Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Batu alam sebagai bahan bangunan umumnya masih sering digunakan. Semua itu
dibuktikan dengan meningkatnya pesanan jenis-jenis batu alam sebagai bahan bangunan.
Karena tidak setiap wilayah memiliki atau menghasilkan batu alam yangberbeda-beda, masih
sering terjadi minimnya pasokan batu alam sebagai bahan bangunan yang siap pakai.
Biasanya untuk daerah yang jauh dengan penghasil batu alam lebih memilih menggunakan
kayu sebagai bahan bangunan, sedangkan yang dekat memilih menggunakan batu alam
karena relatife murah.Batu alam memang dikenal lebih kuat dan awet daripada kayu karena
batu alam memiliki sifat kekal, penyerapan air rendah, kuat tekan tinggi, tahan hancur, dan
ketahanan aus tinggi. Oleh karena itu batu alam tetap manjadi pilihan pertama sebagai bahan
bangunan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana asal-usul batu alam?


1.2.2 Apa saja klasifikasi batu alam?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis batu alam?
1.2.4 Bagaimana sifat-sifat dan pengujian batu alam?
1.2.5 Bagaimana pengolahan batu alam?
1.2.6 Apa kriteria dalam pemilihan batu alam?
1.2.7 Bagaimana penggunaan batu alam dalam pekerjaan sipil?
1.2.8 Apa saja keuntungan dan kerugian dalam pemaikaian batu alam?
1.2.9 Mengapa batu alam yang diambil dari kali cenderung bersudut tumpul/bulat?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Menjelaskan asal-usul batu alam
1.3.2 Menjelaskan klasifikasi batu alam
1.3.3 Menjelaskan jenis-jenis batu alam
1.3.4 Menjelaskan sifat-sifat dan pengujian batu alam
1.3.5 Mejelaskan pengolahan batu alam

1
1.3.6 Menjelaskan kriteria dalam pemilihan batu alam
1.3.7 Menjelaskan penggunaan batu alam dalam pekerjaan sipil
1.3.8 Menjelaskan keuntungan dan kerugian dalam pemaikaian batu alam
1.3.9 Menjelaskan mengapa batu alam yang diambil dari kali cenderung bersudut
tumpul/bulat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal-usul terjadinya batu alam

Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari magma yang
membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sadimen, batuan sedimen
dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali. Mekanisme siklus
batuan yaitu magma mengalami proses siklus pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk
batuan beku pada siklus ini, Ketika batu didorong jauh di bawah permukaan bumi, maka
batuan dapat melebur menjadi magma. Selanjutnya batuan beku tersebut mengalami
pelapukan. tererosi, terangkut dalam bentuk larutan ataupun tidak larut, diendapkan,
sedimentasi membentuk batuan sedimen. Ada pula yang langsung mengalami peubahan
bentuk menjadi metamorf saat siklus berlangsung.
Selanjutnya pada siklus ini, batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara
kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi metamorf.

3
Siklus berikutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang suhunya tinggi
mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.Setelah mengalami siklus
mulai dari magma tadi, batuan akan berubah bentuk dan jenisnya menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf kemudian menjadi magma kembali jika terdorong ke dalam
bumi dan meleleh.

2.2 Klasifikasi batu alam

A. Batu Beku

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang
membeku.

Apa itu magma dan lava?

 Magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak bumi/perut bumi.

Lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi.

Jenis Batuan Beku :

- Batuan beku berdasarkan tempat pendinginannya atau pembekuannya, di bagi


menjadi 3 yaitu

1. Batuan beku dalam/plutonik/intusif/tubir

Merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang membeku jauh di dalam bumi dan hanya
terdiri dari kristal saja. Proses pendinginan batuan beku dalam ini sangat lambat sekali, maka
dari itu terjadi pengkristalan yang sempurna. Kristal batuan beku dalam ini besar – besar dan
kasar. 

  Contoh : batu granit, batu gabbro, batu diorit, dan batu syenit.

2. Batuan beku gang/korok/celah

Merupakan batuan beku yang terbentuk magma yang membeku di dalam korok – korok atau
gang – gang. Itu berarti letak pembekuan batuan beku korok ini lebih dekat dengan
permukaan bumi dibandingkan batuan beku dalam. Karena letaknya yang lebih dekat dengan
pemukaan bumi maka proses pendinginan magma disini juga terjadi lebih cepat. Maka dari itu
pengkristalan yang terjadi juga tidak terlalu sempurna. Akibatnya batuan ini ada yang
memiliki Kristal besar, Kristal kecil, dan bahkan tidak mengkristal, misalnya bahan amorf.
Contoh : batu batu profir granit, batu profir gabbro, batu profir syenit, dan batu granit fosfir.

