Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG KASUS GASTRITIS

Dosen penguji: Wahyu Tri Astuti S.kep,Ns,M.kep

Disusun oleh :
Vira Viata Puspitaningrum
2019.26.1885

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KARYA BHAKTI NUSANTARA
MAGELANG
A. KONSEP DASAR GASTRITIS

1. PENGERTIAN GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang
tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. (Brunner and Suddarth, 2001).
Dari beberapa penegertian tentang gastritis menurut para ahli, penulis dapat
menyimpulkan bahwa gastritis adalah informasi yang terjadi pada mukosa lambung
ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan
yang asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan meminum
alkohol.
Gastritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis
akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang
khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik
merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung menahun yang
disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Helicobacter pylori. (Mansjoer,2001).

2. KLASIFIKASI
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
merupakn penyakit yang ringan dan sembuh sempurna.
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:
1) Gastritis akut erosif
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muscolaris (oto-otot pelapis lambung).
2) Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai pendarahan
mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya konunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai
inflamasi pada mukosa lambung tersebut.
( Hirlan, 2001)
b. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun.
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut :
1) Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta perdarahan
dan erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada
perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal
dan sel chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada
mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.

3.    ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :
a.    Gastritis Akut
1).    Penggunaan obat-obatan 
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid
dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2).    Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
pada kondisi normal.
3).    Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar
4).    Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.
b. Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan
Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :
1). Gastritis Akut
Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab
lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi.
2). Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.

4.    Manifestasi Klinis


Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :
a. Gastritis akut
Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal
ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan
asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.
Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan

b. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.

c. Komplikasi
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah:
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi.
Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan syok
hemarogik yang bisa mengakibatkan kematian.
Terjadi ulkus, namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak
lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.
Gastritis Kronis
Gastritis Kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau bakteri H. Pylori.
Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap vitamin
1) Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik
dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap
vitamin B12.
2) Gangguan penyerapan zat besi

6. PemeriksaanDiagnosik
Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 )
sebagai berikut :
1) Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas.
2) Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik. Laboratorium:
mengetahui kadar asam hidroklorida.
3) EGD (Esofa gagastriduo denoskopi): tes diagnostik kunci untuk perdarahan gastritis,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera.
4) Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
5) Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
noktura. penyebab ulkus duodenal.
6) Feses: tes feses akan positifH.
7) PyloryKreatinin : biasanya tidak meningkat bila perfusi ginjal di pertahankan.
8) Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu
metabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah
besar diberikan.
9) Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap
simpanan cairan tubuh.
10) Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah atau
diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah tran11fusi darah.
11) Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.

Penatalaksanaan
a.   Gastritis Akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien
gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol
dan makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan
terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir
asam digunakan antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari karena
bahaya perforasi. Sedangkan menurut Sjamsuhidajat, 2004 penatalaksanaannya
jika terjadi perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif berupa
pembilasan air es disertai pemberian antacid dan antagonis reseptor H2.
Pemberian obat yang berlanjut memerlukan tindakan bedah.
Farmakologi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan
antasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
(Dermawan, 2005)
Non Farmakologi:
Mengurangi konsumsi alkohol dan makanan sampai gejala berkurang
Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur
yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas.

a. Gastritis Kronik
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien
gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurangi stress dan memuli farmakoterapi. Helicobacter pylori dapat diatasi
dengan anti biotic dan bismuth.Sedangkan menurut Mansjoer, 2001
penatalaksanaan yang dilakukan pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan
endoskopi caranya yaitu dengan mengatasi dan menghindari penyebab pada
gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antacid. Tetapi
jika endoskopi dapat dilakukan berikan terapi eradikasi.

Farmakologi:
a) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan
antasida dan istirahat.
c) Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan
asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan
cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi.
e) Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
(Dermawan, 2005)
Non Farmakologi:
Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (missal:
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer
atau cuka encer memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat, mengurangi
stress dan memulai farmakoterapi

B. Konsep Dasar Keperawatan


Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek
bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari pengkajian adalah
untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien. Data tersebut berasal dari pasien
(data primer), dari keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier).
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara,
observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun data yang diperlukan pada klien
Gastritis adalah sebagai berikut :

