Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENDORONG PARTISIPASI REMAJA

DALAM PEMELIHARAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


SUMBER AIR PADA KOMUNITAS PEMULUNG AL BAHAR DEPOK

Elis Anisah Fitriah


Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H Nasution No. 105 Bandung
email: nengelis_af@yahoo.com

Abstrak

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pada komunitas Al-Bahar
terhadap sumber air sehingga mengurangi ketergantungan anggota komunitas pada supply air
bersih dari luar wilayah mereka. Program ini sudah dilaksanakan dengan menggunakan tehnik
partisipatif dan pemberdayaan selama 2 bulan dengan melibatkan 15 orang dewasa yang
berpartisipasi aktif menelusuri masalah dan memelihara kebersihan lingkungan sekitar sumber
air. Hasil evaluasi program intervensi ini menunjukkan indikasi yang signifikan adanya
perubahan kesadaran pada anggota komunitas untuk bertanggung jawab sebagai pengguna
sumber air, menjaga kebersihan lingkungan sekitar sumber air, dan ikut mencari ide
pemecahan masalah lingkungan.

Kata kunci : Penelitian tindakan, komunitas, partisipasi, pemberdayaan

Abstract

This action research aimed to increase trust of the members of Al Bahar community towards
the well water so it could reduce the community’s dependences toward clean water supplies
from outside. This program has been executed by using participation techniques and
empowerment for approximately 2 (two) months with the active involvement of 15 (fifteen)
adolescents by increasing their active participation in investigating the problem as well as
looking after the environmental sanitation surrounding the wells. The program evaluation of
this intervention has showed some significant indications for changes among the members
namely awareness of their responsibilities as the user of the wells, reveal their willingness
willingness to take care of the environmental sanitation in the area; coming up with ideas to
solve some contextual environmental problems.

Keywords: Action research, community, participation, empowerment.

PENDAHULUAN mendapatkan air bagi kebutuhan pokok


Air merupakan sumber kehidupan minimal sehari-hari guna memenuhi
sekaligus menjadi kebutuhan yang paling kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
mendasar bagi manusia dalam Dalam beberapa dekade terakhir, air bersih
keberlangsungan hidupnya. Dalam UU kemudian mengalami pergeseran menjadi
Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya fungsi ekonomis yakni menjadi komoditi
Air pasal 5 disebutkan bahwa Negara yang diperjualbelikan contohnya air
menjamin hak setiap orang untuk
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 921-931

mineral maupun air PDAM yang melalui perilaku mencemari seperti


disalurkan ke rumah-rumah penduduk. membuang sampah atau limbah ke sumber
Namun saat ini air bersih telah air permukaan (sungai, situ, laut, waduk),
menjadi barang langka yang semakin lama mengeksploitasi air tanah untuk
semakin sulit diperoleh secara bebas kepentingannya sendiri melalui
bahkan merupakan barang mahal yang pengeboran sumur tanpa batas dan
harus dibeli oleh masyarakat. Perhatian pemanfaatan lahan hijau resapan air untuk
dunia Internasional terhadap ketersediaan bangunan.
air dan hak untuk mengakses air bersih Untuk dapat mengatasi persoalan
selain dikampanyekan melalui Hari Air kelangkaan air (berkurangnya kuantitas air
sedunia setiap tanggal 22 Maret juga bersih), rendahnya kualitas air untuk
pencanangan 2005-2015 sebagai dikonsumsi dan meminimalisir
International Decade for Action-’Water for pengeluaran secara ekonomis masyarakat
Life’. Dalam Rencana Strategis Pemerintah dalam membeli air bersih maka perlu peran
RI untuk mencapai Millenium serta dari berbagai pihak untuk menjaga
Development Goals, merencanakan target ketersediaan air yang bersih dan aman.
meningkatnya proporsi penduduk yang Khususnya untuk masyarakat dengan
dapat mengakses air minum yang aman kondisi sosial ekonomi menengah ke
dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi bawah perlu kiranya diberikan dorongan
dasar pada 2015 sebagai indikator dari untuk dapat secara mandiri memenuhi
pencapaian tujuan yang ke tujuh yakni penyediaan air bersih. Selain itu juga perlu
memastikan kelestarian hidup. UNICEF upaya-upaya untuk mengurangi dampak
dalam pencanangan tahun sanitasi negatif dari perilaku-perilaku yang
Internasional-2008, menyebutkan bahwa mencemari kualitas air yang ada melalui
hampir 55 juta rakyat Indonesia tidak penyadaran yang kongkrit bagi masyarakat,
memiliki akses terhadap air bersih khususnya generasi muda tentang betapa
(Kompas, 28 Maret 2008). Hal ini cukup pentingnya air bagi kehidupan. Persoalan
ironis, karena Indonesia dikenal sebagai inilah yang akan diangkat dalam program
negara kepulauan yang sekitar 69 persen intervensi oleh kelompok kesehatan
wilayahnya adalah daerah perairan, Intervensi Sosial 2006 di komunitas Al
ternyata belum mampu mengoptimalkan Bahar sebagai kelompok sasaran.
potensi airnya agar dapat menjadi air Komunitas Al Bahar terletak di tepi
bersih sehingga bisa digunakan untuk Kali Cipayung di tepi jalan Proklamasi
memenuhi hajat hidup warga negaranya. Kelurahan Abadi Jaya RT 09/RW 02
Kelangkaan air bersih tidak hanya dengan jumlah rumah tangga sebanyak 80
bersumber dari kelangkaan fisik, rumah. Wilayah ini dihuni oleh para
melainkan juga akibat penguasaan air oleh pendatang yang sebagian besar mata
swasta melalui privatisasi, ketidaksetaraan pencahariannya adalah pemulung (50%),
kekuasaan untuk mengontrol ketersediaan pedagang (22%), dan pekerjaan lainnya
air karena kesenjangan ekonomi dan seperti kuli bangunan, kuli cuci, supir juga
kemiskinan serta isu-isu lingkungan tukang becak. Dengan penghasilan sekitar
khususnya pemanasan global. Hal lain Rp. 500.000 hingga Rp 700.000 setiap
yang cukup signifikan adalah faktor bulan dengan rata-rata pengeluaran yang
ketidakpedulian masyarakat untuk jumlahnya sama, serta kondisi rumah yang
menjadikan air sebagai sumberdaya yang mereka huni rata-rata berukuran 6 – 12 m2
diperbarui secara konsisten. Berbagai tanpa fentilasi, berlantai tanah atau hanya
kegiatan manusia juga seringkali sekedar adukan semen, berdinding triplek
membahayakan keseimbangan dan dan atap seng maka bisa dikategorikan
keberlanjutan ketersediaan air antara lain sebagai masyarakat miskin. Status rumah

