Ageng Pinatih, yang kemudian
diangkat menjadi anak angkat dan diberi nama Jaka Samudera. Sunan
Giri diperintahkan oleh ibu angkatnya untuk menuntut ilmu di
Pesantren Sunan Ampel, dan beliau diganti nama menjadi Raden Paku.
Beberapa karya seni Sunan Giri, diantaranya permainan tradisional
anak-anak seperti Jelungan, Cublak Suweng dan beberapa Gending
Asmarandhana dan Pucung. Sunan Giri menyebarkan agama islam ke
wilayah Lombok dan Bima.

2.2.7. Sunan Kalijaga

Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Said. Beliau putra
dari Tumenggung Arya Wilatika, Adipati Tuban. Beliau lahir tahun
1450 M. Sunan Kalijaga merupakan murid Sunan Bonang, lalu menikah
dengan putri Maulana Ishak. Sunan Kalijaga menjadi mubaligh keliling
dan tidak mempunyai pusat dakwah yang tetap. Sunan Kalijaga
menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana dakwah, antara
lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Dengan cara dakwah
yang unik ini, brliau dapat mengubah kebiasaan (kepercayaan animisme
dan dinamisme) meskipun memakan waktu yang cukup lama.

2.2.8. Sunan Muria

Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Beliau adalah
putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan Muria dikenal
sebagai sunan yang memperhatikan kesenian dan tembangan sebagai
media dakwah yang merangkul rakyat. Percipta gending sinom dan
kinanthi sebagaimana agungnya Sunan Muria dalam berdakwah
menggunakan cara yang halus dan bijaksana. Daerah dakwahnya sekitar
Gunung Muria Pantai Utara daerah Jepara, Tayapati Juahira dan Kudus.

2.2.9. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatulloh adalah putra Syarif


Abdullah Umda Tudin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husein
Jamaludin Akbar. Dari pihak ibu beliau masih keturunan keraton
Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga
Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat
dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi
kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanudin, juga
berhasil megembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di
Banten, sehingga kemudian menjadi cikal bakal berdirinya kesultanan
Banten, beliau meniggal pada tahun 1570 M, di makamkan di Pasir Jati.
Bukit Gunung Sembung..
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam penyebaran agama Islam

Maulana Malik Ibrahim, dikenal sebagai syekh Maghribi atau sunan


Gresik. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau berjasa kepada
masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan Islam di tanah
Jawa. Sehingga berkat usaha dan jasanya, penduduk pulau Jawa yang kebanyakan
masih beragama Hindu dan Buddha di kala itu mulai banyak yang memeluk
Islam.

Berikut beberapa peran yang dilakukan sunan Gresik dalam menyebarkan agama
Islam.

3.1.1 Mempelajari adat-istiadat

Pertama-tama yang dilakukan ialah mendekati masyarakat melalui


pergaulan. Budi bahasa ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya
di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam
agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya
memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama
Islam. Berkat keramah tamahannya, banyak masyarakat yang
tertarik masuk ke dalam agama Islam.

Awalnya, siapa saja yang datang ke tempat baru, akan merasakan


kesulitan untuk menyampaikan sesuatu yang diinginkan. Hal ini
terjadi lantaran adanya kekhawatiran akan salah tingkah ataupun
sesuatu yang dilakukan tidak sesuai dengan adat istiadat
masyarakat di wilayah yang baru di tempati. Demikian pula hal
yang terjadi pada sunan Gresik, karena beliau bukan merupakan
orang Jawa, tentu harus mengadakan adaptasi terlebih dahulu
dengan masyarakat setempat sebelum mengawali dakwahnya.
Sebab beliau paham betul bahwa setiap negara memiliki aturan
tersendiri dengan negara lain. Bahkan, setiap desa di suatu negara
memiliki adat istiadat yang berbeda dengan desa yang lain. Untuk
itu, sunan Gresik mempelajari bahasa Jawa, mengenali adat istiadat
tempat beliau tinggal, serta mempelajari kehidupan masyarakat,
baik dari segi mata pencahariannya, pandangan hidupnya, dan
sebagainya. Dengan harapan bahwa hal tersebut akan membuatnya
lebih berhati-hati dan tidak terjerumus dalam kesalahan yang dapat
membuat masyarakat membencinya.

