Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

“Implementasi GCG di Indonesia, CG Scorecard, GCG Award, Variabel-


Variabel yang Mempengaruhi Scorecard”

Dosen pengampu:
Ferdy Putra, SE., M.Ak.

Disusun Oleh:

Fitri Wahida (1902110606)

Titin Maisyaroh (1902112563)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata
kuliah Tata Kelola Perusahaan yang berjudul “Implementasi GCG di Indonesia,
CG Scorecard, GCG Award, Variabel-variabel yang Mempengaruhi Scorecard”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Ferdy Saputra, SE., M.Ak.
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 22 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Implementasi GCG di Indonesia................................................................3

2.2 Pengertian CG Scorecard............................................................................7

2.3 GCG Award................................................................................................8

2.4 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Scorecard....................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................12

3.2 Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate
Governance (GCG) kian popular. Tak hanya populer, istilah tersebut juga
ditempatkan di posisi terhormat. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci
sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,
sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi di
kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena
kegagalan penerapan GCG.
Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur pada tahun 1999
mulai mengalami pemulihan kecuali Indonesia. Pemahaman tersebut membuka
wawasan bahwa korporat korporat Indonesia belum menjalankan governansi.
Survey dari Booz – Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki indeks Corporate Governance paling rendah dengan skor 2,88
jauh dibawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72), dan Thailand (4,89). Rendahnya
kualitas Good Corporate Governance korporasi-korporasi di Indonesia diduga
menjadi pemicu kejatuhan perusahaan-perusahaan tersebut.
Ada sesuatu yang lebih dalam Good Corporate Governance yang mereka
terapkan tersebut yaitu:
1. Organisasi hidup untuk mengkreasikan nilai bagi lingkungannya jika
organisasi tidak mampu lagi memberikan nilai tersebut maka akan hilang atau
mati atau bahkan akan pindah dan berganti menjadi organisasi lain.
2. Untuk dapat mengkreasikan nilai organisasi perlu dikelola artinya organisasi
perlu manajemen untuk membuatnya mampu mengkreasikan nilai dengan
efisien. Perkembangan terbaru membuktikan bahwa proses pengelolaan
manajemen berjalan dengan efisien maka diperlukan instrumen baru yakni
Good Corporate Governance (GCG).
3. Diperlukan GCG untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik,
tetapi organisasi berisi manusia-manusia atau individu-individu,
1
GCG berjalan jika individu-individu secara internal mempunyai value atau
sistem nilai yang mendorong mereka untuk menerima, mendukung dan
melaksanakan GCG, adapun sistem nilai yang ada pada individu-individu,
tumbuh didalam perusahaan yang digunakan sebagai sistem perekatnya
disebut Corporate Culture (Djoko Santoso M,2005).
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dapat menciptakan
suasana kondusif bagi kelancaran operasi bisnis perusahaan, termasuk
meningkatkan daya saing mereka. Good corporate governance menjadi salah satu
daya tarik investor disamping itu juga dapat menjadi daya para kreditor untuk
mau meminjamkan dananya kepada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:
a. Bagaimana implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia?
b. Apa tantangan dalam implementasi Good Corporate Governance (GCG) di
Indonesia?
c. Bagaimana CG Scorecard dan GCG Award di Indonesia, dan apa saja
variable-variabel yang mempengaruhi scorecard?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Good Corporate Governance
(GCG) di Indonesia.
b. Untuk mengetahui tantangan dalam implementasi GCG di Indonesia.
c. Untuk mengetahui bagaimana GC Scorecard, GCG Award, serta variabel-
variabel yang mempengaruhi scorecard.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia


Tata Kelola Perusahaan yang baik, atau lebih dikenal dengan Good
Corporate Governance (GCG) merupakan sebuah sistem nilai yang menjadi tolak
ukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional dan
proses bisnis secara sehat.

