Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
VINA NADA KARANINA, S.KEP
202015024
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang berda
mpak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Salah satu faktor r
esiko diabetes melitus terkait dengan perubahan gaya hidup seperti stress, pola makan/jen
is makanan yang di konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas, be
rkurangnya aktivitas fisik serta olahraga. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan k
ualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatka
n kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Kurniawaty, 2016).
Diabetes melitus menyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. P
enderita diabetes melitus diseluruh dunia sebesar 318 juta orang, 6,7% diantaranya adalah
orang dewasa yang diperkiraakan memiliki gangguan toleransi glukosa (IDF, 2015). Pada
tahun 2015 penyakit diabetes melitus dengan usia 20-79 tahun mencapai 8,8% dan diperk
iraan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,4 % (IDF, 2015). Menurut WHO (201
6) jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat 96 juta jiwa mengalami diabete
s melitus di 11 negara di wilayah regional asia tenggara dan meningkat pada tahun 2015
menjadi 415 juta jiwa.
Diabetes Melitus dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulk
an berbagai komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan l
ainnya dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya (Puspas
ari, 2017). Hal ini dikarenakan penyakit diabetes melitus yang tidak ditangani menimbulk
an komplikasi yaitu hiperglikemi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh teruta
ma pembuluh darah, meningkatnya resiko penyakit jantung, stroke, neuropati, dan retinop
ati diabetikum (Kemenkes, 2013). Penyakit diabetes melitus juga kurang mendapat perhat
ian khusus dari masyarakat, maka diperlukannya pemahaman penyakit terkait diabetes m
elitus.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia mampu mengetahui tentang pe
nyakit Diabetes Mellitus Type II.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan senam kaki diabetes
h. Me re-demonstrasi senam kaki diabetes
C. Rencana Kegiatan
a. Topik Materi : Diabetes Mellitus Type II
b. Sasaran Kegiatan : Lansia di RT 02/08, Kelurahan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas Jakarta Timur
c. Metode : Ceramah, diskusi, Demonstrasi, Re-demonstrasi dan
Tanya Jawab
d. Media dan Alat : Leaflet, Speaker, Music Pengiring Senam, Microphone,
Proyektor, Kursi dan Layar Proyektor
e. Waktu : Kamis, 04 November 202, Pukul 10.00 – 10.40 WIB
f. Tempat : Kantor sekretriat RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
D. Pengorganisasian/Kepanitiaan
a) Leader/pemateri : Vina Nada Karanina, S.Kep
b) Co-Leader : Suryandini Hermawan, S.Kep
c) Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
d) Observer : Cahyany Prayitno, S.Kep
E. Rencana Anggaran
N Anggaran Quantity Total
o.
1. Doorprize 1 18.500
2. Snack 15 pcs 60.000
3. Leaflet 8 7.000
4. Print SAP dan Proposal 2 23.000
Total 26 108.500
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 04 November 2021. Sebelum pelaksanaan k
egiatan penyuluhan yang diajukan kepada lansia RT 02/ 08 Kelapa Dua Wetan saya
sudah menyiapkan media leaflet dan Power Point sebagai bahan penyampaian
materi terkait Diabetes Melitus.
b. Acara dimulai pada pukul 10.00, penyuluhan ini dilakukan Bersama dengan kegiata
n akreditasi kampus sehingga pada saat saya penyuluhan terdapat pihak kampus me
mberikan kesempatan untuk live streaming sebagai salah satu pembelajaran stase ke
perawatan komunitas di Kampus Institut Kesehatan dan Teknologi PKP Jakarta.
c. Jumlah audiens yang hadir 100% sebanyak 10 audiens lansia RT 02/08 Kelapa Dua
Wetan
d. Panitia penyuluhan sebanyak 6 orang diantaranya adalah Fasilitator, Narasumber,
Observer dan Moderator. Panitia menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk masing-
masing.
e. Acara penyuluhan yang bertema “Diabetes Melitus” dibuka oleh Moderator
(Suryandini Hermawan, S.Kep), dan diisi oleh Pemateri (Vina Nada Karanina,
S.Kep).
f. Audiens berperan aktif menjawab dan bertanya
g. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
h. Pemateri dapat menghidupkan suasana ketika audiens mulai bosan
i. Posisi pemateri baik saat melakukan penyuluhan tidak membelakangi audiens,
Reinforcement ada dari pemateri.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
2) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
3) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
4) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
5) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi Proses
a) Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan memperkenalk
an semua anggota kelompok (panitia)
b) Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c) Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
d) Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas di
rumah masing-masing
c. Evaluasi Hasil
100% lansia RT 02/08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan penyuluhan.
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 100% peserta :
G. Penutup
Demikian proposal ini, semoga dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar dan bermanfaat bagi kita semua terutama lansia di warga RT 02 RW 08
Kelapa dua wetan ciracas
h) Mendengarkan dan
h) Memberikan reinforcement (+) menyimak
1. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Salah satu faktor
resiko diabetes melitus terkait dengan perubahan gaya hidup seperti stress, pola makan/jenis
makanan yang di konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas,
berkurangnya aktivitas fisik serta olahraga. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan
kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Kurniawaty, 2016).
Diabetes melitus menyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia.
Penderita diabetes melitus diseluruh dunia sebesar 318 juta orang, 6,7% diantaranya adalah
orang dewasa yang diperkiraakan memiliki gangguan toleransi glukosa (IDF, 2015). Pada
tahun 2015 penyakit diabetes melitus dengan usia 20-79 tahun mencapai 8,8% dan
diperkiraan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,4 % (IDF, 2015). Menurut WHO
(2016) jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat 96 juta jiwa mengalami
diabetes melitus di 11 negara di wilayah regional asia tenggara dan meningkat pada tahun
2015 menjadi 415 juta jiwa.
Diabetes Melitus dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulkan
berbagai komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan lainnya
dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya (Puspasari, 2017).
Hal ini dikarenakan penyakit diabetes melitus yang tidak ditangani menimbulkan komplikasi
yaitu hiperglikemi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh terutama pembuluh
darah, meningkatnya resiko penyakit jantung, stroke, neuropati, dan retinopati diabetikum
(Kemenkes, 2013). Penyakit diabetes melitus juga kurang mendapat perhatian khusus dari
masyarakat, maka diperlukannya pemahaman penyakit terkait diabetes melitus.
2. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia mampu mengetahui tentang
penyakit Diabetes Mellitus Type II.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
i. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
j. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
a. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
d. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
e. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
3. MATERI (Terlampir)
4. PELAKSANAAN
1) Topik
Diabetes Mellitus Type II pada Lansia.
2) Sasaran atau target
Lansia yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus di RT 02/08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan, Ciracas Jakarta Timur
3) Metode
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Demonstrasi
d) Re-demontrasi
e) Tanya dan Jawab
4) Media dan Alat
a) Leaflet
b) Speaker dan musik pengiring senam
c) Microphone
d) Kursi
e) Proyektor dan layar proyektor
5) Waktu dan Tempat
Hari : Kamis
Tanggal : 04 November 2021
Jam : 10.00- 10.40 WIB
Tempat : Kantor secretariat RW 08 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
6) Pengorganisasian
a) Leader/pemateri : Vina Nada Karanina, S.Kep
b) Co-Leader : Suryandini Hermawan, S.Kep
c) Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
d) Observer : Cahyany Prayitno, S.Kep
7) Setting tempat
D L C
S S S S
S S S S
F F
S S S S
O
F
Keterangan :
L : Leader
C : Co-Leader
S : Peserta
O : Observer
F : Fasilitator
D : Dosen pembimbing
8) Uraian tugas
a) Leader
Mempresentasikan materi yang akan diberikan
Mengevaluasi peserta tentang materi yang akan diberikan
Memberikan reinforcement (+)
b) Co-Leader
Pada acara pembukaan
- Mengucapkan salam
- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa
- Menjelaskan topik serta tujuan penyuluhan
- Menanyakan yang suka / sering makan sayur siapa aja
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menjelaskan sesi tanya jawab di akhir materi
- Memfokuskan peserta pada acara penyuluhan tersebut
Kegiatan inti (isi)
- Co-Leader melakukan demonstrasi tentang cara membuat jus jambu biji
- Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
- Memberikan kesempatan pada peserta atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab
Pada acara penutup
- Menyimpulkan serta menutup diskusi
- Mengucapkan salam
c) Fasilitator
Memotivasi peserta agar tetap aktif/ berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d) Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir/ mengatur
waktu saat penyuluhan
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanaan
5. KEGIATAN PENYULUHAN
q. Mendengarkan dan
r. Menjelaskan tentang pencegahan menyimak
Diabetes Mellitus
r. Mendengarkan dan
s. Mendemonstrasikan senam kaki menyimak
diabetes
s. Mendengarkan dan
t. Re-demonstrasi senam kaki diab menyimak
etes
t. Me re-demonstrasi senam
kaki diabetes
Penutup (5 menit) Sound/mic, leaflet
a. Mengevaluasi audiens dan a. Menjawab pertanyaan co-
memberi pertanyaan kepada leader dan memberikan
audiens serta memberikan pertanyaan
kesempatan audiens untuk
bertanya
6. EVALUASI
1) Evaluasi struktur
SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Leaflet sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Materi terlampir SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Sudah kontrak dengan pihak RT terkait pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang
Diabetes Mellitus di Kantor Sekretariat RW 08 KDW, Jakarta Timur.
Alat dan media sudah tersusun sesuai rencana dan berfungsi dengan baik seperti
(Microphone, sound system dan proyektor)
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
Media, alat dan sarana dapat berfungsi dengan baik
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Kegiatan berjalan dengan lancar dan pelaksanaan kegiatan kondusif
Peserta berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
Ruangan serta tempat penyuluhan nyaman dan tidak panas
Peran dan fungsi masing-masing sesuai yang direncanakan
3) Evaluasi hasil
a) 100% lansia hadir dalam acara penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan semua lansia mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES. (2021). Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia.
Kurniawaty. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe
II. Jurnal Majority, 27-31.
Puspasari. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Komplikasi Diabetes di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo Parakan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 107-112.
MATERI PENYULUHAN LANSIA
DIABETES MELLITUS TYPE II
Menurut Black dan Hawks, (2014) Diabetes mellitus adalah penyakit kronis progresif
yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein, mengarah kepada hiperglikemia (kadar glukosa tinggi). Hiperglikemi
jangka panjang dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan
insidensi penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri coroner (infark miokard),
penyakit sebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer (Brunner & Suddarth,
2013).
Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang disebabkan oleh
banyak factor yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat dari
gangguan fungsi insulin. Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks dan
memerlukan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multi-
faktor diluar kendali glikemik (Marasabessy, N. B, 2020).
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab
kematian tertinggi di dunia, penyakit ini juga menjadikan penderitanya berkurang
produktivitas kerja yang berdampak pada berkurangnya pendapatan serta kualitas
hidupnya. Diabetes mellitus type II merupakan penyakit seumur hidup dimana tubuh
tidak mampu memproduksi atau menggunakan insulin dengan cara yang benar.
