Anda di halaman 1dari 8

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
1. Penelitian Kualitatif
a. Definisi Penelitian Kualitatif
Smith dan Davis (2010) mendefinisikan metode penelitian kualitatif
sebagai metode penelitian yang dilakukan dalam kondisi alami dan bertujuan
untuk memahami perilaku manusia yang kompleks. Metode penelitian kualitatif
cenderung sangat peduli dengan makna, artinya metode ini peduli tentang
bagaimana manusia memberi makna pada dunia dan pengalaman yang mereka
alami. Metode ini juga cenderung mempelajari tentang makna yang partisipan
buat terkait sebuah peristiwa (Willig, 2008).
Menurut Cresswell (2014), penelitian kualitatif merupakan metode-
metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah kelompok
yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Melibatkan upaya upaya
penting seperti mengajukan pertanyaan mengumpulkan data yang spesifik dan
menafsirkan makna.
Menurut Sukmadinata (dalam Hermawan, 2019), penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berpegang pada naturalistik atau fenomenologi karena
penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu
fenomena.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah metode yang menekankan makna secara mendalam berfokus
pada suatu masalah dalam sebuah fenomena.
b. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
Menurut Subadi (2006), terdapat delapan jenis penelitian kualitatif, yaitu:
1) Fenomenologi, memahami makna sesuatu berdasarkan pengalaman dan
pengertian sehari-hari.
2) Etnografi, pada tataran behavioral: memahami budaya suatu kelompok
masyarakat. Pada tataran kognitif: memahami nilai-nilai di balik tradisi.
3) Etnometodologi, memahami dunia konstruksi, partisipan yang tercemin 6
dalam percakapan sehari-hari (construction in interaction) yang
menunjukkan bagaimana mereka memandang, menilai, menafsirkan atau
memaknakan sesuatu.
4) Studi Kasus, memahami secara utuh dan mendalam suatu kasus bersifat
unik taupun umum.
5) Penelitian grounded, mengembangkan teori secara induktif berdasarkan
data.
6) Studi life History, memahami kisah hidup seorang atau kelompok,
termasuk peristiwa peristiwa penting yang menentukan arah (turning
points) perjalanan hidup seseorang atau kelompok yang bersangkutan.
7) Studi ermeneutika, memahami tafsiran terhadap teks yang tidak semata
mata berdasarkan acuan gramatikal kebahasaan, melainkan berdasarkan
konteks historis suatu penafsiran.
8) Studi analisis isi, memahami tema atau kategori yang tertuang dalam
pesan pada suatu teks, transkrip, dan narasi.
Berdasarkan jenis-jenis penelitian kualitatif diatas, jenis kualitatif yang
digunakan peneliti adalah studi kasus.

B. Subjek Penelitian
1. Karakteristik Subjek
Subjek pada penelitian ini merupakan perempuan berumur 20 tahun, yang
berdomisili di Bogor, Jawa Barat. Saat ini subjek merupakan seorang mahasiswi
semester 1 (satu) jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa.
2. Jumlah Subjek Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan satu orang subjek.