922
Upaya Mendorong Partisipasi Remaja Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Sumber Air Pada Komunitas Pemulung Al Bahar
Depok (Elis Anisah Fitriah)

yang mereka huni adalah sewa kepada Sebagian besar warga memenuhi
pemilik setiap bulan dengan harga mulai kebutuhan air bersih untuk konsumsi
dari Rp. 60.000 hingga Rp.200.000. dengan cara membeli dari penjual keliling
Ironisnya, pemilik kontrakan tidak ataupun berlangganan ke depot isi ulang.
menyediakan fasilitas apa pun sebagai Warga rata-rata membeli air isi ulang
sarana sanitasi dasar dan air bersih yang sebanyak 20 (dua puluh) liter seharga Rp.
dibutuhkan para penyewa. 3.000 hingga Rp. 3.500 untuk mencukupi
Pada tahun 2000 warga secara rata-rata 3-5 (tiga hingga lima) hari
bergotong royong melakukan penggalian kebutuhan air minum anggota keluarganya
sumur pertama untuk memenuhi kebutuhan sedangkan air jerigen 20 (dua puluh) liter
atas air bersih yang kemudian disusul yang dibeli dari penjual keliling dengan
dengan sumur kedua pada tahun 2003. harga Rp.1.500 – Rp. 2.000 untuk
Pada periode itu, warga menggunakan air kebutuhan memasak selama satu hingga
dari sumur tersebut untuk seluruh dua hari. Rata-rata pengeluaran rumah
kebutuhan sehari-hari yakni air minum, tangga untuk air minum dan memasak
mandi, mencuci pakaian, dan peralatan selama sebulan berkisar Rp. 50.000 hingga
rumah tangga termasuk bahan masakan, Rp. 70.000-an.
berwudhu, dan untuk memasak. Sejalan Selama ini memang belum ada
dengan meningkatnya jumlah penyewa, aturan bersama mengenai pemeliharaan
jumlah keseluruhan sumur yang dimiliki sumur dan perawatan sarana pendukung
komunitas ini adalah tujuh sumur dan yang ada. Kebersihan sumur hanya
hanya lima yang masih berfungsi sebagai mengandalkan warga yang sadar tanpa ada
sumber air bersama, dengan kuantitas yang tuntutan untuk berpartisipasi dalam
cukup melimpah. perawatan sumur. Rendahnya rasa
Sayangnya, melimpahnya air di Al memiliki warga terhadap sumur sebagai
Bahar tidak diimbangi dengan kualitas air. fasilitas bersama juga dipengaruhi
Pada musim kemarau, beberapa sumur pandangan warga terhadap ketidakpedulian
akan mengalami perubahan warna, bau, pemilik dan pengurus kontrakan dalam
dan kedalaman, sebaliknya pada saat hujan memenuhi sarana sumur dan kakus sebagai
sumur-sumur tersebut akan kembali kebutuhan utama penyewa. Akibatnya
bening, tidak berbau dan permukaannya sumur dan kakus yang mereka bangun
hampir mendekati bibir sumur. sendiri hanya dibuat sekedarnya dan tidak
Meningkatnya jumlah warga yang menetap ada gerakan untuk memperbaiki maupun
di Al Bahar menjadi persoalan lain yang merawatnya.
mengakibatkan sumur tercemar karena Permasalahan yang ingin diangkat
tingkat kedisiplinan dalam menggunakan dalam intervensi ini adalah meningkatkan
sumur semakin sulit dikontrol. Kebiasaan kesadaran dan gerakan nyata para remaja
mandi dan mencuci di dekat bibir sumur Al Bahar untuk ikut berpartisipasi dalam
membuat air sisa sabun jatuh ke sumur menjaga kebersihan di sekitar sumur-
yang tidak bertutup tersebut. Banyaknya sumur yang ada di Al Bahar. Dengan
sampah di sekitar sumur membuat saluran demikian, lebih jauh lagi diharapkan dapat
air yang tidak lancar dan tergenang mendorong perilaku pemeliharaan dari
membuat kondisi sekitar sumur semakin seluruh warga pengguna sumur sehingga
kumuh. mampu mengembalikan kepercayaan
Kondisi-kondisi tersebut masyarakat terhadap kualitas air sumur dan
mengakibatkan rendahnya kepercayaan dapat memanfaatkannya secara optimal.
warga untuk menggunakan air sumur Pada akhirnya, warga tidak harus
sebagai air bersih untuk memenuhi tergantung kepada supplier air dari luar
kebutuhan air minum air dan memasak. serta mengurangi biaya yang cukup besar