Gula dari makanan yang masuk melalui mulut dicernakan di lambung kemudian diserap
oleh usus, masuk kedalam aliran darah. Glukosa ini merupakan sumber energi utama bagi
sel tubuh di otot dan jaringan. Agar dapat melakukan fungsinya, gula membutuhkan
teman yang disebut sebagai insulin. Hormone insulin ini diproduksi oleh sel beta di pulau
Langerhans (Islets of Langerhans) dalam pancreas. Setiap kali kita makan maka pancreas
memberikan respons dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah, ibaratkan kunsi
insulin merupakan kunci yang akan membuka pintu sel agar glukosa masuk ke dalam sel
kemudian dialirkan ke alirah darah dan membentuk energi. Dengan demikian, kadar
glukosa didalam darah dapat menurun/ stabil.
Hati merupakan tempat penyimpanan sekaligus pusat pengolahan gula. Pada saat kadar
insulin meningkat seiring dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, hati akan
menimbun glukosa, yang nantinya akan dialirkan ke sel-sel tubuh bilamana dibutuhkan.
Ketika kita lapar dan tidak makan, insulin dalam darah rendah, timbunan gula dalam hati
(glikogen) akan diubah menjadi glukosa Kembali dan dikeluarkan ke aliran darah menuju
sel tubuh untuk dijadikan sebagai energi.
Pada penderita diabetes mellitus, ada gangguan keseimbangan antara transportasi gula ke
dalam sel, gula yang disimpan di hati, dan gula yang dikeluarkan oleh hati. Akibatnya,
kadar gula dalam darah meningkat. Dan kelebihan ini dikeluarkan melalui urine, oleh
karena itu keluaran urine menjadi banyak dan mengandung gula. Penyebab keadaan ini
hanya dua, pertama karena pancreas tidak mampu lagi memproduksi insulin dan yang
kedua sel tidak memberikan respon pada kerja insulin sebagai kunci untuk membuka
pintu sel sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dialirkan ke aliran darah.
1. Poliuria (sering BAK) : hal ini terjadi karena air tidak diserap kembali oleh tubulus gin
jal sekunder untuk aktivitas osmotik glukosa, mengarah kepada kehilangan air, glukos
a, dan elektrolit
2. Polidipsi (rasa haus berlebihan) : terjadi karena dehidrasi sekunder terhadap polyuria
menyebabkan rasa haus yang berlebihan
3. Pilifagi (rasa lapar berlebihan) : kelaparan sekunder terhadap katabolisme jaringan me
nyebabkan rasa lapar.
4. Penurunn berat badan : kehilangan awal sekunder terhadap penipisan simpanan air, glu
kosa, dan trigliserid, kehilangan kronis sekunder terhadap penurunan masa otot kaena
asam amino dialihkan untuk membentuk glukosa dan keton
5. Pandangan kabur : terjadi karena paparan kronis retina dan lensa mata terhadap cairan
hiperosmolar
6. Lemah, letih, dan puisng : penurunan isi plasma mengarah pada postural hipertensi, ke
hilangan kalium dan katabolisme protein berkontribusi terhadap kelemahan.
7. Ketonuria : ketika glukosa tidak dapat digunakan untuk energy oleh sel tergantung ins
ulin, asam lemak digunakan untuk energy : asam lemak dipecah menjadi keton dalam
darah dan disekresikan oleh ginjal. Pada DM tipe II insulin cukup untuk menekan berl
ebihan penggunan asam lemak tapi tidka cukupp untuk penggunaan glukosa.
8. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
9. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
E. Komplikasi/ dampak
Adapun beberapa komplikasi atau dampak dari penyakit diabetes mellitus jika tidak
tertangani dengan baik atau tidak terkontrol menurut (Maria. I, 2021) adalah sebagai
berikut:
1. Hipoglikemia
Bila kadar glukosa darah turun terlalu rendah dalam batas 20-50 mg/ 100 ml lebih dari
beberapa menit, akan menimbulkan gejala syok hipoglikemik ditandai oleh iritabilitas
progresif yang menyebabnkan pingsan, kejang, dan koma. Gejala hipoglikemik juga
ditandai dengan adrenergic yaitu berdebar, banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar
2. Hiperglikemia
Akibat glukosa tidak dapat diangkut kedalam sel karena kuragnya insulin. tanpa
tersedianya karbohidrat untuk bahan bakar sel, hati mengubah simpanan glikogen
kembali ke glukosa (glikogenesis). Respon ini memperberat situasi dengan
meingkatnya kadar glukosa darah bahkan lebih tinggi (Black & Hawks, 2014).
Komplikasi kronis diabetes mellitus: klien/pasien dengan Diabetes Mellitus yang hidup
lebih lama, dengan peningkatan risiko untuk komplikasi kronis yaitu:
1. Komplikasi Makrovaskular yaitu penyakit seperti arteri coroner, penyakit
serebrovaskuler, hipertensi, penyakit pembuluh darah serta infeksi.
2. Komplikasi mikrovaskuler yaitu seperti retinopati (kerusakan pada mata), nefropati
(kerusakan pada ginjal), ulkus tungkai dan kaki (luka basah pada DM).
A. TAHAP PERSIAPAN
Mahasiswa sudah menyiapkan media seperti Power Point, Leaflet, SAP sebelum kegiatan
berlangsung.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 04 November 2021. Sebelum pelaksanaan kegi
atan penyuluhan yang diajukan kepada lansia RT 02/ 08 Kelapa Dua Wetan saya suda
h menyiapkan media leaflet dan Power Point sebagai bahan penyampaian materi
terkait Diabetes Melitus.
2. Acara dimulai pada pukul 10.00, penyuluhan ini dilakukan Bersama dengan kegiatan a
kreditasi kampus sehingga pada saat saya penyuluhan terdapat pihak kampus memberi
kan kesempatan untuk live streaming sebagai salah satu pembelajaran stase keperawat
an komunitas di Kampus Institut Kesehatan dan Teknologi PKP Jakarta.
3. Jumlah audiens yang hadir 100% sebanyak 10 audiens lansia RT 02/08 Kelapa Dua
Wetan
4. Panitia penyuluhan sebanyak 6 orang diantaranya adalah Fasilitator, Narasumber,
Observer dan Moderator. Panitia menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk masing-
masing.
5. Acara penyuluhan yang bertema “Diabetes Melitus” dibuka oleh Moderator
(Suryandini Hermawan, S.Kep), dan diisi oleh Pemateri (Vina Nada Karanina, S.Kep).
6. Audiens berperan aktif menjawab dan bertanya
7. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
8. Pemateri dapat menghidupkan suasana ketika audiens mulai bosan
9. Posisi pemateri baik saat melakukan penyuluhan tidak membelakangi audiens,
Reinforcement ada dari pemateri.
C. TAHAP EVALUASI
a. Evaluasi struktur
a) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
b) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
c) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
d) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
e) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi proses
a) Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan memperkenalka
n semua anggota kelompok (panitia)
b) Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c) Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
d) Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas di
kelas.
c. Evaluasi hasil
a) 100% lansia RT 02/08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 100% peserta :
Koordiantor Pelaksana,
Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang berda
mpak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Salah satu faktor r
esiko diabetes melitus terkait dengan perubahan gaya hidup seperti stress, pola makan/jen
is makanan yang di konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas, be
rkurangnya aktivitas fisik serta olahraga. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan k
ualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatka
n kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Kurniawaty, 2016).
Diabetes melitus menyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. P
enderita diabetes melitus diseluruh dunia sebesar 318 juta orang, 6,7% diantaranya adalah
orang dewasa yang diperkiraakan memiliki gangguan toleransi glukosa (IDF, 2015). Pada
tahun 2015 penyakit diabetes melitus dengan usia 20-79 tahun mencapai 8,8% dan diperk
iraan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,4 % (IDF, 2015). Menurut WHO (201
6) jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat 96 juta jiwa mengalami diabete
s melitus di 11 negara di wilayah regional asia tenggara dan meningkat pada tahun 2015
menjadi 415 juta jiwa.
Diabetes Melitus dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulk
an berbagai komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan l
ainnya dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya (Puspas
ari, 2017). Hal ini dikarenakan penyakit diabetes melitus yang tidak ditangani menimbulk
an komplikasi yaitu hiperglikemi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh teruta
ma pembuluh darah, meningkatnya resiko penyakit jantung, stroke, neuropati, dan retinop
ati diabetikum (Kemenkes, 2013). Penyakit diabetes melitus juga kurang mendapat perhat
ian khusus dari masyarakat, maka diperlukannya pemahaman penyakit terkait diabetes m
elitus.
Berdasarkan hasil pegumpulan data yang dilakukan di RW 08 bahwa lansia perlu mendap
atkan penyuluhan terkait Diabetes Mellitus yang bertujuan untuk peningkatan kesadaran
kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kesakitan masyarakat. Kegiatan penyuluha
n ini akan dilakukan oleh mahasiswa STIKes Jayakarta di RW 08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan Kec. Ciracas.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan lansia pada Rt/Rw 12/08 di kantor secretariat Rw 08
Kelurahan Kelapa Dua Wetan dapat mengetahui tentang Diabetes Mellitus dan cara p
enanganannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan lansia pada Rt/Rw 12/08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan:
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan faktor resiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitusi
e. Menyebutkan Pencegahan Diabetes Mellitus
f. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
C. Rencana Kegiatan
a. Topik Materi : Diabetes Mellitus Type II
b. Sasaran Kegiatan : Lansia di RT 12/08, Kelurahan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas Jakarta Timur
c. Metode : Ceramah, diskusi, Demonstrasi, Re-demonstrasi dan
Tanya Jawab
d. Media dan Alat : Leaflet, Speaker,Video Senam Kaki, Microphone,
Proyektor, Kursi dan Layar Proyektor
e. Waktu : Senin, 11 November 202, Pukul 11.00 – 11.40 WIB
f. Tempat : Kantor sekretriat RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
D. Pengorganisasian/Kepanitiaan
a. Leader/pemateri : Suryandini Hermawan, S.Kep
b. Co-Leader : Vina Nada Karanina, S.Kep
c. Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
d. Observer : Cahyany Prayitno, S.Kep
E. Rencana Anggaran
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
2. Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
3. Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
4. Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
5. Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi Proses
1. Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan
memperkenalkan semua anggota kelompok (panitia)
2. Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
3. Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
4. Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas di
rumah masing-masing
d. Evaluasi Hasil
98% lansia RT 12/08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 100% peserta :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
G. Penutup
Demikian proposal ini, semoga dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar dan bermanfaat bagi kita semua terutama lansia di warga RT 02 RW 08
Kelapa dua wetan ciracas
Mengetahui,
Preceptor Akademik Ketua/PJ/Koordinator Kegiatan,
r) Mendengarkan dan
r) Menjelaskan tentang pencegah menyimak
an Diabetes Mellitus
s) Mendengarkan dan
s) Mendemonstrasikan senam kak menyimak
i diabetes
t) Me re-demonstrasi
t) Re-demonstrasi senam kaki dia senam kaki diabetes
betes
d) Membagikan d) Menerima
leaflet/selembaran
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Salah satu faktor
resiko diabetes melitus terkait dengan perubahan gaya hidup seperti stress, pola makan/jenis
makanan yang di konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas,
berkurangnya aktivitas fisik serta olahraga. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan
kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Kurniawaty, 2016).
