Anda di halaman 1dari 6

Larutan Mekanisme :

- ↑ viskositas
Galenik Sediaan dgn bahan berkhasiat dari simplisia
Koloid - Membentuk lapisa film multimolekuler/multilayer pd
Sejati Sediaan cair yg mengandung 1/lebih ZK terlarut Hidrofilik permukaan globul fase terdispersi.
Formulasi Contoh : CMC, Akasia (Gom Arab), Tragakan, Tilosa,
Gelatin
BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Mekanisme :
Eksipien / zat tambahan Partikel/ Zat Membentuk lapisa film mono & multimolekuler oleh adanya
Pelarut Pembawa/pelarut ; air, aromatic, sirup, kosolven terbagi halus parikel halus yg teradsorpsi/terjerap pd permukaan 2 fasa
Contoh : Veegum, Bentonit
Pengawet Mencegah kontaminan mikroorganisme
Inhibisi mikroorganisme & bila menggunakan Emulgator
Kloroform : Karsinogen, tetapi mudah menguap, bereaksi dgn plastic Pengawet
alam
menyebabkan distorsi wadah. Asam - As. Benzoat kons 0,1% , u/ emulsi pH 5
Asam dan garam benzoate : u/ larutan oral 0,01-0,1% ; u/ sirup oral 0,15%. Organik - As. Sorbat kons 0,1-0,2%, u/ emulsi pH 6,5
Asam dan garan sorbat : 0,05-0,2% Ester dari
Metil paraben (Nipagin) : 0,02-0,2%. Metil paraben, Etil paraben, Propil paraben, Butil paraben
Asam para (p)
Propil paraben (Nipasol) : 0,01-0,02% , Sukrosa, u/ sirup > 65% NB : Stabil, Inert, Tidak toksik, Tidak berasa, Efektif pd
Hidroksi
emulsi pH 7-9, Konsentrasi yg digunakan 0,1-0,2%
Antioksidan Mencegah reaksi oksidasi o/ oksigen Benzoat
As. askorbat 0,01-0,1% b/v Antioksidan Mencegah ketengikan ataupun oksidasi BAF
As. Sitrat 0,3-2 % u/pengkhelat & antioksidan Tokoferol, Deodesil galat, Alkil galat, Oktil galat, Butil
Contoh
hidroksi anisol, Butil hidroksi toluene, Na-meta bisulfit
Na-bisulfit 0,01-1 % b/v
Pemanis & Flavour
Buffer Mempertahankan pH suatu larutan
PERMASALAHAN STABILITAS EMULSI
Karbonat, Glukonat, Sitrat, Laktat, Fosfat
Flokulasi Terbentuknya kelompok2 globul yg posisi tdk beraturan
Pemanis Perasa manis : Sorbitol, Manitol, Xytol
Kreaming Terjadinya lapisan2 dgn konsentrasi berbeda dlm emulsi
Sukrosa u/ pH larutan 4-8 - Kerapatan/ BJ antar oil & water maka kecepatan terjadinya
Garam Na & Ca dari Larut air, stabil pH luas, konsentrasi kecil manis. Creaming cepat
sakarin Kekurangan : pahit setelah pemakaian  BJ terdispersi < pendispersi →Creaming ke atas
Tanpa rasa pahit pasca pemakaian, terhidrolisis pd suhu Penyebab
Aspartam  BJ terdispersi > pendispersi →Creaming ke bawah
tinggi ≠manis - Diameter globul besar maka kecepatan terjadinya
Pewarna Menutupi penampilan yg kurang menarik Creaming cepat
Flavoring agen Menutupi rasa tidak enak Pengocokan & dengan ↑ viskositas fase pendispersi dengan
Solusi menmbahkan zat pengental : Metilselulosa, Tragakan, Na-
Anti-
Mencegah kristalisasi gula (Sukrosa) pd leher botol alginat
Caplocking
Alcohol Koalesan Penggabungan globul2 menjadi lebih besar
Sorbitol 15-30%, Gliserol, PG Proses lanjut dari koalesen dimana emulsi pecah menjadi 2
polihidrat Demulsifikasi
Eliksir Larutan sejati dgn kelarutan BAF dlm air relatif kecil lapisan yang saling memisah sempurna
- Adanya energy bebas pada permukaan globul
Meningkatkan kelarutan BAF Penyebab
- Ketidaksempurnaan pelapisan globul
Mekanisme : membentuk ikatan hydrogen dgn Solute, Solusi
Memecah ikatan kovalen elektrolit kuat
Kosolven Inversi fase Perubahan tipe emulsi
KD Pelarut = KD BAF (Ex : Air-Alkohol), Gliserin,
Propilen Glikol (PG) - Penambahan zat tertentu seperti CaCl pada Emulsi o/w dgn
Mengubah BAF menjadi garamnya berdasarkan harga pKa BAF Na-Stearat membentuk emulsi w/o
Pengontrol pH Penyebab
& pKb BAF - Mengubah perbandingan Vol Fase seperti ↑ vol air pada
Interaksi BAF hidrofobik (NP) dgn misel dari KMK emulsi w/o berubah menjadi o/w
Solubilisasi Sediaan cair yg mengandung partikel padat yg tidak larut terdispersi
surfaktan. Berdasarkan Hydrophilic Lypophilic Balance Suspensi
Miselar ked lm fasa pendispersi
(HLB) Surfaktan
Contoh Surfaktan : Formulasi umum
Gugus Hidrofil (Anion) : Na-Lauril Sulfat, Na-Oleat, Na- BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Anionik
Stearat Eksipien / zat tambahan
Gugus Hidrofil (Kation) : Zehiran Klorida, Setil trimetil
Kationik Zat pembasah / Wetting Agent
ammonium bromida
Gugus Hidrofil (Non Ionik) : Tween (Polioksietilena u/ BAF yg Hidrofobik sulit u/ terbasahi oleh air menyebabkan tidak
NonIonik terdispersi sempurna & adanya adsorbs udarah pd permukaan partikel.