923
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 921-931

dalam memenuhi kebutuhan air untuk dalam kehidupan dan perkembangan


masak dan minum. mereka. Remaja cenderung
mengidentifikasi dirinya dengan kelompok
TINJAUAN TEORI
sebayanya agar sesuai dan tidak diasingkan.
Untuk memberi landasan pikir yang Dengan demikian dari segi emosional
sesuai dan arahan dalam pelaksanaan teman sebaya bisa berdampak positif
program/tindakan yang diharapkan, (sebagai support group) tapi juga dari
tinjauan literatur yang digunakan antara sumber tekanan (pressure).
lain: Perkembangan remaja, Social Bila kelompok remaja sebaya
Learning theory, Experiential Learning dikondisikan sebagai social support group
theory, Partisipasi dan Pemberdayaan yang menyediakan simpati, bimbingan,
(teknik intervensi). pengetahuan, tempat untuk berkreasi, dan
Kata “remaja” berasal dari bahasa sumber afeksi, maka kelompok sebaya
latin yaitu adolescere yang berarti to grow seperti ini akan memberikan setting yang
atau to grow maturity (Golinko, 1984 positif dalam mengembangkan
dalam Rice, 1990). Masa remaja kemandirian dan keyakinan pada dirinya
merupakan salah satu periode sendiri. Walaupun remaja telah mencapai
perkembangan yang dialami oleh setiap tahap perkembangan kognitif yang cukup
individu, sebagai masa transisi dari masa untuk menentukan tindakannya sendiri,
kanak-kanak menuju masa dewasa. namun penentuan diri remaja dalam
Hurlock (1999) pada masa remaja ini ada berperilaku banyak dipengaruhi oleh
beberapa perubahan yang bersifat universal, tekanan sosial khususnya dari kelompok
yaitu meningkatnya emosi, perubahan fisik, teman sebaya (Conger, 1991).
perubahan terhadap minat dan peran, Dalam masa remaja terdapat masa
perubahan pola perilaku, nilai-nilai, dan psychososial moratorium dimana para
sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. remaja mencoba menemukan komitmen
Menurut Erikson (dalam Santrock, 1998) hidupnya. Komitmen inilah yang
remaja harus dapat mengorganisasikan dan mempengaruhi kemampuannya mengatasi
menunjukkan kemampuan, kebutuhan, krisis identitas, yang bila berlangsung
minat dan keinginan sehingga dapat dengan baik maka remaja tersebut akan
diekspresikan dalam lingkungan sosial, membangun nilai berupa identifikasi
khususnya menuju peran baru dalam sejumlah nilai, ideologi, kreativitas, dan
masyarakat. lain sebagainya. Nilai-nilai kehidupan
Dari sudut pandang ecological kemudian diinternalisasi sebagai bagian
systems (Bronfenbenner, 1979), penting dari nilai dinilainya termasuk dalam
untuk mempertimbangkan pemahaman tindakan ini adalah nilai-nilai pro
hubungan antara individu dan berbagai lingkungan dan kesehatan. Pada periode
sistem lingkungan di sekitarnya misalnya ini, remaja membutuhkan kesempatan
keluarga, kelompok teman sebaya, untuk melakukan eksperimen dengan
lokalitas, sekolah dan komunitas. peran-peran sosial yang berbeda seiring
Pandangan ini menekankan pentingnya dengan perjuangan mereka membentuk jati
hubungan antar sistem dalam lingkungan diri melalui keterlibatan dengan rekan-
tersebut. Remaja dalam lingkungan rekan sebaya mereka.
interpersonalnya sangat dipengaruhi oleh Pendekatan dan proses partisipatoris
teman sebaya, orang tua, tetangga, guru menjadi penting baik bagi peneliti maupun
dan orang lain disekitar dirinya yang bagi remaja itu sendiri untuk mendapatkan
memiliki interaksi cukup dekat dengan pengalaman yang sangat berharga tentang
dirinya. Khususnya teman sebaya, faktor bagaimana berkerja dengan mereka,
ini sangat memegang peranan penting memahami perbedaan perspektif dengan

924
Upaya Mendorong Partisipasi Remaja Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Sumber Air Pada Komunitas Pemulung Al Bahar
Depok (Elis Anisah Fitriah)