4
3. Batuan beku luar/leleran/ekstrusi/vulkanis

Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava. Jika di luar pemukaan bumi, proses
pendinginan lava akan berlangsung sangat cepat sekali, maka dari itu sangat kecil sekali
terjadi proses kristalisasi pada batuan beku ini. 

  Contoh : batu rhyolit, batu andesit, batu trachit, batu basalt, batu obsidian, dan batu apung
(purnice).

- Batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (menurut C. L Hugnes : 1962) batuan


beku dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Batuan beku ultra basa : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang dari 45%. 
       Contohnya adalah batu basalt.

2. Batuan beku basa : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45% - 52%. 
       Contohnya adalah batu andesit.
3. Batuan beku intermediate : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 52% -
66%. 
      Contohnya adalah batu dasit.
4.Batuan beku asam : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari 66%. 
      Contohnya adalah batu riolit.

B. Batu Sedimen

Batu Sedimen atau Endapan : batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan
dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian
endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian
endapan tersebut.

Jenis Batuan Sedimen :

Berdasarkan tanaga/medium pengendapannya, batuan sedimen dapat dibedakan


menjadi sebagai berikut :

 Batuan sedimen aeris atau aeolis : batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
angin. Contoh : tanah loss, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
 Batuan sedimen glasial : batuan sedimen yang berasal dari pengendapan es/gletser.
Contoh : moraine.
5
 Batuan sedimen aquatic : batuan sedimen yang berasal dari pengendapan air. Contoh
: breksi, konglomerat, batu pasir.
 Batuan sedimen marine : batuan sedimen yang berasal dari pengendapan air laut.

Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi sebagai


berikut :

 Batuan sedimen teristis : batuan sedimen yang diendapkan di darat.


 Batuan sedimen limnis atau lakustre : batuan sedimen yang diendapkan di danau.
Contoh : tuff danau dan tanah liat danau
 Batuan sedimen marine atau continental : batuan sedimen yang diendapkan di laut.
Contoh tanah loss, tanah merah, dan tanah gurun pasir.
 Batuan sedimen fluvial : batuan sedimen yang diendapkan di sungai.
 Batuan sedimen glacial : batuan sedimen yang diendapakan di tempat yang terdapat
es atau salju.

Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen di bedakan menjadi sebagai


berikut :

 Batuan sedimen klastis : batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan dan erosi dai
jenis batuan lain yang kemudian molekulnya mengendap, bergabung dan mengeras
menjadi satu. Contoh : breksi, batuan pasir.
 Batuan sedimen kimia atau khemis : batuan sedimen yang terbentuk dari proses
pelapukan kimiawi yang kemudian mengalami pemisahan molekul zat. Molkul zat
yang terpisah kemudian bersatu dengan molekul zat lainnya, dan akhirnya
terbentuklah batuan. Namun, ada yang mengatakan juga bahwa batuan sedimen
khemis adalah larutan di dalam air dan langsung diendapkan.
 Batuan sedimen organis : batuan sedimen yang terbentuk karena kumpulan jasad
renik yang kemudian menjadi batuan. Namun ada juga yang mengatakan bahwa
batuan sedimen organis adalah larutan di dalam air yang kemudian diambil oleh
organisme, dan melalui organisme itu membentuk batuan endapan oranis.

6
C.Batu Malihan

Batuan Metamorf atau Batuan Malihan adalah batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan
beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan

Jenis / Macam-macam Batuan Metamorf :

Berdasarkan faktor pembentuknya, batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 3 jenis,


yaitu :

 Batuan Metamorf Kontak

Proses pembentukan batuan metamorf kontak terjadi secara berurutan yang disebabkan oleh
suhu yang tinggi akibat berdekatan dengan magma sehingga memanasi batuan di sekitarnya.
Oleh karena itu, proses pembentukan batuan metamorf kontak ini terjadi pada daerah yang
tidak begitu luas. Contoh batuan metamorf kontak antara lain batu marmer di Tulung Agung,
dan batu bara di Bukit Barisan.

 Batuan Metamorf Dinamo (metamorforfosis regional)

Batuan metamorf dinamo merupakan batuan yang terbentuk karena faktor tekanan dalam
waktu yang lama. Contoh batuan ini adalah batu sabak.

 Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis

Dalam perubahan batuan kontak dan batuan metamorf dinamo kadang - kadang terjadi
penambahan bahan - bahan lain juga. Bahan tersebut dapat berupa gas, cair, maupun bendap
padat. Bahan - bahan ini lalu mempengaruhi proses dan hasil perubahan batuan tersebut.
Contohnya adalah kwarsa yang mengandung fluorium akan menjadi topaz (batu permata
berwarna kuning.

7
2.3 Jenis-Jenis Batu Alam

A. Batu Beku

1)     Batu Apung

o  Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air


o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
o  Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan
sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

2)  Obsidian

o  Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal


o  Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o  Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa
dijadikan kerajinan

8
3)  Granit

o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga,
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar
ataupun di dasar sungai.
o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah
permukaan bumi
o  Kegunaan : sbg bahan bangunan

4)  Basalt

o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan
berlubang-lubang
o   Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah
menguap
o Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll)

5)  Diorit

9
o  Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
o  Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu
gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan
Pegunungan)
o  Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sbg bahan
bangunan (hiasan)

6)  Andesit

o  Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
o  Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk
(membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius.
o  Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi

7)  Gabro 

10
o  Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak
terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur
fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
o  Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
o  Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )

8)  Liparit

o Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar,
kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
o Cara terbentuk : Batuan yang terbentuk atas berbagai mineral tertentu. Mineral- mineral
yang berkumpul kemudian menyusun batu Liparit ini antara lain mineral feldspar, kuarsa,
biotit dan mineral- mineral lainnya yang berwarna gelap.
o Kegunaan : Campuran bahan bangunan

B. Batu Sedimen

1)     Konglomerat

o  Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan
dan terikat
11
o  Kegunaan : untuk bahan bangunan

2)  Batu Pasir

o  Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah


o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan
dan terikat
o  Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan

3)  Batu Serpih

o  Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning,
merah, abu-abu
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
 Kegunaan : sbg bahan bangunan

4)  Batu Gamping (kapur)

12
o  Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi
asam
o  Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut
yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan
membentuk batu kapur
 Kegunaan : sbg bahan baku semen

5)  Breksi

o  Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi


o  Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan

6)  Stalaktit dan Stalagmit

13
o  Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
o  Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline)
kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang
mengandung kapur yg lama kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi
sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.
o Kegunaan : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan

7)  Batu Lempung

 o  Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu


o  Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses
pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian
material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
o Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan

8) Batu Endapan Molusca

Batuan sedimen Molusca dibentuk oleh kumpulan Molusca yang sudah lama mati dan
mengendap, mengeras menjadi batu. Molusca sendiri merupakan jenis hewan bercangkang

14
atau yang dikenal sebagai triploblastik slomata. Molusca tidak memiliki tulang belakang dan
memiliki tubuh yang lunak.

C. Batuan Metamorf atau Batuan Malihan : batuan yang berasal dari batuan sedimen dan
batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan

1. Slate

Gambar 1. 1 Batu slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan


sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah.
Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very
fine grained).

Asal                             : Metamorfisme Shale dan Mudstone


Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir                : Very fine grained
Struktur                       : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2. Filit

15
Gambar 1. 2 Batu Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan
klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal                             : Metamorfisme Shale


Warna                          : Merah, kehijauan
Ukuran butir                : Halus
Stuktur                        : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi                   : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas                      : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss

Gambar 1. 3 Batu gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi
dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


Warna                                : Abu-abu

16
Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained
Struktur                             : Foliated (Gneissic)
Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme   : Tinggi
Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis
kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Gambar 1. 4 Batu sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang
yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt


Warna                          : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse
Struktur                       : Foliated (Schistose)
Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

5. Marmer

17
Gambar 1. 5 Batu marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami
perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat
padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna                          : Bervariasi
Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.

