Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Dosen pengampuh: Dr. Darmawati, M. Pd.

Oleh:
1. Syamsuddin. S
2. Jusriani

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AJARAN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA

sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami

juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang

telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai

Sistem Filsafat”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya

para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin

dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 4
A. Latar belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan pembahasan.............................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
1. Pengertian pancasila dan filsafat.......................................................... 6
2. Objek kajian filsafat pancasila.............................................................. 9
3. Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis, Epistemologis,
Aksikologis............................................................................................ 10
4. Hakikat pancasila................................................................................ 13
BAB III. PENUTUP...............................................................................,.............. 15
A. Kesimpulan......................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................... ....................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana
tercantumdalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, set iap warga
Negara Indonesia wajibuntuk mempelajari, menghayati, mendalami dan
menerapkan nilai-nilai pancasila dalamsetiap bidang kehidupan.Dalam kehidupan
bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalahfalsafah hidup
atau pandangan yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai
pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena
itu,nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.

Dengan mendasarnya ni dalam menjiwai dan memberikan indent itas,


maka pengakuan atas kedudukan pancasila sebagai falsafah adalah
wajar.P a n c a s i l a s e b a g a i a j a r a n f a l s a f a h , p a n c a s i l a
m e n c e r m i n k a n n i l a i - n i l a i d a n pandangan mendasar dan hakiki rakyat
Indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang
Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaiasas fundamental dalam
kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas fundamental
dalam kesemestaan itu mencerminkan ident itas atau kepribadian
bangsaIndonesia yang religious.

Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila


sebagaikenyataan yang obyekt if, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada
pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan
orang. Kenyataan obyekrif yang adadan terletak pada pancasila, sehingga pancasila
sebagai suatu system filsafat bersifat khasdan berbeda dalam system-sistem filsafat
yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagaif i l s a f a t s e c a r a o b ye k t i f . D a n
u nt u k m e n d a p a t k a n m a k na ya n g l e b i h m e n d a l a m d a n mendasar, kita
perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara menyelRumuMasala

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pancasila dan Filsafat ?

2.Apa saja objek dari filsafat Pancasila?

3.Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar Ontologis, Epistemologis,


Aksikologis

4.Apa hakekat dari Pancasila

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila dan FilsFilsafat

2. Untuk mengetahui objek dari filsafat Pancasila

3. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui pendekatan dasar


Ontologis, Epistemologis, serta Aksikologis.

4. Untuk mengetahui hakekat dari Pancasila.

5
BAB ll

PEMBAHASAN

1.Pengertian pancasila dan filsafat

Filsafat pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara


dan pandangan hidup bernegara.

Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan
manusia. Istilah 'filsafat' secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab)
dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia (philosophia).
Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari
pengertian nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia.Dari unsur-unsur
kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara keseluruhan
menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
Melalui penjelasan tersebut bisa disimpulkan, Pancasila sebagai suatu produk
filsafat yang digunakan sebagai suatu pandangan hidup.
Filsafat Pancasila juga memiliki fungsi dan peran sebagai pedoman dan pegangan
sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang filsafat Pancasila, bisa
membaca pengertian para ahli maupun fungsinya.

 Pengertian filsafat pancasila menurut para ahli


1. IR. Soekarno
Menurut Soekarno, filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia
yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
(Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam).
2. Soeharto

6
Filsafat Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang
lahir dari Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan
interpretasi dalam budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang
terlahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan
bangsa Indonesia.
4. Notonagoro
Notonagoro mengatakan bahwa filsafat Pancasila memberikan
pengetahuan dan pengertian ilmiah mengenai hakikat Pancasila.
Menurutnya, secara ontologi, kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila yang terkandung di
dalam Pancasila.pancasil

 Fungsi filsafat pancasila


1. sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan
istilah Volkgeish, yang berarti 'jiwa bangsa' atau 'jiwa rakyat'. Bagi bangsa
Indonesia, Pancasila adalah jiwa yang telah memainkan peranan penting
dalam kehidupan.
2. Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Filsafat Pancasila berfungsi sebagai kepribadian dan ciri khas bangsa
Indonesia serta menjadi ciri pembeda di antara bangsa lain di dunia.
3. Sebagai Sumber dari Semua Sumber Hukum
Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil
berdasarkan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini, fungsi filsafat Pancasila
merupakan sumber dari seluruh sumber daya hukum di Indonesia.
Masing-masing dari sila yang terkandung dalam Pancasila berfungsi sebagai
nilai dasar, sedangkan hukum adalah nilai instrumental atau keterangan
tentang sila Pancassila.
4. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

