Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM


IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
&
PERLAWANAN KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM INDONESIA
TERHADAP IMPERIALISME

DOSEN PENGAMPU : Muhammad Toha, M.Pd. I

Kelompok 9 :

M. Raihan N.J Syifa T.F


16.2020.064 16.2020.063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STIT AL-AZAMI
CIANJUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah ٰ‫ سبحانه وتعالى‬yang telah memberikan rahmat serta
karunianya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul. “Imperialismeٰ Baratٰ Terhadapٰ Islamٰ &ٰ Perlawananٰ Kerajaan-Kerajaan Islam
TerhadapٰImperialisme”.ٰAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Sholawat dan salam mudah-mudahan tetap tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬,ٰbesertaٰkeluarga,ٰsahabat,ٰkerabat,ٰparaٰtabi’inٰhinggaٰakhirٰkelak. Semoga kita
dapat mengikuti sunnah dan meneladani beliau dalam segala aktivitas kehidupan. Aamiin.
Adapun makalah ini membahas mengenai awal kemajuan Eropa, bagaimana
imperialism barat terhadap Islam serta penyebab-penyebab kemunduran kerajaan Islam hingga
bagaiman bangsa-bangsa Eropa mengekspansi ke wilayah Indonesia serta bagaimana
perlawanan kerajaan-kerajaan Islam pada saat itu terhadap imperialisme Barat.
Kami menyadari bahwa makalah ini yang mungkin masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan ketulusan hati kami (penulis) sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah penulis di masa mendatang. Akhirnya
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca pada umumnya.

Cianjur, 1 Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
I. Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam .............................................................................. 4
II. Perlawanan Kerajaan-Kerajaan Islam Indonesia Terhadap Imperialisme ............................ 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Umat islam mengalami puncak kejayaan kedua pada masa tiga kerajaan Besar berkuasa,
yakni kerajaan Usmani, Safawi, Mughal. Namun, seperti pada masa kekuasaan islam terdahulu,
lambat laun kekuatan islam menurun. Bersamaan dengan kemunduran tiga kerajaan tersebut,
bangsa Barat mulai menunjukkan usaha kebangkitannya. Periode tiga kerajaan tersebut (1503-
1789) bahkan disebutkan sebagai periode-periode kejayaan peradaban Islam, setelah
sebelumnya mengalami kemunduran pasca jatuhnya dinasti Abbasiyah.
Kebangkitan bangsa Barat bermuara pada semangat keilmuan yang begitu tinggi, yang
telah membawa bangsa Barat menuju penemuan-penemuan baru dan penjelajah samudra, serta
revolusi indrustri hingga berujung pada Imperialisme terhadap wilayah-wilayah islam pada
khususnya.
Dengan organisasi dan persenjataan modern, pasukan perang Eropa mampu melancarkan
pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam. Kekuatan-kekuatan Eropa menjajah
satu demi satu negara islam. Perancis menduduki Aljazair pada tahun 1830, dan merebut Aden
dari Inggris sembilan tahun kemudian. Tunisia ditaklukkan pada tahun 1881, Mesir pada tahun
1882, Sudan pada tahun 1889. Sementara itu, wilayah islam di Asia Tenggara juga takluput
dari penjajahan Barat. Umat Islam di Asia Tengah menjadi sasaran pendudukan Uni Soviet.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi
2. Bagaimana Eropa mengalami kebangkitan ?
3. Bagaimana Imperialisme Barat di dalam dunia Islam ?
4. Apa penyebab kemunduran kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke negeri-
negeri Islam ?

Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui kemajuan dunia Barat dalam Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi
2. Dapat mengetahui kebangkitan Eropa
3. Dapat mengetahui imperialisme Barat di dalam dunia Barat
4. Dapat mengetahi penyebab-penyebab terjdinya kemunduran kerajaan Usmani
dan Ekspansi Barat ke negeri-negeri Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

I. Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam

A. Kemajuan Dunia Barat Kemajuan Dunia Barat Dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini sebenarnya
memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika Islam
mencapai puncak kejayaannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia Islam di
Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para ilmuwan muslim yang telah
berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Spanyol (Andalusia) merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat dalam
menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian dan peradaban antarbangsa. Bangsa Barat menyaksikan realitas bahwa ketika
Andalusia berada di bawah kekuasaan umat Islam, negeri ini telah terlalu jauh
meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan
sains disamping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros (1120-1198 M) sangat berpengaruh
di dunia Eropa. Di antara ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Islam yang banyak
dipelajari oleh ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah, sosiologi, dan ilmu-
ilmu lainnya.
Disamping ilmu-ilmu tersebut, terdapat ilmu-ilmu yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan dan kemajuan bangsa Barat. Diantaranya ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu
tambang (mineralogi), meteorologi, dan sebagainya.
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu
pengetahuan yang telah dihasilkan oleh umat Islam, menyebabkan bangsa Barat
menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.
Setelah bangsa Barat menemukan masa-masa kejayaannya dengan ditemukannya
berbagai kemajuan dalam sains dan tekhnologi, mereka ingin mengadakan ekspedisi ke
berbagai negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan pendapat Galileo Galilei yang
menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti bahwa jika terus menyusuri jalan ke Barat,
maka akan sampai ke tempat semula.
Oleh karena itu, banyak bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru, seperti Spanyol,
Portugis, Inggris, Belanda, Prancis dan sebagainya. Tujuan mereka tidak hanya
untuk membuktikan kebenaran teori itu, tetapi juga ada sebagian mereka yang bertujuan
mengambil alih kekuatan ekonomi umat islam yang pada saat itu menguasai sistem
perekonomian dunia.
Pada abad 20 M ini merupakan periode kebangkitan kembali islam, setelah mengalami
kemunduran pada periode pertengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran

4
modernisasi dalam Islam. Gerakan modernisasi tersebut paling tidak muncul karena dua hal
berikut. Pertama, timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaranٰ“asing”ٰ
yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran itu bertentangan dengan
semangatٰ ajaranٰ Islamٰ yangٰ sebenarnya,ٰ sepertiٰ bid’ah,ٰ khurafatٰ danٰ takhayul.ٰ Ajaran-
ajaran inilah, menurut mereka, yang membawa ajaran islam menjadi mundur. Oleh karena
itu, mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu. Gerakan
ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini Barat mendominasi dunia di
bidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam
akan ketinggalan mereka. Oleh karena itu, mereka berusaha bangkit dengan mencontoh
Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.

B. Kebangkitan Eropa
Sejak pertama kali muncul, agama Islam merupakan problem bagi Eropa-Kristen.
Orang-orang beriman adalah musuh diperbatasan. Dalam abad ke-7 dan ke-8, pasukan yang
berperang atas nama penguasa Islam, Khalifah, meluas dan masuk ke dalam jantung dunia
Kristen. Mereka menduduki propinsi-propinsi kerajaan Bizantium di Syria, Tanah Suci dan
Mesir, dan terus meluas ke arah barat memasuki Afrika Selatan, Spanyol dan Sisilia; dan
penaklukan ini bukanlah semata-mata bersifat militer, dalam skala luas terkadang
penaklukan itu diikuti oleh konversi agama Islam. Antara abad ke-11 dan ke-13 terdapat
serangan balasan dari Kristen, cukup sukses memasuki Tanah Suci pada masa itu, dimana
kerajaan Latin Yerusalem di bangun, dan lebih permanen lagi di Spanyol.
Bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat beratpada awal kebangkitannya.
Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan,
terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus
menebus jalan yang sebelumnya hanya di pandang sebagai dinding yang membatasi gerak
mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan
dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Chritopher
Colombus menemukan benua Amerika (1492 M) dan Vasco da Gama, menemukan jalan ke
Timur melalui Cape Town (1498 M), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke
kekuasaan Eropa. Dua penemuan itu sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju
dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat
Islam.
L. Stoddard dalam the new world of islam, menggambarkan situasi tersebut dengan kata-
kataٰdemikian:ٰ“Laluٰdenganٰsekejapٰmataٰdindingٰlautٰituٰberubahٰmenjadiٰjalanٰraya,ٰdanٰ
Eropa yang terpojok itu menjadi yang dipertuan di lautan dan dengan demikian yang
dipertuan di dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah seluruh umat
manusia.

