Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKONOMI MIKRO ISLAM

DOSEN PENGAMPU : DR. ICHSAN IQBAL, SE., M.M.

DISUSUN OLEH :

Hasanuddin (11903068)

Ina Irdina (11903094)

Safir Maktub Zeini (11903067)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA


ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan yang menciptakan seluruh alam
semesta besera isinya. Karena atas segala limpah curah rahmat, taufik, serta
hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Sholawat teriring salam kita haturkan kepada Nabi besar kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. Sebagai figur serta panutan bagi seluruh ummat nya yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju setitik cahaya suci yakni. Dengan
adanya islam wal iman.

Pada kesempatan kali ini kami membuat makalah dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam, yang berjudul “Teori
Produksi Islam” .Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Dr.
Ichsan Iqbal, SE., M.M. selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing kami
dalam penulisan makalah ini dan juga tentunya kepada teman-teman yang banyak
membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Namun dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan


dan kekeliruan. Sehingga kami berharap kepada para pembaca untuk
memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan bentuk
kekurangan adalah kita selaku hambanya yang manusiawi.

Harapan kami selaku penyusun, semoga makalah ini bermanfaat untuk


para pembaca dan menambah wawasan. Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pontianak, 2 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar
Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan
Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan
Masalah............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A.Pengertian dan tujuan produksi dalam ekonomi Islam….......................3-4

B.Pentingnya produksi dalam ekonomi Islam............................................4-5

C.Fungsi
Produksi............................................................................................................5

D.Nilai-nilai Islam dalam produksi...................................................................6

E.Produksi yang dilarang………………………………….


…….......................................6-8

BAB III
PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan......................................................................................................9

DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................10

3
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi semenjak
manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup
dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh
dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatakan antara manusia
dan alam Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi
adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah pengelola segala apa yang
terhampar dimuka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya.

Produksi merupakan urat nadi dalam kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan


ekonomi, tidak akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi, ataupun
perdagangan barang dan jasa tanpa di awali oleh proses produksi. secara umum
produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan jasa, atau
proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi
merupakan suatu proses (siklus) kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan
barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
(amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu tertentu.

Dalam sistem ekonomi Islam, definisi produksi adalah dimana barang


yang ingin diproduksi dan proses produksi serta proses distribusi harus sesuai
dengan nilai-nilai syariah dalam artian harus dalam kerangka halal.Manusia
mempunyai keinginan yang tidak terbatas untuk mendapatkan kepuasan, seingga

4
ia ingin mencari harta kekayaan yang lebih banyak untuk memenuhi keinginan
dan kepuasannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep produksi dalam ekonomi Islam ?


2. Apakah kepentingan produksi dalam ekonomi Islam ?
3. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam produksi ?
4. Apakah perkara yang dilarang dalam produksi ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui konsep produksi dalam ekonomi Islam.


2. Mengetahui kepentigan produksi dalam ekonomi Islam.
3. Mengetahui nilai-nilai Islam dalam produksi
4. Mengetahui produksi yang dilarang dalam Islam

5
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan tujuan produksi dalam ekonomi Islam

  Pengertian Produksi
Produksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan
suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari
bentuk semula. Dalam pengertian lain, produksi adalah sebuah proses yang
terlahir di muka buni ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat
prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Ada juga
yang berpendapat bahwa produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan
barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.
Maksudnya adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi
berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang
bisa dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak sampai pada merubah
substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada misalnya
mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau mengeksploitasi
(ekstraktif).

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan


untuk memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam
ekonomi konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan
Mashlahah yang maksimum bagi konsumen.
Produksi yang Islami menurut siddiqi (1992) adalah penyediaan barang
dan jasa dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan dan kebijakan atau manfaat

6
(mashlahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah
bertindak adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami.

Tujuan  Produksi Dalam Ekonomi Islam


Sebagaimana telah dikemukakan, kegiatan produksi merupakan respon
terhadap kegiatan konsumsi, atau sebaliknya. Produksi adalah kegiatan
menciptakan suatu barang atau jasa, sementara konsumsi adalah pemakaian atau
pemanfaatan hasil dari produksi tersebut. Kegiatan produksi dan konsumsi
merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan
konsumsi. Apabila keduanya tidak sejalan, maka tentu saja kegiatan ekonomi
tidak berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa dalam
persfektif ekonomi Islam adalah mencari mashlahah maksimum dan produsen
pun juga harus demikian. Dengan kata lain, tujuan kegiatan produksi adalah
menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah bagi konsumen.
Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan
kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk di antaranya:
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.
3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan.
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT.