7
Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup dari Indonesia.
Dengan kata lain, Pancasila merupakan pedoman dan instruksi dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Menjadi Falsafah Hidup Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan
pandangan bahwa Pancasila mengandung nilai kepribadian yang paling
tepat dan sesuai dengan bangsa Indonesia.
Pancasila juga dianggap sebagai nilai yang paling bijaksana, paling adil, dan
paling tepat untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia.
6. Sebagai Dasar Negara
Filsafat Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan
atau penyelenggaraan negara. Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan
bangsa Indonesia, baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun aspek negara
lainnya, harus didasarkan pada Pancasila.
7. Memberi Hakikat Kehidupan Bernegara
Filsafat Pancasila memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan
mendasar atau sangat mendasar, seperti sifat kehidupan negara. Dengan
filsafat Pancasila, kita dapat mengetahui sifat kehidupan pedesaan dan
semua aspek yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial dan
kelangsungan hidup negara.
8.Memberi Substansi tentang Hakikat Negara, Ide Negara ,dan Tujuan
Bernegara
Dengan filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting
tentang sifat negara, gagasan negara, dan tujuan negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan adanya substansi yang memiliki kebenaran universal bagi
bangsa Indonesia selama berabad-apancasila

9. Menjadi Perangkat Ilmu Kenegaraan


Fungsi filsafat Pancasila yang terakhir ialah sebagai perangkat ilmu
pengetahuan yang berbeda, khususnya ilmu pengetahuan yang berkaitan

8
dengan kehidupan negara. Hal ini dapat tercermin dalam berbagai contoh
Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah.

 Tujuan filsafat pancasila


1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang
Maha kuasa.
2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun
ekonomi.
3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat
berada dalam kaitannya HAM dengan Pancasila sebagai dasar negara kita.
4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5. Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

2. Objek kajian filsafat pancasila

Filsafat sebagai kegiatan pikir murni manusia (reflective thinking)


menyelidiki objek yang tidak terbatas. Ditinjau dari sudut isi atau substansi
dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Objek material ialah menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas dengan
tujuan memahami hakikat ada (realitas dan wujud). Objek material
filsafat kesemestaan, keuniversalan, dan keumuman bukan partikular
secara mendasar atau sedalam-dalamnya.
b. Objek formal ialah metodologi, sudut, atau cara pandang khas filsafat,
pendekatan dan metode untuk meneliti atau mengkaji hakikat yang ada
dan mungkin ada —baik yang konkret fisik dan bukan fisik; abstrak dan
spiritual; maupun abstrak logis, konsepsional, rohaniah, nilai-nilai
agama, dan metafisika, bahkan mengenai Tuhan pencipta dan penguasa
alam semesta.
Perkembangan selanjutnya adalah filsafat sebagai hasil upaya pemikiran
dan renungan (contemplation) para ahli pikir (filsuf). Ada juga yang

9
merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik berupa pandangan hidup
(filsafat hidup) maupun sebagai cita-cita hidup atau ideologi. Misalnya,
paham-paham individualisme, kapitalisme, sosialisme, ideologi komunisme,
ideologi zionisme, ideologi pan-Islamisme, ideologi nasionalisme, dan
sebagainya.

3. Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis, epistemologis, aksikologis


 Ontologis
Ontologi menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
tentang ada atau keberadaan. Ontologi juga dikenal dengan ilmu tentang
keberadaan sesuatu secara nyata, faktual, dan konkret. Bidang ontologi
menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia,
benda, alam semesta (kosmologi).
Dasar Ontologi (hakikat manusia) sila-sila pancasila, Pancasila sebagai
suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-
silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau
secara filosofis merupakan dasar ontologis sila-sila pancasila. Pancasila yang
terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri,
melainkan memiliki suatu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis pancasila
pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak monopluralis,
oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut dasar antropologis. Subjek
pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.

Hubungan kesatuan antara negara dengan landasan sila-sila pancasila adalah


berupa hubungan sebab akibat yaitu negara sebaga pendukung hubungan dan
Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil adalah

10
sebagai sebab, adapun negara adalah sebagai akibat. Sebagai suatu sistem
filsafat landasan sila-sila pancasila itu dalam hal isinya menunjukkan suatu
hakikat makna yang bertingkat, serta ditinjau dari keluasannya memiliki
bentuk bertingkat.

 Epistemologi

Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang


menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya
pengetahuan, batas, dan validitas ilmu pengetahuan.Secara epistemologi kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.

Dasar Epistemologi (pengetahuan) sila-sila pancasila,Pancasila sebagai


suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau
dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup
dari kehidupan pancasila dalam pengertian seperti yang demikian ini telah
menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan (belief system) yang telah
menyangkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau
suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini berarti
filsafat telah menjelma menjadi ideologi (Abdulgani, 1998).

Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok agar
dapat menarik loyalitas dari pendukungnya yaitu;

1) logos yaitu rasionalitas atau penalarannya.


2) pathos yaitu penghayatannya, dan
3) ethos yaitu kesusilaannya penghayatannya. penghayatannya
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada

11
nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila. Oleh karena itu dasar epistimologis
pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia

 Aksikologis

Istilah Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang artinya nilai,
manfaat, dan logos yang artinya pikiran atau ilmu. Aksiologi adalah teori nilai,
yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. bidang yang diselidiki
adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisiska suatu nilai. Nilai
(value dalam bahasa inggris) berasal dari bahasa Latin valere yang artinya
kuat, baik, dan berharga.