5
Kalau Eropa tadinya menghadapi kegagahan dan ketangguhan Asia dengan putus asa,
terhadap siapa kemenangan tak mungkin tercapai dengan serangan langsung, sekarang
orang Eropa dapat memandangnya enteng.
Neraca sumber bahan-bahan berubah bagi keuntungan Eropa. Daerah-daerah baru terbuka.
Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk menghidupkan negerinya.
Maka tidak lama setelah itu mulailah kemajuan Eropa yang engatasi Asia. Apa artinya
sumber-sumber bagi Islam Timur yang rapuh itu, apabila dibandingkan dengan sumber-
sumber dari Amerika dan kepulauan India yang telah jatuh jatuh ke tangan Eropa?
Demikianlah peradaban Barat mulai hidup dan bersemangat. Ia melebur rantai Abad
Pertengahan yang tadinya membelenggu, menggenggam ilmu pengetahuan dan maju ke
arah modern.
Dalam bidang perekonomian bangs-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah
baru terbuka baginya. Merka dapat memperoleh kekayaan yang tidak dapat terhingga untuk
meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka, mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi
kemajuan umat Islam yang telah sudah lama memang berangsur-angsur mengalami
kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi
indrustri di Eropa semakn memantapkan kemajuan mereka. Tekhnologi perkapalan dan
militer berkembang dengan pesat. Dengan demikian, Eropa menjadi penguasa lautan dan
bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan keseluruh dunia tanpa
menghadap hambatan berarti dari lawan-lawan dari peasaing-pesaing mereka. Bahkan satu
demi satu negeri islam jatuh kebawah kekuasaanya sebagai negeri taklukkan dan jajahan.
Negeri-negeri Islam yang pertama kali jatuh kebawah kekuasaan Eropa adalah negeri-
negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Usmani, karena kerajaan ini meskipun terus
mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk
berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu. Negeri-negeri Islam yang pertama
dapat dikuasai Barat adalah negeri-negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India.
Sementara negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan
Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.