orang dewasa sekaligus melihat potensi Dalam penelitian tindakan ini,


remaja dalam menghayati lingkungan diharapkan dapat dilihat dinamika interaksi
disekitarnya. Partisipatoris dalam sebuah antara tiga determinan perilaku yaitu
proses penelitian maupun aksi tidak personal (pengetahuan, kepercayaan dan
sekedar partisipasi simbolik melainkan intensi), behavioral (keterampilan, self-
menggabungkan kebutuhan dan pandangan efficacy, praktik) dan lingkungan (konteks,
penting remaja dalam proses pembuatan situasi, dukungan sosial dari teman, orang
kebijakan maupun pembangunan keluarga, tua dan warga lainnya). Melalui dinamika
komunitas maupun negara (Mansour Fakih triadik yang digambarkan dalam teori ini
& Robert Chambers, 2002). maka diharapkan akan mempengaruhi pola
Untuk memberikan kerangka teori timbal balik setiap faktor penentu untuk
yang berguna dalam memahami dan menampilkan perilaku pemeliharaan
menjelaskan dampak dari lingkungan lingkungan sumur Al Bahar.
sosial terhadap perilaku kesehatan remaja, Belajar dari pengalaman sering kali
peneliti menggunakan teori Social menjadi cara yang tepat untuk merubah
Learning theory. Teori ini dikembangkan perilaku dan penguasaan keterampilan baru.
oleh Bandura (1986) yang menjelaskan Pengalaman baik yang dialami oleh diri
perilaku sebagai model triadik, dinamis sendiri maupun orang lain memberikan
dan timbal balik antara lingkungan sosial, efek pembelajaran yang sangat berharga
personal (kognitif) dan faktor behavioral bagi seseorang. Experiential learning
yang saling berinteraksi. Ada tiga prinsip menekankan suatu aksi pembelajaran yang
dasar dari teori ini yaitu pertama, perilaku diperoleh dari pengalaman pribadi dan
dipengaruhi dan bergantung pada konteks kemudian secara berkelanjutan
dan setting yang dihayatinya. Kedua, dimodifikasi untuk meningkatkan
faktor sosial ekonomi memiliki peran yang efektivitasnya (Johnson & Johnson, 2000).
penting dalam membentuk perilaku namun Proses experiential learning pertama kali
pengaruhnya dimediasi oleh kognitif dikenalkan oleh Kurt Lewin (1935) yang
personalnya. Ketiga, perilaku tidak hanya menekankan bahwa penemuan konsep dan
dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut prinsip-prinsip yang berharga oleh
melainkan juga mempengaruhi faktor- seseorang dilakukan melalui pengamatan
faktor tersebut. Sehingga adanya efek pengalaman dirinya maupun orang lain.
perubahan timbal balik yang satu sama lain Proses penemuan melalui pengalaman
saling mempengaruhi. sangat mementingkan partisipasi aktif
Dalam membuat perilaku baru yang dalam kelompok dimana seseorang berada
cukup kompleks, perlu penyederhanaan agar dapat mempelajari keterampilan,
setiap tugas dan memberikan kesempatan pengetahuan, dan sikap yang baru
untuk mempraktikannya satu per satu mengenai kelompok melalui interaksi dan
secara berulang yang akhirnya akan refleksi pengalaman mereka satu sama lain.
mendukung terbangunnya self-efficacy Pengalaman tersebut kemudian diperbaiki
untuk menyelesaikan setiap tugas yang ada. dan dilakukan kembali sehingga
Self efficacy adalah derajat kepercayaan keterampilan baru tersebut dikuasai.
seseorang untuk menampilkan Dalam penelitian tindakan ini,
perilaku/kegiatan tertentu termasuk kelompok remaja diajak untuk
didalamnya keyakinan untuk mampu merumuskan permasalahan rendahnya
mengatasi berbagai hambatan yang kualitas air sumur Al Bahar menurut
ditemuinya. Melalui pendekatan tersebut, pengetahuan dan pengalaman mereka.
terjadi pula pemahaman mengenai perilaku Kemudian mereka diajak melakukan
tersebut (knowledge of the behavior) dan berbagai simulasi untuk mencari
bagaimana melakukannya (skill). penyelesaian masalah secara berkelompok.

925
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 921-931

Selama proses terjadi pertukaran informasi, terjadi bilamana telah muncul perasaan dan
umpan balik, perdebatan dalam kesadaran diri sebagai bagian dari
pengambilan keputusan, munculnya komunitas (sense of community) pada
pimpinan-pimpinan situasional dan setiap individu. Selain itu, individu perlu
mengevaluasi tindakan yang sudah memiliki rasa percaya diri terhadap
dilakukan. Dari seluruh proses yang kemampuan mereka untuk menentukan
dialami para remaja melalui pengalaman kehidupan mereka dengan memanfaatkan
dan dinamika kelompok mereka, sumber daya yang mereka miliki. Faktor
diharapkan akan merubah perilaku mereka lain yang berhubungan dengan partisipasi
menjadi pro lingkungan yang menetap masyarakat yaitu dorongan (provocation)
sehingga akan menjadikan mereka sebagai dari lingkungan luar termasuk yang
agen-agen perubahan yang berkontribusi bersifat ancaman terhadap komunitas
pada peningkatan kualitas air di sumur- (Dalton, Elias, Wandersman, 2001).
sumur melalui sistem pemeliharaan. Kieffer (1984) memberikan skema
Secara umum, teknik intervensi tentang proses partisipasi masyarakat
dilakukan untuk melalukan perubahan melalui pemberdayaan individu dan
sosial yang bertujuan meningkatkan penguatan lingkungan, sebagai berikut:
kesejahteraan manusia pada semua level
baik personal hingga organisasional, dari
mikro hingga level makro. Untuk
melakukan sebuah perubahan sosial,
partisipasi dan pemberdayaan merupakan
dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan
karena memiliki hubungan yang erat.
Suatu masyarakat akan berdaya bilamana
seluruh individu yang ada di dalamnya
berpartisipasi. Melalui setiap proses
partisipasi maka proses pemberdayaan di
tingkat individual sekaligus situasi
kemasyarakatan juga sedang terjadi.
Partisipasi merupakan sebuah proses
di mana masyarakat dalam sebuah Gambar 1. Model Citizen Participation
komunitas atau warga sebuah Negara
berperan aktif dalam setiap proses Dalam bagan tersebut, baik
pengambilan keputusan dalam lembaga, provokasi maupun sense of community
program, lingkungan yang dapat akan mengarahkan kepada partisipasi.
memberikan dampak dalam kehidupan Dalam partisipasi terjadi proses timbal
mereka (K.Heller et. al., dalam Dalton, balik terhadap kondisi pendukungnya yaitu
2001). Partisipasi dapat ditinjau sebagai pemberdayaan psikologis maupun
sebuah alat atau teknik yang menekankan penguatan setting. Agar dapat
pada dinamika partisipasi yang terjadi, berpartisipasi secara optimal, seseorang
sedangkan bila dipandang sebagai suatu harus memiliki kompetensi yang memadai
akhir atau hasil partisipasi merupakan dimana kondisi tersebut dicapai melalui
sebuah nilai atau kualitas yang ditetapkan pemberdayaan psikologis (pengetahuan,
dari suatu masyarakat. skill, keterampilan sosial: komunikasi,
Sebagai sebuah teknik, setiap proses leadership, dan lain-lain). Sebaliknya
yang terjadi atau bagaimana dinamika proses partisipasi juga akan berdampak
untuk terjadinya proses tersebut dalam membangun kapasitas dari orang
merupakan hal terpenting. Partisipasi akan