sorbitan), Span (Sorbitat)
Interaksi BAF Hidrofobik dgn senyawa Hidrofilik yg Maka solusi ditambahkan Humektan & Surfaktan
Kompleksasi mekanisme :
membentuk komplek Intramolekuler yg Polar
Chemical - Humektan : menghilangkan lapisan udara di sekitar BAF/partikel padat
Mengubah BAF dlm bentuk garamnya yg terdispersi. Contoh : PEG, PG, Gliserin, dll
modification
Particle Size - Surfaktan : memperkecil sudut kontak antara BAF/partikel padat dgn
Memperkecil/menurunkan ukuran partikel fase pendispersi & Menurunkan tegangan permukaan
Adjustment
Sediaan cair yg mengandung 2 cairan yg tidak bercampur dimana Zat pensuspensi / Suspending Agent
Emulsi salah 1 cairan terdispersi ked lm fase pendispersi dlm bentuk globul u/ memperlambat sedimentasi, mencegah penurunan partikel dan
yg distabilkan o/ Emulgator penggumpalan resin & bahan berlemak
2 Tahap Pembuatan Emulsi : Maka solusi ditambahkan :
1. Disrupsi : Pemecahan Fase minyak menjadi Globul kecil sehingga fase - Gol Polisakarida : Akasia, Tragakan, Alginat
pendispersi lebih mudah terdispersi ke dlm fase pendispersi - Gol Selulosa Larut Air : Metil selulosa, Hidroksi etil selulosa, CMC-Na,
2. Stabilisasi : Stabilisasi Globul yg terdispersi dlm medium pendispersi Avicel
menggunakan emulgator - Gol Tanah liat : Veegum, Bentonit
Formulasi umum - Gol Sintetis : Karbopol, Silikon dioksida (SiO2)
Zat Akti/Berkhasiat/BAF :
- Zat Padat larut minyak Mekanisme : ↑ viskositas (medium) bila terlalu high menyebabkan suspensi
- Zat cair seperti minyak/tidak bercampur dgn air susah u/ di rekonstitusi dgn pengocokan
Eksipien Zat Flokulasi / Floculating Agent
Mencegah penggabungan kembali globul-globul dengan Digunakan agar suspensi mengalami sedimentasi yg membentuk suatu
Emulgator agregat/Floc tapi tidak menyebabkan Deflokulasi yg dpt menjadi caking
membentuk lapisan film pd permukaan globul
Mekanisme : antar partikel padat yg sulit di rekonstitusi :
- ↓ tegangan permukaan /antar permukaan minyak-air Metode dengan penambahan zat flokulasi :
- Membentuk lapisa film monomolekuler/monolayer pd - Penambahan Surfaktan ionic & nonionic kons 0,001-1% b/v
Surfaktan permukaan globul fase terdispersi. - Penambahan polimer Hidrofilik : Xantin gum, yg dpt menjerap/ adsorpsi
(Amfifil) - Membentuk lapisan film yg bermuatan sehingga pada permukaan partikel → Sistem flokulasi terjaga
menimbulkan gaya tolak-menolak antar globul - Penambahan Elektrolit Anorganik : bismuth subnitrat (kationik)
Contoh : Tri Etanol Amin (TEA), Na-Lauril Sulfat, Tween, ditambahkan anion sulfat (anionik). Mekanisme menurunkan harga
Span potesial zeta sehingga mengurangi gaya tolak antar partikel yg terdispersi
Pembawa/fase pendispersi (air/sirup), Buffer, Antioksidan, Pengawet – Karagenan, Pektin,
Suspensi Rekonstitusi Polimer semisintetik : Derivat selulosa (HEC, MC, HPMC, HPC, CMC)
Digunakan u/ BAF yg stabilitas terbatas dlm
(Campuran serbuk & Polimer sintetik : Carbomer (Carbopol)
pembawa / fase pendispersi air. Contoh : Antiobiotik
Granulasi &)
Senyawa anorganik : Bentonit, Al(OH)3
Surfaktan : Brij-96, cetostearyl alcohol
Peningkat penetrasi, Peningkat konsistensi, Pengawet, Pendapar, Antioksidan,
Pengompleks
METODE PEMBUAATAN SEDIAAN SALEP, PASTA, GEL, KRIM
1. Metode pelelehan/peleburan (fusion)
Basis & BAF di lelehkan bersamaan
Salep Sediaan semisolid u/ pemakaian topical pd kulit/selaput lender
2. Metode Triturasi
BAF (Bahan Aktif Farmasi) BAF yg tidak larut + Sedikit basis/salah satu eksipien kemudian + sisa basis
Eksipien
Basis (bahan pembawa)
Basis Hidrokarbon : vaselin album, vaselin flavum, cera alba, cera flava,
paraffin
- Sbg Emolien shg tidak mudah mengering, sukar dicuci, memperpanjang
waktu kontak dgn kulit , u/ BAF terhidrolisis Sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi / rekonstitusi yg
Basis Salep Serap : Adeps lanae, lanolin, cold cream Injeksi disuspensikan terlebih dahulu. Digunakan dgn merobek jaringan
- Emolien, Dpt bercampur dgn air shg membentuk emulsi w/o, sukar dicuci kulit/selaput lender
Basis Larut Air : Na Lauril Sulfat, white petrolatum, PG Formulasi
- Dpt dicuci dgn air, emulsi o/w
BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Basis Salep Tercuci dgn Air : Polietilen glikol (PEG)
- Dpt menyerap air Pembawa : Aqua Proinjeksi, Aqua pro injeksi bebas O2, Aqua pro injeksi bebas
CO2, Non air yg digunakan u/ ZA hidrofobik , Pelarut minyak
Zat u/ memperbaiki konsistensi
Eksipien / zat tambahan
Mengoptimalkan bioavabilitas
Pengatur tonisitas
Zat u/ meningkatkan penetrasi
Tujuan :
Meningkatkan penetrasi/penembusan BAF sehingga dpt menembus stratum - Mencegah hemolisa sel darah akibat perbedaan tekanan antara dinding
korneum. EX : Dimetil sulfide (DMSO), Dimetil asetamida (DMA), Dimetil sel darah dengan tekanan dari sediaan yg disuntikkan
formalmida (DMF) - Mengatasi rasa nyeri akibat rute pemberian & u/ memperbaiki absorpsi
Pengawet obat pada SK
Meningkatkan stabilitas sediaan dari kontaminan mikroorganisme. EX : Contoh : Isotonis dgn NaCl 0,9% (Ditolerir u/ sediaan hipertonis