3.1.2 Hidup dengan Sederhana

Hidup sederhana menandakan bahwa orang itu tidak tergantung


terhadap materi. Orang yang mampu melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap materi akan mencapai kebahagiaan sejati.
Sebab, selama manusia masih tergantung pada materi, hidungnya
tidak akan pernah puas. Selain itu, dengan hidup sederhana,
seseorang dapat membuka pergaulan seluas-luasnya. Sebaliknya
hidup yang terbelenggu dalam kemewahan identik dengan
kehidupan para elit sehingga masyarakat kelas bawah enggan
untuk bergaul dengan para elit. Sunan Gresik sebagai ulama yang
akan menjadi panutan seluruh elemen masyarakat tentu bukan
kebetulan memilih hidup sederhana. Beliau mengetahui bahwa
dengan hidup sederhana dapat membangun relasi dengan siapa saja
baik di tingkat elit maupun tingkat bawah. Masyarakat menjadi
tidak segan untuk bergaul dengan beliau, karena masyarakat
memiliki pandangan bahwa beliau adalah sederajat dengannya
dalam ranah sosial.

3.1.3 Menjadi Seorang Pendakwah

Sunan Gresik berperan sebagai pendakwah dengan cara mengajak


dan mendorong orang lain untuk mengikuti dan mengamalkan
ajaran Islam. Karena perannya sebagai pendakwah, oleh karena itu
sunan Gresik beraktivitas menyiarkan, dan mengajak orang lain
untuk beriman, berdoa atau untuk berkehidupan Islam.
3.1.4 Menjadi Tabib

Maulana Malik Ibrahim adalah seorang yang piawai dalam


menangani masalah kesehatan. Dengan racikan obat yang dibuat
beliau, hampir seluruh orang yang berobat mendapatkan
kesembuhan. dalam menjalankan praktik pengobatan, beliau tidak
memungut biaya. Oleh karena keikhlasan pelayanan inilah yang
semakin menempatkan posisi Sunan Gresik menjadi orang yang
disegani dan terkenal dalam masyarakat. Beliau semakin kuat
seiring dengan keberhasilan dalam mengobati berbagai penyakit
dan menjadikan sunan Gresik sebagai sandaran hidup masyarakat.

3.2 Yang dilakukan Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam Menyebarkan Islam

Sesampainya di tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim mulai hidup di


tengah-tengah masyarakat dan mulai menyimak situasi medan dakwahnya.
Setelah dapat menyimpulkan langkah yang tepat untuk menyiarkan Islam, maka
beberapa metode yang dipraktekkan antara lain sebagai berikut:

3.2.1 Perdagangan

Setelah memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang


dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang
di tempat pelabuhan terbuka yang sekarang dinamakan desa
Roomo, Manyar. Di wilayah yang baru ditempati, mula-mula
Sunan Gresik membuka warung untuk berjualan makanan dan
barang yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Berjualan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh Sunan


Gresik dalam misi dakwahnya. Sebagai pendatang, tentu tidak
mudah bagi beliau untuk langsung menjalankan misi dakwah. Oleh
karena itu, diperlukan keakraban terlebih dahulu dengan
masyarakat setempat. Bagi Sunan Gresik, berjualan merupakan
cara yang cukup efektif dalam upaya mengakrabkan diri dengan
masyarakat setempat. Dari berjualan, Sunan Gresik dapat
membangun relasi yang baik dengan masyarakat serta dapat
mempelajari segala hal pada masyarakat yang menjadi
konsumennya, yakni mulai dari nama orang-orang, keluarganya,
kondisi kehidupannya termasuk situasi sosial ekonominya,
wataknya, bahkan kalau perlu hal-hal yang bersifat pribadi juga
beliau coba ketahui. Perlu dipahami bahwa motif dalam pendirian
warung tersebut bukanlah untuk mencari keuntungan tetapi sebagai
sarana dalam menyiarkan agama Islam sehingga apapun yang
beliau perdagangkan, dijual dengan harga yang murah. Hal inilah
yang menimbulkan ketertarikan masyarakat setempat.