Diabetes melitus menyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia.
Penderita diabetes melitus diseluruh dunia sebesar 318 juta orang, 6,7% diantaranya adalah
orang dewasa yang diperkiraakan memiliki gangguan toleransi glukosa (IDF, 2015). Pada
tahun 2015 penyakit diabetes melitus dengan usia 20-79 tahun mencapai 8,8% dan
diperkiraan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,4 % (IDF, 2015). Menurut WHO
(2016) jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat 96 juta jiwa mengalami
diabetes melitus di 11 negara di wilayah regional asia tenggara dan meningkat pada tahun
2015 menjadi 415 juta jiwa.
Diabetes Melitus dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulkan
berbagai komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan lainnya
dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya (Puspasari, 2017).
Hal ini dikarenakan penyakit diabetes melitus yang tidak ditangani menimbulkan komplikasi
yaitu hiperglikemi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh terutama pembuluh
darah, meningkatnya resiko penyakit jantung, stroke, neuropati, dan retinopati diabetikum
(Kemenkes, 2013). Penyakit diabetes melitus juga kurang mendapat perhatian khusus dari
masyarakat, maka diperlukannya pemahaman penyakit terkait diabetes melitus.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia mampu mengetahui tentang
penyakit Diabetes Mellitus Type II.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
C. MATERI (Terlampir)
D. PELAKSANAAN
a. Topik
Diabetes Mellitus Type II pada Lansia.
b. Sasaran atau target
Lansia yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus di RT 12/08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan, Ciracas Jakarta Timur
c. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Re-demontrasi
e. Tanya dan Jawab
d. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Speaker dan musik pengiring senam
c. Microphone
d. Kursi
e. Proyektor dan layar proyektor
e. Waktu dan Tempat
Hari : Senin
Tanggal : 11 November 2021
Jam : 11.00- 11.40 WIB
Tempat : Kantor secretariat RW 08 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
f. Pengorganisasian
a. Leader/pemateri : Suryandini Hermawan, S.Kep
b. Co-Leader : Vina Nada Karanina, S.Kep
c. Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
d. Observer : Cahyany Prayitno, S.Kep
g. Setting Tempat
h. L
C
S S S S S
F
S S S S S
F O
D
Keterangan :
L : Leader
C : Co-Leader
S : Peserta
O : Observer
F : Fasilitator
D : Dosen pembimbing
h.Uraian tugas
a. Leader
Mempresentasikan materi yang akan diberikan
Mengevaluasi peserta tentang materi yang akan diberikan
Memberikan reinforcement (+)
b.Co-Leader
Pada acara pembukaan
- Mengucapkan salam
- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa
- Menjelaskan topik serta tujuan penyuluhan
- Menanyakan yang suka / sering makan sayur siapa aja
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menjelaskan sesi tanya jawab di akhir materi
- Memfokuskan peserta pada acara penyuluhan tersebut
Kegiatan inti (isi)
- Co-Leader melakukan demonstrasi tentang cara membuat jus jambu biji
- Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
- Memberikan kesempatan pada peserta atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab
Pada acara penutup
- Menyimpulkan serta menutup diskusi
- Mengucapkan salam
c. Fasilitator
Memotivasi peserta agar tetap aktif/ berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d. Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir/ mengatur
waktu saat penyuluhan
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanaan
E. KEGIATAN PENYULUHAN
q. Mendengarkan dan
r. Menjelaskan tentang pencegahan menyimak
Diabetes Mellitus
r. Mendengarkan dan
s. Mendemonstrasikan senam kaki menyimak
diabetes
s. Mendengarkan dan
t. Re-demonstrasi senam kaki diab menyimak
etes
t. Me re-demonstrasi senam
kaki diabetes
Penutup (5 menit) Sound/mic, leaflet
a. Mengevaluasi audiens dan a. Menjawab pertanyaan co-
memberi pertanyaan kepada leader dan memberikan
audiens serta memberikan pertanyaan
kesempatan audiens untuk
bertanya
F. EVALUASI
A. Evaluasi struktur
SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Leaflet sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Materi terlampir SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Sudah kontrak dengan pihak RT terkait pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang
Diabetes Mellitus di Kantor Sekretariat RW 08 KDW, Jakarta Timur.
Alat dan media sudah tersusun sesuai rencana dan berfungsi dengan baik seperti
(Microphone, sound system dan proyektor)
B. Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
Media, alat dan sarana dapat berfungsi dengan baik
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Kegiatan berjalan dengan lancar dan pelaksanaan kegiatan kondusif
Peserta berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
Ruangan serta tempat penyuluhan nyaman dan tidak panas
Peran dan fungsi masing-masing sesuai yang direncanakan
C. Evaluasi hasil
b) 100% lansia hadir dalam acara penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan semua lansia mampu :
h. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
i. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
j. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
k. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
l. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
m. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
n. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES. (2021). Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia.
Kurniawaty. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe
II. Jurnal Majority, 27-31.
Puspasari. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Komplikasi Diabetes di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo Parakan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 107-112.
Menurut Black dan Hawks, (2014) Diabetes mellitus adalah penyakit kronis progresif
yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein, mengarah kepada hiperglikemia (kadar glukosa tinggi). Hiperglikemi
jangka panjang dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan
insidensi penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri coroner (infark miokard),
penyakit sebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer (Brunner & Suddarth,
2013).
Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang disebabkan oleh
banyak factor yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat dari
gangguan fungsi insulin. Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks dan
memerlukan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multi-
faktor diluar kendali glikemik (Marasabessy, N. B, 2020).
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab
kematian tertinggi di dunia, penyakit ini juga menjadikan penderitanya berkurang
produktivitas kerja yang berdampak pada berkurangnya pendapatan serta kualitas
hidupnya. Diabetes mellitus type II merupakan penyakit seumur hidup dimana tubuh
tidak mampu memproduksi atau menggunakan insulin dengan cara yang benar.
Gula dari makanan yang masuk melalui mulut dicernakan di lambung kemudian diserap
oleh usus, masuk kedalam aliran darah. Glukosa ini merupakan sumber energi utama bagi
sel tubuh di otot dan jaringan. Agar dapat melakukan fungsinya, gula membutuhkan
teman yang disebut sebagai insulin. Hormone insulin ini diproduksi oleh sel beta di pulau
Langerhans (Islets of Langerhans) dalam pancreas. Setiap kali kita makan maka pancreas
memberikan respons dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah, ibaratkan kunsi
insulin merupakan kunci yang akan membuka pintu sel agar glukosa masuk ke dalam sel
kemudian dialirkan ke alirah darah dan membentuk energi. Dengan demikian, kadar
glukosa didalam darah dapat menurun/ stabil.
Hati merupakan tempat penyimpanan sekaligus pusat pengolahan gula. Pada saat kadar
insulin meningkat seiring dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, hati akan
menimbun glukosa, yang nantinya akan dialirkan ke sel-sel tubuh bilamana dibutuhkan.
Ketika kita lapar dan tidak makan, insulin dalam darah rendah, timbunan gula dalam hati
(glikogen) akan diubah menjadi glukosa Kembali dan dikeluarkan ke aliran darah menuju
sel tubuh untuk dijadikan sebagai energi.
Pada penderita diabetes mellitus, ada gangguan keseimbangan antara transportasi gula ke
dalam sel, gula yang disimpan di hati, dan gula yang dikeluarkan oleh hati. Akibatnya,
kadar gula dalam darah meningkat. Dan kelebihan ini dikeluarkan melalui urine, oleh
karena itu keluaran urine menjadi banyak dan mengandung gula. Penyebab keadaan ini
hanya dua, pertama karena pancreas tidak mampu lagi memproduksi insulin dan yang
kedua sel tidak memberikan respon pada kerja insulin sebagai kunci untuk membuka
pintu sel sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dialirkan ke aliran darah.
E. Komplikasi/ dampak
Adapun beberapa komplikasi atau dampak dari penyakit diabetes mellitus jika tidak
tertangani dengan baik atau tidak terkontrol menurut (Maria. I, 2021) adalah sebagai
berikut:
1. Hipoglikemia
Bila kadar glukosa darah turun terlalu rendah dalam batas 20-50 mg/ 100 ml lebih dari
beberapa menit, akan menimbulkan gejala syok hipoglikemik ditandai oleh iritabilitas
progresif yang menyebabnkan pingsan, kejang, dan koma. Gejala hipoglikemik juga
ditandai dengan adrenergic yaitu berdebar, banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar
2. Hiperglikemia
Akibat glukosa tidak dapat diangkut kedalam sel karena kuragnya insulin. tanpa
tersedianya karbohidrat untuk bahan bakar sel, hati mengubah simpanan glikogen
kembali ke glukosa (glikogenesis). Respon ini memperberat situasi dengan
meingkatnya kadar glukosa darah bahkan lebih tinggi (Black & Hawks, 2014).
Komplikasi kronis diabetes mellitus: klien/pasien dengan Diabetes Mellitus yang
hidup lebih lama, dengan peningkatan risiko untuk komplikasi kronis yaitu:
1. Komplikasi Makrovaskular yaitu penyakit seperti arteri coroner, penyakit
serebrovaskuler, hipertensi, penyakit pembuluh darah serta infeksi.
2. Komplikasi mikrovaskuler yaitu seperti retinopati (kerusakan pada mata), nefropati
(kerusakan pada ginjal), ulkus tungkai dan kaki (luka basah pada DM).
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES. (2021). Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia.
Maria, I. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Stroke. Sleman: Depublish
Publisher.
Marasabessy, N. B. (2020). Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Type II. Jakarta: NEM.
Tandia, H. (2017). Segala Sesuatu yang Harus Diketahui Tentang Diabetes Mellitus Type II.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN LANSIA DENGAN TOPIK
DIABETES MELLITUS
KAMIS, 11 NOVEMBER 2021
A. TAHAP PERSIAPAN
Mahasiswa sudah menyiapkan media seperti Power Point, Leaflet, SAP sebelum kegiatan
berlangsung.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021. Sebelum pelaksanaan kegi
atan penyuluhan yang diajukan kepada lansia RT 12/ 08 Kelapa Dua Wetan saya suda
h menyiapkan media leaflet dan Power Point sebagai bahan penyampaian materi
terkait Diabetes Melitus.
2. Acara dimulai pada pukul 11.00, penyuluhan ini dinilai dan dilihat langsung oleh ibu
Indah Kurniasari yang mewakili dosen pembimbing .
3. Jumlah audiens yang hadir 98% sebanyak 9 audiens lansia RT 12/08 Kelapa Dua
Wetan
4. Panitia penyuluhan sebanyak 6 orang diantaranya adalah Fasilitator, Narasumber,
Observer dan Moderator. Panitia menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk masing-
masing.
5. Acara penyuluhan yang bertema “Diabetes Melitus” dibuka oleh Moderator (Vina
Nada Karanina, S.Kep), dan diisi oleh Pemateri (Suryandini Hermawan, S.Kep).