Metil paraben 0,12-0,18%, Propil paraben 0,02-0,15% dibandingkan hipotonis karna menyebabkan sel darah pecah). Glukosa, Na-
Antioksidan Sitrat, Na-Sulfat
- Antioksidan sejati (Anti oksigen) : Tokoferol, BHA, BHT Pengatur pH (dapar)
Bereaksi dgn radikal bebas u/ mencegah oksidasi Tujuan :
- Antioksidan agen pereduksi : Garam Na & K dari Asam sulfit - Menjamin stabilitas sediaan parenteral
Sehingga mudah u/ teroksidasi dibandingkan BAF - Mengurangi iritasi, nyeri dan nekrosis saat pemberian
- Antioksidan sinergis EDTA, Sitrat, - Menghindari mungkin adanya reaksi dari sediaan
Membentuk komplek dgn Logam, karna logam merupakan katalisator - Mengoptimalkan efek terapi
reaksi oksidasi Contoh : mendekati dgn pH darah (7,4) (Ditolerir pH sediaan 3-9). Bila <3
Merupakan salep yg mengandung zat padat tinggi sampai 50% yg nyeri, >9 nekrosis jaringan. Garam (fosfat, sitrat, asetat)
Pasta
terdispersi dlm basis berlemak Pengawet
Formulasi umum Tujuan :
BAF (Bahan Aktif Farmasi) - Bila sediaan multidose
- Bila pembuatan sediaan dengan metode aseptis
Eksipien Contoh : Metil paraben 0,18% & Propil paraben 0,02%
Basis zat pengemulsi o/w, humektan, pengawet, antioksidan Antioksidan
Sediaan semisolid yg mengandung 1/lebih bahan yg terdispersi ke dalam Mencegah oksidasi, terutama oleh pembuatan sediaan steril dengan metode
Krim
basis yg sesuai pemanasan
BAF (Bahan Aktif Farmasi) Anastetik local
Eksipien u/ sediaan hipertois/terlalu asam yg dpt menimbulkan rasa sakit. Contoh :
Basis Zat pengemulsi Lidokain, Novokain, Benzil alcohol
Injeksi Emulsi,
- o/w digunakan BAF yg hidrofilik & bersifat basa.
Syarat : Globul 1-5 μm, Emulgator →Toksisitas
Contoh pengemulsi : Trietanolamin (TEA), Gliserin, PEG, PG, Surfaktan
Injeksi Suspensi
(Na-lauril sulfat, Tween, Span)
Syarat : wetting agen, suspending agen, rheology
- w/o digunakan BAF yg hidrofobik & bersifat asam.
Contoh pengemulsi : Adeps lanae, Emulgide, Setil alcohol, Stearil
alcohol, Setaseum. Sediaan steril berupa larutan/emulsi (o/w) yg bebas pirogen (demam)
Infus
yg dibuat mendekati isotonis darah dgn rute IV
Pendapar
Formulasi umum
Meningkatkan stabilitas sediaan yg dpt terjadi akibat perubahan kimia BAF /
Eksipien dlm sediaan selama penyimpanan yg mungkin terpengaruh o/ BAF (Bahan Aktif Farmasi)
lingkungan. Atau adanya logam selama proses produksi atau tube yg Eksipien
merupakan katalisator u/ perubahan kimia dari bahan sediaan (BAF/Eksipien)
Zat pengisotonis
Zat pelembab/humektam/pembasah
Osmolaritas harus isotonis (270-328 M osmole/liter). NaCl0,9%, glukosa
Untuk meningkatkan hidrasi kulit sehingga penetrasi BAF efektif. EX : PEG, 5%, komb NaCl 0,18% + Glukosa 4%.
Sorbitol, Gliserol
Zat peng-adjas pH
Zat pengompleks
Agar mendekati pH darah normal 7,35-7,45
Untuk membentuk kompleks dgn Logam yg ada pd sediaan akibat proses
pembuatan atau wadah primer yg kurang baik.. EX : EDTA, sitrat, oksalat Pembawa : Aqua PI, Emulsi minyak iv atau di komb dgn as. amino
Pengawet, antioksidan , emulgator Obat tetes
Sediaan semisolid terdiri dari suspense yg dibuat dari partikel anorganik OTM : Obat tetes steril yg isotonis & isohidris dgn mata
yg kecil/molekul organic besar, terpenetrasi o/ suatu cairan. OTH : Larutan dlm air / pembawa minyak yg isotonis/hipertonis (low)
Gel - Jenis gel ada 2 : gel transparan dan tidak. Ini berdasarkan bahan
OTT : Larutan BAF dlm air/pembawa lain
pembentuk gel / pendispersi. Transparan : Karbopol /karbomer,
sedangkan Non transparan : minyak Formulasi umum
BAF (Bahan Aktif Farmasi) BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Basis (Geling agent) Eksipien
Polimer alam :Protein (Gelatin, kolagen), Polisakarida (Agar, Tragakan, Na / K Pembawa
- OTM : Aquabidest 4) Tablet bukal & sublingual
- OTH : Aquabidest, Penerapan
- OTT : 1. Mempercepat proses absorbsi menuju sirkulasi sistemik
 Gliserol : viskositas ↑ u/ melunakan kotoran 2. Menghindar dari first pass effect/metabolism
 PG : kelarutan ↑ BAF u/ terapi 3. Mencegah degradasi obat o/ asam/enzim pd lambung
Dapar 5) Tablet hisap
OTM : pH mata 5 (isohidris) 6) Tablet effervescent
OTH : pH hidung 5-6,7 (isohidris) → dapar posfat Penerapan : mudah diabsorbsi, rasanya enak (karbonat)
TIPE PELEPASAN : Strategi dgn sistem matriks, membrane, P osmotik
Zat pengisotonis
Immediate Releae : BAF langsung dilepas semua
OTM : 0,9-1,4% NaCl (Isotonis)
Delayed Release : BAF ditunda pelepasannya kemudia langsng dilepaskan semua
Zat pengental EX : Salut enteric & Colon Targetted Drug Delivery System (CDDS)
Meningkatkan kontak BAF Sustained Release : BAF dilepaskan secara berkesinambungan
Zat peningkatan viskositas Controlles Realese : BAF pelepasannya dikendalikan. Konsentrasi zat aktif dalam
OTH : metil selulosa 0,5% darah diatur agar tetap konstan
OTT : gliserol MASALAH TABLET
Pengawet  Capping : Pemisahan sebagian/keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan
u/ sediaan multidose, OTM : Nipagin, Nipasol, tablet.
