Makalah Kelompok 13 Tata Kelola Perusahaan
Makalah Kelompok 13 Tata Kelola Perusahaan
Dosen pengampu:
Ferdy Putra, SE., M.Ak.
Disusun Oleh:
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Ferdy Saputra, SE., M.Ak.
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep mengenai GCG tidak hanya penting untuk mengetahui oleh chief
Executive officer (CEO) semata namun perlu juga diketahui oleh karyawan,
pemegang saham, pemerintah, serta masyarakat atau public. Oleh karena itu,
adanya upaya untuk menyebarluaskan konsep dan implementasi GCG perlu
dukungan dari kita bersama, dari lembaga-lembaga internasional seperti Bank
Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan organisasi-organisasi lainnya yang
bekerjasama dengan pemerintah di berbagai negara turut yg menyebarluaskan
pengetahuan mengenai GCG.
4
Beberapa lembaga di Indonesia yang turut serta mensosialisasikan secara aktif dan
mengembangkan konsep GCG adalah forum for corporate governance in
Indonesian (FCGI) dan the Indonesian Institute for corporate governance (IICG).
Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih kentalnya budaya korupsi
kolusi dan nepotisme (KKN) yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
GCG, beberapa kalangan terutama para pengamat budayawan dan rohaniwan
menganggap bahwa korupsi di Indonesia telah menjadi suatu yang endemik,
sistemik, dan widespreat artinya korupsi telah merambah secara sistematis di
berbagai lapisan masyarakat dari kalangan lapisan bawah sampai kalangan lapisan
atas serta telah menjadi penyakit yang akut, sehingga sulit untuk diberantas
sampai ke akar-akarnya.
Saat ini GCG bukan lagi merupakan hal yang perlu diperdebatkan
melainkan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-hari,
6
semoga tantangan tersebut bukan suatu hambatan tetapi merupakan peluang yang
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mewujudkan GCG di berbagai
perusahaan di Indonesia.
2.2 CG Scorecard
Corporate Governance (CG) Scorecard merupakan standar penerapan
praktik GCG berdasarkan prinsip Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) Corporate Governance yang dikeluarkan oleh ASEAN
Capital Market Forum. CG scorecard merupakan inisiatif dari ASEAN Capital
market forum yang beranggotakan para regulator pasar modal di negara ASEAN,
metodologi ini telah digunakan untuk menilai praktik CG perusahaan terbuka di
beberapa negara ASEAN lainnya yaitu seperti Malaysia, Singapura, Thailand,
Filipina, dan Vietnam.
Di dalam CG scorecard ada yang namanya corporate governance perception
index (CGPI) adalah pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan perusahaan
di Indonesia melalui riset yang dirancang untuk mendorong perusahaan
meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance atau (CG) melalui
perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan
tolak ukur. Corporate governance perception index (CGPI) bekerjasama dengan
Majalah SWA merupakan program tahunan sejak tahun 2001 sebagai bentuk
penghargaan terhadap inisiatif dari hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan
bisnis yang beretika dan bermartabat.
Setelah tahun 2001 sampai saat ini CGPI telah diikuti oleh perusahaan
publik, BUMN/BUMD dan perusahaan swasta lainnya. kepesertaan CGPI bersifat
sukarela dan melibatkan peran aktif semua pemangku kepentingan atau
stakeholders dalam memenuhi tahapan setiap pelaksanaan program CGPI dan
dalam hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan
GCG.
CGPI mendorong dan menuntut perusahaan peserta untuk melakukan
perbaikan atau meningkatkan praktik GCG di lingkungannya. Manfaat yang
diperoleh bagi perusahaan peserta CGPI antara lain sebagai berikut:
7
1. Penataan organisasi perusahaan yang belum sesuai dan belum mendukung
terwujudnya GCG.
2. Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan dan
para pemangku kepentingan terhadap penerapan GCG.
3. Pemetaan masalah masalah strategis dalam praktik GCG.
4. Alternatif perbaikan indikator dan standar mutu pencapaian kualitas
corporate governance (CG).
Setiap tahun CGPI mengambil tema Sentral yang berbeda-beda mulai tahun
2003 sd. 2015. Pada tahun 2015 CGPI mengangkat tema "Good Corporate
Governance dalam perspektif penciptaan nilai" tema penilaian ini secara khusus
menilai tata kelola perusahaan dalam melakukan transformasi atau sumber daya
yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan secara etis
dan bermartabat, lingkup penilaian tata kelola dan penciptaan nilai yang
mencangkup pemastian pemenuhan kepatuhan, pemastian kepatuhan
penyelenggaraan dan pemastian capaian kinerja yang diharapkan.
Hasil penilaian CGPI berdasarkan kategori pemeringkatan:
- Sangat terpercaya : 85-100
- Terpercaya : 70-84
- Cukup terpercaya : 55-69
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Good Corporate Governance adalah seni mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dengan menyeimbangkan kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.
Hal ini seringkali melibatkan penyelesaian konflik kepentingan antara berbagai
pemangku kepentingan dan memastikan bahwa organisasi dikelola dengan baik,
yang berarti bahwa proses, prosedur, dan kebijakan dilaksanakan sesuai dengan
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Setiap kali berbicara tentang tata kelola
perusahaan, harus diingat bahwa organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab
terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingannya dan oleh karena itu
harus diatur sesuai dengan hukum dan dengan tetap memperhatikan kepentingan
pemangku kepentingan dan pemegang saham.
Saat ini GCG bukan lagi merupakan hal yang perlu diperdebatkan
melainkan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-hari, semoga tantangan
tersebut bukan suatu hambatan tetapi merupakan peluang yang dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mewujudkan GCG di berbagai
perusahaan di Indonesia.
12
3.2 Saran
Sebagai penulis kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://slideplayer.info/slide/3653184
https://www.coursehero.com/file/51025110/CG-14-Compilationdoc
14