Makalah Iptp
Makalah Iptp
OLEH
KELOMPOK 1
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang
berjudul “pengaruh iklim terhadap produktivitas sapi perah di Indonesia” tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisikan teori yang berkaitan dengan pengaruh topografi bangsa
Indonesia tehadap jenis ternak perah yang dapat di pelihara di daerah Indonesia,
dimana topografi tersebut berdampak pada kemampuan adaptasi dan fungsi fisiologi
dari ternak perah yang berbeda dengan ternak perah yang berada di daerah sub
tropis seperti Belanda.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
3.1. Kesimpulan................................................................................................. 8
3.2. Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perah yang baik sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan
ekonomi peternak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
halnya dengan Indonesia dimana sejak zaman kolonial hingga saat ini
sebagian besar sapi perah yang di pelihara adalah berjenis peranakan
FH. Sapi ini berasal dari dari provinsi Frieland di Belanda, walaupun
berasal dari daerah sub tropis sapi ini bisa beradaptasi di daerah
tropis. Sapi FH memiliki bentuk badan yang besar, dengan bobot sapi
jantannya bisa mencapai 1 ton dan betinanya bisa mencapai 625 kg.
Ukuran sapi FH merupakan ukuran paling besar di bandingkan jenis
sapi perah lainnya. Sapi ini memiliki ciri-ciri utama dengan warna kulit
hitam putih, tanduknya pendek dan menghadap ke depan. Produksi
susu sapi FH di daerah asalnya bisa mencapai 7.245 kg atau
5.455,485 Liter per masa laktasi. Sedangkan di Indonesia mencapai
4.500 – 5.500 liter per masa laktasi1.
b. Sapi Jersey
Sapi ini berasal dari pulau Jersey yang terletak di selat antara
Inggris dan Prancis. Nenek moyang sapi ini berasal dari banteng liar
yang di kawinkan dengan sapi normandia. Sapi Jersey memiliki warna
dan bentuk tubuh yang beragam, mulai dari yang berwarna hitam,
merah tua, cokelat kekuningan terkadang di bagian tertentu ada warna
putihnya. Tanduk sapi ini lebih panjang di bandingkan FH dan
menghadap ke atas. Bobot sapi ini mencapai 625 kg untuk pejantan
dan 425 kg untuk yang betina. Produksi susunya mencapai 2.500 liter
per masa laktasi
c. Sapi Guernsey
Sapi perah jenis Guernsey berasal dari pulai Guernsey Inggris
Selatan. Sama seperti sapi Jersey, sapi ini di kembangkan dari sapi liar
Bos typicus longifrons. Sapi ini memiliki warna cokelat kekuningan
hingga hampir merah bercampur dengan warna putih, tanduknya
beruukuran sedang dan arahnya agak condong ke depan. Bobot sapi
jenis ini mencapai 700 kg untuk pejantan dan 475 kg untuk betina.
Sementara untuk produksi susunya mencapai 2.750 liter per masa
laktasi.
d. Sapi Brown Swiss
Sesuai dengan namanya sapi ini merupakan sapi yang di
kembangkan di Swiss. Sapi ini memiliki warna tubuh keabu-abuan
hingga cokelat serta perilakunya sangat jinak dan mudah di
kendalikan. Jenis sapi ini memiliki bentuk badan yang cukup besar dan
bobot pejantannya mencapai 900 kg serta betinanya 600 kg. Produksi
susu sapi ini mencapai 3.000 liter per masa laktasi.
e. Sapi Ayrshire
Sapi perah ini berasal dari Skotlandia dengan warna cokelat
kemerahan belang putih serta memiliki tanduk yang cukup panjang
dengan tumbuh tegak lurus ke atas. Bobot badan sapi Ayrshire
1
https://sumbarprov.go.id/home/news/11169-jenis-jenis-sapi-perah
4
mencapai 725 kg untuk pejantan dan 550 kg untuk betina, serta
produksi susunya mencapai 3.500 liter per masa laktasi.
5
cenderung berubah-ubah dan bersifat fluktuasi. Akibatnya ternak
membutuhkan daya adaptasi yang cukup terhadap suhu yang ekstrim.
Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis sapi perah yang di pelihara oleh
masyarakat, diantaranya adalah :
1. Sapi Grati atau PFH (Peranakan Friesian Holstein)
Sapi ini memiliki warna bulu belang hitam dan putih, mempunyai
ukuran tubuh yang besar dan bobotnya hampir sama dengan sapi
FH. Produksi susu sapi ini berkisar antara 15-20 liter per hari
dengan kadar lemak susunya sebesar 3,5%. Sapi PFH ini bersifat
tenang dan jinak serta lebih tahan panas jika di bandingkan dengan
jenis FH, sehinga cocok di pelihara di daerah tropis karena mampu
beradaptasi di lingkungan yang baru.
2. Sapi Jersey
Umumnya warna dari sapi ini tidak seragam, ada yang berwarna
kuning sampai hitam. Produksi susu dari sapi Jersey mencapai
2.500 liter per masa laktasi. Ukuran tubuh sapi ini lebih kecil jika di
bandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya. Kelebihan dari sapi
ini adalah kemampuan merumput (grassing) yang bagus.
6
Indonesia yang ujungnya berdampak pada kurangnya produktivitas susu
yang di hasilkan. Hal ini di pengaruhi karena kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola pikir yang
minim dengan tidak memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah
dalam jangka Panjang. Oleh karena itu penigkatan pengetahuan,
ketrampilan dan pemahaman peternak dalam manajemen sapi perah
yang baik perlu di tingkatkan, sehingga akan berdampak pada
peningkatan produktivitas susu dalam menambah penghasilan yang
maksimal bagi setiap peternak.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Upaya peningkatan produktivitas sapi perah di Indonesia terkendala
dengan kondisi mikroklimat Indonesia yang merupakan kepulauan tropis
dengan suhu lingkungan dan kelembaban relatif tinggi. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan cekaman panas terhadap sapi perah. Cekaman
panas pada sapi perah menyebabkan perubahan respon fisiologis dan
pola metabolisme yang berimbas pada penurunan produksi susu dari sapi
perah. Untuk mengatasi penurunan produksi susu tersebut, di lakukann
penyesuaian berbagai faktor lingkungan, seperti iklim mikro, pakan, dan
manajemen pemeliharaan. Salah satu pendekatan yang dapat di lakukan
untuk mengurangi dampak cekaman panas pada produktivitas ternak
adalah melalui program rekayasa genetik untuk menyeleksi atau memilih
hewan dengan kemampuan toleran yang tinggi terhadap cekaman panas.
Salah satu gen yang unggul sebagai marka genetik untuk seleksi sapi
perah dengan sifat tahan panas dan produksi tinggi adalah gen HSP70.
Gen tersebut bekerja untuk meningkatkan ambang cekaman panas yang
berakibat pada panjangnya jarak translasi protein sehingga menurunkan
pengaruh cekaman panas pada mekanisme pelipatan protein dan
mengurangi intensitas kerusakan protein akibat pelipatan atau misfolding.
Untuk daerah Indonesia sendiri, jenis sapi perah yang banyak di
pelihara oleh masyarakat adalah sapiah jenis Peranakan Friesian
Holstein (PFH) atau sapi Grati, dimana sapi ini memiliki toransi yang tinggi
terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim dan bersifat fluktuatif. Sapi
Grati merupakan hasil persilangan antara pejantan sapi Friesian Holstein
(FH) dan betina sapi lokal jenis jawa dan madura. Sapi PFH mempunyai
ukuran tubuh yang besar dan bobotnya hampir sama dengan sapi FH.
Produksi susu sapi ini berkisar antara 15-20 liter per hari dengan kadar
lemak susunya sebesar 3,5%.
3.2. Saran
Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
sebagai pembaca dan lebih khusus penulis sampaikan kepada rekan-
rekan mahasiswa semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita
semua dalam memahami tentang dunia peternakan sapi perah. Penulis
berharap supaya kita semua dapat memahami karakteristik sapi perah
dan mampu mengimplementasikannya dalam beternak sapi perah guna
untuk menambah produksi susu nasional dan mencukupi kebutuhan
masyarakat.
8
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih
terdapat kekurangan yang kita temukan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan adanya masukan dari pembaca yang bersifat membangun
demi kepaduan dari Makalah ini.
Terimakasih. Tuhan memberkati. Amin ^_^
9
DAFTAR PUSTAKA
https://sumbarprov.go.id/home/news/11169-jenis-jenis-sapi-perah
https://www.litbang.pertanian.go.id/tahukah-anda/214/
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/9
9829-ID-analisis-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.pdf&ved=2ahUKEwiQwOi_nN70AhVa8HMBHcloAowQFn
oECDAQBg&usg=AOvVaw0RyWg9RIlEinyGkDxj8ElG
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58156
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97379
10