A. Data Dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
a) Identitas klien Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnose medis.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan
klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, factor pencetus,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat
pemakaian obat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.
e) Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi
masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien
menerima keadaannya.
f) Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur,
aktivitas  dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
C. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi, auskultasi dan
perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil pengkajiannya yaitu :
a.    Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah, lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram abdomen,
nyeri ulu hati.
Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat.
b.    Sirkulasi
Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon
psikologik)
c.    Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen teraba keras.
Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk, konstipasi.
d.    Integritas ego
Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar.
e.    Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada abdomen,
sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang berwarna
kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada abdomen.
f.    Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan pada otot
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk)
g.    Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati, nyeri yang
digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang.
h. Pernafasan
Gejala : sedikit sesak
i.Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet yang salah,
gaya hidup yang salah.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges(2000) pada klien gastritis ditemukanDiagnosa keperawatan
sebagai berikut
Nyeri berhungan dengan mukosa lambung teriritasi
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
a). Klien mengeluh nyeri
Objektif
a). Tampak meringis
b). Bersikap protektif (misal waspada, posisi menghindari nyeri)
c). Klien tampak gelisah
d). Sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
a). Tekanan darah meningkat
b). Pola nafas berubah
c). Berfokus pada diri sendiri
b. Resiko ketidak seimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
Klien mengeluh lemas
Objektif
a). Tampak pucat
b). Klien tampak terbaring lemas
c). Nafsu makan menurun
d). Sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
a). Tekanan darah menurun
b). Berfokus pada diri sendiri
c). Sedikit bicara
d). Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya
informasi.
e). Kurangnya wawasan dan rasa keinginan tau terhadap penyakit yang dideritanya.

3. Fokus Intervensi Dan Rasional


Menurut Doenges(2000) pada klien gastritis ditemukan diagnosa keperawatan
dengan intervensi dan rasional sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan, (kehilangan aktif) b/d perdarahan, mual, muntah dan
anoreksia.
Intervensi :
1) Catat karakteristik muntah atau drainase
Rasional: membantu dalam membedakan penyebab stress gaster
2) Monitor tanda vital
Rasional: perubahan tensi darah dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar
kehilangan darah.
3) Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur
kehilangan darah atau cairan melalui muntah.
Rasional: memberikan pedoman untuk penggantian cairan.
4) Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan saat defekasi.
Rasional: aktivitas atau muntah meningkatkan tekanan antara abdominal.
5) Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida.
Rasional: mencegah reflek gaster pada aspirasi antasida dimana dapat
menyebabkan komplikasi paru.
6) Kolaborasi dengan tim dokter dengan memberikan obat sesuai indikasi

b. Nyeri berhungan dengan mukosa lambung teriritasi


Intervensi:
1) Kaji nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) selidiki dan
laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
Rasional: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan dan perubahan pada karakteristik nyeri
menunjukkan terjadinya abses/peritonitis, memerlukan upaya
evaluasi dan intervensi.
2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi – fowler
Rasional: Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah,
menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi
terlentang.
3) Dorong ambulasi dini.
Rasional: Meningkatkan normalisasi fungsi organ, merangsang
peristaltik dan menurunkan ketidaknyamanan abdomen.
4) Berikan aktivitas hiburan
Rasional: Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus
dini dan iritasi gaster/muntah.

c. Resiko terhadap perubahan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


yang berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Intervensi:
1) Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional: Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah perubahan
nutrisi.
2) Auskultasi bising usus
Rasional: Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau
berkembangnya komplikasi.
3) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur.
Rasional: Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien
terhadap nutrisi yang diberikan.
4) Konsultasi dengan ahli gizi.
Rasional: Merupakan sumber efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman


kematian, nyeri.
Intervensi:
1) Awasi respon fisiologis misal: takipnea, pusing.
Rasional: Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien
2) Dorong pernyataan takut, berikan umpan balik
Rasional: Membuat hubungan terapiutik.
3) Berikan lingkungan tenang untuk istirahat.
Rasional: Memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan
relaksasi, dapat meningkatkan ketrampilan koping.
4) Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
Rasional: Membantu menurunkan rasa takut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.search-document.com/pdf/1/2/pengertian-penyakit-gastritis.html.

Dermawan, Deden, Tutik Rahayuningsih. Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan).


2010. Penerbit Gosyen Publishing. Yogyakarta

http://nurseenynopilestari.blogspot.co.id/2014/04/lp-dan-askep-pasien-gastritis.html

http://dumdumstory.blogspot.co.id/2014/12/laporan-pendahuluan-dan-konsep-
dasar.html#.V__t5eCLTIU

http://nandatornando.blogspot.co.id/2013/07/laporan-pendahuluan-gastritis.html

http://www.tersemangat.com/2014/02/laporan-pendahuluan-gastritis.html

Anda mungkin juga menyukai