B. Pentingnya produksi dalam ekonomi Islam


Produksi merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang sangat penting
dan merupakan titik pangkal dari kegiatan ekonomi. Kegiatan distribusi maupun
konsumsi tidak mungkin dilakukan jika tidak produksi. Adam smith, Bapak
Ekonomi Dunia misalnya menjelaskan bahwa motif produksi adalah keuntungan
sebagaimana dikemukakannya dalam buku The wealth of nation.
Dalam ajaran islam diajarkan, manusia diwajibkan untuk berusaha agar
mendapatkan rezeki digunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Islam
juga mengajarkan kepada manusia bahwa Allah Maha Pemurah sehingga

7
rezeqinya sangat luas. Bumi dan semua isinya diciptakan sebagai lapangan
kehidupan manusia untuk berusaha mencapai dan memenuhi kebutuhan Negara
atau suatu barang produksi sebagai pendukung ketahanan dan stabilitas
pemerintah.
Produksi dalam islam memiliki makna yang sangat luas, yakni melakukan
eksplorasi alam semesta dengan tujuan memakmurkan bumi. Islam mewajibkan
setiap umatnya untuk mencari rezeqi dan pendapatan untuk melangsunkan hidup,
memperoleh berbagai kemudahan, dan sarana mendapatkan rezeqi atau
penghasilan.
Menurut imam syafi'i usaha yang paling baik adalah perdagangan,
sedangkan menurut imam nawawi, sesungguhnya usaha yang terbaik adalah suatu
usaha tangan sendiri.  Jika usaha itu adalah pertanian, maka itulah sebaik baik
usaha, karena pertanian itu adalah usaha tangan, didalamnya terdapat tawakkal
dan didalamnya terdapat manfaat yang besifat yang besifat umum, yaitu untuk
manusia, binatang melata, dan burung.

C. Fungsi produksi
Fungsi produksi (production function) adalah fungsi matematika yang
menghubungkan kuantitas output dengan input yang digunakan dalam proses
produksi. Biasanya, ekonom menganggap modal dan tenaga kerja adalah satu-
satunya input produksi.
Fungsi tersebut mewakili batas output yang dapat diproduksi oleh produsen
dari setiap kombinasi input yang memungkinkan. Fungsi ini berguna untuk
menentukan berapa banyak output yang harus mereka hasilkan, mengingat harga
suatu produk. Dan, untuk mencapai output itu, kombinasi input apa yang harus
mereka gunakan.
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan
output ( yang berupa barang ataupun jasa) yang dapat dihasilkan dalam satu waktu
periode. Karena semua input yang digunakan mengandung biaya, maka prinsip
dari produksi adalah bagaimana produksi dapat berjalan sehingga mampu
mencapai tingkat yang paling maksimum dan efisiensi dengan memaksimalkan
output dengan menggunakan input tetap, meminimalkan penggunaan input untuk

8
mencapai tingkat output yang sama. Fungsi Produksi: Produk Total, Produk
Marginal, dan produk Rata-rata. Telah dinyatakan bahwa fungsi produksi adalah
pernyataan secara numerik atau matematis dari hubungan antara masukan dan
keluaran. Sedangkan fungsi produksi menunjukan unit total dari produk sebagai
fungsi dari unit masukan.Selanjutnya, para ekonom membedakan jangka pendek
dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, satu faktor produksi dianggap tetap,
biasanya modal. Sementara itu, dalam jangka panjang, semua faktor produksi
adalah variabel.

Persamaan umum untuk fungsi produksi adalah Q = F (K, L), di mana Q adalah
jumlah output, L adalah tenaga kerja, dan K adalah modal.

D. Nilai-nilai Islam dalam produksi

Upaya produsen untuk memperoleh mashlahah yang maksimum dapat


terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai Islam. Dengan kata lain,
seluruh kegiatan produksi terkait pada tatanan nilai moral dan teknikal yang
Islami, sebagaimana dalam kegiatan konsumsi. Metwally (1992)
mengatakan, “perbedaan dari perusahaan-perusahaan non Islami tak hanya
pada tujuannya, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan ekonomi dan strategi
pasarnya”.

Nilai-nilai Islam yang relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga


nilai utama dalam ekonomi Islam, yatiu: khalifah, adil, dan takaful. Secara lebih
rinci nilai-nilai Islam dalam produksi meliputi:
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi pada tujuan akhirat.
2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal.
3. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran.
4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis.
5. Memuliakan prestasi atau produktivitas.
6. Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi.
7. Menghormati hak  milik induvidu.

9
8. Mengikuti syarat sah dan rukun akad atau transaksi.
9. Adil dalam bertrnsaksi.
10. Memiliki wawasan sosial.
11. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam Islam.