6
C. Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam
Setelah bangsa-bangsa Barat menguasai ekonomi dan politik negara-nehara Islam,
terdapat negara Barat yang menjajah dunia Islam yang melakukan penyebaran agama
Kristen melalui missionariesdan zending. Penjajahan bangsa Baratyang dipelopori oleh
bangsa Spayol dan Portugis mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu disamping mencari
daerah penanaman modal asingnya, mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama
Kristen di wilayah jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang dilakukan oleh
Spanyoldan Portugis yang bersemboyan: Gold yaitu semangat untuk mencari keuntungan
besar (emas), Glory yaitu semangat untuk mencapai kejayaan dalam bidang kekuasaan,
dan Gospel yaitu semangat menyebarkan agama Kristen di masyarakat yang terjajah.
Oleh karena itu, kedua bangsa Barat itu terus gencar melakukan penjajahan terhadap negara-
negara Islam dan berusaha menguasainya, sehingga dengan mudah mereka dapat
menyebarkan agama Kristen. Kondisi seperti ini didukung oleh semangat balas dendam
yang disebut reqonquesta, yaitu semangat balas dendam bangsa-bangsa Barat terhadap
Islam yang dulu pernah menjajah mereka.
Dengan demikian, motivasi bangsa-bangsa Barat dalam menjajah negara-negara Islam
selain motivasi ekonomi dan politik, juga terdapat motivasi agama. Masyarakat Islam yang
berada dibawah kekuasaan bangsa-bangsa Barat ditekan, sehingga banyak diantara umat
Islam yang melarikan diri atau bertahan dengan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan
penjajah Barat tersebut. Gerak langkah umat Islam diawasi sedemikian rupa, sehingga umat
Islam tidak dapat mengembangkan peradabannya atau paling tidak mempertahankan
peradaban Islam yang masih ada. Masyarakat Islam diubah budayanya agar berperilaku dan
berperadaban Barat. Dengan demikian, pola hidup dan perilaku umat Islam mengarah
kepada kehendak bangsa Barat yang menjajahnya.
Dengan demikian dapat dikatakan, pada saat kelemahan Islam pada seluruh benua Asia-
Afrika jatuh ke tangan penjajah bangsa-bangsa Barat. Namun, meskipun ada dalam
penjajahan dan tekanan, umat Islam terus melakukan perlawanan dan berusa membebaskan
tanah air dan agama mereka dari penjajah bangsa-bangsa Barat tersebut. Sebab para
penjajah yang datang ke negara-negara Asia Afrika, selain untuk mengeruk hasil bumi dan
keuntungan yang sangat besar, mereka juga menyebarkan agama Kritsen.
Selain itu, kedatangan bangsa-bangsa Barat ke negeri-negeri atau wilayah Islam, terutaa
negara-negara yang subur dan kaya hasil rempah-rempahnya seperti Indonesia dan
Malakaserta Hindia, bukan semata-mata untuk mencari keuntungan serta mengeruk
kekayaan hasil buminya tetapi juga bertujuan menguasai seluruh sistem yang ada, baik
sistem ekonomi, politik, budaya, pendidikan, agama, dan lain-lain.
Kekejaman mereka dalam bidang ekonomi terlihat dari upaya mereka untuk melakukan
monopoli perdagangan, yakni dengan merebut bandar-bandar pelabuhan besar yang
sebelumnya menjadi daerah perdagangan umat Islam dari Arab, Persia, India, dan Cina.
Seperti kedatangan Portugis, Belanda, Inggris, dan Spanyol dari abad ke-15 M, sampai abad
7
ke-19 M di kawasan perdagangan Internasional Malaka, Gujarat , dan lainya. Mereka
mengurus kekayaan pribumi dengan cara-cara paksaan, bahkan dengan kekerasan senjata
dalam merebut wilayah Bandar tersebut.
Dalam bidang kemsyarakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah
antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil. Kaum bangsawan dibujuk untuk menuruti
kehendak penjajah dengan mendapatkan posisis jabatan tertentu dan keuntungan dari
penjajah. Rakyat kecil selalu diawasi agar mereka tidak memberontak. Mereka harus tunduk
dan patuh pada penguasa yang menjajahnya. Kebijaksanaan politik pecah belah yang di
lakukan pemerntah Imperialisme, bertujuan agar tidak terjadi kesatuan dan persatuan di
kalangan rakyat. Sebab, jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan menimbulkan kekuatan yang
akan mengancam keberadaan kaum penjajah.
Disamping itu, sikap kaum penjajah seringkali melakukan penghinaan terhadap umat
Islam. Mereka mengatakan bahwa kaum agama (Islam) adalah orang-orang yang bodoh
dan terbelakang. Oleh karena itu, mereka tidak pantas mengatur masyarakat. Kaum agama
tidak boleh berpolitik, mereka cukup melakukan ibadah saja di masjid. Mereka dilarang
melakukan kegiatan-kegiatan organisasi. Orang-orang Islam yang baru pulang haji tidak
lepas dari pengawasan pemerintah kolonial. Pengawasan ini dilakukan agar mereka tidak
berpengaruh oleh gerakan-gerakan pembaruan dan perlawanan banga-bangsa Asia-Afrika
yang digerakkan oleh para pembaharu Islam.
Sikap dan perlakuan penjajah terhadap masyarakat yang di jajah, tidak sebatas sampai
di situ saja. Para penjajah menyebarkan budaya yang merusak bangsa dan agama. Seperti,
budaya minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, dan sebagainya yang melanda kaum
terjajah. Dengan cara-cara seperti itupenjajah merusak peradaban Islam, dan dengan
demikian mereka berharap dapat dengan mudah menguasai negara dan masyarakat Islam
yang berada di bawah kekuasaannya.
Pada awal abad ke-17, India yang saat itu di bawah kekuasaan Mongol Islam, berada
dalam posisi kemajuan dan kemakmuran. Keadaan demikian mengundang bangsa Eropa
yang sedang berada dalam kemajuan untuk berdagang kesana. Pada awal abad ke-17 Inggris
dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapatkan
izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M Belanda mendapatkan izin yang sama.
Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC) mulai berusaha menguasai
wilayah India bagian timur ketika mereka merasa cukup kuat. Penguasa-penguasa setempat
mencoba mempertahankan kekuasaan, dan berperang melawan Inggris tahun 1761 M.
Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan Inggris. Akibatnya, daerah-daerah Oudh,
Bengal, dan Orissa jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibu kota Kerajaan
Mughal juga berada dibawah bayang-bayang kekuasaan Inggirs.
Dikawasan Asia Tenggara, beberapa wilayah negeri Islam baru mulai berkembang,
yang merupakan drah rempah-rempah terkenal pada masa itu. Negeri-negeri di asia

