Anda di halaman 1dari 5

OUTLINE PROPOSAL

Komunikasi Keluarga : Tingkat Komunikasi Antara

Orangtua dan Anak Usia Remaja

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pengantar Riset Sosial

Dosen Pengampu : Dra. Marfuah Sri Sanityastuti, M.Si

Disusun oleh:

SINTA PANGESTU

NIM: 21321053

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu bagian dari ilmu komunikasi yang dekat dengan keseharian setiap individu
yaitu komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai proses
pertukaran makna diantara dua pihak, terdiri dari pihak yang mempengaruhi dan pihak
lainnya sebagai pihak yang memahami. Komunikasi interpersonal dapat terjadi dalam
berbagai bentuk dan lingkungan. Lingkungan keluarga menjadi salah satu unsur yang dan
terdapat di dalamnya komunikasi interpersonal.
Proses interaksi yang terjadi dalam komunikasi interpersonal di keluarga dilihat sebagai
sebuah cara untuk mempertukarkan nilai-nilai terkait kehidupan. Beberapa bentuk interaksi
yang terjadi dalam keluarga yaitu saling berbagi pengalaman, bertukar pendapat, dan bahkan
dapat menjadi wadah untuk menceritakan masalah. Sebuah penelitian yang dilakukan di
Amerika, menemukan fakta bahwa beberapa anak remaja dalam keluarga terbiasa untuk
menceritakan kesulitan yang dihadapi kepada orangtuanya. Namun sebagian besar anak
remaja lainnya masih mengalami masalah untuk memberi kepercayaan terhadap orangtua.
Penelitian ini kemudian dikembangkan oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Millard J Bienvenu pada tahun 1969. Penelitian itu untuk mengukur tingkat komunikasi yang
terjalin diantara orangtua dan anak remaja melalui dua hal yang dikategorikan. Dua kategori
itu adalah melihat tingkat komunikasi yang lebih tinggi (higher degree of communication)
dan tingkat komunikasi yang lebih rendah (lower degree of communication). Tingkat
komunikasi yang lebih tinggi merujuk kepada kebiasaan mendengarkan dengan baik,
kebebasan berekspresi, pengertian dan penerimaan satu sama lain. Sedangkan tingkat
komunikasi yang lebih rendah merujuk kepada mengkritisi, respon dengan sarkasme, dan
kurangnya kepercayaan serta penerimaan satu sama lain.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana tingkat komunikasi yang terjadi antara orang tua dengan anak saat anak
berusia remaja?

1.3 TUJUAN RISET

Riset ini bertujuan Untuk melihat tingkat komunikasi yang terjadi antara orang tua
dengan anak saat anak berusia remaja.

1.4 MANFAAT RISET

Penelitian ini memberikan manfaat untuk sosialisasi dan konseling tentang kehidupan
keluarga serta pengembangan penelitian bertema keluarga.
BAB II

LANDASAN TEORI

Komunikasi interpesonal (antarpribadi) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun non verbal. Komunikasi interpersonal didefinisikan juga sebagai komunikasi yang
terjadi diantara dua orang yang memiliki hubungan yang terlihat jelas diantara mereka,
contohnya yaitu percakapan orangtua dan anak, suami dan istri, rekan kerja, dan lainnya.

Komunikasi interpersonal dalam keluarga merupakan hubungan timbal balik antaranggota


keluarga untuk berbagi hal dan makna dalam keluarga. Selain itu dalam konteks hubungan
dengan anak dalam usia remaja, mereka diartikan sebagai masa sedang tumbuh dan berkembang,
sehingga membutuhkan kehadiran orang dewasa (orangtua) yang dapat memahami dan bersikap
secara bijaksana. Hal ini dimaksudkan agar terdapat proses transfer nilai dan pemahaman moral
yang baik melalui komunikasi keluarga terhadap diri anak remaja.

Usia remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan
masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja merupakan peralihan ketika individu tumbuh
dari anak-anak menuju kematangan. Dalam prosesnya, terdapat dua hal yang mempengaruhi diri
seorang remaja yaitu perubahan lingkungan dan perubahan internal dalam diri remaja yang
disebut sebagai masa storm and stress period. Karena itu, seseorang di masa usia remaja
membutuhkan arahan, pengertian serta sikap yang mendukung dari lingkungan terdekatnya,
salah satunya yang cukup kuat berpengaruh yaitu keluarga . Adapun batasan usia remaja adalah
terdiri dari 5 tiga bagian, yaitu.

1. masa remaja awal yaitu usia 12-15 tahun


2. masa remaja pertengahan dalam rentang usia 15-18 tahun
3. masa remaja akhir yang terdiri dari usia 18-21 tahun
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode atau teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui metode angket atau
kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (self-administered
questionnaire). Alasan memilih menggunakan metode kuesioner karena penelitian ini bersifat
kuantitatif. Instrument atau alat pengumpulan data disebut angket, yaitu berisi sejumlah
pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner yang dipilih dalam
penelitian ini adalah kuisioner tertutup atau memberikan pertanyaan serta beberapa pilihan
jawaban (menggunakan variable A B C). Kuesioner tertutup dipilih karena menghindari jawaban
yang terlalu representatif atau normatif sehingga dapat menyulitkan pengolahan data, maka
diberikan pilihan-pilihan jawaban agar memudahkan responden. Dalam pengaplikasian metode
ini angket yang telah dibuat, diberikan secara langsung kepada responden dan pengisiannya
diselesaikan di tempat dan waktu yang sama . Kriteria responden yang dibutuhkan untuk
penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun atau dalam jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang tinggal bersama kedua orangtuanya

Anda mungkin juga menyukai