Good Corporate Governance adalah seni mengarahkan dan mengendalikan


organisasi dengan menyeimbangkan kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.
Hal ini seringkali melibatkan penyelesaian konflik kepentingan antara berbagai
pemangku kepentingan dan memastikan bahwa organisasi dikelola dengan baik,
yang berarti bahwa proses, prosedur dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Setiap kali berbicara tentang tata kelola
perusahaan, harus diingat bahwa organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingannya dan oleh karena itu
harus diatur sesuai dengan hukum dan dengan tetap memperhatikan kepentingan
pemangku kepentingan dan pemegang saham.

Aspek berikutnya dari tata kelola perusahaan adalah bahwa pengertian


efisiensi ekonomi harus diikuti saat mengarahkan, mengelola dan mengendalikan
organisasi. Misalnya, adalah fakta bahwa perusahaan ada untuk menghasilkan
keuntungan dan karenanya profitabilitas dan pendapatan harus menjadi tujuan
yang harus diperjuangkan oleh perusahaan. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa
perusahaan dapat mengambil jalan pintas dalam mengejar keuntungan dan
kekuasaan dan karenanya sejalan dengan prinsip-prinsip dalam paragraf
sebelumnya, tata kelola perusahaan berarti bahwa perusahaan harus berusaha
untuk menghasilkan pendapatan dan menghasilkan keuntungan secara transparan
dan akuntabel. Artinya, cara pengelolaan dan pengarahan korporasi harus
dilakukan sesuai dengan norma dan prosedur standar yang berlaku pada perilaku
etis dan normatif. 3
Tata Kelola Perusahaan telah menjadi berita selama dekade terakhir ini
menyusul serentetan skandal yang melanda perusahaan yang menyebabkan
keruntuhan mereka karena salah urus. Hal ini mendorong regulator di seluruh
dunia untuk menerapkan berbagai tindakan dan aturan untuk mengendalikan
perilaku perusahaan yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak prospek
perusahaan dan merugikan pemegang saham dan pemangku kepentingan mereka.
Secara garis besar, tata kelola perusahaan mencakup asas hak dan perlakuan yang
adil dari pemegang saham dan pemanku kepentingan untuk mengikuti perilaku
bisnis yang etis serta praktik integritas.

Secara ringkas, Good Corporate Governance merupakan prinsip-prinsip


yang diterapkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan,
meningkatkan kinerja dan kontribusi perusahaan, serta menjaga keberlanjutan
perusahaan secara jangka panjang.

Implementasi good corporate governance atau GCG telah menjadi isu


sentral di kalangan publik di Indonesia respon pihak pemerintah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta maupun perusahaan yang telah go
publik sangat positif atas upaya mewujudkan GCG tersebut. Berbagai program di
negara kita selama ini seringkali hanya menjadi demam sesaat atau istilah
populernya "hangat-hangat tahi ayam" dan kurang menyentuh pada tataran
implementasi dalam pengelolaan bisnis Indonesia.

Konsep mengenai GCG tidak hanya penting untuk mengetahui oleh chief
Executive officer (CEO) semata namun perlu juga diketahui oleh karyawan,
pemegang saham, pemerintah, serta masyarakat atau public. Oleh karena itu,
adanya upaya untuk menyebarluaskan konsep dan implementasi GCG perlu
dukungan dari kita bersama, dari lembaga-lembaga internasional seperti Bank
Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan organisasi-organisasi lainnya yang
bekerjasama dengan pemerintah di berbagai negara turut yg menyebarluaskan
pengetahuan mengenai GCG.

4
Beberapa lembaga di Indonesia yang turut serta mensosialisasikan secara aktif dan
mengembangkan konsep GCG adalah forum for corporate governance in
Indonesian (FCGI) dan the Indonesian Institute for corporate governance (IICG).

GCG memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam


reformasi bisnis namun komitmen perusahaan terhadap implementasi GCG
terhadap prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu faktor kunci sukses untuk
mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor, terutama investor
asing terhadap perusahaan di Indonesia bahkan standar dan pure suatu lembaga
penelitian internasional telah membuat kerangka evaluasi serta membuat
peringkat atau rangking terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di dunia.
Biasanya hasil evaluasi atau peringkat yang dibuat lembaga tersebut dapat
mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modal di suatu negara tidak
terkecuali di Indonesia, implementasi prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan
perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah dikelola dengan baik
dan transparan. Hal tersebut merupakan modal dasar yang timbul kepercayaan
publik sehingga bagi perusahaan yang telah go public saham perusahaan yang
akan lebih diminati oleh para investor dan pendapat positif terhadap peningkatan
nilai saham.