C. Tahap-tahap Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat tiga tahap dalam penelitian kualitatif, antara lain
tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pembuatan laporan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Peneliti menentukan tema yang akan di teliti dan melakukan persiapan
selanjutnya dengan mencari subjek yang akan diteliti sesuai dengan tema. Setelah
mendapat subjek yang tepat, peneliti menguhubungi subjek untuk menjelaskan
maksud dan tujuan peneliti serta kesediaan subjek untuk diwawancarai. Setelah
subjek bersedia, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu
dan media yang digunakan untuk dilakukannya wawancara. Kemudian,
melakukan wawancara awal. Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya peneliti
menemukan fenomena menarik yang akan dijadikan variabel pada penelitian ini.
Selanjutnya peneliti menyiapkan pedoman dan alat-alat yang akan digunakan
sebagai alat bantu pada pelaksaan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah pedoman penelitian dibuat, peneliti menghubungi subjek kembali
untuk menjelaskan maksud dan tujuan untuk melakukan wawancara kembali.
Peneliti juga membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tanggal
dilaksanakannya wawancara sama seperti wawancara awal, sehingga subjek dapat
menyesuaikan dan memilih jadwal yang tidak mengganggu aktivitasnya. Dalam
hal ini peneliti melakukan rapport agar terciptanya hubungan yang nyaman dan
akrab antara peneliti dan subjek. Peneliti melakukan wawancara kedua dan
meminta izin terlebih dahulu kepada subjek untuk merekam wawancara melalui
aplikasi zoom meeting sama seperti wawancara sebelumnya. Peneliti mulai
melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan yang berkaitan
dengan pedoman dan hal-hal yang belum ditanyakan pada saat wawancara awal
sebelumnya. Saat wawancara berlangsung, peneliti juga melaukan parafrase dan
juga probing pada jawaban-jawaban yang dilontarkan oleh subjek sehingga
mendapatkan jawaban yang maksimal. Setelah wawancara selesai, peneliti
menganalisis data yang diperoleh.
3. Tahap Pembuatan Laporan
Setelah wawancara selesai, peneliti menganalisis data yang diperoleh dan
melakukan pembuatan laporan. Pembuatan laporan ini merupakan tahapan
terakhir dalam penelitian ini. Peneliti mulai mengerjakan secara bertahap di
dahului bab 1 yang berisi pendahuluan, bab 2 yang berisi metode penelitian, bab 3
yang berisi hasil dan pembahasan, dan bab 4 yang berisi penutup serta daftar
pustaka.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
a. Definisi Wawancara
Metode wawancara merupakan metode yang dilakukan untuk memahami orang
lain dengan mendegarkan dan berbicara dengan orang tersebut (Hugh-Jones, 2010).
Kemudian, Stewart dan Cash (dalam Herdiansyah, 2015) menyebutkan bahwa
metode wawancara merupakan komunikasi dua arah yang terdiri dari pertukaran
aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi.
b. Jenis-jenis Wawancara
Ada beberapa macam jenis wawancara menurut Esterberg (dalam
Sugiyono, 2011) diantaranya:
1) Wawancara Terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Pada teknik ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
dipersiapkan.
2) Wawancara Semi Terstruktur
Pelaksanaan wawancara ini lebih bebas jika dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk
menentukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diwawancarai diminta pendapat dan ide-idenya. Pada wawancara ini,
peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh narasumber.
3) Wawancara Tak Terstruktur
Wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data. Pedoman yang digunakan dalam wawancara jenis
ini hanyalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Pada wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh.
Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur. Wawancara semi terstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka dan
fleksibel namun tetap dipandu oleh tema penelitian. Hal ini kemudian membuat jenis
wawancara semi terstruktur ini memberi kesempatan bagi peneliti untuk mendengar
cerita partisipan mengenai pengalaman tertentu dalam hidupnya dengan bebas. Jadi,
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti hanya berfungsi sebagai pemicu cerita dari
partisipan (Willig, 2008).
2. Observasi
1. Definisi Observasi
Menurut Widoyoko (2014:46) observasi merupaka “pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
penelitian”. Menurut Sugiyono (2014) “observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”.
Menurut Riyanto (2010) “observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Creswell (2014), observasi merupakan proses dimana peneliti
mengumpulkan data lapangan untuk mengamati perilaku dengan cara merekam atau
mencatat aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, observasi dapat disimpulkan bahwa observasi
adalah suatu proses pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap
seseorang yang akan diamati peneliti.
E. Alat Bantu Penelitian
Pada penelitian ini alat bantu pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008), pedoman wawancara digunakan untuk
mengungkapkan data secara kualitatif. Pedoman ini digunakan oleh peneliti
sebagai pemandu. Penggunaan pedoman wawancara ini nantinya dikembangkan
ketika proses wawancara berlangsung untuk mendapatkan data yang lengkap dan
memberikan kesempatan subjek menyampaikan pendapat dan pengamatan
sendiri.
2. Laptop
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu laptop sebagai media
berlangsungnya wawancara agar dapat terbantu dalam melakukan pengumpulan
data, seperti media untuk membuat pedoman, melakukan wawancara yang
menggunakan aplikasi zoom meeting, dan sebagainya. Selain itu penggunaan
laptop dan aplikasi zoom meeting mempermudah dan mengemat waktu dalam
pelaksanaan wawancara jarak jauh ini. Pada penggunaan aplikasi zoom meeting
peneliti juga merekam dengan izin subjek sebelumnya selama wawancara
berlangsung.
3. Earphone
Peneliti menggunakan alat bantu earphone untuk mempermudah peneliti agar
berkonsentrasi dengan pertanyaan yang akan diberikan dan jawaban yang
dilontarkan oleh subjek pada wawancara berlangsung.
4. Handphone
Peneliti menggunakan alat bantu handphone yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan subjek, baik sebelum ataupun sesudah pengumpulan data
pada penelitian ini.
5. Alat Tulis
Peneliti menggunakan alat tulis sebagai alat bantu. Alat tulis yang digunakan
adalah buku catatan dan pulpen. Tujuan penggunaan alat tulis ini adalah untuk
mencatat data atau informasi yang didapatkan selama pelaksanaan penelitian baik
secara wawancara ataupun observasi
F. Kualitas Penelitian
Kualitas sebuah penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting ketika
melalukan suatu penelitian. Kualitas dari sebuah penelitian kualitatif dilihat dari
reliabilitas dan validitas penelitian tersebut. Supratiknya (2015) menyatakan bahwa
reliabilitas kualitatif adalah sejauh mana pendekatan yang digunakan oleh peneliti
sesuai dengan apa yang digunakan peneliti lain pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Sedangkan, validitas kualitatif adalah sejauh mana peneliti memeriksa keakuratan
temuan-temuannya dengan melalui prosedur tertentu (Supratiknya, 2015).
Pada penelitian ini, validitas penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan
metode member checking dan peer briefing. Member checking atau pengecekan
kembali pada partisipan dilakukan untuk memastikan bahwa temuan-temuan yang
berupa tema-tema akurat (Supratiknya, 2015), artinya peneliti memastikan sejauh
mana analisis data dapat disetujui atau dirasa tepat bagi partisipan. Member
checking juga dilakukan untuk memberi kesempatan kepada partisipan untuk
memberikan umpan balik. Kemudian, peneliti akan melakukan peer briefing atau
review oleh sejawat. Peneliti akan meminta seorang sejawat untuk melakukan
review dan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kritis tentang penelitian. Selain itu,
peneliti juga mencantumkan uraian mengenai kemungkinan bias-bias yang peneliti
bawa dalam penelitian ini dalam bentuk refleksi-diri jujur (Supratiknya, 2015).

G. Analisis Data
Menurut Creswell (2014), analisis data adalah proses yang berkelanjutan selama
penelitian yang melibatkan analisis informasi partisipan, dan penelitian biasanya
menerapkan langkah-langkah analisis umum dan strategi khusus di dalamnya,
sehingga dapat membentuk pola dan kesimpulan yang mudah dipahami. Adapun
langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (dalam Fitrah &
Luthfiyah, 2017) adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasan serta dalam wawasan yang tinggi. Pada reduksi data, setiap peneliti akan
dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang bersifat naratif.
Pada penyajian data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Anda mungkin juga menyukai