6. Audiens berperan aktif menjawab dan bertanya
7. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
8. Pemateri dapat menghidupkan suasana ketika audiens mulai bosan
9. Posisi pemateri baik saat melakukan penyuluhan tidak membelakangi audiens,
Reinforcement ada dari pemateri.
C. TAHAP EVALUASI
a. Evaluasi struktur
a) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
b) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
c) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
d) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
e) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi proses
a) Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan memperkenalka
n semua anggota kelompok (panitia)
b) Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c) Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
d) Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas di
kelas.
c. Evaluasi hasil
98% lansia RT 12/08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 98% peserta :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
D. FAKTOR PENDUKUNG
Factor pendukung pada saat melakukan kegiatan penyuluhan Kesehatan lansia mengenai di
abetes melitus di RT 02 RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur ialah panitia ya
ng aktif dalam membantu persiapan alat, penjemputan audiens, serta periapan tempat kegia
tan penyuluhan. Selain itu, terkait dana yang bersumber dari mahasiswa itu sendiri menjadi
salah satu faktor pendukung dalam kesuksesan acara. Dengan adanya dana kelompok (pani
tia) sehingga dapat mempersiapkan doorprize, snack untuk para audiens serta kelancaran a
cara.
E. FAKTOR PENGHAMBAT DAN SOLUSI
Terdapat faktor penghambat yang dapat membuat kondisi kegiatan menjadi kurang fokus a
dalah:
a) Kondisi tempat kegiatan yang kurang memadai karena bising dan sempit. Sehingga
pada saat proses berjalannya kegiatan terdapat beberapa audiens tampak bosan dan
kepanasan.
Solusi yang diberikan dalam permasalahan ini adalah membuka semua pintu dan
jendela agar tidak terlalu panas.
b) Kondisi tempat kegiatan yang berada dipinggir jalan, sehingga berisiko untuk para
lansia (audiens) dalam menuju tempat kegiatan.
Solusi yang diberikan adalah semua panitia ikut menjemput dan mengantar lansia
menyeberang jalan.
Koordiantor Pelaksana,
Disusun oleh:
C. Rencana Kegiatan
a. Topik Materi : Diabetes Mellitus Type II
b. Sasaran Kegiatan : Lansia di RT 02/08, Kelurahan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas Jakarta Timur
c. Metode : Ceramah, diskusi, Demonstrasi, Re-demonstrasi dan
Tanya Jawab
d. Media dan Alat : Leaflet, Speaker, Music Pengiring Senam, Microphone,
Proyektor, Kursi dan Layar Proyektor
e. Waktu : Kamis, 04 November 202, Pukul 10.00 – 10.40 WIB
f. Tempat : Kantor sekretriat RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
D. Pengorganisasian/Kepanitiaan
Pembimbing : Ns.Andriati Reny, S.Kep., MKM
Leader : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Co- leader : Suryandini Hermawan,
Moderator : Vina Nada Karlina,S,Kep
Fasilitator : Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
Observer : Cahyany Prayitno, S,Kep
E. Rencana Anggaran
Keterangan Uraian Jumlah
Print Proposal 1 rangkap Rp. 10.000
Print Satuan acara penyuluhan 1 rangkap Rp. 10.000
Print Absensi 2 @ Rp. 1.000 Rp. 2.000
Print Liflet 1 rangkap Rp. 5.000
Foto copy liflet 15 lembar Rp. 5.000
Dorprise 2 box Rp. 40.000
Scnakc peserta 10 box @ 7.000 Rp. 70.000
Total Pengeluaran Rp. 142.000
H. Penutup
Demikian proposal ini, semoga dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar dan bermanfaat bagi kita semua terutama lansia di warga RT12 RW 08
Kelepa dua wetan ciracas.
Jakarta, 08 November 2021
Mengetahui,
Proceptor Akademik Penyaji penyuluhan
Ns. Andriati Reny, S,Kep, MKM Dian Indah Putri Arti , S,Kep,
s) Mendengarkan dan
s) Mendemonstrasikan senam kak menyimak
i diabetes
t) Me re-demonstrasi
t) Re-demonstrasi senam kaki dia senam kaki diabetes
betes
d) Membagikan d) Menerima
leaflet/selembaran
1. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya manusia. Salah satu faktor
resiko diabetes melitus terkait dengan perubahan gaya hidup seperti stress, pola makan/jenis
makanan yang di konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas,
berkurangnya aktivitas fisik serta olahraga. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
kualitas pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan
kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Kurniawaty, 2016).
Diabetes melitus menyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia.
Penderita diabetes melitus diseluruh dunia sebesar 318 juta orang, 6,7% diantaranya adalah
orang dewasa yang diperkiraakan memiliki gangguan toleransi glukosa (IDF, 2015). Pada
tahun 2015 penyakit diabetes melitus dengan usia 20-79 tahun mencapai 8,8% dan
diperkiraan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 10,4 % (IDF, 2015). Menurut WHO
(2016) jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2014 terdapat 96 juta jiwa mengalami
diabetes melitus di 11 negara di wilayah regional asia tenggara dan meningkat pada tahun
2015 menjadi 415 juta jiwa.
Diabetes Melitus dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulkan
berbagai komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan lainnya
dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya (Puspasari, 2017).
Hal ini dikarenakan penyakit diabetes melitus yang tidak ditangani menimbulkan komplikasi
yaitu hiperglikemi yang dapat menyebabkan kerusakan sistem tubuh terutama pembuluh
darah, meningkatnya resiko penyakit jantung, stroke, neuropati, dan retinopati diabetikum
(Kemenkes, 2013). Penyakit diabetes melitus juga kurang mendapat perhatian khusus dari
masyarakat, maka diperlukannya pemahaman penyakit terkait diabetes melitus.
2. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia mampu mengetahui tentang
penyakit Diabetes Mellitus Type II.
2) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
3. MATERI (Terlampir)
4. PELAKSANAAN
1) Topik
Diabetes Mellitus Type II pada Lansia.
2) Sasaran atau target
Lansia yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus di RT 02/08 Kelurahan Kelapa Dua
Wetan, Ciracas Jakarta Timur
3) Metode
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Demonstrasi
d) Re-demontrasi
e) Tanya dan Jawab
4) Media dan Alat
a) Leaflet
b) Speaker dan musik pengiring senam
c) Microphone
d) Kursi
e) Proyektor dan layar proyektor
5) Waktu dan Tempat
Hari : Senin
Tanggal : 12 November 2021
Jam : 11.00- 11.40 WIB
Tempat : Kantor secretariat RW 08 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas
Jakarta Timur
6) Pengorganisasian
e) Leader/pemateri : Dian Indah Putri, S.Kep
f) Co-Leader : Suryandini Hermawan, S.Kep
g) Fasilitator : Vina Nada Karanina, S.Kep
Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
Saeful, S.Kep
h) Observer : Cahyany Prayitno, S.Kep
i)
7) Setting Tempat
L
C
S S S S S
F
S S S S SS
F
F
O
D
Keterangan :
L : Leader
C : Co-Leader
S : Peserta
O : Observer
F : Fasilitator
D : Dosen pembimbing
8) Uraian tugas
a) Leader
Mempresentasikan materi yang akan diberikan
Mengevaluasi peserta tentang materi yang akan diberikan
Memberikan reinforcement (+)
b) Co-Leader
Pada acara pembukaan
- Mengucapkan salam
- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa
- Menjelaskan topik serta tujuan penyuluhan
- Menanyakan yang suka / sering makan sayur siapa aja
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menjelaskan sesi tanya jawab di akhir materi
- Memfokuskan peserta pada acara penyuluhan tersebut
Kegiatan inti (isi)
- Co-Leader melakukan demonstrasi tentang cara membuat jus jambu biji
- Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
- Memberikan kesempatan pada peserta atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab
Pada acara penutup
- Menyimpulkan serta menutup diskusi
- Mengucapkan salam
c) Fasilitator
Memotivasi peserta agar tetap aktif/ berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
d) Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir/ mengatur
waktu saat penyuluhan
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanaan
7. KEGIATAN PENYULUHAN
d) Membagikan d) Menerima
leaflet/selembaran
6.EVALUASI
1) Evaluasi struktur
SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Leaflet sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Materi terlampir SAP sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
Sudah kontrak dengan pihak RT terkait pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang
Diabetes Mellitus di Kantor Sekretariat RW 08 KDW, Jakarta Timur.
Alat dan media sudah tersusun sesuai rencana dan berfungsi dengan baik seperti
(Microphone, sound system dan proyektor)
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
Media, alat dan sarana dapat berfungsi dengan baik
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Kegiatan berjalan dengan lancar dan pelaksanaan kegiatan kondusif
Peserta berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
Ruangan serta tempat penyuluhan nyaman dan tidak panas
Peran dan fungsi masing-masing sesuai yang direncanakan
3) Evaluasi hasil
98% lansia hadir dalam acara penyuluhan. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan
semua lansia mampu :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES. (2021). Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia.
Kurniawaty. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe
II. Jurnal Majority, 27-31.
Puspasari. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Komplikasi Diabetes di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo Parakan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 107-112.
MATERI PENYULUHAN LANSIA
DIABETES MELLITUS TYPE II
Menurut Black dan Hawks, (2014) Diabetes mellitus adalah penyakit kronis progresif
yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein, mengarah kepada hiperglikemia (kadar glukosa tinggi). Hiperglikemi
jangka panjang dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan
insidensi penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri coroner (infark miokard),
penyakit sebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer (Brunner & Suddarth,
2013).
Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang disebabkan oleh
banyak factor yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat dari
gangguan fungsi insulin. Diabetes adalah penyakit kronis yang kompleks dan
memerlukan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multi-
faktor diluar kendali glikemik (Marasabessy, N. B, 2020).
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab
kematian tertinggi di dunia, penyakit ini juga menjadikan penderitanya berkurang
produktivitas kerja yang berdampak pada berkurangnya pendapatan serta kualitas
hidupnya. Diabetes mellitus type II merupakan penyakit seumur hidup dimana tubuh
tidak mampu memproduksi atau menggunakan insulin dengan cara yang benar.
Gula dari makanan yang masuk melalui mulut dicernakan di lambung kemudian diserap
oleh usus, masuk kedalam aliran darah. Glukosa ini merupakan sumber energi utama bagi
sel tubuh di otot dan jaringan. Agar dapat melakukan fungsinya, gula membutuhkan
teman yang disebut sebagai insulin. Hormone insulin ini diproduksi oleh sel beta di pulau
Langerhans (Islets of Langerhans) dalam pancreas. Setiap kali kita makan maka pancreas
memberikan respons dengan mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah, ibaratkan kunsi
insulin merupakan kunci yang akan membuka pintu sel agar glukosa masuk ke dalam sel
kemudian dialirkan ke alirah darah dan membentuk energi. Dengan demikian, kadar
glukosa didalam darah dapat menurun/ stabil.
Hati merupakan tempat penyimpanan sekaligus pusat pengolahan gula. Pada saat kadar
insulin meningkat seiring dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, hati akan
menimbun glukosa, yang nantinya akan dialirkan ke sel-sel tubuh bilamana dibutuhkan.
Ketika kita lapar dan tidak makan, insulin dalam darah rendah, timbunan gula dalam hati
(glikogen) akan diubah menjadi glukosa Kembali dan dikeluarkan ke aliran darah menuju
sel tubuh untuk dijadikan sebagai energi.