Selain itu, implementasi GCG di perusahaan dapat membuat akses sumber


modal yang mudah dan murah dan samping memiliki tingkat resiko yang
terkendali. Implementasi GCG merupakan peluang yang cukup besar bagi
perusahaan untuk meraih berbagai manfaat termasuk kepercayaan dari investor
terhadap perusahaannya. Implementasi prinsip GCG diharapkan dapat
memberikan manfaat bukan saja bagi manajemen dan karyawan perusahaan
namun juga para pemangku kepentingan (stakeholders) dan berbagai pihak terkait
seperti konsumen pemasok pemerintah dan lingkungan masyarakat publik di
mana perusahaan tersebut beroperasi.

Tantangan dalam Implementasi GCG di Indonesia

Implementasi GCG di perusahaan memerlukan komitmen penuh dan


konsentrasi dari top manajemen serta dewan komisaris. 5
Budaya perusahaan yang akomodatif terhadap implementasi GCG sangat
membantu keberhasilan penerapan prinsip-prinsip GCG. Penerapan prinsip-
prinsip GCG perlu dibuktikan dengan tindakan nyata dari seluruh pihak yang
terkait, tanpa komitmen yang tinggi dan konsistensi sikap, maka dikhawatirkan
niat baik implementasi GCG hanya akan berakhir dalam tataran konsep saja,
sehingga tidak memberikan nilai tumbuh bagi perusahaan dalam prakteknya
upaya untuk mempresentasikan prinsip GCG di Indonesia menghadapi berbagai
kendala dan tantangan yang sulit diatasi dengan tepat dan cepat.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih kentalnya budaya korupsi
kolusi dan nepotisme (KKN) yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
GCG, beberapa kalangan terutama para pengamat budayawan dan rohaniwan
menganggap bahwa korupsi di Indonesia telah menjadi suatu yang endemik,
sistemik, dan widespreat artinya korupsi telah merambah secara sistematis di
berbagai lapisan masyarakat dari kalangan lapisan bawah sampai kalangan lapisan
atas serta telah menjadi penyakit yang akut, sehingga sulit untuk diberantas
sampai ke akar-akarnya.

Perusahaan yang tidak mengimplementasikan GCG pada akhirnya dapat


ditinggalkan oleh para investor, kurang dihargai oleh masyarakat dan dapat
dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil penilaian perusahaan tersebut terbukti
melanggar hukum. Perusahaan seperti ini akan kehilangan peluang untuk
mendapatkan atau melanjutkan kegiatan usahanya dengan lancar, namun
sebaliknya perusahaan yang telah mengimplementasikan GCG dapat menciptakan
nilai bagi masyarakat, pemasok, distributor, pemerintah, dan ternyata lebih
diminati oleh para investor, sehingga berdampak secara langsung bagi
kelangsungan usaha perusahaan tersebut.

Saat ini GCG bukan lagi merupakan hal yang perlu diperdebatkan
melainkan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-hari,

6
semoga tantangan tersebut bukan suatu hambatan tetapi merupakan peluang yang
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mewujudkan GCG di berbagai
perusahaan di Indonesia.