3.2.2 Membuka Lahan Pertanian

Sunan Gresik adalah orang yang ahli dalam pertanian. Beliau


mampu memanfaatkan tanah di Jawa yang subur untuk menanam
tanaman kebutuhan sehari-hari, seperti padi, umbi-umbian, dan
sebagainya. Bahkan beliau merupakan orang pertama yang
memiliki gagasan untuk mengalirkan air dari gunung untuk
menunjang irigasi lahan pertanian penduduk. Kehadiran Sunan
Gresik di tanah Jawa benar-benar menjadi semakin meningkat
sehingga banyak orang yang menaruh perhatian dan ingin belajar
kepada beliau.

3.2.3 Menghapus Perbedaan Kelas (Kasta)

Dalam kehidupan masyarakat di wilayah Sunan Gresik tinggal,


terdapat kepercayaan masyarakat terhadap perbedaan kelas sosial.
Ada masyarakat yang diposisikan kelas sosialnya sebagai
masyarakat rendah, tengah, dan tinggi. Masyarakat rendah
memiliki nasib yang malang karena tidak dapat menikmati hak-hak
asasi manusia. Mereka dianggap tidak berguna oleh masyarakat
pada kelas yang lebih tinggi lantaran kelas sosialnya yang rendah.
Umumnya, masyarakat yang menempati kelas sosial rendah adalah
para budak dan petani. Sebagai orang Islam, tentu Sunan Gresik
tidak setuju dengan situasi tersebut. Di dalam agama Islam, tidak
ada perbedaan kelas, yang membedakan seseorang dengan orang
lain adalah dalam hal ketakwaannya. Oleh karena itu, Sunan
Gresik orang yang memiliki kelas sosial tinggi karena beliau
tergolong kaya dan menantu raja, tetapi memposisikan diri sebagai
orang yang sederajat dengan siapapun termasuk dengan masyarakat
yang dianggap memiliki kelas sosial yang rendah. Kemudian,
beliau mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat bahwa dalam
Islam derajat setiap manusia adalah sama dan selanjutnya banyak
orang yang tertarik untuk masuk Islam. Dalam hal ini Sunan
Gresik telah membantu masyarakat kelas tinggi keluar dari
kezaliman karena merendahkan masyarakat pada kelas sosial yang
lebih rendah dan mengangkat derajat masyarakat yang dianggap
pada kelas sosial rendah pada posisi yang sama dalam status
hubungan sosial.

3.2.4 Membangun Masjid dan Pesantren

Setelah para pengikut Islam semakin banyak. Sunan Gresik


mendirikan sebuah masjid sebagai tempat ibadah, sarana
berdakwah, dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.
Pada waktu itu, masyarakat Jawa sudah terbiasa menetap di tempat
gurunya yang mengajarkan ilmu. Ada tempat-tempat khusus yang
disediakan oleh para guru untuk menampung para murid yang
ingin belajar kepadanya.

Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader-kader untuk


melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam. Maulana
Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan
tempat mendidik pemuka agama Islam. Hingga saat ini makamnya
masih diziarahi orang-orang yang menghargai usaha menyebarkan
agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat legi,
masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual
ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 rabi’ul
awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara
haul biasa dilakukan khataman Al Quran, dan dihidangkan
makanan khas bubur.

3.3 Pengaruh Penyebaran Agama Islam oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim

Penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Gresik sangat berpengaruh


terhadap masyarakat sekitar. Tutur bahasa yang ramah tamah selalu
diperhatikannya, sehingga menjadikan beliau disegani oleh masyarakat. Sunan
Gresik juga mengajari masyarakat cara bertani, dan beliau mencetuskan ide
gagasan mengalirkan air dari gunung untuk menunjang irigasi lahan pertanian
penduduk. Sunan Gresik membuka warung untuk berdagang barang kebutuhan
pokok sehari-hari sehingga memudahkan masyarakat setempat untuk
mendapatkannya. Oleh karena itu, Sunan Gresik menjadi sangat disegani dan
beliau menjadi lebih mudah dalam menyampaikan agama Islam pada masyarakat
setempat. Perjuangan beliau dalam penyebaran agama Islam membuahkan hasil
yang tak sia-sia bukan hanya masyarakat kecil tetapi juga para elit yang tertarik
untuk memeluk Islam. Dan perjuangan beliau yang dapat melahirkan kader-kader
baru para pendakwah Islam di Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu dari anggota


walisongo yang berjasa dalam penyebaran agama islam di pulau Jawa,
khusunya di tanah Gresik. Adapun yang pertama-tama beliau lakukan
yaitu mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi Bahasa yang ramah
tamah senantiasa diperlihatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
beliau juga menerapkan hidup sederhana agar beliau bisa lebih dekat
dengan masyarakat kelas bawah.