926
Upaya Mendorong Partisipasi Remaja Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Sumber Air Pada Komunitas Pemulung Al Bahar
Depok (Elis Anisah Fitriah)

yang ada dalam komunitasnya untuk lebih mampu membangun kerangka program
berdaya termasuk juga seting lingkungan. berdasarkan sudut pandang mereka
David Wilcox (1994) terhadap realitas yang ditemui;
mengemukakan lima tangga partisipasi dan 2. Refleksi terus menerus atas proses
level partisipasi dengan mengadopsi pelaksanaan program akan memberi
pendekatan ”tangga partisipasi” dari kesempatan belajar dari partisipan
Sherry Arnstein (1969). Kelima level sehingga peneliti lebih sensitif dan
tindakan untuk partisipasi meliputi: responsif terhadap berbagai kebutuhan
a. Information yakni memberikan dan minat mereka;
informasi kepada komunitas mengenai 3. Remaja dapat memilih dan turut andil
apa yang direncanakan. dalam pengambilan keputusan dengan
b. Consultation. Dalam periode ini, memilih aktivitas mana yang cocok dan
komunitas saling menawarkan sejumlah mereka minati;
pilihan dan mendengarkan umpan balik. 4. Remaja memiliki kontrol dalam
c. Deciding together. Keputusan untuk pelaksanaan kegiatan dan menggagas
melakukan perubahan dilakukan secara isu-isu yang menarik perhatian mereka.
bertahap dengan berbagi tanggung Secara umum, mereka memiliki
jawab. kemampuan namun perlu diasah lebih
d. Acting together. Tahapan implementasi lanjut agar bisa melakukan partisipasi.
kegiatan yang diputuskan kemudian Oleh karena itulah kemudian kegiatan akan
dilakukan bersama melalui kemitraan. lebih banyak difokuskan pada
e. Supporting independent community pemberdayaan psikologis dan penguatan
interests. Pada tingkatan ini, yang social support sangat membantu dalam
dilakukan adalah membantu orang lain proses berikutnya yaitu kegiatan dan
melakukan apa yang mereka inginkan perilaku terhadap kebersihan lingkungan
lebih lanjut dengan melalui nasihat, sesuai keinginan mereka dan sejauh mana
dukungan dana, komitmen dan lain-lain. mereka bisa mengambil peran dalam
Remaja dalam intervensi ini memelihara lingkungan di sekitar sumur-
ditempatkan sebagai salah satu stakeholder sumur yang ada.
sekaligus agen perubahan. Hal ini
METODE INTERVENSI
menekankan keberadaan remaja sebagai
bagian dari komunitas Al Bahar, juga Dari berbagai temuan, baik dalam
remaja memiliki kekuatan mempengaruhi, baseline maupun dalam pertemuan
baik kepada orang tuanya, teman sebaya, konsultasi dengan warga, peneliti lebih
maupun kelompok anak-anak. memfokuskan program menjaga
Kebersamaan dan interaksi mereka dalam kebersihan di sekitar sumur dengan
lingkungannya cukup menjadi sumber memilih remaja sebagai kelompok sasaran
dalam membangun kesadaran sekaligus agen perubahan. Namun
bermasyarakat berdasarkan pengetahuan demikian, sebagai sebuah intervensi yang
yang telah mereka miliki tentang Al Bahar berbasis komunitas, kegiatan ini berjalan
dan adanya motivasi untuk memperbaiki bersamaan dengan intervensi terhadap
lingkungan dimana mereka tumbuh dan keseluruhan komunitas yang dilakukan
berkembang agar lebih baik. secara bersama dengan peneliti yang lain.
Keterlibatan remaja dalam program Secara khusus, program ini
ini sejak perencanaan hingga evaluasi ditujukan untuk mendorong partisipasi
diharapkan memiliki dampak positif dan remaja Al Bahar dalam pemeliharaan
berkelanjutan karena: kebersihan lingkungan sekitar sumur-
1. Dengan berkonsultasi dengan kelompok sumur Al Bahar melalui penguatan
remaja dan komunitas, kita akan kemampuan individual dan dinamika