 Laminasi :Pemisahan tablet menjadi dua bagian/lebih menjadi biasanya
berbentuk lapisan.
Penyebab :
1. Terjebaknya udara dlm granul sehingga tertekan dalam die selama pengempaan
dikarenakan jumlah fine (serbuk) dalam granul yang terlalu banyak
2. Kadar air terlalu rendah
3. Terlalu banyak lubrikan (hidrofob)
4. Zat pengikat yang kurang
 Sticking : massa tablet menempel pada dinding die
Tablet
 Picking : Pengelupasan permukaan tablet akibat menempel pada punch, dan
BAF badan tablet menempel pada permukaan die.
Pengisi (diluents atau fillers)→Membuat bobot tablet yg di inginkan. Penyebab :
Laktosa monohidrat (KL), Amilum (Starch), Avicel, Manitol, CMC-Na 1. Kekurangan atau ketidaktepatan lubikran/antiaderent (antiadhesi)
2. Terlalu tingginya kadar air
Pengikat (binders)→Membentuk granul 3. Adanya masalah pada bahan baku, ex: karena titik lelehnya sangat rendah
HPMC, PVP, HPC, Sukrosa, Gom akasia 4. Kecacatan pada punch atau die
Pelincir (glidants)→Memacu aliran serbuk dari hopper ke die  Mottling : Distribusi warna tablet tidak merata
Penyebab :
Talk dan Colloidal silicon dioxide - Perbedaan warna antara komponen-komponen tablet
Pelicin (lubricants)→Mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die - Obat mengalami degradasi dgn hasil urai bebada warna dengan zat asal
Mg-stearat, Talk - Distribusi zat warna yg tidak merata karna distribusi ukuran granul yg tidak
baik
Penghancur (desintegrant)→ Mudahnya hancur tablet kontak dgn cairan saluran - Suhu pengeringan yang terlalu tinggi membuat zat pewarna bergerak ke
cerna permukaan
Amilum (starch), Acdisol, Primogel, Amprotab  Chipping : badan tablet terpotong/tercuil
Zat penyerap (adsorbents)→Untuk menyerap air pada tablet bila ada zat yang  Cracking : Tablet retak/pecah, lebih sering dibagian atas-tengah.
bersifat higroskopis Penyebab : laminating dan capping
Magnesium oxide, Kaolin, Bentonite
Zat perisa (flavouring agents)→ Untuk sediaan tablet kunyah atau tablet hisap atau
tablet yg memiliki rasa sangat pahit
EVALUASI
Pembasah (wetting/surface active agents)
LARUTAN & ELIKSIR SUSPENSI
Anti lengket (antiadheran atau antiadhesive)
Organoleptic (kejernihan bau, Organoleptic (kejernihan bau,
rasa,warna) rasa,warna)
METODE PEMBUATAN TABLET pH (pH meter) Homogenitas
Granulasi BJ (Piknometer) BJ (Piknometer)
Granulasi basah, penerapan : stabil terhdp wetting (pelarut pengikat) & drying, Viskositas Viskositas & Reologi
sukar mengalir, BJ rendah, Kompresibilitas rendah, dosis kecil
Hoppler (bola jatuh), Volume terpindahkan
Granulasi kering, penerapan : sensitif terhdp lembab (Vit), termolabil, sukar
Penetrometer, Brookfield Ukuran partikel & zat pendispersi
mengalir, tahan terdpt tekanan mekanik (proses slugging), Kompresibilitas
rendah, dosis besar. Rheologi (Non newton) Kecepatan redispersi
Non-Granulasi
Aliran dipengaruhi waktu Volume sedimentasi
Kempa Langsung, penerapan : kompresibilitas & sifat alir baik, dosis kecil (Plastik, Pseudoplastik, Dilatan)
TIPE/JENIS TABLET
Aliran tidak dipengaruhi waktu EMULSI
1) Tablet berlapis, (Tiksotropik, Theopeksi, Organoleptic (bau, rasa,warna)
Jenis : Multiple Layered dan Compression coated Antitiksotropik).