6. Kuarsit

Gambar 1. 6 Batu kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir                : Medium coarse
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

18
7. Milonit

Gambar 1. 7 Batu milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis


mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-
butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik


Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir                : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

8. Filonit

Gambar 1. 8 Bat filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate.
Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan
milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak
memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau
mika)

19
Asal                             : Metamorfisme Shale, Mudstone
Warna                          : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir                : Medium – Coarse grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas                      : Permukaan terlihat berkilau
2.4 Sifat-sifat dan pengujian batu alam!
a. Sifat fisik batu alam untuk bangunan :
1. Mempunyai kuat tekan
2. Keras dan tidak mudah hancur
3. Daya serap air relatif kecil
4. Tahan terhadap pengaruh cuaca
5. Tahan terhadap keausan
b. Pengujian Batu Alam, meliputi :
i. Analisa  Petrografi,  analisa  batuan  secara  mikroskopis  untuk mengetahui  jenis,  tekstur,
struktur  komposisi  mineral  dan  nama batuan.
ii. Analisa  kimia,  analisa  batuan  secara  kimia  untuk  mengetahui komposisi kimia batuan.
iii. Analisa  defraktometer  sinar  X, digunakan  pada  batuan  yang berbutir  sangat  halus
seperti  tanah  liat  untuk  mengetahui  unsur kimianya.
iv. Analisa  besar  butir,  dilakukan  dengan  cara  diayak  menggunakan ayakan berjenjang
yang mempunyai ukuran tertentu.
v. Analisa berat jenis (bulk density),  dilakukan dengan cara : batuan dipanaskan dalam oven
pada suhu 100°C selama 24 jam, kemudian didinginkan  pada  suhu  kamar.  Batuan
ditimbang  beratnya  dan diukur volumenya. Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi
berat dengan volume.
vi. Pengujian Daya serap air pada batuan.
vii. Pengujian  ketahanan  batuan  terhadap  pelapukan,  untuk mengetahui  seberapa  jauh
pengaruh  reaksi  kimia  unsur-unsur alkali  (K  dan  Na)  pada  batuan.  Unsur-unsur  ini
apabila prosentasenya  tinggi,  akan  merugikan  bila  digunakan  untuk agregat pada
konstruksi bangunan. 

20
viii. Pengujian ketahanan batuan terhadap keausan, ketahanan batauan terhadap aus ini
diartikan sebagai sifat daya tahan batuan terhadap penggosokan bahan lain. Pengujian
dilakukan menggunakan bolabola baja yang terdapat pada mesin LOS ANGELES.
ix. Pengujian  Kuat  Tekan  Bebas.  Untuk  mencegah  kerusakan konstruksi  akibat  beban
yang  bekerja,  maka  agregat  harus  cukup kuat  menahan  tekanan.  Kuat  tekan  batuan
adalah  kemampuan batuan  dalam  menahan  beban  yang  diberikan  sehingga  batuan
tersebut pertama kali mengalami deformasi.
Syarat Mutu Batu Alam Untuk Bangunan :

2.5 Pengolahan batu alam

21
22
2.6 Kriteria dalam pemilihan batu alam
Berbagai macam jenis batu alam dan berbagai manfaat batu alam sebagai material sebuah
bangunan. Pengaplikasiannya pun dapat anda terapkan sesuai dengan keinginan anda. Namun
dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan agar batu alam bisa
memberikan manfaat yang maksimal. 

Berikut empat hal penting yang harus Anda perhatikan dalam memilih batu alam menurut
Ahli Lanskap Solehuddin seperti tertulis dalam bukunya, Kreasi Unik Batu Alam.

 Perhatikan Jenis Batu Alam

Batu alam dibedakan atas dua jenis, batu solid dan non-solid. Batu solid bisa
diaplikasikan untuk elemen interior dan eksterior rumah. Seperti, batu andesit dan pacitoroso.
Sedangkan batu non-solid biasanya sering digunakan di bagian ruang yang tidak terkena sinar
matahari langsung. Seperti, batu palimanan dan batu parasjogja.

23
 Sesuaikan dengan Tema

Apa tema dari ruang atau rumah Anda? Sesuaikan penggunaan batu alam dengan 
tema rumah yang Anda inginkan. Misalnya untuk bangunan bergaya minimalis, Anda bisa
menggunakan warna kalem bertekstur polos, seperti batu andesit dan templek. Sedangkan
untuk bangunan bergaya tradisional modern, gunakan batu alam yang bersifat alami. Yakni,
batu kali belah, batu candi, batu salagedang, batu cupang merah, dan batu bronjol. Anda dapat
juga menggunakan batu alam putih untuk aplikasi batu alam bergaya Eropa.

 Sesuaikan Anggaran

Semakin solid batu alam, semakin mahal harganya. Jenis pola pada desain dan
pemasangan pun menentukan tinggi-rendahnya biaya yang akan Anda keluarkan. Jadi
sebelum pembelian batu alam dan pemasangan, ada baiknya Anda melakukan survey terlebih
dahulu.