2.2 CG Scorecard
Corporate Governance (CG) Scorecard merupakan standar penerapan
praktik GCG berdasarkan prinsip Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) Corporate Governance yang dikeluarkan oleh ASEAN
Capital Market Forum. CG scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN Capital
market forum yang beranggotakan para regulator pasar modal di negara ASEAN,
metodologi ini telah digunakan untuk menilai praktik CG perusahaan terbuka di
beberapa negara ASEAN lainnya yaitu seperti Malaysia, Singapura, Thailand,
Filipina, dan Vietnam.
Di dalam CG scorecard ada yang namanya corporate governance perception
index (CGPI) adalah pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan perusahaan
di Indonesia melalui riset yang dirancang untuk mendorong perusahaan
meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance atau (CG) melalui
perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan
tolak ukur. Corporate governance perception index (CGPI) bekerjasama dengan
Majalah SWA merupakan program tahunan sejak tahun 2001 sebagai bentuk
penghargaan terhadap inisiatif dari hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan
bisnis yang beretika dan bermartabat.
Setelah tahun 2001 sampai saat ini CGPI telah diikuti oleh perusahaan
publik, BUMN/BUMD dan perusahaan swasta lainnya. kepesertaan CGPI bersifat
sukarela dan melibatkan peran aktif semua pemangku kepentingan atau
stakeholders dalam memenuhi tahapan setiap pelaksanaan program CGPI dan
dalam hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan
GCG.
CGPI mendorong dan menuntut perusahaan peserta untuk melakukan
perbaikan atau meningkatkan praktik GCG di lingkungannya. Manfaat yang
diperoleh bagi perusahaan peserta CGPI antara lain sebagai berikut:

7
1. Penataan organisasi perusahaan yang belum sesuai dan belum mendukung
terwujudnya GCG.
2. Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan dan
para pemangku kepentingan terhadap penerapan GCG.
3. Pemetaan masalah masalah strategis dalam praktik GCG.
4. Alternatif perbaikan indikator dan standar mutu pencapaian kualitas
corporate governance (CG).
Setiap tahun CGPI mengambil tema Sentral yang berbeda-beda mulai tahun
2003 sd. 2015. Pada tahun 2015 CGPI mengangkat tema "Good Corporate
Governance dalam perspektif penciptaan nilai" tema penilaian ini secara khusus
menilai tata kelola perusahaan dalam melakukan transformasi atau sumber daya
yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan secara etis
dan bermartabat, lingkup penilaian tata kelola dan penciptaan nilai yang
mencangkup pemastian pemenuhan kepatuhan, pemastian kepatuhan
penyelenggaraan dan pemastian capaian kinerja yang diharapkan.
Hasil penilaian CGPI berdasarkan kategori pemeringkatan:
- Sangat terpercaya : 85-100
- Terpercaya : 70-84
- Cukup terpercaya : 55-69

2.3 GCG Award


Pada tahun 2015 yang lalu Indonesian Institute for corporate directorship
(IICD) bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam melakukan
penilaian terhadap implementasi corporate governance di perusahaan publik.
Penilaian dilakukan terhadap 100 emiten dengan kapitalisasi terbesar yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia untuk tahun buku 2014 hasilnya terdapat sebanyak 50
emiten yang dianggap memiliki skor GCG tertinggi berdasarkan metodologi
ASEAN GCG scorecard, ASEAN CG scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN
Capital market forum yang beranggotaan para regulator pasar modal di negara
ASEAN. Metodologi ini juga telah digunakan untuk menilai praktik GC
perusahaan terbuka di beberapa negara ASEAN lainnya yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. 8
Penghargaan yang diberikan oleh OJK dan IICD Berupa GC award yaitu
penghargaan atau Anugerah bagi perusahaan dengan penerapan corporate
governance terbaik pada tahun 2015, ini mengambil tema "implementing ASEAN
corporate governance scorecard: A Road to ASEAN Capital market integration".
Daftar emiten penerima Awards 2015 beserta kategorinya adalah sebagai berikut:
1. Kategori The Best Overall
a. Pt Bank Danamon Indonesia Tbk
b. PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Aneka Tambang Persero Tbk
2. Kategori The Best Financial Sector
a. PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk
b. PT Bank Mandiri Indonesia Persero Tbk
c. PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk
3. Kategori The Best Non Financial Sector
a. PT Indo Tambangraya Megah Tbk
b. PT XL Axiata Tbk
c. PT Jasa Marga Persero Tbk
4. Kategori The Best State Owned Enterprise
a. PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk
b. PT Telkom Persero Tbk
c. PT Wijaya Karya Persero Tbk
5. Kategori The Best Responsibility Of The Board
a. Pt Bank OCBC NISP Tbk
b. PT Bank Central Asia Tbk
6. Kategori The Best Disclosure And Transparansi
a. PT Bank Permata Tbk
b. PT Maybank Indonesia Tbk
7. Kategori The Best Equitable Of Shareholders PT Bank Pan Indonesia
a. PT Astra International Tbk
8. Kategori The Best Day Of Stakeholders
a. PT Garuda Indonesia Persero Tbk
b. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
9
9. Kategori The Best Of Stakeholders
a. PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk
b. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

