Anda di halaman 1dari 11

LKPI

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM


EKOSISTEM DARAT

NURDIANA IKA RAMADHANIAH


858297568

UPBJJ BANJARMASIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
A. JUDUL PERCOBAAN
Ekosistem Darat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat
buatan.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Seperangkat alat tulis
2. Lingkungan sekitar

D. LANDASAN TEORI
1. Ekosistem
Semua organisme yang hidup di alam harus berinteraksi baik dengan
lingkungannya (alam). Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang
oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam suatu hamparan atau kawasan,
misalnya hutan, kolam, danau dan lain-lain terjadi interaksi antar komponen
abiotik dan komponen biotik. Tumbuhan memerlukan komponen-komponen
hara dari tanah, air, cahaya untuk tumbuh. Tumbuhan tersebut kemudian
menjadi sumber makanan bagi hewan pemakan tumbuhan atau konsumen,
demikian seterusnya. Peristiwa tersebut merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya atau dikenal pula sebagai ekosistem. Sistem terdiri atas
komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan,
sedangkan ekologi adalah ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara
organisme dengan tempat hidupnya (habitat).
Ekosistem diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh
antara segenap komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu
keseimbangan tertentu yang bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan,
baik besar maupun kecil, yang disebabkan oleh faktor alamiah maupun akibat
ulah manusia.
Ekosistem juga dibagi menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan buatan.
Perbedaan antara ekosistem alami dan ekosistem buatan adalah ekosistem
alami merupakan ekosistem yang terbentuk karena pengaruh dari alam sekitar,
bukan campur tangan manusia, sedangkan ekosistem buatan merupakan jenis
ekosistem yang dibentuk oleh campur tangan manusia. Contoh ekosistem
alami antara lain hutan hujan tropis, gurun, sungai, laut, dan gunung sedangkan
contoh ekosistem buatan yaitu akuarium, sawah, kolam ikan, dan waduk.
2. Komponen Ekosistem
Ekosistem dapat bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentangan
atau hamparan tempat ekosistem berada, seperti ekosistem hutan, rawa, danau
dan lain-lain. Namun, jika dilihat dari komponennya terdiri atas komponen
fisik (abiotik) dan hayati (biotik). Komponen abiotik terdiri dari komponen
yang bukan makhluk hidup, contohnya tanah, udara, suhu, angin, curah hujan,
dan lain-lain. Semua wujud abiotik tersebut dalam bentuk materi dan energi
dalam ekosistem. Materi dan energi yang terdapat dalam komponen abiotik
mendukung dan mempengaruhi kehidupan komponen biotik di suatu
ekosistem. Komponen biotik suatu ekosistem, dilihat dari struktur trofiknya,
terdiri atas beberapa strata atau tingkatan, yaitu produsen, konsumen, dan
pengurai. Sedangkan dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua
komponen besar yaitu komponen autotrof dan heterotrof.
a. Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu membentuk makanannya
sendiri dari zat- zat anorganik melalui proses fotosintesa dan klorofil.
Organisme ini disebut autotrof karena mampu membentuk makanannya sendiri
juga menyediakan bagi kebutuhan makhluk hidup lainnya.
b. Konsumen
Konsumen adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan produsen
dan hewan lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanannya sendiri
dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat tergantung kepada organisme
produsen. Organisme konsumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga
terdapat tingkatan lagi. Hewan yang memakan organisme produsen disebut
konsumen primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dan dalam struktur trofik
menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan herbivora disebut
konsumen sekunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau omnivora.
Konsumen sekunder ini berada pada tingkat trofik ketiga. Hubungan antar
komponen biotik dalam ekosistem biasanya membuat keterkaitan dalam sistem
rantai makanan. Beberapa rantai makanan yang saling berhubungan
membentuk jaring-jaring makanan atau jaring-jaring kehidupan.
c. Pengurai
Pengurai adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup
lainnya yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam
tanah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai bahan makanannya.
Organisme pengurai adalah bakteri dan jamur (Waluya, 2020).
3. Aliran Materi dan Energi dalam Ekosistem
Produsen dan konsumen membentuk aliran energi atau rantai makanan
dan bersama dengan pengurai terbentuklah daur materi. Sebuah ekosistem
dapat berfungsi dengan adanya aliran materi dan energi. Aliran tersebut
mengalir dari mata rantai yang satu ke mata rantai lain dalam suatu rantai
makanan.
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang.
Dalam peristiwa makan memakan, sebenarnya terjadi pemindahan materi dari
satu organisme yang dimakan ke organisme yang memakannya. Organisme
pemakan kemudian menumpuk materi dalam tubuhnya untuk pertumbuhan
dirinya dan mengatur proses metabolisme. Jika organisme tersebut mati, maka
materi mengalir ke pengurai atau jasad renik, demikian seterusnya.
Dalam makanan terdapat energi yang digunakan oleh organisme untuk
melakukan aktivitasnya. Bersamaan dengan aliran materi dalam peristiwa
makan memakan, terjadi pula aliran energi. Aliran energi merupakan rangkaian
urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari
sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi,
sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam ekosistem.
Dalam proses tertentu perubahan satu bentuk energi menjadi energi yang lain
selalu menghasilkan sisa yang tidak terpakai pada proses itu. Sisa energi yang
tidak terpakai itu disebut entropi. Karena entropi tersebut tidak terpakai dalam
proses tersebut, maka disebut pula sebagai limbah.
Sumber energi dapat bermacam-macam. Diantara sumber energi
tersebut, matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan
berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme
yang menggunakan energi cahaya untuk mengubah zat anorganik menjadi zat
organik disebut kemoautotrof.
4. Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Kualitas lingkungan hidup pada lingkungan alamiah akan terjadi
keseimbangan ekosistem jika tidak diganggu proses konversi energinya. Suatu
ekosistem memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi seimbang
seperti semula, bila tidak memperoleh gangguan dari luar. Kemampuan untuk
tetap stabil disebut stabilitas. Pada ekosistem yang terbuka, materi dan energi
akan terus mengalami proses konversi dan transformasi namun tetap dapat
menjaga keseimbangannya. Lingkungan yang mampu menjaga
keseimbangannya sendiri disebut lingkungan yang memiliki keseimbangan
dinamis.
Selama ekosistem tidak diganggu maka ekosistem akan tetap menjaga
keseimbangannya sendiri. Sebaliknya, jika diganggu oleh pengganggu dari
luar, seperti manusia, dan gangguan tersebut melampaui batas kekuatan
normalnya, maka kemampuan ekosistem tidak mampu kembali ke keadaan
semula. Gangguan yang tidak mampu diimbangi oleh ekosistem artinya
lingkungan tersebut memiliki daya lenting ekosistem. Daya lenting adalah
lamanya waktu yang diperlukan untuk kembali normal atau besarnya
kemampuan ekosistem untuk memulihkan diri bila memperoleh gangguan.
Lingkungan alami jika diganggu dan melebihi daya lentingnya, maka akan
terjadi kerusakan lingkungan. Artinya kualitas lingkungan hidup akan terus
menurun.
Dalam lingkungan yang normal atau alami, antar komponen menjalin
interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik
maupun antar komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut.
a. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik.
Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah, air,
udara tempat hidupnya. Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada
kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca
dan iklim. Misalnya, di pantai tanaman kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak
demikian di daerah pegunungan.
Sebaliknya, komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik.
Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air dan udara
disekitarnya. Banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat
menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Organisme
lainnya, seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah, menghancurkan
sampah atau seresah daun, dan menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih
baik, sehingga semua itu dapat menyuburkan tanah.
b. Interaksi antar komponen abiotik
Di alam antar komponen abiotik juga saling berinteraksi. Proses
pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga
mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat,
dalam kadar tertentu, dipengaruhi oleh warna batuan, keberadaan tubuh-tubuh
air dan sebagainya. Kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan
dan tanah yang dilaluinya.
c. Interaksi antar komponen biotik
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem
adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk
tanpa adanya makhluk hidup didalamnya. Keberadaan makhluk hidup
kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda
bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi
kelangsungan hidup. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang hidup
di ekosistem tersebut. Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan
tanah. Antar komponen biotik juga terjadi interaksi. Interaksi tersebut dapat
terjadi antar organisme, populasi maupun komunitas.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan Ekosistem darat buatan di sekitar tempat tinggal
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin
dan jenis/warna tanah
3. Menggunakan handphone untuk mengetahui suhu udara, untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan
perkiraan saja
4. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama
latinnya
7. Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik yang
tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-hewan yang berukuran kecil
8. Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam
tanah/dekat permukaan atau pada sela-sela daun/batang
9. Mencatat data pada lembar kerja

F. HASIL PENGAMATAN
Ekosistem darat alami tidak ditemukan pada lingkungan sekitar, karena
praktikan tinggal di daerah perkotaan yang mana sekarang sudah tidak ada lagi
ekosistem darat alami.
Tabel 2.3
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan
No. Komponen Abiotik Kondisi/ keadaan
1 Cahaya Sangat cukup
2 Suhu 25°C
3 Angin Sedikit semilir
4 Tanah Kering
5 Air Mengalir cukup sedikit

Tabel 2.4
Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan
No. Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1 Padi (Oryza sativa) Katak Bakteri
2 Gulma Burung Jamur
3 Pohon jambu Kumbang
4 Pohon pisang Ulat
5 Pohon kelapa sawit Belalang
(Elaeis)

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara
singkat!
Jawab:
Karena praktikan tidak menemukan ekosistem darat alami, maka
pertanyaan ini tidak bisa dijawab.

H. PEMBAHASAN
Ekosistem tersusun dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu
sama lain dan saling membutuhkan. Ekosistem adalah suatu sistem yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup,
yang menyusun komponen biotik, dengan komponen abiotik penyusun
lingkungannya. Berdasarkan hasil pengamatan Tabel 2.3 pada ekosistem darat
buatan, terdapat komponen abiotik yaitu: cahaya dengan keadaan cukup cerah,
dengan suhu 25°C, angin yang sedikit semilir, keadaan tanah yang kering, dan
ketersediaan air yang mengalir cukup sedikit. Sedangkan hasil pengamatan
Tabel 2.4 untuk komponen biotik yang ditemukan pada ekosistem darat buatan
ini adalah tumbuhan berupa padi, gulma, pohon jambu, pohon pisang, dan
pohon kelapa sawit. Hewan berupa katak, burung, kumbang, ulat, dan belalang,
serta pengurai berupa bakteri dan jamur.
Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik
yang terjadi di sawah merupakan ekosistem buatan. Dimana pada ekosistem
tersebut terdapat unsur campur tangan manusia diantaranya adalah dalam
menentukan jenis komponen biotik dan jumlah populasi komponen biotiknya.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa ekosistem darat buatan memiliki komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah komponen tak hidup yang menyusun suatu
ekosistem. Komponen abiotik meliputi tanah, udara, sinar matahari, dan
air. Sebaliknya, komponen biotik terdiri dari komponen hidup suatu
ekosistem, yang meliputi tanaman seperti rumput dan pepohonan, hewan
seperti katak, burung, ulat, belalang, dan kumbang, serta pengurai seperti
bakteri dan jamur.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M., dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Waluya, Bagja. 2020. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
https://file.upi.edu. Diakses 10 November 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Saat melakukan praktikum kesulitan yang praktikan alami adalah
mencari ekosistem darat yang dekat dengan tempat tinggal dan
mengidentifikasi komponen biotik yaitu hewan karena ukurannya sangat kecil
dan berada diantara rumput dan pepohonan.
L. FOTO PRAKTIKUM
FOTO-FOTO BERSERI HASIL PRAKTIKUM

Judul Percobaan: Ekosistem Darat

Tahap Awal/ Pembuka

Proses Kegiatan Praktikum

Tahap Akhir

Anda mungkin juga menyukai