 Bahan yang Digunakan

Pertama, semen yang digunakan untuk adonan (spesi) pemasangan batu. Biasanya
harganya lebih mahal, tapi hasilnya jauh lebih baik dari semen biasa. Kedua, coating yang
digunakan untuk melindungi batu (bangunan eksterior).

Memilih batu alam bukan sesuatu hal yang sulit, namun setidaknya kita harus
mengenal karakteristik masing-masing dari batu alam tersebut, agar pengaplikasiannya sesuai

24
dengan manfaatnya. Yang mana setiap batu alam memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

Tips Pemasangan Batu Alam Pada Dinding

Berikut 10 Langkah Pemasangan Batu Alam Pada Dinding :

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu paku beton, benang, adukan semen.
benang digunakan untuk sebagai acuan agar pemasangannya bisa rapi, siku dan rata. Selain
itu untuk finishing siapkan pelapis/coating untuk melapisi permukaan batu alam agar tidak
mudah berlumut.

2. Pastikan batu alam berbentuk siku. Apabila tidak siku maka bisa dibuat siku sendiri dengan
alat pemotong keramik.

3. Persiapkan dinding yang akan ditempel batu alam. Dengan cara mengupas atau dibobok
pada permukaan dinding secara acak. Hal ini dilakukan agar adukan semen dapat merekatkan
antara batu dengan dinding dengan baik.

4. Pasang paku beton pada bagian atas dinding yang dipasang benang. Benang ini akan
digunakan sebagai acuan untuk pemasangan batu alam agar siku.

25
5. Basahi atau rendam batu alam dengan air. Hal ini digunakan untuk menjaga kelembaban.
Seperti yang kita tahu batu mempunyai pori yang besar. Apabila terlalu kering maka akan
cepat menyedot air dalam adukan semen saat dipasang. Oleh karena itu agar dapat merekat
sempurna maka dibasahi terlebih dahulu

6. Pemasangan batu alam pada dinding bisa dimulai dari bawah terlebih dahulu. Jangan lupa
diberi ganjal agar batu alam tidak merosot, karena batu alam cukup berat.

7. Anda bisa menggunakan adukan semen pasir atau semen khusus semen instan agar dapat
merekat dengan baik. untuk adukan semen pastikan bahwa proporsi semen yang baik dan
gunakan tukang yang berpengalaman.

8. Anda bisa menggunakan pemasangan batu alam pada dinding teknik pemasangan maju
mundur untuk menambah nilai estetika.

9. Setelah Pemasangan batu alam pada dinding, akan keluar sisa-sisa semen dari samping batu
alam. Harus cepat dibersihkan agar tidak kering.

26
10. Setelah pemasangan selesai maka langkah terakhir adalah melapisi batu alam dengan cat
pelindung/coating agar tidak mudah berlumut

Dari cara ini kita bisa mengetahui bagaimana caranya memasang batu alam dengan
baik serta dapat mempersiapkan bahan dan alat apa saja yang akan digunakan serta
menghitung biaya yang akan dikeluarkan. Hasil pemasangan batu alam yang baik akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi anda. (sumber : jasasipil.com)

Tips Perawatan Dinding Batu Alam

Adapun perawatan dinding batu alam tidak memerlukan teknik yang begitu rumit. Berikut
langkah dan tips dalam merawat dinding batu alam :

1. Jika ada kotoran yang menempel, kita bisa membersihkan dengan cara menyemprotkan air
menggunakan selang pada dinding batu alam tersebut.

2. Jika debu atau kotoran yang menempel tersebut tidak bisa hilang atau terlepas, cara terbaik
yang bisa dilakukan adalah menggunakan sikat dan kuas untuk membersihkannya.

3. Jika perlu, sebelum dilakukan penyikatan dinding batu alam tersebut dibasahi atau disiram
dengan air yang dicampur sabun. Setelah disikat bersih, dinding tersebut disiram lagi
menggunakan air yang bersih.

4. Untuk menghindari adanya lumut yang tumbuh, terutama ketika datang musim hujan,
sebaiknya batu tersebut diberi lapisan atau coating yang jenisnya disesuaikan dengan jenis
27
batu yang digunakan. Penggunaan coating ini harus dilakukan minimal enam bulan hingga
satu tahun sekali.