Penerapan : Tiksotropik : Mencegah BJ (Piknometer)
1. Memisahkan dua jenis obat / lebih yg inkompatibel satu sama lain pengendapan, mudah di Viskositas & Reologi
2. U/ menghantarakan obat dengan kecepatan pelepasan yang berbeda antara rekonstitusi Volume terpindahkan
masing-masing lapisan
2) Tablet salut Tinggi Volume sedimentasi
1. Salut gula Volume terpindahkan Penentuan tipe emulsi
Penerapan : Menutupi rasa dan bau dari obat, Memperbaiki penampilan,
Melindungi obat Metode konduktivitas (penghantaran
2. Salut enteric : SEMISOLID listrik) YES M/A & NO A/M
Penerapan : u/ sediaan pelepasan obat delayed release & Mencegah Evaluasi fisik Metode pengenceran (bercampur dgn
penguraian obat oleh asam lambung air/aqueous) YES M/A & NO A/M
3. Salut film : Organoleptis
Penerapan : U/ modified release tablet (immediate, delayed, controlled, Homogenitas Metode pewarnaan (pewarna larut
sustained) release Konsistensi (Viskometer dlm air pd fase pendispersi, ex :
3) Tablet kunyah Brookfield Helipath khusus metilen blue atau brilliant blue) YES
Penerapan semidolid) M/A & NO A/M
1. Penggunaan u/ anak / orang dewasa yang sulit menelan obat
2. Tablet antasid yg ukurannya cukup besar sehingga harus memperkecilan
Ukuran partikel Metode kertas saring (menyebar dikertas
ukuran partikel untuk meningkatkan efektifitas penetralan asam di lambung
Stabilitas fisik (sediaan emulsi saring) YES M/A & NO A/M 4 Low Low
krim) Metode arah creaming (BJ) ↑ M/A &
Isi minimum ↓ A/M
- Definisi BCS/ Sistem klasifikasi biofarmaseutikal : membedakan baf berdasarkan
Tipe emulsi krim Penentuan ukuran globul (Sediaan kelarutan & permeabilitas
Pelepasan BAF dri sediaan diencer dgn gliserin, diabil 1-2 tetes +
- Definisi uji bioekuivalen : Menjamin bahwa dua produkfarmaseutik (innovator
tetesan larutan Sudan III, amati) <300
Evaluasi kimia & copy) dimana produk copy : ekivalensi farmaseutik (BAF, Dosis, Bentuk
Identitas BAF Stabilitas emulsi dgn sentrifugasi sediaan sama) atau alternative farmaseutik (BAF sama, tapi berbeda dlm bentuk
kimia (garam, ester, dsb) atau bentuk sediaan, atau kekuatan/dosis) pada
Penetapan kadar BAF
pemberian dengan dosis yg sama dengan produk innovator menghasilkan BA yg
Evaluasi biologi
sebanding sehingga efeknya sama dlm hal efikasi, keamanan & mutu
Penetapan potensi/daya hambat - Tujuan uji bioekuivalen :
antibiotik Pengembangan new chemical entity, Pengembangan produk / formulasi, Jaminan
mutu produk (quality control)
Uji efektivitas pengawet
- Kaitan BCS dgn Bioekuivalensi :
antimikroba
Untuk mengetahui perlu apa tidaknya uji disolusi terbanding (dibandingkan
Kandungan zat antimikroba antara profil disolusi produk innovator & produk copy)
(penentuan kadar pengawet - Produk yg perlu di lakukan Bioekuivalen
terendah) 1. Produk oral lepas segera yang bersifat sistemik
- Obat u/ kondisi serius (anti TBC, antiretroviral, anti bakteri, obat KV,
antiepilepsi, antiasma)
GRANUL TABLET - Obat dgn indeks terapi sempit (digoksin, antiaritmia, antikoagulan, obat
sitostatik, siklosporin, sulfunilurea, teofilin
Granulometri (Keseragaman Organoleptis
- Obat yang terbukti ada masalah bioavailabilitas (Absorpsi bervariasi,
ukuran granul) (Mesh) Keseragaman ukuran & diameter Eliminasi presistemik tinggi, Farmakokinetik nonlinier, Sifat fisiko kimia
Bobot jenis (menentukan sifat (jangka sorong)
tidak menguntungkan; kelarutan dan permeabilitas rendah)
kempa & aliran granul) Kekerasan (Hardness tester) NB : - Eksipien & proses pembuatan diketahui mempengaruhi bioavaibilitas
- Kadar pemampatan, Kp <2% Tablet besar 7-10 kg/cm2, 2. Produk non oral dan non parenteral yang dirancang untuk bekerja sistemik
- Perbandingan haussner, ≈1 Tablet kecil 4 kg/cm2 (sediaan transdermal, suppo, permen karet nikotin, Gel testosterone,
- Persen kompresibilitas,
%K <26% Kontraseptik implant)
Friabilitas & Friksibilitas (Friabilator) 3. Produk obat lepas lambat / dimodifikasi bekerja sistemik
NB : < 1%
4. Produk kombinasi tetap
BJ sejati (Piknometer) Keseragaman bobot & kandungan - Parameter pengujian biavaibilitas
BJ nyata/ruah (sebelum ketuk) Uji waktu hancur (Disintegration tester) Sampel darah
NB : 6 Taablet tdk bersalut < 15 menit - untuk studi dosis tunggal : AUC0-t, AUC0-∞, Cmaks, tmaks, dan t1/2
BJ mampat (setelah ketuk)
- untuk studi kadar tunak : AUC0-t, Cmaks, Cmin , Cav , fluktuasi dan swing
Aliran (Kecepatan alir agar Uji disolusi, mengukur jumlah zat yang
Sampel urin
menjamin keseragaman terlarut
kandungan & bobot dari tablet) - untuk studi dosis tunggal : Qe0-t, Qe0-∞, dQe/dt, (dQe/dt)maks
Kadar BAF dlm tablet - untuk studi kadar tunak : Qet
Metode sudut baring (Flow - Parameter pengujian Bioekuivalen : AUC, Cmaks, Tmaks
tester) : sudut tumpukan granul - Kriteria suatu produk dikatakan Bioekuivalen
NB : 100 g granul < 10 detik Parameter AUC
- Rasio nilai rata-rata geometrik (AUC)uji/(AUC)pembanding = 1,00 dengan
Metode corong (Flowtester) : 90% Confidance Interval (CI) 80-125%
kecepatan mengalir granul
- Untuk obat dgn Indeks Terapi (IT) sempit nilai CI dapat menjadi 90-111%
NB : <300 mudah mengalir
Parameter Cmaks
Kelembaban (Moisture Balance), - Rasio nilai rata-rata geometrik (Cmaks)uji/(Cmaks)pembanding = 1,00 dengan
NB : 1-2% 90% CI = 80-125%
- Batas untuk nilai CI untuk Cmaks dapat lebih lebar misalnya 73-133% atau 70-
143% dengan alasan yang tepat

1. Farktor yang mempengaruhi stabilita obat 3. Factor yg mempengaruhi biofarmaseutik


Faktor Kimia :reaksi penguraian 1. Sifat fisiko-kimia senyawa obat
1)Hidrolisis : Penguraian o/ H2O yg dikatalis o/ H+ atau OH- - Sifat permukaan (hidrofilik, hidrofob) → terbasahi, berhubungan dgn
Berlaku : gugus fungsi ester, amida, laktam, imida, akan pengaruhnya proses Librasi & Disolusi
Solusi : - Kelarutan→berhubungan dgn pengaruhnya proses Disolusi.