Setelah beliau berhasil memikat hati masyarakat setempat, beliau


kemudian membuka warung untuk lebih mendekatkan dirinya dengan
masyarakat. Dalam penyebarannya beliau tidak hanya melalui
perdagangan. Tetapi, beliau juga membuka lahan pertanian, menghapus
sistem kasta, dan membangun pesantren.

Sehingga perjuangan beliau dalam penyebaran Agama Islam dapat


membuahkan hasil yang tidak sia-sia bukan hanya masyarakat kecil tapi
juga masyarakat kecil yang tertarik untuk masuk Islam.

4.2 Saran

Sehubungan dengan selesainya pengerjaan karya tulis ini,semoga


bisa menambah pengetahuan pembaca tentang para wali yang sangat
berjasa dalam menyebarkan agama islam di Pulau Jawa.

Penulis berharap kepada para pembaca agar dapat menghargai


perjuangan para wali, dan semoga kita bisa meneladani sifat-sifat terpuji
yang telah dicontohkan oleh para wali.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. 2021. Tirto.id. Diakses pada 27 Agustus 2021


https://tirto.id/sejarah-profil-sunan-gresik-wali-penyebar-islam-pertama-di-jawa-
gbdQ
Ifam, A. 2020. Portaljember. Diakses pada 4 September 2021
https://portaljember.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-16730935/sejarah-singkat-
asal-mula-sembilan-nama-walisongo
Imam, W. 2015. detikNews. Diakses pada 9 September 2021
https://docplayer.info/42539563-Peranan-syekh-maulana-malik-ibrahim-dalam-
penyebaran-agama-islam-di-gresik-tahun-skripsi.html
LAMPIRAN
BIODATA

Nama : Rizal Adi Mufissta


TTL : Cilacap, 26 Juli 2004
Alamat : Sitinggil RT 03 RW 03 Rawajaya,
Bantarsari
Pesan : Belajarlah menghargai orang lain

Nama : Nurul Huda Putri


TTL : Depok, 26 Maret 2004
Alamat : Karangreja RT 05 RW 03 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan : Kegagalan menjadi bukti bahwa kita
sudah berani

Nama : Mambangul Hikmah


TTL : Cilacap, 13 Oktober 2003
Alamat : Medeng RT 04 RW 01 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan : Tetap semangat
Nama : Rosana Mawadah
TTL : Cilacap, 21 September 2003
Alamat : Sidasari RT 05 RW 11 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan :

Nama : Ahmad Bahaudin


TTL : Cilacap,
Alamat :
Pesan :

Nama : Ayu Sofiatul Kirom


TTL : Cilacap, 14 Maret 2004
Alamat : Medeng, RT 05 RW 01 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan :
Nama : Wisnu Azqi Sabiqul Haq
TTL : Cilacap,
Alamat :
Pesan :

Nama : Efi Imroatul Baroroh


TTL : Cilacap, 20 Mei 2003
Alamat : Sidadadi RT 02 RW 06 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan :

Nama : Devi Nurhanifah


TTL : Cilacap, 08 Agustus 2004
Alamat : Karangreja RT 04 RW 04 Bulaksari,
Bantarsari
Pesan :
Nama : Khofifatuzzahroh
TTL : Banyuasin, 08 Oktober 2003
Alamat : Sukadamai RT 04 RW 01 Tanjung Lago,
Banyuasin, Sumatera Selatan
Pesan :

Nama : Ni’matul Mabruroh


TTL : Ciamis, 05 Agustus 2005
Alamat :
Pesan :

Anda mungkin juga menyukai