Pada penderita diabetes mellitus, ada gangguan keseimbangan antara transportasi gula ke
dalam sel, gula yang disimpan di hati, dan gula yang dikeluarkan oleh hati. Akibatnya,
kadar gula dalam darah meningkat. Dan kelebihan ini dikeluarkan melalui urine, oleh
karena itu keluaran urine menjadi banyak dan mengandung gula. Penyebab keadaan ini
hanya dua, pertama karena pancreas tidak mampu lagi memproduksi insulin dan yang
kedua sel tidak memberikan respon pada kerja insulin sebagai kunci untuk membuka
pintu sel sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dialirkan ke aliran darah.
E. Komplikasi/ dampak
Adapun beberapa komplikasi atau dampak dari penyakit diabetes mellitus jika tidak
tertangani dengan baik atau tidak terkontrol menurut (Maria. I, 2021) adalah sebagai
berikut:
1. Hipoglikemia
Bila kadar glukosa darah turun terlalu rendah dalam batas 20-50 mg/ 100 ml lebih dari
beberapa menit, akan menimbulkan gejala syok hipoglikemik ditandai oleh iritabilitas
progresif yang menyebabnkan pingsan, kejang, dan koma. Gejala hipoglikemik juga
ditandai dengan adrenergic yaitu berdebar, banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar
2. Hiperglikemia
Akibat glukosa tidak dapat diangkut kedalam sel karena kuragnya insulin. tanpa
tersedianya karbohidrat untuk bahan bakar sel, hati mengubah simpanan glikogen
kembali ke glukosa (glikogenesis). Respon ini memperberat situasi dengan
meingkatnya kadar glukosa darah bahkan lebih tinggi (Black & Hawks, 2014).
Komplikasi kronis diabetes mellitus: klien/pasien dengan Diabetes Mellitus yang
hidup lebih lama, dengan peningkatan risiko untuk komplikasi kronis yaitu:
3. Komplikasi Makrovaskular yaitu penyakit seperti arteri coroner, penyakit
serebrovaskuler, hipertensi, penyakit pembuluh darah serta infeksi.
4. Komplikasi mikrovaskuler yaitu seperti retinopati (kerusakan pada mata), nefropati
(kerusakan pada ginjal), ulkus tungkai dan kaki (luka basah pada DM).
F. Pencegahan diabetes mellitus
Tindakan promosi Kesehatan:
1. Mengelola obesitas
2. Menjaga BB ideal
3. Olahraga
4. Tidak merokok
Tindakan pemeliharaan Kesehatan:
1. Pengenalan cepat dan pengobatan hiperglikemi (ketika gula darah meningkat) dengan
olahraga dan minum obat
2. Periksa Kesehatan secara teratur
3. Skrining klien dengan risiko tinggi (mereka dengan Riwayat keluarga DM)
Tindakan pemulihan Kesehatan
1. Melakukan pemeriksaan rutin Gula Darah Sewaktu (PGDS) untuk mempermudah
mengikuti perkembangan manifestasi
2. Mengendalikan factor risiko
3. Tekankan kepatuhan pengobatan dan tindak lanjut
Pencegahan diabetes mellitus dengan Teknik nonfarmakologi:
1. Latihan gerak 150 menit dalam seminggu (minimal 21 menit/ 30 menit dalam satu
hari)
2. Senam diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA
A. TAHAP PERSIAPAN
Mahasiswa sudah menyiapkan media seperti Power Point, Leaflet, SAP sebelum kegiatan
berlangsung.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021. Sebelum pelaksanaan kegi
atan penyuluhan yang diajukan kepada lansia RT 12/ 08 Kelapa Dua Wetan saya suda
h menyiapkan media leaflet dan Power Point sebagai bahan penyampaian materi
terkait Diabetes Melitus.
2. Acara dimulai pada pukul 11.00, penyuluhan ini dinilai dan dilihat langsung oleh ibu
Indah Kurniasari yang mewakili dosen pembimbing .
3. Jumlah audiens yang hadir 98% sebanyak 9 audiens lansia RT 12/08 Kelapa Dua
Wetan
4. Panitia penyuluhan sebanyak 6 orang diantaranya adalah Fasilitator, Narasumber,
Observer dan Moderator. Panitia menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk masing-
masing.
5. Acara penyuluhan yang bertema “Diabetes Melitus” dibuka oleh Moderator (Vina
Nada Karanina, S.Kep), dan diisi oleh Pemateri (Dian Indah Putri Arti, S.Kep).
6. Audiens berperan aktif menjawab dan bertanya
7. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
8. Pemateri dapat menghidupkan suasana ketika audiens mulai bosan
9. Posisi pemateri baik saat melakukan penyuluhan tidak membelakangi audiens,
Reinforcement ada dari pemateri.
C. TAHAP EVALUASI
a. Evaluasi struktur
a) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
b) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
c) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
d) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
e) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi proses
a) Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan memperkenalka
n semua anggota kelompok (panitia)
b) Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c) Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
d) Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas di
kelas.
c. Evaluasi hasil
98% lansia RT 12/08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 98% peserta :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Mellitus
c. Menyebutkan factor risiko Diabetes Mellitus
d. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
e. Menyebutkan komplikasi/ dampak Diabetes Mellitus jika tidak ditangani
f. Menjelaskan pencegahan Diabetes Mellitus
g. Mendemontrasikan tentang senam kaki diabetes
D. FAKTOR PENDUKUNG
Factor pendukung pada saat melakukan kegiatan penyuluhan Kesehatan lansia mengenai di
abetes melitus di RT 02 RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur ialah panitia ya
ng aktif dalam membantu persiapan alat, penjemputan audiens, serta periapan tempat kegia
tan penyuluhan. Selain itu, terkait dana yang bersumber dari mahasiswa itu sendiri menjadi
salah satu faktor pendukung dalam kesuksesan acara. Dengan adanya dana kelompok (pani
tia) sehingga dapat mempersiapkan doorprize, snack untuk para audiens serta kelancaran a
cara.
E. FAKTOR PENGHAMBAT DAN SOLUSI
Terdapat faktor penghambat yang dapat membuat kondisi kegiatan menjadi kurang fokus a
dalah:
a) Kondisi tempat kegiatan yang kurang memadai karena bising dan sempit. Sehingga
pada saat proses berjalannya kegiatan terdapat beberapa audiens tampak bosan dan
kepanasan.
Solusi yang diberikan dalam permasalahan ini adalah membuka semua pintu dan
jendela agar tidak terlalu panas.
b) Kondisi tempat kegiatan yang berada dipinggir jalan, sehingga berisiko untuk para
lansia (audiens) dalam menuju tempat kegiatan.
Solusi yang diberikan adalah semua panitia ikut menjemput dan mengantar lansia
menyeberang jalan.
Koordiantor Pelaksana,
Disusun Oleh:
Saeful, S.Kep
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat secar
a fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang
besar, menyukai, petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas p
erbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambi
l dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh kedalam perilaku berisiko dan mu
ngkin harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah k
esehatan fisik dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan k
etersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan re
maja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi (KEMENKES RI, 2015).
RISKESDAS 2013 melakukan penilaian gangguan mental emosional pada penduduk Indonesi
a seperti pada RISKESDAS 2007. Gangguan mental emosional adalah istilah yang sama deng
an distress psikologik. Kondisi ini adalah keadaan yang mengindikasikan sesoerang sedang m
engalami perubahan psikologis. Berbeda dengan gangguan jiwa berat psikosis dan skizofrenia
gangguan mental emosional adalah gangguan yang dapat dialami semua orang pada keadaan
tertentu, tetapi dapat pulih seperti semula. Gangguan ini dapat berlanjut menjadi gangguan ya
ng lebih serius apabila tidak berhasil ditanggulangi (Riskesdas, 2013).
Gangguan mental emosional penduduk Indonesia berdasarkan RISKESDAS 2007 adalah 11,6
persen dan bervariasi dianatara provinsi dan kabupaten/kota. Pada RISKESDAS tahun 2013,
prevalensi gangguan mental emosional dinilai kembali dengan menggunakan alat ukur serta m
etode yang sama. Gangguan mental emosional diharapkan tidak berkembang menjadi lebih se
rius apabila orang yang mengalaminya dapat mengatasi atau melakukan pengobatan sedini mu
ngkin kepusat pelayanan kesehatan atau berobat ke tenaga kesehatan yang kompeten (Riskesd
as, 2013).
Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional adalah 6,0
% (31.728 orang dari subyek yang dianalisis). Provinsi dengan prevalensi gangguan mental e
mosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah (11,6%), sedangkan yang terendah di Lampung (1,
2%). Prevalensi gangguan mental emosional berdasarkan karakteristik individu dan cakupan
pengobatan seumur hiudp serta 2 minggu terakhir terdapat pada laporan Riskesdas 2013 dala
m Angka (Riskesdas, 2013).
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat ter
banyak di Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa Tengah. Prop
orsi RT yang pernah memasang ART gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak pada pe
nduduk yang tinggal dipedesaan (18,2%), serta pada kelompok penduduk dengan kuintil inde
ks kepemilikan terbawah (19,5%). Prevalensi ganggual mental emosional pada penduduk Ind
onesia 6,0 persen. Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertinggi adalah Sul
awesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur (Risk
esdas, 2013).
B. TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan jiwa pada agregat remaja di RW 08
Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan ciracas Jakarta Timur
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu:
a) Memahami pengertian remaja
b) Memahami pengertian kesehatan jiwa
c) Memahami dan menyebutkan ciri-ciri sehat jiwa
d) Memahami tentang tugas perkembangan remaja
e) Memahami dan menjelaskan masalah yang sering dialami oleh remaja
f) Memahami dan menjelaskan kembali tentang stress, penyebab stress dan bagaimana
cara menangani stress
g) Memahami dan menyebutkan upaya mengembangkan emosi
h)
C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik materi : Kesehatan jiwa
b. Sasaran kegiatan : Anak Remaja awal-akhir
c. Target peserta : 15 orang
d. Metode : - Ceramah
- Video
- Diskusi
e. Media dan alat : - Video
- Leaflet
- Proyektor
- Mic
- Sound sistem
- Laptop
f. Waktu : Pukul 13.00 s/d selesai
g. Tempat : Kediaman ibu RT 12
D. PENGORGANISASIAN/KEPANITIAAN
a. Leader/pemateri : Saeful, S.Kep
b. Co leader : Vina Nada Karanina, S.Kep
c. Fasilitator : Maretha Huda Pratiwi, S,Kep
Cahyani Prayitno, S.Kep
Dian Indah Putri A, S.Kep
d. Observer : Suryandini Hermawan, S.Kep
E. RENCANA ANGGARAN
No Jenis Anggaran Jumlah
.