927
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 921-931

kelompok remaja sebaya. Kelompok tetangga, dan orang tua mereka. Potensi
remaja usia 12-17 tahun dipilih oleh ini perlu dikembangkan untuk
peneliti sebagai kelompok target dengan mendorong pemberdayaan masyarakat
pertimbangan sebagai berikut: melalui pemberdayaan individual
a. Pada baseline ditemukan bahwa remaja dengan memanfaatkan dinamika
merupakan pengguna sumur aktif kelompok remaja secara suportif dan
karena beberapa pekerjaan rumah konstruktif.
tangga terkait dengan penggunaan air Tahapan yang dilakukan selama
dilakukan oleh remaja, antara lain program intervensi ini selain menggunakan
mencuci pakaian, mencuci alat rumah pendekatan experiential learning dengan
tangga, mandi, memandikan menempatkan remaja sebagai pusat
adik/keponakannya, memasak, perhatian maka beberapa strategi yang
mengambil air untuk persediaan di sesuai dengan karakteristik belajar remaja
rumah dan lain-lain. itu sendiri. Project cycle dari skema
b. Remaja khususnya remaja putri rancangan intervensi meliputi beberapa
menyatakan kebutuhan dan harapan tahap yang sesuai dengan prinsip-prinsip
terhadap sumur dan fasilitas perubahan sosial diuraikan sebagai berikut :
pendukungnya sebagai tempat yang 1. Persiapan : Dilakukan untuk mengenali
lebih ”aman” (terjaga privacy pada saat para remaja, mengidentifikasi kesediaan
beraktivitas di sumur/tempat mandi untuk berkomitmen bekerja sama dan
tanpa harus merasa diperhatikan oleh menjelaskan tujuan dari kegiatan.
warga lain khususnya pada saat mereka Persiapan ini memerlukan waktu yang
mandi) karena sumur-sumur yang ada cukup lama untuk membangun rasa
sangat terbuka. kepercayaan terhadap peneliti serta
c. Dalam baseline, remaja menunjukkan memperkuat rasa memiliki terhadap
telah memiliki pengetahuan mengenai program yang akan dilakukan. Dalam
air dan sadar mengenai pentingnya air tahapan ini para remaja merefleksikan
bersih bagi kehidupan. Mereka juga pengalaman dan penghayatan perilaku
mampu mengidentifikasi beberapa mereka dalam menggunakan sumur,
solusi untuk memperbaiki kondisi serta mengumpulkan ide-ide untuk
lingkungan mereka. Pengetahuan, memperbaiki kondisi lingkungan sumur
kebutuhan, dan harapan ini perlu dan kualitas air sumur Al Bahar.
dipertahankan agar konsisten dan 2. Pelaksanaan: Para remaja dikondisikan
mendorong terpenuhinya perkembangan dalam kelompok, melakukan interaksi,
moral khususnya penanaman nilai membangun rasa saling percaya dan
kehidupan yang pro lingkungan dan membagi tugas yang akan dilakukan
kemandirian. sesuai minat dan kemampuan.
d. Mayoritas remaja (baik yang bersekolah Dinamika kelompok ini kemudian
ataupun tidak) juga memulung dengan dibangun menjadi bentuk yang lebih
paruh waktu, sekitar tiga jam sehari. formal dengan mengajak para remaja
Mereka memiliki waktu luang yang untuk lebih terorganisir melalui
cukup luang dan mengharapkan ada pembentukan kelompok. Kelompok
kegiatan yang bermanfaat untuk inilah yang kemudian merancang setiap
mengisi waktu tersebut. tahapan yang bisa mereka lakukan
e. Dari sudut pandang ecological system dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
remaja memiliki kemampuan untuk mengevaluasinya dan menentukan
mempengaruhi berbagai lingkungan langkah berikutnya. Proses belajar
maupun individu lain disekitar mereka mengamati, mengalami, menghayati
misalnya adik-adiknya, rekan sebaya, dan membangun pengetahuan serta

928
Upaya Mendorong Partisipasi Remaja Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Sumber Air Pada Komunitas Pemulung Al Bahar
Depok (Elis Anisah Fitriah)