8
Tenggara menjadi ajangperebutan negara-negara Eropa. Kekeuatan Eropa justru lebih awal
menancapkan kekuasaan di negeri ini.
Malaka, sebuah kerjaan Islam yang berdiri pada awal abad ke 15 M Semenanjung
Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah
Samudra Pasai, di taklukkan Portugis tahun 1511 M. Sejak itu, peperangan antara Portugis
melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Para pedagang Portugis
terutama berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah. Pada tahun
1521 M, Spanyol datang ke Malukudengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai
Filipina, termasuk didalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao,
Kesultanan Bunyan, Kesultanan Sulu.
Pada akhir abad ke-16 M, Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia
Tenggara. Akan tetapi, Denmark dan Prancis tidak berhasil menjajah negeri di Asia
Tenggara dan hanya datang untuk datang. Belanda datang tahun 1598 M dan dengan segera
dapat memonopoli perdagangan di Kepulauan Nusantara. Kongsi dagangnya, VOC segera
pula memainkan peran politik.
Kedatangan Belanda mendapat perlawanan dari penduduk setempat. Oleh karena itu,
seringkali terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya
peperangan itu di menangkan oleh Belanda. Yang terbesar diantaranya adalah Perang Aceh,
Perang Paderi di Minangkabau, dan Perang Diponegoro di Jawa.
Sementara itu, setelah Inggris datang ke Asia Tenggara, ia segera menjadi
kekuatanyang cukup dominan, menyaingi kekuatan Belanda. Kekuasaan Inggris sangat kuat
di Semenanjung Malaya termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk
Brunai. Inggris juga sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak
terlalu lama di awal abad ke-19 M.

9
D. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Negeri-negeri Islam
Zaman kemunduran Kerajaan Usmani terjadi ketika kekuasaan keturunan Mongol
berakhir pada tahun 1525 M. Zaman ini diawali dengan kemajuan bidang politik tiga
kerajaan besar : Usmaniyah, Shafawiyah, Munghol India, sesudah itu seluruh Dunia Islam
mundur secara berangsur-angsur dan akhirnya jatuh di bawah kekuasaan Barat.

Ciri-ciri Masa Ini :


a. Pintu Ijtihad seakan-akan tertutup
Dalam periode ini udara ijtihad telah membeku dan tiada suatu keistimewaan yang harus
ditulis serta diperbincangkan.
b. Putusnya hubungan antar ulama
Dengan demikian hubungan dengan kitab-kitab para imam terdahulu pun menjadi putus dan
tinggallah kitab-kitab ulama tersebut menjadi barang antik yang disimpan di Museum atau
tinggal berdebu dalam perpustakaan.
c. Zaman ikhtisar dan syarah
Pada zaman ini para ulama berusaha mengikhtisarkan kitab ulama terdahulu.
Menurut Mustafa Kamal kemunduran kerajaan Turki Usmani disebabkan karena tidak
beresnya sistem kekhalifahan, oleh karena itu sistem ini harus dihapuskan kalau Turki ingin
maju sebagaimana negara Eropa lainnya. Karena pertimbangan ini maka Mustafa Kamal
dalam kapasitasnya sebagai pimpinan dewan majelis menghapuskan jabatan khalifah pada
tahun 1924. Semenjak ini berakhirlah imperium Turki Usmani, dan sejarah Turki memasuki
era modern.
Di karenakan kemajuan-kemajuan bangsa Eropa terutama dalam tekhnologi militer dan
indrusti perang, membuat kerajaan Usmani menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan tetapi,
nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat segan untuk menyerang atau
mengalahkanwilayah-wilayah yang berada dibawah kerajaan Islam ini, termasuk daerah-
daerah yang berada di Eropa Timur.
Namun, kekalahan besar kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina
tahun 1683 M membuka mata Barat bahwa kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak
itulah kerajaan Usmani berulang kali mendapat serangan-serangan dari Barat. Ia hanya
terpelihara dari keruntuhan karena kedengkian kerajaan-kerajaan Barat, yang merebutkan
rampasan perangyang berasal dari Turki.
Sejak kekalahan kekalahan dalam pertempuran Wina itu, kerajaan Usmani juga
menyadari akan kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai
dilaksanakan dengan mengirm duta-duta kenegara-negara Eropa, terutama prancis, untuk
mempelajari suasana di sana dari dekat.
Celebi Mehmed diutus ke Paristahun 1720 M dan di instruksikan untuk mengunjungi
pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan dan institusi-instistusi lainnya. Ia kemudin
memberi laporan tentang kemajuan tejnik, organisasi angkatan perang modern, dan kemajun