1. Pemasukkan Kegiatan :
a. Dana kas kelompok
(Rp.25.000 x 6 Individu) Rp. 150.000 + Rp. 150.000 = Rp.
b. Dana kas gabungan kelompok 300.000
(Rp.30.000 x 5 Individu)
2. Pengeluaran Kegiatan Rp. 35.000 + Rp. 60.000 + Rp. 140.000
a. Print Leaflet (35 x Rp.1.000)
b. Doorprize (4 x Rp. 15.000)
c. Snack Konsumsi (20 x Rp. 7.000)
Total Rp. 235.000 (Dana Terpakai)
Rp. 65.000 (Dana Tersisa)
3. Tahap Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
1) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 5 hari sebelum pelaksanaan p
enyuluhan
2) Undangan kegiatan penyuluhan sudah jadi dan disebarkan 3 hari sebelum pen
yuluhan berlangsung
3) Tempat yang ingin digunakan untuk penyuluhan sudah di survey 2 hari sebelu
m dilaksanakan penyuluhan
4) Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) sudah disiapkan 3 hari sebelum penyuluhan
5) Waktu penyuluhan sudah harus dipersiapkan bersamaan dengan SAP
6) Alat dan media sudah direncanakan dan di persiapkan sebelum acara penyuluh
an dilaksanakan
7) Peran dan fungsi masing-masing pengorganisasian sesuai dengan yang direnca
nakan
b) Evaluasi Proses
1) 50 % undangan yang diundang hadir
2) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
3) Ruangan yang digunakan untuk penyuluhan nyaman dan kondusif
4) Alat dan media yang telah disiapkan dapat digunakan dengan baik
5) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
6) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
c) Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 60% peserta:
1) Mampu menjelaskan pengertian remaja
2) Mampu menjelaskan pengertian kesehatan jiwa
3) Mampu menjelaskan ciri-ciri sehat jiwa
4) Mampu menyebutkan tentang tugas perkembangan remaja
5) Mampu memahami dan menjelaskan masalah yang sering dialami oleh remaj
a
6) Mampu memahami dan menjelaskan Kembali tentang stress, penyebab stress,
dan bagaimana cara menangani stress
7) Mampu memahami dan menyebutkan upaya mengembangkan emosi
A. Penutup
A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat mengetahui tentang kesehatan jiwa
secara umum, masalah yang sering terjadi pada kesehatan jiwa remaja serta cara
meningkatkan kesehatan jiwa.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan anggota remaja mampu :
g. Menyebutkan pengertian remaja
h. Menyebutkan klasifikasi remaja
i. Menyebutkan pengertian jiwa secara umum
j. Menyebutkan pengertian kesehatan jiwa
k. Menyebutkan kriteria sehat jiwa
l. Menyebutkan prinsip dalam kesehatan jiwa
m. Menyebutkan masalah/ gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada remaja
n. Menyebutkan cara meningkatkan kesehatan jiwa pada remaja
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
3. Demonstrasi
D. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan :
1. Laptop
2. MIC
3. Speaker
4. Infokus
5. Layar Infokus
E. Materi (terlampir)
G. Pengorganisasian
1. Leader : Saeful
2. Moderator : Suryandini Hermawan
3. Fasilitator : Dian Indah Putri A
Cahyany Prayitno
Maretha Huda Pratiwi
4. Observer : Vina Nada Karanina
H. Setting Tempat
Pemateri
Moderator
Fasilotator
Observer/Dokumentasi
I. Uraian tugas
a) Leader
Mempresentasikan materi yang akan diberikan
Mengevaluasi peserta tentang materi yang akan diberikan
Memberikan reinforcement (+)
b) Co-Leader
Pada acara pembukaan
- Mengucapkan salam
- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
- Menjelaskan topik serta tujuan penyuluhan
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menjelaskan sesi tanya jawab di akhir materi
- Memfokuskan peserta pada acara penyuluhan tersebut
c) Fasilitator
a. Memfasilitasi penyuluhan dari awal hingga akhir
b. Memperhatikan peserta pada saat berjalannya penyuluhan
d) Observer
a. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Remaja menghadiri penyuluhan
b. Alat dan media disiapkan dan berfungsi sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing-masing anggota sesuai dengan yang telah direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Remaja yang diberikan penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Remaja berperan aktif dalam jalannya penyuluhan dan pada saat diskusi berjalan
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan pendidikan kesehatan/ penyuluhan mengenai kesehatan jiwa pada
remaja terjadi peningkatan pengetahuan dan dapat memahami dengan baik sebanyak
70%.
Materi penyuluhan
A. Pengertian remaja
Remaja adalah adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Keliat, 2014).
B. Klasifikasi remaja
1. Remaja awal (Early adolescence) – 10-13 tahun
Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
itu.
2. Remaja tengah (Middle adolescence) – 14-16 tahun
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.
3. Remaja akhir (late adolescence) – 17-19 tahun
Pada tahap ini biasanya remaja memiliki minat yang mantap, egosentrisme
(memusatkan perhatian pada diri sendiri) serta memiliki dinding untuk memisahkan
diri dari masyarakat/ sosial.
C. Pengertian jiwa
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait pada materi. Hal ini karena jiwa memang bukan berupa benda, melainkan
sebuah sistem perilaku, hasil olah pemikiran, perasaan, persepsi, dan berbagai pengaruh
lingkungan sosial. Semua ini merupakan manifestasi sebuah kejiwaan seseorang.
Tipe kehilangan:
a. Kehilangan aktual atau nyata.
Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, seperti
hilangnya anggota tubuh sebahagian, amputasi, kematian orang yang sangat
berarti / di cintai.
b. Kehilangan persepsi.
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat
dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
Rentang respon kehilangan:
Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— > Acceptance
1) Fase denial
a) Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
b) Ungkapan verbal pada fase ini biasanya individu mengatakan itu tidak
mungkin, saya tidak percaya itu terjadi .
c) Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak
jantung cepat, menangis, gelisah.
2) Fase anger / marah
a) Individu mulai menyadari akan kenyataan yang terjadi
b) Timbul respon marah diproyeksikan pada orang lain
c) Reaksi fisik yang timbul adalah; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal, serta perilaku agresif.
3) Fase bergaining / tawar- menawar
a) Ungkapan secara verbal pada fase ini adalah; kenapa harus terjadi pada saya?,
kalau saja yang sakit bukan saya,seAndainya saya hati-hati .
4) Fase depresi
a) Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b) Gejalapada fase ini individu menolak makan, mengeluh suslit tidur, letih,
dorongan libido menurun.
5) Fase acceptance
a) Pikiran pada objek yang hilang mulai berkurang.
b) Ungkapan verbal pada fase ini adalah” apa yang dapat saya lakukan agar saya
cepat sembuh, yah, akhirnya saya harus operasi”
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
KESEHATAN JIWA
(KAMIS, 13 NOVEMBER 2021)
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan satu minggu sebelum diadakannya penyluhan Kesehatan Jiwa. Panitia
sudah mempersiapkan segala sesuatunya diantaranya pembuatan proposal Kesehatan
Jiwa, membuat satuan acara penyuluhan, konsultasi dengan pembimbing akademik,
mempersiapkan lembar balik, mempersiapkan leaflet, mempersiapkan konsumsi,
mempersiapkan media dan alat seperti speaker aktif, microphone dan infocus,
mempersiapkan daftar hadir/absensi kegiatan, kemudian melakukan konfirmasi waktu da
tempat dengan ibu ketua RT 12 RW 08 Kelurahan kelapa dia wetan.
B. TAHAP PELAKSANAAN
Pada har pelaksanaan penyuluhan (kamis, 13 november 2021), panitia melakukan setting
tempat untuk penyuluhan, Remaja yang hadir mengisi daftar hadir kemudian menerima
konsumsi/snack yang sudah disediakan panitia. Remaja dilakukan setting tempat untuk
penyuluhan, kegiatan penyuluhan Kesehatan Jiwa yang dimulai pukul 13.00 WIB s.d.
13.30 WIB dengan peserta yang hadir berjumlah 17 orang.
C. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi tahap persiapan
a. Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
b. Tempat yang ingin digunakan untuk penyuluhan sudah siap 1 hari sebelum
dilaksanakan penyuluhan
c. Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) sudah disiapkan 2 hari sebelum penyuluhan
d. Waktu penyuluhan sudah harus dipersiapkan bersamaan dengan SAP
e. Alat dan media sudah di rencanakan dan di persiapkan sebelum acara
penyuluhan di laksanakan
f. Peran dan fungsi masing-masing pengorganisasian sesuai dengan yang
direncanakan
2. Evaluasi tahap pelaksanaan
a. Moderator membuka acara sesuai dengan tugas yang diberikan
b. Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c. Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali aktivitas
di kelas.
3. Evaluasi tahap hasil/evaluasi
D. FAKTOR PENDUKUNG
1. Adanya kerjasama/kordinasi antara panitia dengan ketua RT 12 RW 08 Kelurahan
Kelapa Dua Wetan
2. Tersedianya tempat, media dan alat penyuluhan
3. Sasaran target peserta adalah Remaja
n
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN MEROKOK
2021
DISUSUN OLEH:
202015010
A. Latar Belakang
Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh karena menurut WHO
(World Health Organization), rokok merupakan zat aditif yang memiliki kandungan kurang lebih
4000 elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi kesehatan tubuh. Merokok
merupakan salah satu bentuk perilaku yang berisiko terhadap kesehatan seseorang, dimana pada
sekarang ini semakin berkembang dan menjadi kebiasaan di kalangan anak muda dan remaja.
Merokok merugikan kesehatan namun jumlah perokok justru semakin bertambah. Di Indonesia,
perilaku merokok dianggap sebagai kebiasaan yang sangat wajar. Perilaku merokok tidak pernah
surut karena merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (Agustina, Fitriani
2017).
Indonesia mengalami peningkatan terbesar perilaku merokok yang cenderung dimulai pada usia
yang semakin muda. Pada usia 10 -14 tahun, terdapat 2,0% remaja yang merokok, 0,7% di
antaranya merokok setiap hari dan 1,3% perokok kadang-kadang dengan rerata konsumsi 10
batang rokok perhari. Proporsi penduduk menurut usia mulai merokok untuk kelompok usia
muda (5 – 9 tahun) yang tertinggi adalah di Papua (3,2%), sekitar 30 kali lebih besar
dibandingkan dengan angka nasional (0,1%). Sebuah fakta baru yang diperoleh bahwa Indonesia
menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak dengan angka
61,4 juta perokok aktif atau seperempat jumlah penduduk Indonesia GATS (Global Adult
Tobbaco Survey) (TCSC, 2012). The Asean Tobacco Control Atlas (2014) meneliti bahwa lebih
dari 30% penduduk Indonesia yang merokok mulai mengonsumsi rokok sebelum mencapai umur
10 tahun dan Indonesia berada pada urutan 1 dari 10 negara ASEAN yang jumlah perokok laki-
laki dengan umur 13-15 tahun mencapai 41% (Agustina, Fitriani 2017).
Merokok dapat mengurangi daya tahan, membuat gelisah, menurunkan daya lihat dan koordinasi
gerak tubuh, respon mental menjadi lebih lambat karena daya ingat dan konsetrasi terganggu.
Merokok dapat merusak pemikiran dan tubuh serta dapat menimbulkan gejala yang kurang enak
seperti gelisah, konsentrasi terganggu, gangguan daya tangkap, gangguan fungsi prikomotor dan
stress. Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ratus diantaranya telah
dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Zat yang paling berbahaya sekaligus racun
utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO) (Agustina, Fitriani 2017).
Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan
penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko
terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa
disebut dengan penuaan dini. Merokok di usiadini menyebabkan impotensi dan mengurangi
jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012 dalam
dalam Utari, Dewi Tri 2018).
B. Tujuan kegiatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Remaja RT.12 RW.08 dapat memahami
mengenai bahaya merokok dan menghindari perilaku merokok
2. Tujuan Khusus
1) Remaja mampu menjelaskan pengertian dari rokok
2) Remaja mampu menjelaskan faktor penyebab merokok
3) Remaja mampu menjelaskan tanda dan gejala seorang perokok
4) Remaja mampu menjelaskan kandungan dari rokok
5) Remaja Remaja mengetahui gambaran paru-paru seorang perokok dari tayangan video
6) Remaja mampu menjelaskan jenis-jenis perokok
7) Remaja mampu menyebutkan dampak dari perokok aktif dan pasif
8) Remaja mampu menjelaskan cara-cara berhenti merokok
9) Remaja mampu menjelaskan keuntungan dari tidak merokok
C. Rencana kegiatan
a. Topik Materi : Bahaya Merokok Pada Remaja
b. Sasaran Kegiatan : Remaja Putra dan Putri RT.12 RW.08 Kel. Kelapa Dua Wetan
c. Metode : Ceramah, tanya jawab, penanyangan video
d. Media dan Alat : Leaflet, Speaker, Sound, MIC, Laptop, LCD, Video
e. Waktu : Sabtu, 13 November 2021, Pukul 13.00 – 13.20
f. Tempat : Rumah Ketua RT.12 RW.08 Kel. Kelapa Dua Wetan
D. Pengorganisasian/ Kepanitian
a) Leader/pemateri : Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
b) Co-Leader : Suryandini Hermawan, S.Kep
c) Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Saeful, S.Kep
d) Observer : Vina Nada Karanina, S.Kep
E. Rencana Anggaran
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB. Kegiatan dibagi menjadi dua bagian,
pertama penyampaian materi penyuluhan tentang Bahaya Merokok Pada Remaja dan
kegiatan tanya jawab. Kegiatan ini diawali oleh pembukaan selama 5 menit oleh
pembawa acara yang menjelaskan tujuan dan kontrak waktu serta perkenalan
mahasiswa dan pembimbing, jam 13.05 sampai 13.55 WIB. Pemberian materi dan
pemutaran video tentang Bahaya Merokok oleh pemateri selama 40 menit dari pukul
13.05 sampai 13.45 WIB. Selanjutnya diteruskan dengan diskusi tentang penyuluhan
selama 10 menit, dari pukul 13.45 sampai 13.55. Pada pukul 13.55-14.00 WIB
dilakukan penyimpulan hasil penyuluhan, menyampaikan rencana tindak lanjut (RTL),
memberikan leaflet, serta membagikan snack dan doorprize.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhun
2) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
3) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
4) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
5) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi Proses
1) 90 % undangan yang diundang hadir
2) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
3) Ruangan yang digunakan untuk penyuluhan nyaman dan kondusif
4) Alat dan media yang telah disiapkan dapat digunakan dengan baik
5) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
6) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
c. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 90% Remaja :
1. Remaja mampu menjelaskan pengertian dari rokok
2. Remaja mampu menjelaskan faktor penyebab merokok
3. Remaja mampu menjelaskan tanda dan gejala seorang perokok
4. Remaja mampu menjelaskan kandungan dari rokok
5. Remaja mengetahui gambaran paru-paru seorang perokok dari tayangan video
6. Remaja mampu menjelaskan jenis-jenis perokok
7. Remaja mampu menyebutkan dampak dari perokok aktif dan pasif
8. Remaja mampu menjelaskan cara-cara berhenti merokok
9. Remaja mampu menjelaskan keuntungan dari tidak merokok
G. Penutup
Demikian proposal kegiatan penyuluhan “Bahaya Merokok Pada Remaja”. Besar harapan
kami agar Bapak/Ibu Ketua RT.12 RW.08 dapat menyetujui dan mendukung terlaksananya
kegiatan ini dengan baik dan semoga sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah
ditetapkan, semoga Tuhan Yang Mahas Esa memberikan petunjuk dan meridhoi segala amal
baik kita dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini.
Mengetahui,
Preceptor Akademik Ketua/PJ/Koordinator Kegiatan
Ambarwati, A., Umaroh, A. K., Kurniawati, F., Kuswandari, T. D., & Darojah, S. (2014). Media
Leaflet, Video Dan Pengetahuan Siswa Sd Tentang Bahaya Merokok (Studi Pada Siswa Sdn 78
Sabrang Lor Mojosongo Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(1), 7-13.
Hasanah. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dan sikap terhadap Perilaku Merokok pada
Remaja. Naskah publikasi,12.
Horax, M., Santoso, L. W., & Gunadi, K. (2017). Media Interaktif Tentang Bahaya Merokok
Bagi Pelajar. Jurnal Infra, 5(1), 310-314.
Joewana, S. (2008). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat gangguan Zat Psikoaktif. Jakarta:
Gramedia
Kusmirah, E. (2014). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Kusumawati, Y., Astuti, D., S., Wijayanti, A. C., & Setiyadi, N. A. (2015). Model
Pemberdayaan Konseling Peer Education dalam Upaya Membentuk Perilaku Berhenti Merokok
pada Mahasiswa.
Utari, D. T., & Masnina, R. (2018). Hubungan antara Pengatahuan Remaja tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah dengan Kebiasaan Merokok di SMPN 7 Samarinda.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
A. Latar Belakang
Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh karena menurut WHO
(World Health Organization), rokok merupakan zat aditif yang memiliki kandungan kurang lebih
4000 elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi kesehatan tubuh. Merokok
merupakan salah satu bentuk perilaku yang berisiko terhadap kesehatan seseorang, dimana pada
sekarang ini semakin berkembang dan menjadi kebiasaan di kalangan anak muda dan remaja.
Merokok merugikan kesehatan namun jumlah perokok justru semakin bertambah. Di Indonesia,
perilaku merokok dianggap sebagai kebiasaan yang sangat wajar. Perilaku merokok tidak pernah
surut karena merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (Agustina, Fitriani
2017).
Indonesia mengalami peningkatan terbesar perilaku merokok yang cenderung dimulai pada usia
yang semakin muda. Pada usia 10 -14 tahun, terdapat 2,0% remaja yang merokok, 0,7% di
antaranya merokok setiap hari dan 1,3% perokok kadang-kadang dengan rerata konsumsi 10
batang rokok perhari. Proporsi penduduk menurut usia mulai merokok untuk kelompok usia
muda (5 – 9 tahun) yang tertinggi adalah di Papua (3,2%), sekitar 30 kali lebih besar
dibandingkan dengan angka nasional (0,1%). Sebuah fakta baru yang diperoleh bahwa Indonesia
menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak dengan angka
61,4 juta perokok aktif atau seperempat jumlah penduduk Indonesia GATS (Global Adult
Tobbaco Survey) (TCSC, 2012). The Asean Tobacco Control Atlas (2014) meneliti bahwa lebih
dari 30% penduduk Indonesia yang merokok mulai mengonsumsi rokok sebelum mencapai umur
10 tahun dan Indonesia berada pada urutan 1 dari 10 negara ASEAN yang jumlah perokok laki-
laki dengan umur 13-15 tahun mencapai 41% (Agustina, Fitriani 2017).
Merokok dapat mengurangi daya tahan, membuat gelisah, menurunkan daya lihat dan koordinasi
gerak tubuh, respon mental menjadi lebih lambat karena daya ingat dan konsetrasi terganggu.
Merokok dapat merusak pemikiran dan tubuh serta dapat menimbulkan gejala yang kurang enak
seperti gelisah, konsentrasi terganggu, gangguan daya tangkap, gangguan fungsi prikomotor dan
stress. Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ratus diantaranya telah
dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Zat yang paling berbahaya sekaligus racun
utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO) (Agustina, Fitriani 2017)
Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan
penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko
terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa
disebut dengan penuaan dini. Merokok di usiadini menyebabkan impotensi dan mengurangi
jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Utari, Dewi Tri 2018).
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Remaja dapat memahami mengenai bahaya merokok
dan menghindari perilaku merokok.
II. Tujuan Khusus
1. Remaja mampu menjelaskan pengertian dari rokok
2. Remaja mampu menjelaskan faktor penyebab merokok
3. Remaja mampu menjelaskan tanda dan gejala seorang perokok
4. Remaja mampu menjelaskan kandungan dari rokok
5. Remaja mengetahui gambaran paru-paru seorang perokok dari tayangan video
6. Remaja mampu menjelaskan jenis-jenis perokok
7. Remaja mampu menyebutkan dampak dari perokok aktif dan pasif
8. Remaja mampu menjelaskan cara-cara berhenti merokok
9. Remaja mampu menjelaskan keuntungan dari tidak merokok
C. Materi ( Terlampir)
D. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik : Bahaya Merokok Pada Remaja
b. Sasaran/target : Remaja Lingkungan RW 08
c. Metode : a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Penayangan Video
d. Media : 1. Leaflet
2. Mic
3. Sound
4. Materi dalam Power Point
5. Laptop
6. Speaker
7. LCD
E. Waktu dan tempat :
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 November 2021
Pukul : 13.00-.14.00 WIB
Tempat : Rumah RT.12/08 Kel.Kelapa Dua Wetan
F. Pengorganisasian:
a. Leader/Pemateri : Maretha Huda Pratiwi, S.Kep
b. Moderator : Suryandini Hermawan, S.Kep
c. Fasilitator : Dian Indah Putri Arti, S.Kep
Saeful S.Kep
G.
Setting Tempat:
Keterangan:
: Remaja : Penyaji
H. Uraian Tugas :
f) Peran Moderator :
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan Diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
g) Peran Penyuluh :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
h) Peran Obsever :
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
i) Peran Fasilitator :
a. Bersama moderator menjalin kerjasama dalam menyampaikan materi
penyuluhan ke remaja
b. Motivasi peserta kegiatan dalam bertanya
c. Menjadi contoh dalam kegiatan
I. Kegiatan Penyuluhan :
6. Menjawab salam
J. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 5 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
2. Undangan kegiatan penyuluhan sudah jadi dan disebarkan 3 hari sebelum
penyuluhan berlangsung
3. Tempat yang ingin digunakan untuk penyuluhan sudah di survey 2 hari sebelum
dilaksanakan penyuluhan
4. Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) sudah disiapkan 3 hari sebelum penyuluhan
5. Waktu penyuluhan sudah harus dipersiapkan bersamaan dengan SAP
6. Alat dan media sudah direncanakan dan di persiapkan sebelum acara penyuluhan
dilaksanakan
7. Peran dan fungsi masing-masing pengorganisasian sesuai dengan yang
direncanakan
b. Evaluasi Proses
1. 90 % undangan yang diundang hadir
2. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
3. Ruangan yang digunakan untuk penyuluhan nyaman dan kondusif
4. Alat dan media yang telah disiapkan dapat digunakan dengan baik
5. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
6. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
c. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 90 % peserta:
1. Mampu menjelaskan pengertian bahaya rokok
2. Mampu menjelaskan factor penyebab merokok
3. Mampu menjelaskan tanda dan gejala seorang perokok
4. Mampu menyebutkan kandungan dari rokok
5. Mengetahui gambaran paru-paru seorang perokok dari tayangan video
6. Mampu menjelaskan jenis-jenis perokok
7. Mampu menyebutkan dampak dari perokok aktif dan pasif
8. Mampu menjelaskan cara-cara berhenti merokok
9. Mampu menjelaskan keuntungan dari tidak merokok
K. Daftar Pustaka
Agustina, F. (2017). Hubungan Umur dan Prilaku Merokok Siswa Kelas I SMP Terhadap
Prestasi Belajar. Cendekia Medika, 2(2), 106-116.