kemampuan sosial baru menjadi fokus air yang kemudian membuat mereka
dalam tahapan pelaksanaan ini. tergantung kepada supplier air dari luar.
3. Monitoring: Dilakukan untuk memantau Keterlibatan seluruh lapisan masyarakat di
sejauh mana perkembangan dari lingkungan Al Bahar menjadi sebuah bukti
kegiatan, dinamika yang terjadi dalam bahwa persoalan air merupakan persoalan
kelompok maupun indikator fisik bersama dan dengan saling bekerja sama,
lingkungan yang bisa diamati sebagai apa yang menjadi tujuan bersama yakni
hasil dari pelaksanaan. Proses ini juga tersedianya air bersih yang berkualitas bisa
dilakukan secara partisipatif dengan dicapai.
mengapresiasi indikasi-indikasi temuan Ditinjau dari sisi proses, evaluasi
dan langkah koreksi yang diambil oleh mempertanyakan apakah desain yang
kelompok remaja tersebut agar proses digunakan sesuai untuk mencapai tujuan
pelaksanaan tetap mengarah pada yang diharapkan. Hal ini terkait dengan
pencapaian tujuan bersama. apakah semua langkah yang dilakukan
4. Evaluasi: Dilakukan kepada target sesuai rencana/kronologi dari setiap
group untuk mengetahui perubahan kejadian. Bila ditinjau dari keseluruhan
pengetahuan mengenai air, kondisi kegiatan yang direncanakan dan tingkat
lingkungan sumur selama program, dan partisipasi dari remaja sebagai target group
relasi mereka dalam kelompoknya. maka ada satu kegiatan belum tercapai
Evaluasi ini juga dilakukan dengan karena waktu yang belum memungkinkan.
pendekatan partisipatif dimana Dari tingkat kehadiran, rata-rata remaja
kelompok remaja memiliki kesempatan yang mengikuti kegiatan sekitar 75% dari
yang sama untuk menilai seberapa besar keseluruhan remaja yang ditargetkan.
perubahan mereka bisa lihat dan Jumlah ini meningkat bilamana dihitung
rasakan. Evaluasi ini lebih bersifat dengan bertambahnya partisipasi remaja
kualitatif dibandingkan kuantitatif dari luar wilayah target (bukan pengguna
dengan berdasarkan indikator yang sumur, tetapi teman sebaya-bermain
sudah ditentukan dalam matriks Logical mereka).
Framework Analysis. Dari sisi evaluasi ketercapaian hasil
maka dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Hasil Intervensi dan Pembahasan
Linney dan Wandersman (1991) Tabel 1. Evaluasi Hasil
menawarkan empat langkah dasar dalam KONDISI
METODE
KONDISI AKHIR
AWAL
melakukan evaluasi terhadap program
Tidak ada Dinamika Remaja memiliki kelompok
yang berdasarkan logic model, meliputi wadah dan Kelompok yakni Kelompok Remaja
evaluasi terhadap tujuan dan hasil yang kegiatan Pecinta Kebersihan
remaja Lingkungan dan Sumur
diinginkan, proses, capaian dan dampak (PKLS) dengan struktur
dari kegiatan. Bila dibandingkan dengan organisasinya.
Mulai tumbuhnya rasa
kondisi sebelum kegiatan intervensi ini kebersamaan dan empati
terjadi, maka bisa dikatakan bahwa warga terhadap temannya yang
berasal dari antar blok
mulai membangun kepercayaan mereka Kegiatan remaja secara
terhadap sumber air yang ada di regular setiap hari Minggu
untuk membersihkan
lingkungannya seiring dengan lingkungan sumur dan
pembangunan sumur khusus yang bisa kegiatan lainnya yang
dirancang bersama.
mereka konsumsi khususnya untuk
memasak. Pembangunan sumur khusus
untuk konsumsi oleh warga, menjadi
perwujudan kemampuan warga untuk
memecahkan persoalan rendahnya kualitas

929
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2013, Vol. V, No.1 Hal: 921-931

Rendahnya Persuasi Mulai munculnya kesadaran menilai ketercapaian harapan dan


kepedulian (Diskusi dan mengenai pentingnya
dan Pemberian menjaga kebersihan kebutuhan mereka dari program yang
keterlibatan Informasi) lingkungan sumur agar mereka ikuti. Berikut adalah penilaian
remaja dalam Poling (Polisi menjaga kualitas air
memelihara Lingkungan) Munculnya keberanian para mereka terhadap efektivitas program :
kebersihan Kerja Bakti remaja untuk memberikan
lingkungan teguran terhadap warga
dan sumur (khususnya anak kecil) yang Tabel 2. Hasil Evaluasi Remaja
tidak menjaga kebersihan terhadap Program
sumur SEBELUM ADA PKLS SESUDAH ADA PKLS
Adanya gerakan kerja bakti Kondisi Lingkungan Sumur: Kondisi Lingkungan Sumur:
membersihkan lingkungan Tidak ada timba bersama, Sudah ada timba bersama, ada
sumur setiap Minggu. gentong air, banyak sampah di gentong air, sampah lebih
Remaja mulai mencari sekitar sumur, saluran air sedikit dan ada tempatnya,
alternatif upaya untuk sering tersumbat tidak mampet karena sampah
pengadaan dan perbaikan plastik dibuang ke tong
fasilitas sumur sampah
Perilaku penggunaan : Perilaku penggunaan :
Tidak adanya Penggalangan Remaja mulai berani Remaja sering mandi di dekat Mandi lebih suka di tempat
upaya dana melalui mengemukakan pendapat lubang sumur mandi agar air sabun tidak
perbaikan proposal dan harapannya kepada jatuhi sumur
sumur dan Pengadaan orang tua Hubungan dengan orang Hubungan dengan orang
fasilitas barang Remaja memiliki inisiatif lain/teman: lain/teman:
pendukung Kerja bakti dan melakukan pengadaan Main sering sendiri atau Lebih kompak dengan teman
sumur dan perbaikan fasilitas sumur memilih teman. lain sehingga sering main
(tempat sampah, gentong, bersama juga.
ember timba bersama, Tidak peduli terhadap Mulai berani memberi tahu
gayung, sikat) di 2 sumur perbuatan anak kecil atau anak kecil agar tidak
yang paling banyak orang tua yang mengotori mengotori sumur
penggunanya. sumur