 Formulasi obat pada pH stabilitas optimum dgn buffer (sediaan larutan) Cara meningkatkan kelarutan BAF
 Penambahan pelarut non air 1. Cara Kimia : dibuat dalam bentuk garam, ester
 Mengontrol kadar air 2. Fisika
 Obat dibuat dalam bentuk sediaan solid (padat)  Modifikasi polimorf dgn Perubahan bentuk/struktur Kristal (I or II, α or
 Suspense rekonstitusi β, anhidrat or hidrat)
2)Okisdasi : rentan terhdp reaksi oksidasi  Kokristal→penggabungan senyawa lain tapi kisi Kristal yg sama
Berlaku : steroid, sterol, asam lemak tak jenuh, fenotiazin, dan obat lain  Disperse padat→BAF didispersikan ked lm eksipien sehingga BAF
yang mengandung ikatan rangkap terkonjugasi menjadi amorf
Solusi :  Kompleks inklusif →Senyawa yg memiliki 2 gugus yt gugus lipofilik di
 Mengurangi kadar oksigen atau obat yg tidak stabil dgn oksigen dlm dlm rongga & gugus hidrofilik di permukaan rongga. Ex : Siklodektrin
penyimpanan diganti dgn gas nitrogen/karbondioksida  Mikro/nanoteknologi
 Menghidari kontak dengan logam, 3. Farmaseutik
 Menghindari paparan cahaya,  Kosolvensi
 Penambahan antioksidan  Solubilisasi miselar
2. BCS 4 tipe (Sistem Klasifikasi Biofarmasi) & manfaat & kaitan dgn bioekuivalen  Salut hidrofil (enkapsulasi)
- Ukuran partikel→berhubungan dgn pengaruhnya proses Disolusi.
BCS Kelarutan Permeabilitas
Ukuran partikel kecil, luas permukaan besar →laju disolusi meningkat →
Class dlm air dlm usus
1 High High kereaktifan meningkat
2 Low High - Bentuk kristal→ berhubungan dgn pengaruhnya proses Disolusi.
3 High Low Amorf kelarutan baik di bandingkan Kristal
- Ukuran molekul/atom/ion→ berhubungan dgn pengaruhnya proses partisi kandungan akibat dipanaskan terlalu tinggi/ u/
dan difusi. Berhubungan dgn konsep mekanisme lintas membrane bahan yg labil terhdp termal, seperti zat organik
- Pasif :
1.Filtrasi : BJ kecil dpt melintasi pori membrane atau senyawa hidrofil yg 8. Data preformulasi
ukurannya lebih kecil dri pori membran Tujuannya u/ mendapatkan informasi u/ membuat perancangan bentuk sediaan
2.Difusi pasif : u/ senya hidrofobik/tak terionkan dpt melintasi membran farmasi dari suatu BAF sehingga menghasilkan sediaan secara fisikokimia stabil
- Aktif dan secara biofarmasetik sesuai dgn tujuan & bentuk sediaan, data :
1.Transport Aktif & : digunakan pembawa berupa enzim/seny protein 1. Organoleptis (warna, rasa, aroma, bentuk)
sehinnga membentuk kompleks dgn membrane, 2. Sifat fisikokimia
2.Difusi Terfasilitasi :menggunakan pembawa,perbedaan kons & tanpa - Kelarutan :
kehilangan energi u/ solid : berpengaruh terhadapan librasi & disolusi di saluran cerna. u/ BAF
3.Pinositosis : u/ senyawa dgn molekul-molekul besar (molekul tidak yg bersifat asam akan mudah larut dlm usus (basa) & u/ BAF yg bersfat basa
larut) yg dpt melintasi membrane dgn Pembentukan bintil (vesikula) u/ akan mudah larut dlm lambung (asam)
melapisi seny tsb u/ liquid : menjdi dasar penentuan jenis sediaan liquid yg akan dibuat,
4.Transport oleh Pasangan ion : senyawa yg mudah terionkan dlm pH apakah larutan, eliksir, emulsi atau suspensi
lambung/usus membentuk kompleks netral - Ukuran partikel : mempengaruhi kehomogenan tablet akhir, laju disolusi
- Stabilitas→ berhubungan dgn pengaruhnya proses absorbsi. - Higroskopisitas (mengadsorbsi lembab) : mempengaruhi karakteristik aliran
2. Faktor formulasi→Bentuk sediaan dan karakteristik kempa serbuk dan kekerasan tablet akhir
3. Faktor teknologi→Proses pembuatan - Sifat aliran : berhubungan dgn metode pembuatan tablet
4. Faktor fisiologi organ tempat pemberian obat→Rute pemberian - Kompaktibilitas/kompresibilitas : berhubungan dgn kekuatan tekanan
- Musin : ↑ waktu kontak BAF dgn mukosa lambung serbuk/granul untuk dikempa
- Gram empedu : Surfaktan alami, ↑ kelarutan - Bobot jenis : berpengaruh terhadap aliran zat aktif dan bobot sediaan akhir.