Penerapan nilai-nilai Islam di atas dalam produksi tidak saja akan


mendatangkan berkah. Kombinasi keuntungan dan berkah yang diperoleh oleh
produsen merupakan satu  mashlahah yang akan memberi kontribusi bagi
tercapainya falah. Dengan cara ini perolehan kebahagiaan hakiki, yaitu kemuliaan
tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat.

E. Produksi yang dilarang


Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna benda agar lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Pengertian produksi dalam perspekif
Islam yang dikemukakan Qutub Abdus Salam Duaib adalah usaha
mengeksploitasi sumber-sumber daya agar dapat menghasilkan manfaat
ekonomi.Produksi dalam ekonomi Islam bertujuan untuk kemaslahatan individu
dan kemaslahatan masyarakat secara berimbang. Manfaat produksi dalam
ekonomi Islam yaitu tidak mengandung unsur mudharat bagi orang lain, dan
melakukan ekonomi yang memiliki manfaat di dunia dan akhirat. Produksi yang
diharamkan dalam Islam, apabila tidak memenuhi prinsip-prinsip yang ada dalam
ekonomi Islam. yang prinsip-prinsipnya antara lain:
1. Keadilan dan kesamaan dalam produksi Islami
Islam telah memberikan prinsip-prinsip produksi yang adil dan wajar
dalam sebuah bisnis dimana mereka dapat memperoleh kekayaan tanpa
mengeksploitasi individu individu lainnya atau merusak kemaslahatan.
Sedangkan usaha yang tidak adil dan salah,sangat dicela. Usaha semacam ini
dapat menimbulkan ketidakpuasan pada masyarakat dan akhirnya
menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam bebas
darikesewenang-wenangan dan tidak ada eksploitasi model kapitalisme dan
komunisme.
2. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran

10
Dalam produksi, barang pun tidak hanya menghasilkan barang tetapi harus
sesuai dengan perbandingan antara harga barang yang ditawarkan dengan
kuantitas yang diberikan.Takaran tersebut harus mencapai tingkat mashlahah
produksi yang sesuai, tidak melebih -lebihkan atau menguranginya. Karena hal
tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam Islam, harus ada
pengawasan melalui kesadaran diri sendiri dan kepedulian terhadap orang yang
membutuhkan, bukan hasrat untuk menginginkan sesuatu yang lebih.
3. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam Islam
Tidak mendekati hal-hal yang dalam ketentuan islam sudah pasti bahwa
itu diharamkan baik pengelolaan,pembentukan, dan pelaksanaannya. Pada
konteks ini islam sudah memberi batasan-batasan yang sesuai menyangkut
berbagai hal, seperti pencampuran barang haram ke dalam barang produksi dan
menggantikan bahan produksi halal dengan yang haram karena berbagai faktor
pendukungnya.Semuanya itu dapat terjadi apabila pelaku-pelaku produksi
barang tidak menempatkan dengan hati-hati. Dalam Islam, akhlak juga
merupakan hal yang paling penting untuk melakukan produksi. Meskipun
ruang lingkup yang halal itu sangat luas, akan tetapi sebagian besar manusia
sering dikalahkan oleh ketamakan dan kerakusan. Mereka tidak merasa cukup
dengan yang banyak karena mereka mementingkan kebutuhan dan hawa nafsu
tanpa melihat adanya suatu akibat yang akan merusak atau merugikan orang
lain. Seorang produsen muslim harus memproduksi yang halal dan tidak
merugikan diri sendiri maupun masyarakat dan tetap dalam akhlak yang mulia.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.
Maksudnya adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi
berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang
bisa dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak sampai pada merubah
substansi benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada misalnya
mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan atau mengeksploitasi
(ekstraktif).

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan


untuk memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam
ekonomi konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan
Mashlahah yang maksimum bagi konsumen.

Walaupun dalam ekonomi islam tujuan utamannya adalah memaksimalkan


mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam bingkai
tujuan dan hukum islam. Dalam konsep mashlahah dirumuskan dengan
keuntungan ditambah dengan berkah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, EKONISIA, Yogyakarta,


2003, hlm. 155

Drs. Muhammad, M.Ag. Ekonomi Mikro Dalam Persfektif  Islam. (Yogyakarta:


BPFE Yogyakata, 2004), hlm. 255.

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta:PT. Raja Grafindo


Persada, 2007), hlm. 102.

Pusat Pengkajian dan  Pengembangan Ekonomi Islam. Ekonomi Islam. (Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada,  2008). hlm. 230.

Pusat Pengkajian dan  Pengembangan Ekonomi Islam. Op. Cit.  hlm. 231.

Ibid., hlm. 252-253.

Karim Adiwarman, Ekonomi Islam Mikro, Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada,


2011.

C. E. Ferguson, Teori Ekonomi Mikro 2, (Bandung: Tarsito, 1983), hal.1

13

Anda mungkin juga menyukai