2.4 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Scorecard


Variabel-variabel yang mempengaruhi Scorecard:
1. Struktur kepemilikan:
a. Kepemilikan keluarga
Struktur kepemilikan keluarga didefinisikan sebagai kepemilikan dimana
mayoritas saham dimiliki oleh keluarga, atau keluarga memiliki peran dalam
manajemen perusahaan, sehingga maksud dan kepentingan keluarga turut
mengambil bagian dalam keputusan perusahaan.
b. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan
oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi, dan kepemilikan institusi lainnya.
c. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Kepemilikan manajerial yang besar di dalam perusahaan akan efektif untuk
mengawasi aktivitas perusahaan
d. Kepemilikan asing
Struktur kepemilikan asing, yaitu jumlah yang dimiliki oleh pihak asing
baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham peusahaan di Indonesia.
e. Kepemilikan pemerintah
Kepemilikan pemerintah adalah situasi di mana pemerintah memiliki
saham perusahaan.
2. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan diukur dengan total aktiva, jumlah penjualan, nilai
saham dan sebagainya. 10
Ukuran perusahaan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari
besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang lebih
besar dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi investor dalam
kepentingan investasi, karena perusahaan yang besar akan mendapatkan
perhatian lebih oleh masyarakat sehingga dalam melakukan pelaporan
perusahaan akan lebih hati-hati dalam melaporkan kinerja perusahaan yang
tercermin dari laporan keuangan.
3. Nilai perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Good Corporate Governance adalah seni mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dengan menyeimbangkan kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.
Hal ini seringkali melibatkan penyelesaian konflik kepentingan antara berbagai
pemangku kepentingan dan memastikan bahwa organisasi dikelola dengan baik,
yang berarti bahwa proses, prosedur, dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Setiap kali berbicara tentang tata kelola
perusahaan, harus diingat bahwa organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingannya dan oleh karena itu
harus diatur sesuai dengan hukum dan dengan tetap memperhatikan kepentingan
pemangku kepentingan dan pemegang saham.

Perusahaan yang tidak mengimplementasikan GCG pada akhirnya dapat


ditinggalkan oleh para investor, kurang dihargai oleh masyarakat dan dapat
dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil penilaian perusahaan tersebut terbukti
melanggar hukum. Perusahaan seperti ini akan kehilangan peluang untuk
mendapatkan atau melanjutkan kegiatan usahanya dengan lancar, namun
sebaliknya perusahaan yang telah mengimplementasikan GCG dapat menciptakan
nilai bagi masyarakat, pemasok, distributor, pemerintah, dan ternyata lebih
diminati oleh para investor, sehingga berdampak secara langsung bagi
kelangsungan usaha perusahaan tersebut.

Saat ini GCG bukan lagi merupakan hal yang perlu diperdebatkan
melainkan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-hari, semoga tantangan
tersebut bukan suatu hambatan tetapi merupakan peluang yang dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mewujudkan GCG di berbagai
perusahaan di Indonesia.

12
3.2 Saran
Sebagai penulis kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arief effendi,Muh. 2001. The Power of Corporate Governance: Teori dan


Implementasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Effendi, M.A. 2009. The Power of Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Edisi 1, Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Moeljono, Djokosantoso. 2005. GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
INTI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

https://slideplayer.info/slide/3653184
https://www.coursehero.com/file/51025110/CG-14-Compilationdoc

14

Anda mungkin juga menyukai