- Flora usus : Menghasilkan enzim β- lactamase 3. Sifat kristal (polimorfisme)
- Enzim : dpt merusak BAF peptida, merangsang pembentukan met aktif Bentuk polimorf zat yang berbeda akan dapat menyebabkan perbedaan pada
5. Meningkatkan kelarutan zat aktif kelarutan, disolusi, kondisi pemadatan, sifat aliran, dan stabilitas
1. Kelarutan gas dlm cairan 4. Stabilitas (pH, suhu, oksigen, panas)
Dipengaruhi oleh u/ solid :
- Temperatur : Kelarutan Gas ≠ Temperatur - Zat aktif tidak tahan dalam suasana asam →salut enterik
- Tekanan : Kelarutan Gas = Tekanan - Zat aktif tidak tahan cahaya atau oksigen → kemasan atau salut
- Adanya zat terlarut lain : Adanya senyawa elektrolit NaCl / non elektrolit yg - Zat aktif tidakstabil wetting & dry maka dibuat tablet dgn granulasi kering
sangat polar sukrosa menyebabkan interaksi tarik menarik terhdp molekul air - Suhu →berpengaruh pada metode pembuatan dan suhu penyimpanan
sehingga mengurangi kerapatan molekul air yg mengelilingi molekul gas u/ liquid :
2. Kelarutan cairan dlm cairan - Stabilitas zat aktif terhdp air, apakah sediaan suspense akan di buat suspense
Dipengaruhi oleh biasa/ suspense kering
- Temperature : Temperatur kritis larutan - Penambahan antioksidan terhdp kesetabilan reaksi oksidasi zat aktif
- Penambahan zat lain : As. Suksinat / Na oleat dlm campuran fenol-air dpt
- Penambahan buffer u/ stabilita zat aktif terhdp pH-nya
meningkatkan ketercampuran kedua cairan tsb (salting in)
3. Kelarutan padatan dlm cairan u/ semisolid :
- Temperatur : Reaksi endotermik → Proses zat menyerap panas dpt - Metode pembuatan sediaan semi solid didasarkan stabilita zat aktif terhdp
meningkatkan kelarutan panas (Pelelehan, u/ BAF termostabil & Triturasi, u/ BAF termolabil)
- Penambahan Zat Terlarut Lain : 5. Kompatibilitas
1. Penambahan ion sejenis ≠ kelarutan Dipilih eksipien yang kompatibel dengan zat aktif
2. Penambahan surfaktan : Adanya misel dr surfaktan dpt ↑ kelarutan
9. Berdasarkan jenis pelarut gel
- Polaritas Pelarut
- Konstanta Dielektrik Pelarut : KD BAF = KD Pelarut - Hydrogel : pelarutnya air
KD ↑ = Polar, KD ↓ = Non Polar - Organogel : pelarut organic
- pH Larutan : - Xerogel : gel padat dgn kons pelarut yg rendah
1. pH ↑ pada senyawa asam lemah = kelarutan, karna dlm bentuk garamnya - Emulgel : komb gel & emulsi dlm suatu sediaan
2. pH ↓ pada senyawa basa lemah = kelarutan, karna dlm bentuk garamnya 10. Keuntungan & kekurangan granulasi basa, kering, & KL
- Ukuran Partikel : Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaan
semakin besar
Keuntungan
- Ukuran Molekul : Semakin kecil ukuran molekul maka semakin besar
Granulasi basah
kelarutan suatu senyawa
- Polimorfisme : Bentuk polimorf dpt mempengaruhi kelarutan - Dpt meningkatkan sifat kohesi & kompresibilitas BAF, dikarnakan dilakukan
penambahan pengikat u/ membentuk granul
6. Membuat sediaan steril - Obat dgn dosis besar & kompresibilitas kurang baik dpt diganulasi hingga
1. Sterilisasi akhir : Sediaan disterilkan pd akhir sediaan telah dikemas primer memperoleh rheology & kohesi yg baik
- Obat dgn dosis kecil & dgn penambahan pewarna dpt memperoleh granul
2. Aseptic : Sediaan dibuat s.d dikemas dilakukan ruangan Laminar Air Flow dgn kadar BAF & warna yg homogeny dikarenakan BAF & Zat warna
7. Jenis Sterilisasi dilarutkan dgn pengikat
- Mencegah segregasi/pemisahan komponen, shg dgn GB dpt menghasilkan
Sterilisasi panas/thermal/fisika keseragaman kandungan yang baik
Sterilisasi panas lembab, Koagulasi & denaturasi protein organisme. - Bila BAF dimana kecepatan disolusi yg kurang larut dgn GB dpt ditingkatkan
Suhu 121 oC 15 menit u/ bahan termolabil, bahan yg tahan terhdp uap air, kecepatan disolusinya melalui pemilihan pelarut & pengikat yg sesuai
Alat : Autoklaf larutan dgn pembawa air, alat gelas, tutup karet - GB dpt digunakan u/ sistem pelepasan obat termodifikasi
dan plastic Granulasi kering
Sterilisasi panas kering Merusak mikroorganisme & pirogen. Peralatan yg digunakan sedikit & digunakan BAF yg termolabil & lembab
Suhu 160-170 oC 1-2 u/ bahan termolabil, bahan yg tidak tahan uap
jam air/tidak tembus uap air, misal : jenis minyak, Kempa langsung
Alat : Oven lemak, logam, alat gelas yg bukan alat ukur - Efisien ruang, tenaga, proses, tahap manufaktur, mesin, proses validasi &
Sterilisasi radiasi konsumsi energy
Radiasi elektromagnetik Memotong DNA, dgn sinar UV λ 100-400 nm - Menajmisn stabilita BAF yg tidak tahan panas & lembab karna tidak
melibatkan pelarut & pemanasan/pengeringan
Radiasi pengion Merusak DNA, dgn sinar gamma 50-500 kiloCurie
- Polimorfisme BAF tdk berubah akibat pengaruh mekanik, karna pemberian
Sterilisasi dgn gas Etilen Tidak u/ bahan yg mengandung ion klorida karna tekanan pd saat pencetakan tdk berlebihan sehingga masalah penurunan BA
oksida dpt menyebabkan residu toksik. BAF dlm tubuh dpt terhindar.