10
lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-lapoan itu mendorong Sultan Ahmad III (1703-
1730 M) untuk memulai pembaharuan di kerajaanya. Pada masa kekuasaanya di datangkan
ahli-ahli militer dari Eropa untuki tujuan pembaharuan militer dalam kerajaan Usmani. Pada
tahun 1717 M, seorang perwira Prancis De Rochefort, datang ke Istanbul dalam rangka
membentuk korp At-Then dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern.
Pada tahun 1729 M, datang lagi Comte de Bonneval, juga dari Prancis, untuk memberi
latihan penggunaan meriam modern. Ia dibantu oleh Macathy dari Irlandia, Ramsay dari
Skotlandia, dan Mornai dari Prancis. Pada tahun 1734 M, untuk pertama kalinya Sekolah
Tekhnik Militer di buka.
Usaha pembaharuan ini tidak terbatas dalam bidang Militer. Dalam bidang-bidang lain
juga dilaksanakan, seperti pembukuan percetakan di Istanbul tahun 1727 M, untuk
kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku
Eropa kedalam bahasa Turki. Pembaruan di Turki dilakukan dalam berbagai bidang untuk
meraih kemajuan-kemajuan negara.
Akan tetapi, usaha-usaha pembaruan itu bukan hanya gagal menahan kemunduran
Kerajaan Turki Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa
hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani
karena wewenangnya sudah jauh menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus
mengalami kemerosotan sehingga tidak mampu menunjang usaha pembaruan. Faktor
terpenting lainnya yang membawa kegagalan itu adalah karena ulama dan tentara Yenisseri
yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik dalam kerajaan Usmani serta menolak
usaha pembaruan itu. Dengan demikian, Kerajaan Usmani terus mendekati jurang
kehancurannya, sementara Barat yang menjadi ancaman baginya semakin besar dan
bertambah maju.
Modernisasi di Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah penghalang
pembaruan utama, yaitu tentara Yenisseri dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807-1839
M) pada tahun 1826 M. Struktur kekuasaan kerajaan dirombak, lembaga-lembaga
pendidikan modern didirikan, buku-buku berat diterjemahkan kedalam bahasa Turki, siswa-
siswa berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar, dan yang terpenting sekali adalah sekolah-
sekolah yang berhubungan dengan kemiliteran didirikan. Bidang inilah yang utama dan
pertama mendapat perhatian. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil
gerakan pembaruan tetap tidak berhasil menghentikan gerakan maju Barat ke dunia Islam
di abad ke-19 M. Selama abad ke-18 M Barat menyerang ujung garis medan pertempuran
Islam di Eropa Timur, wilayah kekuasaan Kerajaan Usmani. Akhir dari serangan-serangan
itu adalah di tandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret, 1878 M) dan Perjanjian
Berlin (Juni-Juli, 1878 M) antara kerajaan Usmani dengan Rusia. Dengan demikian,
berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa. Sementara sebagian besar daerah berpenduduk
mayoritas muslim di Timur Tengah pada berikutnya muai diduduki bangsa-bangsa Eropa.