Dasar Aksiologis (nilai) sila-sila pancasila, Sila-sila pancasila sebagai


suatu sistem filsafat yang juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan
suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat
tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam
menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkhinya. Misalnya kalangan
materialis memandang bahwa hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material.
Kalangan hedonis berpandangan bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai
kenikmatan. Namun dari berbagai macam pandangan tentang nilai dapat kita
kelompokkan pada dua macam sudut pandang yaitu bahwa sesuatu itu
bernilai karena berkaitan dengan subjek pemberi nilai yaitu manusia.

Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja
yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak
pandangan tentang nilai terutama dalam menggolongkan nilai dan
penggolongan tersebut amat beraneka ragam tergantung pada sudut
pandangnya msing-masing.

 Max Scheler mengemukakan bahwa nilai pada hakikatnya


berjenjang, jadi tidak sama tingginya dan tidak sama luhurnya. Nilai-nilai itu

12
dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah bila mana
dibandingkan satu dangan yang lainnya.

 Menurut Notonagoro bahwa nilai-nilai pancasila termasuk nilai-


nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian
nilai-nilai pancasila yang tergolong nilai kerohanian itu juga nilai-nilai lain
secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran,
nilai keindahan atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai
kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik-hierarkis, dimana
silapertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya sampai dengan
sila Keadilan Sosial sebagai tujuannya.

4. Hakikat pancasila

Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila


dijadikan landasan dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara
berarti bahwa, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan.
Menurut Damanhuri dkk (2016:183) secara etimologis Pancasila berasal
dari bahasa sansekerta yang di artinya Pancasila berarti lima dan sila berarti batu
sendi, alala dan dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri
sering diartikan sebagai kesesuaian atau peraturan tingkah laku yang baik.Hakikat
adalah sesuatu hal yang ada pada diri seseorang atau sesuatu hal yang harus ada
dalam diri sendiri.

Menurut Suraya (2015:154) Pancasila adalah dasar negara Indonesia,


Pancasila diibaratkan sebagai pondasi, jadi semakin kuat .pondasi tersebut maka
akan semakin kokoh suatu negara. Pancasila juga mencerminkan kepribadian
masyarakat Indonesia karena didalamnya terdapat butir-butir yang apabila
diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

13
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat Pancasila
adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila
Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara.
Pancasila menunjukan hakikat atau subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar
Tuhan, manusia, rakyat, dan adil. Mendapatkan awalan serta akhiran ke-an, per-
an, ke-tuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Hakikat atau
substansi memiliki sifat abstrak, umum, universal, mutlak, tetap, tidak berubah,
terlepas dari situasi, tempat dan waktu.

Menurut Notonagoro (dalam susanti,v2013:28) hakikat atau subtansi


dibagai menjadi tiga macam yaitu:

(a) hakikat abstrak, disebut hakikat jenis atau hakikat umum pribadipribad
memiliki unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Sifat tetap dan tidak
berubah tersebut karena dari sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh umat
manusia,

(b) hakikat pribadi yaitu unsuru-unsur yang tetap yang menyebabkan segala
sesuatu yang bersangkutan tetap dalam diri pribadi

(c) hakikat konkrit yaituu sesuatu yang secara nyata dan jelas. Setiap manusia
dalam kenyataannya. Hakikat konkrit ini sebagai pedoman praktis dalam
kehidupan berbangsa dan negara Indonesia yang sesui dengan kenyatan sehari-
hari, tempat, keadaan, dan waktu.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari apa yang telah dijelaskan di atas, Pancasila merupakan kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat
atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa dan negara Indonesia. Dan filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan
karena memiliki logika, metode dan sistem.

Pancasila dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan hasil


perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang
kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki
hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-silanya
tersebut.

Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist (Hakikat


Manusia), dasar Epistemologis (Pengetahuan), dasar Aksiologis (Pengamalan
Nilai-Nilainya)

B. SARAN

Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila
dari pancasila dengan baik dan benar, serta tidak melecehkan arti penting
pancasila.

15
DAFTAR PUSTAKA

Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi).
ERLANGGA : Jakarta.

Kaelan,M.S. 2016. Pendidikan Pancasila (Pendidikan Untuk Mewujudkan Nilai-


nilai Pancasila, Rasa Kebangsaan dan Cita-cita Tanah Air Sesuai Dengan
SK. Dirjen DIKTI NO.43/DIKTI/KEP/2006 Sesuai Dengan KKNI bdg PT
2013). PARADIGMA :Yogyakarta.

https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-
fungsi-dan-tujuannya

http://muhammadhamudi.blogspot.com/2017/03/dasar-ontologis-epistemologi-
dan.html?m=1

https://www.slideshare.net/chawhytz/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-
24861116#:~:text=PENJABARAN%20FILSAFAT%20TERHADAP%20P
ANCASILA%20%EF%82%97,%EF%82%97%20Persatuan%20indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai