Resume 8 Nur Nasution
Resume 8 Nur Nasution
NIM: 11910320196
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media,
contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui
tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses
penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar,
grafik dan lain-lain.
Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan
supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa Indonesia Yang berbunyi ”Di mana saya dapat
menukar uang?” akan disusun dengan tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:
a. Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I change some
money?).
b. Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change de l’argent?).
c. Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich etwasGeld
wechseln?).
d. Spanyol: Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar dinero?).
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi:
penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi
menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau
kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,
inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang
menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu
sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan
orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita,
termasuk orang-orang di sekitar kita.
3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita
untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-
kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikian pun, bahasa
masih memiliki keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek. Kata adalah kategori untuk
merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Adakalanya kita sulit menamai
suatu objek, misalnya mungkin kita kesulitan mencari kata yang tepat untuk derajat suhu
tertentu, yang lebih panas dari hangat tapi lebih dingin dari panas.
2. kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi
orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial yang berbeda pula,
sehingga terdapat berbagai kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut. Sebagai
contoh, kata ”berat” bisa memiliki makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat yang
berbeda, seperti ”batu itu berat”, ”kepala saya terasa berat”, ”ujian yang berat”, dsb.
3. Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan
penilaian. Contoh: Saat melihat seorang wanita sedang menggunting tangkai-tangkai
daun bunga (fakta),mungkin seseorang menyatakan bahwa wanita tersebut sedang
”bersantai” (penafsiran), sementara orang lain mungkin menyatakan bahwa wanita
tersebut sedang ”bekerja” (penafsiran). Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita
tersebut adalah seorang yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga atau
profesi lain) yang memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara
merawat bunga. Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang bekerja dalam
bisnis bunga. Komunikasi akan efektif bila kita dapat memisahkan pernyataan fakta
dengan dugaan.
B. Tujuan Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung bertatap muka antara
komunikator dan komunikan seperti berpidato dan berceramah. Selain itu komunikasi secara
verbal melalui lisan juga dapat di lakukan melalui media. Contohnya seseorang yang bercakap
melalui telepon. Sedangkan komuunikasi verbal melalui tulisan di lakukan dengan cara tidak
lansung antara komunikator dan komunikan. Proses informasi di lakukan dengan menggunakan
media berupa, surat, lukisan, gambar, grafik dll. Adapun tujuan menggunakan komunikasi verbal
antara lain:
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam berbicara, karena kurang
memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus-
putus,bahkan antara kata yang satudengan lainnya tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya
dengan yang memiliki inteligensi tinggi.Masalah komunikasi akan muncul apabila orang yang
berinteligensi tinggi tidak mampu beradaptasi dengan orang yang berinteligensi rendah, misalnya
dalam pemilihan pengunaan kata-kata .Contoh: Ada seseorang yang berinteligensi tinggi
sehingga ia mampu menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara dengan
orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-kata asing tersebut sehingga sulit
dipahami orang yang yang berinteligensi rendah tadi karena memang perbendaharaan kata-
katanya sangat terbatas.
B. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang yang berkomunikasi tetap
mempertahankan bahasa daerahnya masing-masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak
efektif. Akibatnya, komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di antara
mereka. Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat komunikasi. Sebagai contoh:
Orang Batak terbiasa berbicara keras daripada orang Jawa atau Sunda. Bila orang Jawa atau
Sunda merasa tersinggung dan mengganggap orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi antipati
dari orang Sunda atau Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan
komunikasi.
C. Faktor Pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak perbendaharaan kata
yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lebih lancar. Apabila orang-orang
yang berbeda pengetahuan saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di
antara mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi mereka berdua. Hal
ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai dengan pengetahuannya tanpa
menjelaskan dengan detil, maka seorang yang lain tidak akan paham apa yang dimaksud lawan
bicaranya. Misalnya seorang insinyur sedang berbicara dengan seorang dokter. Dokter tersebut
menjelaskan penyakit yang diderita si insinyur dengan menggunakan istilah-istilah kedokteran.
Bila penjelasan dokter tersebut tidak detil dan runtut serta menggunakan bahasa yang lebih
umum maka si insinyur tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
D. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya kurang lancar
berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak
memiliki pengetahuan yang luas karena kurangnya pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
sesuatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-temannya.
E. Faktor Biologis
1. Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada rahang, bibir, gigi.
2. Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir (sumbing), rahang, lidah tidak
aktif.
F. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia menghadapi sesuatu.
Orang yang sering menghadapi massa, sering berbicara di muka umum, akan lancar berbicara
dalam keadaan apapun dengan siapapun.Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan
orang banyak. Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu ketika ditugaskan sebagai
MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya harus berhadapan dengan orang banyak. Walaupun
di balik peralatan audio visual dan telepon ia biasaberbicara dengan pendengar, namun ia tidak
berhadapan secara langsung dengan pendengar.
1. Intelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara karena
perbendaharaan kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu sebaliknya dengan orang yang
intelegasinya rendah.
3. Kepribadian Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik, karena
hal ini akan menghambat komunikasi.
4. Biologis
5. Kelainan fisik, seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai alat ucap bisa
menjaddi kendala saat bebicara.
A. Kelebihan
B. Kekurangan
Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita dalam bentuk lambang(verbal atau
non verbal). Proses ini lazim di sebut penyandian (enconding).
A. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal lebih tua dan lebih dulu munculnya dari pada komunikasi verbal.
Kita juga mempresepsi manusia tidak hanya melalui bahasa verbalnya, bagaimana bahasanya
(halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing dan sebagainya), namun juga melalui perilaku
nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal ini misalnya dilukiskan frase, “Bukan apa yang ia
katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya”. Melalui perilaku nonverbalnya, kita dapat
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau sedih. Kesan
awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk
mengenalnya lebih jauh.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-
pesan nonverbal ini sangat berpengaruh dalam komunikasi. Sebagaimana kata-kata, kebanyakan
isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, dapat dipelajari bukan
bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Bila kebanyakan perilaku
verbal kita bersifat eksplisit dan diproses secara kognitif, perilaku nonverbal kita bersifat
spontan, ambigu, sering berlangsung cepat, dan di luar kesadaran dan kendali kita. Karena itu
Edward T. Hall menamai bahasa nonverbal ini dengan “bahasa diam” (silent language) dan
“dimensi tersembunyi” (hidden dimension).
Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan
dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh,
sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan
sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang
tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi
nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau
kecepatan berbicara.
Komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila ada
ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal orang khususnya lebih
percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Ada 3 hal yang perlu diingat dalam
komunikasi nonverbal, yaitu :
Meskipun komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berbeda dalam banyak hal
namun kedua bentuk komunikasi itu seringkali bekerja sama. Atau dengan kata lain komunikasi
nonverbal ini mempunyai fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utamanya
adalah sebagai berikut :
a. Pengulangan
Kita sering menggunakan pengulangan terhadap apa yang telah dikatakan secara verbal.
Pengulangan-pengulangan yang demikian umum terdapat pada bidang olahraga. Dalam
kehidupan sehari-hari tingkah laku nonverbal seperti ini juga banyak kita jumpai.
b. Pelengkap
Contohnya : Seorang karyawan pada waktu pagi masuk kantor mengucapkan selamat
pagi pada teman-temannya yang sudah lebih dulu datang, diiringi senyuman yang hangat sambil
memandang kepada teman-temannya. Senyuman dan kontak mata berfungsi sebagai pelengkap
ucapan selamat pagi karyawan tersebut.
c. Pengganti
Kita sering menggunakan pesan nonverbal pada tempat pesan verbal. Penggantian yang
demikian umum dilakukan apabila pembicara tidak memungkinkan, tidak diinginkan atau tidak
tepat diucapkan. Begitu juga halnya bila seseorang malas mengemukakan perasaannya dengan
verbal mereka menggunakan tanda nonverbal sebagai penggantinya.
Contohnya : Dalam suatu kelas seseorang bertanya kepada temannya di mana letak suatu
barang. Temannya yang tidak tahu tentang hal itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai kata
pengganti jawaban verbal tidak tahu.
d. Memberikan Penekanan
Contohnya : Mengatakan tidak kepada seseorang dengan nada suara tinggi dan gelengan
kepala yang mewakili pesan verbal benar-benar tidak mau atau tidak ingin.
e. Memperdayakan
Contohnya : Kita akan berusaha mengelola tingkah laku nonverbal kita pada saat
berpidato didepan umum atau pada saat mengikuti interview untuk mendapatkan pekerjaan,
walaupun dalam diri kita pada saat-saat tersebut tidak tenang kita berusaha sedapat mungkin
kelihatan tenang atau tidak memperlihatkan perasaan kita yang sesungguhnya kepada orang lain.
Paul Ekman (dalam Mulyana, 2001: 314) menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal,
seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :
Kita dapat belajar banyak dari orang lain dengan mengobservasi tingkah laku
nonverbalnya dan orangpun juga dapat mengetahui lebih banyak mengenai kita dengan
mengobservasi tingkah laku nonverbal kita. Kita akan dapat menginterpretasikan komunikasi
nonverbal dengan lebih baik bila kita mengetahui karakteristik dasarnya. Kita harus
mempertimbangkan bahwa interpretasi tanda-tanda nonverbal tergantung kepada konteks lebih
dapat dipercaya daripada komunikasi verbal serta komunikasi nonverbal adalah cara yang utama
untuk menyatakan perasaan dan sikap kita kepada orang lain.
Bila ada orang lain yang terlibat kita mesti berkomunikasi. Komunikasi itu apakah berupa
kontak mata, senyuman, kerutan dahi atau mencoba mengenal mereka semua. Kadang-kadang,
tidak apa yang dikatakan itu yang penting, tetapi apa yang tidak dikatakan. Untuk
menggambarkan bahwa kita selalu berkomunikasi, apakah secara sengaja atau tidak
perhatikanlah contoh berikut ini. Ada dua orang pemuda yang mempunyai penampilan berbeda.
Yang seorang selalu berdandan rapid an memakai lotion mahal. Sedangkan seorang lagi
mempunyai rambut sampai kebahu dan selalu memakai pakaian yang apa adanya. Dengan hanya
memandang kita tidak sesungguhnya menceritakan apa yang ingin disampaikan oleh kedua
pemuda tersebut. Tetapi yang jelas mereka ingin mengkomunikasikan sesuatu tentang diri
mereka melalui penampilannya.
Konteks dimana komunikasi nonverbal ini terjadi memainkan peranan yang krusial dalam
menginterpretasikannya. Bila kita berkomunikasi menggunakan tanda-tanda nonverbal dan
verbal, biasanya melengkapi dan mendukung satu sama lain. Tanpa memahami konteks, dimana
komunikasi terjadi adalah hampir tidak mungkin menceritakan arti tingkah laku nonverbal
tertentu dan tidak ada jaminan bahwa salah pengertian akan terjadi bahwa bila konteks dipahami
semuanya.
Kebanyakan kita cenderung lebih mempercayai komunikasi nonverbal, bahkan bila hal
itu bertentangan dengan pesan verbal yang menyertainya. Misalnya seorang mahasiswa yang
berusaha membujuk dosennya bahwa ia mempunyai alasan yang tepat tidak menyerahkan
makalah tepat pada waktu yang ditentukan. Dia menjelaskan bahwa makalah tersebut sudah lama
dikerjakannya tetapi pada saat hamper siap mengetiknya, tiba-tiba mesin tiknya rusak tidak dapat
digunakan sehingga tidak selesai mengetik pada waktunya. Melalui percakapan mahasiswa
tersebut kelihatan bahwa ia berbicara agak gugup, tidak berani mengadakan kontak mata dengan
dosennya dan tersenyum pada saat yang tidak tepat. Berdasarkan tingkah laku nonverbalnya
dosen tersebut berkesimpulan bahwa dia berbohong dan menolak untuk menerima makalahnya.
Pada contoh ini dosen lebih percaya pada pesan nonverbalnya dari pada pesan verbalnya.
Adalah biasa bagi kita mendeteksi perasaan orang lain tanpa mereka mengatakannya. Ini
disebabkan karena komunikasi nonverbal sangat kuat. Misalnya, pada waktu upacara kelulusan
yang dihadiri oleh banyak anak-anak muda, seorang gadis kecil masuk ruangan beserta ibunya.
Tiba-tiba gadis itu melihat gadis tetangganya berdiri dalam ruangan tersebut, dia berpaling dan
berlari keluar. Ibunya heran dan mengejar anaknya keluar. Pada waktu ditanya kenapa dia
berbuat demikian dia berkata bahwa dia benci pada gadis tetangganya berdiri disitu. Dari contoh
tersebut kelihatan bahwa gadis tersebut bicara melalui tindakannya, apabila disengaja atau tidak
disengaja.
Menurut Joseph A. Devito (1997: 178) ada enam ciri umum dari pesan-pesan nonverbal,
yaitu :
1. Vokalik
Yang dimaksud vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, tetaoi tidak berupa
kata-kata. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan
pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Termasuk kedalam vokalik hal-hal seperti berikut ini :
a. Kualitas suara, yang berkenaan dengan control vokal, turun naik suara, pengontrolan
nada suara pengucapan kata dengan jelas, gema suara dan kecepatan berbicara.
b. Karakteristik vokal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap.
c. Pemberi sifat vokal, intensitas, tinggi suara dan luas suara.
d. Pemisahan vokal dan perbedaan diam dan gangguan suara.
Tidak seperti halnya bahasa, vokalik memberikan informasi tentang informasi, atau
dinamakan meta komunikasi. Pesan verbal yang persis sama kata-katanya dapat sangat berbeda
artinya kalau pesan tersebut diucapkan dengan nada suara yang berbeda. Jadi berdasarkan
vokalik kita dapat membuat banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan orang, apa yang
orang ucapkan, dan tingkat dipercayanya suatu pesan.
2. Bahasa Badan
Yang termasuk kategori bahasa badan ini adalah ekspresi muka, pandangan mata,
gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan dan sikap badan.
a. Ekspresi Muka
Penelitian lain yang berkenaan dengan ekspresi muka dilakukan oleh Tomkins dan Mc
Carter (1964). Mereka mengembangkan 8 kategori perasaan menurut ekspresi wajah yang
kelihatan.
Dengan memperhatikan isyarat-isyarat atau tanda pada muka tersebut orang dapat
memprediksikan bagaimana perasaan kita pada saat tersebut. Interpretasi ini akan menjadi kuat
bila diiringi pesan verbal yang sejalan, maksudnya dengan pesan yang dapat dibaca pada muka.
b. Pandangan Mata
Elemen muka yang memberikan pengaruh kuat dalam berkomunikasi adalah mata. Dari
pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah dia siap untuk berinteraksi
apakah berminat atau memperhatikan pesan yang disampaikan atau tidak. Ada situasi tertentu di
mana tatapan mata sebagai pilihan artinya dapat dilakukan dan dapat tidak. Dalam situasi
demikian perjanjian nonverbal dibaca sebagai ekspresi minat dari sebagai suatu keinginan dan
kemauan terhadap janji verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi utama dari mata adalah untuk mengatur
interaksi. Kontak mata merupakan suatu tanda siap untuk berinteraksi dan apabila kontak mata
tidak ada disengaja atau tidak, akan mengurangi kemungkinan adanya interaksi. Umumnya
pembicaraan dirasa lebih positif apabila individu mengikuti pembicaraan kita dengan kontak
mata yang lebih banyak. Barangkali dengan alasan ini, kita sering menduga bahwa orang yang
melihat cara kita adalah menarik bagi kita.
Dalam kebanyakan kebudayaan saling kontak mata adalah satu bentuk komunikasi yang
paling segera diterima. Bila mata bertemu, kita jadi sadar terhadap orang lain, dan kesadaran ini
dirasakan oleh orang lain. Kontak mata mempunyai fungsi dalam komunikasi interpersonal yaitu
pada fase permulaan, fase pertukaran, dan fase mengakhiri interaksi.
a. Bila orang mencari balikan yang berkenaan dengan reaksi orang lain.
b. Bila kita ingin member isyarat bahwa saluran komunikasi terbuka.
c. Bila ingin menyampaikan kebutuhan berafiliasi atau mau terlibat dengan suatu
pembicaraan.
2. Kelihatannya wanita lebih banyak terlibat kontak mata dalam berbagai situasi daripada
laki-laki.
3. Kontak mata tampaknya bertambah sesuai dengan bertambahnya jarak orang yang
berbicara.
4. Kontak mata juga berguna untuk menimbulkan kecemasan pada orang lain.
5. Kontak mata biasanya dilakukan dalam situasi:
a. Bila orang ingin menyembunyikan perasaan dalam dirinya.
b. Dalam situasi persaingan, bila ada perasaan tidak suka atau ketegangan atau bila ada
kecurangan yang baru saja dilakukan.
c. Bila dua kelompok sangat dekat satu sama lain secara fisik.
d. Bila si pembicara mulai penguraian yang panjang atau bila pendengar sudah bosan.
e. Bila seorang individu ingin menghindari kontak sosial.
Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang
dimaksud untuk menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting
dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti, dan pelengkap bahasa verbal. Diantara
bermacam-macam tipe dari gerakan isyarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tanda yang Mengarahkan
Salah satu tipe dari gerakan isyarat adalah menggunakan tanda-tanda yang digarisbawahi
atau menekankan pada poin tertentu dari pesan verbal. Misalnya dari gerakan ini adalah gerakan
kepalan tangan atau tinju, gerakan jari telunjuk dan tangan. Contoh dari gerakan ini misalnya
menggunakan jari telunjuk untuk memberi isyarat pada orang lain.
Bentuk lain dari gerakan isyarat adalah kategori tanda-tanda yang mengatakan ya atau tidak.
Biasanya gerakan kepala digunakan tanda ini dan mungkin ini telah umum bagi beberapa
kebudayaan. Tanda-tanda ya dan tidak, dapat juga dengan menggunakan tangan dan jari tetapi
itu hanya mungkin berlaku bagi kebudayaan tersebut.
Salam adalah sebagai bentuk gerakan isyarat yang lain. Bentuk yang paling dikenal sebagai
sambutan/salam adalah berjabatan tangan, berciuman atau berpelukan sebagai tanda senang akan
kedatangan seseorang. Bentuk salam yang digunakan biasanya mencerminkan hubungan
individu.
4. Tanda Ikatan
Gerakan isyarat juga menunjukkan ikatan atau hubungan satu sama lain. Misalnya orang
berjalan bergandengan, berpegangan tangan, duduk dan berjalan dekat-dekat secara fisik dan
selalu berbagi objek apa saja, ini menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
ikatan tertentu.
5. Tanda Isolasi
Ada tanda isyarat lain seperti menyilangkan tangan dan kaki, untuk menyembunyikan atau
menahan bagian badan dari pandangan. Tanda ini dinamakan tanda isolasi. Isyarat isolasi
mungkin merupakan pesan nonverbal yang disengaja, walaupun seringkali tidak bertujuan.
d. Sentuhan
Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitif
adalah sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam berkomunikasi. Sentuhan juga
memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi,
sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata.
Banyak macam sentuhan yang cocok dengan berbagai situasi dan tergantung kepada
individu dan hubungan mereka satu dengan yang lainnya.Tingkat kontak dan kebiasaan
bersentuhan ini bervariasi secara luasdari satu kebudayaan kepada kebudayaan lainnya. Sentuhan
dapat mengkomunikasikan banyak pesan di antaranya menunjukkan rasa sosial dan sopan seperti
bersalaman dengan orang yang baru dikenal.
e. Sikap Tubuh
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan yang
disampaikan dengan sikap tubuh yang sebenarnya tidak dapat kita amati tetapi menurut ahli
psikolog sikap tubuh merupakan kunci perasaan rileks dalam situasi yang tidak ada ancaman dan
bebas dari ancaman.
Hasil penelitian dari Knap (1978) menunjukkan bahwa sikap tubuh memberikan
informasi tentang sikap, status, emosi, dan kehangatan. Menurut Mehrabian orang akan bersikap
lebih rileks bila berkomunikasi denganorang yang lebih rendah statusnya atau dengan teman
sebaya. Tetapi orang aka kurang rileks bila berhadapan dengan orang yang mempunyai status
yang lebih tinggi, atau dengan orang-orang yang tidak disukainya.
Penggunaan ruang dan jarak memainkan peranan tertentu dalam komunikasi manusia.
Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman kita tentang cara penggunaan ruang dalam
komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada 4 macam jarak yang kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembagian jarak tersebut adalah sebagai berikut :
Menurut Hall jarak keintiman ini mulai dari kontak kulit sampai jarak 18 inci.
Kebanyakan dapat dilihat bahwa kontak bagi jarak intim ini adalah untuk interaksi dengan
orang-orang yang kita rasa dekat secara emosional dan untuk situasi yang lebih bersifat
pribadi.Jarak intim juga mungkin terjadi dalam keadaan yang kurang intim seperti mengunjungi
dokter gigi atau piñata rambut.
Jarak pribadi atau jarak personal yang berkisar dari 45 cm sampai 135 cm. Bila suatu
pasangan berada di tempat pesta dan tiba-tiba datang seorang teman yang berlainan jenis
kelaminnya mendekati salah seorang mereka, maka partenrnya yang lain mungkin merasa tidak
senang.
c. Jarak Sosial
Daerah hubungan sosial yang berkisar antara 135 cm sampai 4 m. Dalam jarak ini
bermacam-macam komunikasi dapat terjadi seperti komunikasi dalam bisnis.
d. Jarak Umum
Jarak yang paling jauh dalam komunikasi dinamakan jarak umum lebih dari 4 m. Jarak
umum yang terdekat biasanya digunakan guru dimuka kelas. Dalam beberapa hal adalah penting
menggunakan jarak umum seperti melakukan pembicaraan terhadap kelompok yang agak banyak
dan dalam keadaan lain jaraj umum ini digunakan apabila orang tidak tertarik untuk mengadakan
dialog.
Setidaknya ada 3 ciri utama yang menandai wujud atau bentuk bahasa verbal dan
nonverbal, yaitu :
a. Lambang-lambang nonverbal digunakan paling awal sejak kita lahir didunia ini,
sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah bahasa
verbal kita pelajari.
b. Bahasa verbal dinilai kurang universal dibandingkan dengan bahasa nonverbal,
sebab bila kita pergi keluar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang
digunakan oleh masyarakat dinegara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-
isyarat nonverbal dengan orang asing yang kita ajak berkomunikasi.
c. Bahasa verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual disbanding dengan
bahasa nonverbal yang merupakan aktivitas emosional. Artinya, dengan bahasa
verbal, sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang
abstrak, sementara melalui bahasa nonverbal, kita menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan kepribadian, perasaan dan emosi yang kita miliki.
Bila kita membedakan verbal dari nonverbal dan vokal dari nonvokal, maka kita
mempunyai 4 kategori atau jenis komunikasi. Komunikasi verbal/vokal merujuk pada
komunikasi melalui kata yang diucapkan. Misalnya, Dicky dan ayahnya mendiskusikan mobil
baru yang akan dibeli oleh Dicky, dan berencana untuk mengumpulkan uang untuk membelinya.
Bila Dicky menulis surat kepada ayahnya mengenai mobil, komunikasinya verbal tapi nonvokal.
Bila Dicky berbicara tentang rencana membeli mobil dengan meminjam uang ayahnya dan
ayahnya menggerutu; gerutuan atau vokalisasi, ini bentuk dari komunikasi nonverbal/vokal.
Don Stack, dkk. (dalam Sendjaja, 2002: 65) menjelaskan 3 perbedaan utama di antara
komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut didasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Kesengajaan pesan (intensionality of the message).
Suatu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah presepsi
mengenai niat. Niat ini menjadi penting ketika membicarakan bahasa verbal. Sedangkan
komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Presepsi sederhana mengenai niat ini oleh
seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal.
2. Tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or
message).
Pesan-pesan verbal lebih terstruktur dan nonverbal tidak terstruktur. Tidak seperti bahasa
verbal, bahasa nonverbal tidak mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa
mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mensyaratkan sebuah pemahaman mengenai
konteks dimana interaksi itu terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks
tersebut.
Meskipun ada beberapa perbedaan yang dimiliki antara komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Namun demikian, pada dasarnya komunikasi verbal dan nonverbal
merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan, karena kedua bahasa tersebut berkerja bersama-
sama untuk menciptakan suatu makna.
REFERANSI
http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-
nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/
KOSA KATA
Koherensi: Menurut ilmu linguistik merupakan kepaduan antarsatuan lingual dalam teks
atau tuturan. Jika sebuah teks atau tuturan tidak memiliki koherensi, maka hubungan
semantik-pragmatiknya pun menjadi tidak logis.
Ambigu: Adalah kata atau kalimat yang memiliki dua atau lebih makna. Ambiguitas
kadang membuat sebuah kata atau kalimat memiliki keraguan, kekaburan, ketidakjelasan,
dan sebagainya.
Intelegensi: Merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara
fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan
yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru.
Relevansi: Kata relevansi berasal dari kata relevan, yang mempunyai arti bersangkut
paut, yang ada hubungan, selaras dengan. Indonesia relevansi artinya hubungan, kaitan.
Redundansi: Adalah duplikasi atau penyimpanan data yang sama secara berulang dalam
beberapa file, sehingga data yang sama di simpan di dalam lebih dari 1 lokasi.
Repetisi: Adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian lain dari kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Repetisi
merupakan bagian dari majas penegasan dan kerap digunakan sebagai sarana retorika.
Efisien: Kata efisien adalah melakukan pekerjaan dengan tepat dan mampu menjalankan
tugas dengan cermat, dan berdaya guna. Pengertian umum menjelaskan efisien adalah
usaha yang mengharuskan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu, cepat dan
memuaskan.
Kognitif: Kemampuan kognitif adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu dimana
kemampuan ini berkaitan dengan segala bentuk kegiatan mental (otak). Kemampuan
kognitif berguna untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam berpikir secara
rasional.