Meskipun program intervensi ini SIMPULAN DAN SARAN


masih pada tahapan awal munculnya
kompetensi partisipasi dari remaja yang Ada beberapa simpulan yang dapat
menjadi target kegiatan, namun beberapa ditarik dari kegiatan ini antara lain:
indikasi yang mengarah kepada dampak 1. Melibatkan dan mendengarkan suara
perubahan dari keberdayaan remaja Al remaja dalam setiap proses penelitian
Bahar. Dampak perubahan dari proses dan intervensi memberikan peluang
partisipasi dicirikan melalui : kepada peneliti, komunitas dan remaja
1. Remaja lebih terlibat dalam kegiatan itu sendiri mengenai besarnya
dan munculnya rasa memiliki terhadap kemampuan remaja berkontribusi dalam
proses maupun hasil yang terjadi. perubahan dan pembangunan komunitas.
2. Remaja lebih kreatif dalam 2. Membuat desain kegiatan untuk remaja
mengusulkan solusi yang sesuai dengan menggunakan
realitas yang mereka amati dan hayati, pendekatan ”participatory learning and
3. Remaja lebih ”komit” terhadap action” cukup berhasil menarik ide,
keberadaan kelompok dengan kemauan motivasi dan intensi dari remaja untuk
yang kuat untuk mempertahankan lebih terlibat dalam setiap tahapan dari
kelompok PKLS sebagai wadah merencanakan hingga mengevaluasi
kegiatan kreativitas remaja, tidak kegiatan.
semata-mata pada pemeliharaan 3. Untuk merubah perilaku terkait dengan
lingkungan sumur. penggunaan sumur, tidak terlepas dari
Metode yang digunakan dalam perubahan fisik sumur dan fasilitas
evaluasi ini, selain dengan observasi, pendukung yang memadai. Pengetahuan
rekam proses dan wawancara, juga warga dan remaja pada khususnya
dilakukan participatory evaluation, dimana mengenai perilaku yang mencemari
remaja diberikan kesempatan untuk sumur tidak sejalan dengan perilaku
yang dimunculkan karena warga selalu
930
Upaya Mendorong Partisipasi Remaja Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Sumber Air Pada Komunitas Pemulung Al Bahar
Depok (Elis Anisah Fitriah)

menjadikan fasilitas fisik sebagai salah DAFTAR PUSTAKA


satu hambatan. Dalton, J., Elias, M. J., & Wanderman, A
4. Meningkatkan kesadaran untuk (2001). Community Psychology:
berpartisipasi perlu didorong oleh hal- Linking Individuals and
hal provokatif yang bersifat konstruktif Communities. Stamford: Wadsworth.
sehingga remaja merasa kegiatan- Fakih, M., & Chambers, R. (2002). Anak-
kegiatan yang dilakukan sebagai bagian anak Membangun Kesadaran Kritis.
dari kebutuhan mereka. Yogyakarta: REaD Book.
5. Dukungan dari support group Johnson, D.W., & Johnson, F.P. (2006).
khususnya orang tua menjadi faktor Joining Together: Group Theory and
kunci untuk membuat para remaja tetap Group Skills. Boston: Allyn and
konsisten dalam mengikuti kegiatan dan Bacon.
memotivasi mereka dalam Santrock, J.W. (1998). Adolescence. New
mempertahankan kegiatan kerja bakti York: McGraw Hill
membersihkan lingkungan khususnya Sarwono, S. (2002). Psikologi Sosial:
sumur. Individu dan Teori-teori Psikologi
Untuk dapat memperbaiki kegiatan Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
ini dimasa mendatang sebagai tindak lanjut Smet, Jo.,& Van Wijk, C. (2002). Small
kegiatan, maka peneliti menyarankan: Communities Water Supplies:
1. Perlu kiranya ada upaya lanjutan untuk Technology, People and Partnership.
meningkatkan kesadaran dan Netherlands: IRC International
keterampilan hidup bersih dan sehat Water and Sanitation Center.
tidak hanya pada level personal remaja Wollman, N., Foderraro, M., Lobenstine,
melainkan sebagai keseluruhan M., & Stose, S. (1998). Principles
komunitas. Untuk remaja khususnya,
for Promoting Social Change.The
dengan memasuki masa pubertas dan Society for the Psychological Study
rendahnya kontrol orang tua terhadap of Social Issues.
perilaku sosial mereka, isu-isu seperti Wilcox, D. (1994). The Guide to Effective
kesehatan reproduksi dan personal Participation. http://
hygiene perlu menjadi perhatian. www.partnership.org.uk.
2. Waktu yang hanya 2 bulan untuk Zaltman, Gerald., Kotler, Philip., &
berinteraksi bagi remaja dengan peneliti Kaufman, Ira (1972). Creating
masih dirasakan kurang optimal. Social Change. New York: Holt,
Semangat mereka untuk terlibat dalam Rinehart and Winston, Inc.
kegiatan masih cukup tinggi dan adanya
harapan memperluas jenis kegiatan
yang meningkatkan kemampuan mereka
dalam menguasai keterampilan hidup
untuk bekal di masa mendatang.
3. Mengingat pemeliharaan kebersihan
sumur merupakan tanggung jawab
seluruh penggunanya, perlu kiranya
upaya intervensi lanjutan bagi warga Al
Bahar untuk membuat aturan bersama,
melakukan pengelolaan fasilitas umum
dan air bersih secara swadana dan
swadaya.

931

Anda mungkin juga menyukai