Ambarwati, A., Umaroh, A. K., Kurniawati, F., Kuswandari, T. D., & Darojah, S. (2014). Media
Leaflet, Video Dan Pengetahuan Siswa Sd Tentang Bahaya Merokok (Studi Pada Siswa Sdn 78
Sabrang Lor Mojosongo Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(1), 7-13.
Hasanah. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dan sikap terhadap Perilaku Merokok pada
Remaja. Naskah publikasi,12.
Horax, M., Santoso, L. W., & Gunadi, K. (2017). Media Interaktif Tentang Bahaya Merokok
Bagi Pelajar. Jurnal Infra, 5(1), 310-314.
Joewana, S. (2008). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat gangguan Zat Psikoaktif. Jakarta:
Gramedia
Kusmirah, E. (2014). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Kusumawati, Y., Astuti, D., S., Wijayanti, A. C., & Setiyadi, N. A. (2015). Model
Pemberdayaan Konseling Peer Education dalam Upaya Membentuk Perilaku Berhenti Merokok
pada Mahasiswa.
Utari, D. T., & Masnina, R. (2018). Hubungan antara Pengatahuan Remaja tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah dengan Kebiasaan Merokok di SMPN 7 Samarinda.
MATERI
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas, daun,
atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang
setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan
membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan
kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker (Widyawati, 2014). Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat
menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang
menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
Alkohol, dan Zat Adiktif) (Satya Joewana, 2008).
B. Faktor penyebab merokok
Faktor penyebab merokok pada remaja (Hasanah, U. 2012). Ada beberapa faktor yang
mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya
dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-
anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Selain itu, anak-anak yang
mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Teman merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
3. Memenuhi tantangan dari teman.
Terkadang, teman yang tidak baik itu menantang anda untuk melakukan hal-hal yang
menyimpang. Alasan mereka sebenarnya “untuk membuktikan diri“. Apabila anda termakan
hasutan semacam ini artinya hidup anda bergantung dari ujung lidah orang lain. Ini menandakan
mindset yang salah. Sebab bukan kata-kata orang yang menentukan harga diri anda melainkan
sikap (perilaku & perbuatan) yang diekspresikanlah yang menentukannya.
4. Pribadi
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin
mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, pengaruh sosial
juga menjadi pemicu..
5. Iklan rokok
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang
keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
C. Tanda dan Gejala Seorang Perokok
Adapun ciri-ciri seorang perokok (Susanto A, Dkk, 2011) adalah sebagai berikut :
1. Kulit keriput
2. Peradangan pada kulit yang sangat gatal
3. Jari-jari pucat
4. Bibir terlihat hitam
5. Sering batuk-batuk
6. Terlihat lebih kurus
7. Gigi berwarna kekuningan dan gusi terlihat lebih hitam
8. Tubuh bau asap rokok
9. Mata merah dan berair
10. Jam tidur tidak teratur
D. Kandungan di dalam rokok
Berikut adalah beberapa kandungan di dalam rokok (Sriamin, 2008).
1. Nikotin : Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar. Jadi
menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok.
2. TAR : Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapatkan dengan cara distilasi kayu
dan arang juga dari getah tembakau. Tar itu sendiri mengandung banyak bahan beracun
ke dalam tubuh. Ini adalah substansi, tebal lengket, dan ketika menghirup itu melekat
pada rambut-rambut kecil di paru-paru. Organ ini melindungi paru-paru dari kotoran dan
infeksi, tapi ketika tertutup tar organ ini tidak dapat melakukan fungsinya. Tar juga
melapisi dinding sistem respirasi secara keseluruhan, mempersempit tabung yang
transportasi udara (yang bronchioles) dan mengurangi elastisitas paru-paru. Yang pada
akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
3. Karbon Monoksida : Gas yang tidak berbau. Karbon monoksida adalah bahan kimia
beracun ditemukan dalam asap buangan mobil. Hal inilah yang kemudian bisa
menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan menghalangi semua kinerja organ pensuply
oksigen di dalam tubuh. Karena tubuh kurang oksigen membuat jantung mengalami
penebalan dan bekerja lebih keras memompa darah. Inilah penyebab utama seorang
perokok bisa mengalami serangan jantung secara mendadak. Zat ini dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini masuk
ke dalam tubuh dan dibawa oleh hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu molekul
hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen. Apabila didalam hemoglobin itu
terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.
4. Amonia : Bahan pelarut yang biasa dipakai untuk pembersih toilet dan kaca jendela.
Amonia berfungsi menyerap nikotin sehingga lebih cepat larut dalam paru-paru
penghisapnya dan otak pun mendapat dosis nikotin jauh lebih tinggi.
5. Kadmium : Dalam industri zat ini dipakai untuk baterai, lapisan logan, dan bahan baku
plastik. Efek pada tubuh ketika zat ini terhisap adalah merusak ginjal dan melukai
pencernaan.
6. Benzena : Secara alami zat kimia ini diproduksi gunung berapi. Dalam porsi buatan zat
ini diproduksi dari reaksi kimia batubara dan minyak untuk membuat plastic, deterjen,
dan pestisida. Jika dihisap dari rokok, maka akan menyebabkan leukemia.
7. Formaldehida : Bahan baku perekat dalam produk kayu dan pengawet dalam cat. Reaksi
jika tubuh dimasuki zat ini adalah mata berair, panas pada mata, hidung, dan
tenggorokan, mual, batuk, sesak napas, ruam kulit, dan alergi.
8. Nikel : Nama lain perak atau logam putih keras. Zat kimia ini penyebab bronchitis,
berkurangnya fungsi paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan.
9. Lead atau Timbal : Dipakai sebagai bahan dasar amunisi, atap, bensin, cat, dan keramik.
Timbal mempengaruhi semua sistem tubuh dengan gejala paling rentan pada sistem
syaraf pusat, terutama pada anak-anak, selain merusak kekebalan tubuh dan ginjal.
Paparan asap rokok yang mengandung timbal pada perokok pasif menyebabkan kelahiran
premature, penurunan kemampuan mental, kesulitan belajar, dan menghambat
pertumbuhan anak.
10. Aseton : Zat kimia produk buangan asap kendaraan bermotor. Orang yang tinggal dalam
udara tercemar aseton biasanya iritasi pada hidung, tenggrokan, paru-paru, mata, sakit
kepala, tremor, gelisah, pusing, pingsan bahkan hingga koma. Pada perempuan aseton
penyebab utama gangguan siklus menstruasi. Maka bayangkan jika zat ini dihisap secara
sengaja dari sebatang rokok.
E. Jenis-jenis perokok
Berdasarkan jenisnya perokok dibedakan menjadi :
1. Perokok aktif : Mereka telah terbiasa dan nyata menghisap rokok dan menanggung
sendiri akibatnya.
2. Perokok pasif : Mereka sebenarnya tidak merokok namun karena ada orang lain yang
merokok didekatnya maka ia terpaksa harus ikut menghisap asap rokok dengan segala
akibatnya.
A. TAHAP PERSIAPAN
Mahasiswa sudah menyiapkan media seperti Power Point, Leaflet, SAP sebelum kegiatan
berlangsung.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 13 November 2021. Sebelum pelaksanaan
kegiatan penyuluhan yang diajukan kepada remaja RT 12/ 08 Kelapa Dua Wetan saya
sudah menyiapkan media leaflet dan Power Point sebagai bahan penyampaian materi
terkait Merokok.
2. Jumlah audiens yang hadir 100% sebanyak 10 audiens lansia RT 12/08 Kelapa Dua
Wetan
3. Panitia penyuluhan sebanyak 6 orang diantaranya adalah Fasilitator, Narasumber,
Observer dan Moderator. Panitia menjalankan tugas sesuai dengan jobdesk masing-
masing.
4. Acara penyuluhan yang bertema “Merokok” dibuka oleh Moderator (Suryandini
Hermawan, S.Kep), dan diisi oleh Pemateri (Maretha Huda Pratiwi, S.Kep).
5. Audiens berperan aktif menjawab dan bertanya
6. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
7. Pemateri dapat menghidupkan suasana ketika audiens mulai bosan
8. Posisi pemateri baik saat melakukan penyuluhan tidak membelakangi audiens,
Reinforcement ada dari pemateri
C. TAHAP EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
a) Materi yang ingin disampaikan harus sudah siap 1 hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
b) Tempat dilaksanakannya penyuluhan telah dipersiapkan
c) Satuan acara penyuluhan dan proposal kegiatan telah dipersiapkan dan di print
d) Alat dan bahan yang diperlukan pada saat kegiatan telah dipersiapkan
e) Panitia berperan sesuai dengan jobdesk masing-masing
b. Evaluasi Proses
a) Moderator membuka acara dengan baik, memperkenalkan diri dan
memperkenalkan semua anggota kelompok (panitia)
b) Peserta aktif dalam diskusi dan memperhatikan materi dengan baik
c) Terdapat 6 peserta aktif dalam proses penyuluhan
d) Setelah penyuluhan peserta selesai semua peserta melanjutkan kembali
aktivitas di kelas.
c. Evaluasi Hasil
100% Remaja RT 12/ 08 hadir dalam acara penyuluhan setelah diberikan
penyuluhan. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 100% peserta :
a. Mampu menjelaskan pengertian bahaya rokok
b. Mampu menjelaskan factor penyebab merokok
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala seorang perokok
d. Mampu menyebutkan kandungan dari rokok
e. Mengetahui gambaran paru-paru seorang perokok dari tayangan video
f. Mampu menjelaskan jenis-jenis perokok
g. Mampu menyebutkan dampak dari perokok aktif dan pasif
h. Mampu menjelaskan cara-cara berhenti merokok
i. Mampu menjelaskan keuntungan dari tidak merokok
D. FAKTOR PENDUKUNG
Factor pendukung pada saat melakukan kegiatan penyuluhan Kesehatan Remaja
mengenai merokok di RT 12 RW 08 Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur ialah
panitia yang aktif dalam membantu persiapan alat, penjemputan audiens, serta periapan
tempat kegiatan penyuluhan. Selain itu, terkait dana yang bersumber dari mahasiswa itu
sendiri menjadi salah satu faktor pendukung dalam kesuksesan acara. Dengan adanya
dana kelompok (panitia) sehingga dapat mempersiapkan doorprize, snack untuk para
audiens serta kelancaran acara.
Koordinatoor Pelaksana,