Sterilisasi filtrasi Menggunakan membran mikrofilter dengan ukuran - Dgn KL tablet dpt langsung hancur menjadi partikel kecil karna tidak ada
pori membran 10 nm u/ virus & 0,22 μm u/ bakteri proses granulasi, maka kecepatan disolusi tinggi
Sterilisasi Akhir (Terminal Kriteria sterilitas yang digunakan adalah Kekurangan
Sterilization) probabilitas survival tidak lebih besar dari 1 Granulasi basah
mikroorganisme dalam 106 unit (1 dlm 106)
- Tahap proses yg banyak, sehingga diperlukan ruang yg luas yg harus
Sterililasi overkill Dengan uap panas & digunakan u/ bahan
dikontrol temperature & kelembapan, disamping itu diperlukan serangkayan
121 oC selama 15 menit anorganik
proses validasi yg panjang
Sterilisasi Bioburden Digunakan u/ bahan yg mengalami degradasi
- Diperlukan banyak peralatan (Penggranul (aglomerasi), pembasahan,
pengeringan, pengayakan) as
- Diperlukan waktu yg lama, terutama proses pengeringan & pembasahan se
- Rendemen yg dihasilkan kecil karna hilangnya masa campuran pd tiap tahap di
- Kemungkinan terjdinya kontaminasi silang akan lebih besar aa
- Kemungkinan timbul masalah transfer masa karna melibatkan masa yg n
lengket apabila proses granulasi tidak dilakukan secara tepat su
- Dpt menghasilkan kecepatan disolusi yg rendah jika formulasi & proses yg sp
dipilih tidak tepat en
Granulasi kering se
ti
- Memerlukan mesin u/ membuat slug
da
- Sulit menghasilkan distribusi zat warna yg seragam
k
- Selama proses banyak menghasilkan debu sehingga kemungkinan u/ terjdi
b
kontaminan silang lebih besar dibandingkan GB
ol
Kempa langsung
eh
- Harus menggunakan bahan yg sifat aliran & kompresibilitas yg baik ti
- Umumnya eksipien didesain telah membentuk granul & kandungan lembab n
rendah sehingga relatif mahal dibandingkan dgn metode granulasi g
- Kelembaban yg rendah dpt memicu segregasi (pemisahan campuran) gi
- Jika digunakan pewarna, maka homogenitas sulit dicapai y
g
11. Factor kecepatan laju disolusi d
1. Sifat Fisika-Kimia zat aktif, meliputi: pt
- Kelarutan zat aktif m
en
- Ukuran partikel→ semakin kecil, maka luas permukaan semakin besar.
ye
- Bentuk kristal → amorf: energi kisi kristal kecil, bentuk kristal tidak teratur ba
maka kelarutan besar, dan sebaliknya untuk bentuk kristal. b
- Sifat permukaan zat → hidrofob, diperlukan surfaktan. ka
2. Kondisi pengujian, meliputi: n
- Suhu → pemuaian dan perusakan ikatan kerangka partikel, serta dapat su
meningkatkan koef difusi. lit
n
- Viskositas→viskositas rendah, koef difusi besar sehingga kec.disol
ya
meningkat. di
- pH pelarut →asam lemah akan mudah larut dalam pelarut dengan pH tinggi re
(basa), begitu pula sebaliknya untuk basa lemah. k
- Kecepatan pengadukan →semakin tinggi akan mencegah aglomerasi. o
12. Kelarutan suatu obat dapat ditingkatkan dengan beberapa metoda, yakni: ns
tit
- Penggunaan kosolven
us
- Pengecilan ukuran partikel i
- Penggunaan bentuk amorf
- Modifikasi pH Larutan 14. Factor stabilita suspense
- Penambahan surfaktan
13. Hukum stokes (Kecepatan sedimentasi) Laju sedimentasi Kecepatan partikel u/ mengendap
S
d 2 ρ−ρo g
( ) e
Viskositas Mencegah terjadinya sedimentasi seperti flokulasi
v= m
Volume sedimentasi Tingginya endapan dlm kondisi standar
h an
Redispersibilitas Melihat sediaan suspense mudah/tidak terdispersi
V = kecepatan sedimentasi Mudah tidak dituangkan Bila kadar zat pensuspensi besar maka suspense
g viskositas yg tinggi & sulit dituangkan
d = diameter partikel
ki
ρ = BJ partikel
n
ρo = BJ medium
be
h = viskositas 15. Tonisitas larutan parenteral
sa
r
vi Isotonis Larutan dgn konsen yg sama dgn kons sel darah merah
sk Isoosmotik Laruttan dgn tekanan yg sama dgn tekanan osmotic serum
os Hipotonis Tekanan osmosis sediaan lebih rendah dari tekanan osmosis
it serum darah→hemolisis (sel darah pecah)
as Hipertonis Teknan osmosis sediaan lebih besar dari tekanan osmosis serum
m darah→plasmolisis (sel darah menciut)
ak 16. Klasifikasi ruangan menurut CPOB
a
ke
Kelas Area Cakupan area
ce
1 Steril LAF
pa
ta 2 White Ruang Filling steril, R LAF Mikrobiologi
n 3 Grey Ruang timbang, pengolahan, pengemasan primer
se 4 Black Gudang, ruang pengemasan sekunder, laboratorium
di
m
en
ta
si
re
n
da
h,
ak
an
te
ta
pi
vi
sk
os
it

Anda mungkin juga menyukai