2.7 Penggunaan batu alam dalam pekerjaan sipil


Pengertian batu alam adalah batuan yang berasal dari alam, dan biasa dipakai
sebagai bagian dari konstruksi bangunan. Batu ini bisa dipakai sebagai fondasi rumah,
bagian dari interior, atau bagian dari eksterior. Semua jenis batuan adalah batu alam,
akan tetapi tidak semua jenis dapat dipakai untuk kebutuhan konstruksi, atau hiasan di
suatu bangunan. Batuan yang dipakai biasanya memiliki karakteristik yang kuat.
Selain itu keindahan serta corak dari batuan tersebut juga menjadi hal yang menjadi
penilaian. Batu alam sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu batu alam untuk
konstruksi, batu alam untuk media, dan batu alam mulia.
1. Batu alam untuk konstruksi adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai fondasi
sebuah bangunan. Selain batuan ini memiliki ciri yang kuat sehingga mampu
menopang bangunan.
2. Batu alam untuk media adalah batu alam yang dipakai sebagai bagian dari interior
dan eksterior sebuah bangunan. Batu alam ini memiliki corak dan nilai seni yang
tinggi.
3. Batu alam mulia adalah batu alam yang biasa dipakai sebagai perhiasan. Batu alam
ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta memiliki nilai seni yang tinggi pula.

28
2.8 Keuntungan dan kerugian dalam pemakaian batu alam
Akhir-akhir ini batu alam menjadi pilihan utama dalam menghiasi Interior dan Eksterior
Rumah. dengan karakteristiknya yang kuat, dan memberikan kesan alami, sangat cocok
dengan trade mark sekarang ini, dimana sedang di gembor-gemborkan Go Green atau back to
Nature.

Dengan berbagai kelebihan yang di miliki, tetapi pasti akan ada kekurangannya, di sini akan
coba di kupas kelebihan dan kekurangan batu alam sebagai pelapis dinding. Sehingga di
harapkan dengan mengetahui kelebihan dan kekurangaya kita bisa mendapatkan solusi untuk
memanfaatanya secara maksimal.

Adapaun kelebihan batu alam secara umum di antaranya :

 Berkesan natural, elegan, dan mewah

 Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai

 Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek

 Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan

Adapun kekurangnya sebagai berikut :

 Warnanya tidak bisa seragam, namun sebenarnya itulah keunikannya

 Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutup dengan bahan khusus lagi

 Penggunaan batu alam pada lantai dua, harus memperhatikan struktur bangunan

 Material cenderung berat, sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup repot

 Harganya lebih mahal dibandingkan harga keramik

2.9 Alasan mengapa batu alam yang diambil dari kali cenderung bersudut
tumpul/bulat
Batu kali yang ada berasal dari hulu. Mungkin ia telah telah berjalan puluhan
kilometer. Mungkin pula wujudnya tajam dan kasar. Namun karena terbawa arus, terbanting-
banting, tergerus kesana-kemari, akhirnya bentuk yang tajam dan kasar pada tubuhnya
terkikis secara perlahan. Alhasil ia menjadi batu yang bulat dan halus permukaannya .

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, setiap batu memiliki karakterisik dan keunikannya tersendiri
dalam membangun nilai keindahan pada bangunan. Tidak hanya untuk interior melainkan
juga untuk eksterior. Setiap batu memiliki perbedaan daya tahan akan cuaca dan kelembaban.
Sehingga ada batu yang cocok digunakan di bagian bagian tertentu pada bangunan, adapula
yang tidak cocok.
Perawatan pada tiap material batu juga menjadi hal penting dalam menggunakan unsur
alam pada bangunan. Sehingga keindahan yang diciptakan tidak bersifat sementara atau pada
awalnya saja.
Dan yang terakhir, penggunaan material batu pada bangunan dapat beraneka
ragam,tidak hanya karena banyaknya ragam dari batu tersebut, melainkan juga dari perbedaan
selera sang arsitek dan perbedaan biaya yang dikeluarkan.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber
yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. 

30
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/#q=makalah+tentang+batu+alam
https://www.amuzigi.com/2018/04/ciri-batuan-beku-korok-dan-proses.html
https://informazone.com/batuan-beku/
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-malihan
http://www.ilmurumah.com/sifat-batu-alam-dan-analisa-pengujian-untuk-bahan-bangunan
http://batuandesit.info/3-tips-batu-alam-memilih-batu-alam/
https://www.hargabatualam.info/mengetahui-kelebihan-dan-kekurangan-dari-batu-alam/

31

Anda mungkin juga menyukai