11
Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian
mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk.
Partai Persatuan dan Kemajuan memberontak kepada Sultan dan dapat menghapuskan
kekhalifahan Usmani, kemudian membentuk Turki modern pada tahun 1924 M. Dengan
demikian, kesatuan politik dalam Kerajaan Usmani sejak bergeloranya gerakan pembaruan
justru tidak stabil, terutama karena para sultan tidak mampu mengkomodasi pemikiran yang
berkembang dikalangan pemimpin bangsanya. Di samping itu, peperangan melawan Barat
di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, berakhir dengan
kekalahan di pihak Turki.
Penetrasi Barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua
bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Prancis, yang memang sedang bersaing. Inggris
terlebih dahulu menanam kan pengaruhnya di India. Prancis merasa perlu memutuskan
hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh karena itu, pintu
gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya. Untuk maksud tersebut,
Mesir dapat ditaklukkan Prancis yahun 1798 M.
Alasan lain Prancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil
indrustrinya. Mesir, disamping mudah dicapai, juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk
mendristribusikan barang-barang ke Turki, Syiria, Hijaz, begitu pula ke Timur jauh. Di balik
itu, Napoleon Bonaparte sendiri, sebagai Panglima Ekspedisi Prancis itu memiliki keinginan
untuk mengikuti jejak Alexander the Great dari Macedonia, yang jauhdi masalalu pernah
menguasai Eropa dan Asia sampai ke India. akan tetapi, kondisi politik Prancis
menghendaki Napoleon meninggalkan Mesir tahun 1799 M. Di Mesir, Jenderal Kleber
menggantikan kedudukan Napoleon. Dalam suatu pertempuran laut antara Inggris dan
Prancis Jebderal Kleber kalah. Jenderal Kleber dan ekspedisinya meninggalkan Mesir 31
Agustus 1801 M, dan Mesir terjadi kekosongan kekuasaan.
Kekosongan itu dimanfaatkan oleh seorang pewira Turki, Muhammad Ali (1769-1849
M) yang didukung oleh rakyat berhasil mengambil kekuasaan dan mendirikan Dinastinya.
Dimulai oleh Muhammad Ali, Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan
beberapa pembaruan. Tetapi pada tahun 1882 M, negeri ini ditaklukkan oleh Inggris.
Persaingan antara Inggris dan Prancis di Timur Tengah memang sudah lama dan terus
berlangsung. Dengan demikian satu demi satu wilayah-wilayah Negara Islam jatuh
ketangan Imperialisme Barat. Keadaan umat Islam yang semakin melemah tersebut seakan
tiada berdaya menghadapi Imperialisme Barat yang semakin maju dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan Teknologi modern.

12
II. Perlawanan Kerajaan-Kerajaan Islam Indonesia Terhadap Imperialisme

A. Kedatangan Imperialisme Barat Di Indonesia

Perkembangan dan pertumbuhan Islam di Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa


kerajaan Islam. Kemudian karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat,
diantaranya Portugis di tahun 1512 M, kemudian disusul Spanyol pada tahun 1521 M, lalu
Prancis pada tahun 1529 M, dan Belanda tahun 1596 M, baru Inggris datang kemudian.
Maksudnya semua hendak berniaga di samping mengembangkan kristen, sebagai alat
menanamkan pengaruh dan kekuasaan, di samping itu juga untuk mengembangkan usaha
perdagangan yaitu ingin mendapatkan rempah-rempah yang mahal harganya di Eropa.

Masuknya Belanda ke Indonesia dimulai pada tahun 1595 M pada saat Cornelis de
Houtman memimpin armada yang terdiri dari 4 buah kapal menuju Nusantara. Pelayaran
tersebut menempuh rute Belanda – Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan – Samudra Hindia
– Selat Sunda – Banten. Pada tanggal 6 Juni 1596 M armada kapal tersebut sampai di
Sumatera dan pada tanggal 22 Juni mendarat di pelabuhan Banten.
Pada tahun 1958 M kembali armada Belanda masuk ke Nusantara dipimpin oleh Yacob Van
Neck dan Warmijk dan mendarat di Maluku.

V O C (Verenigde Oostindische Compagnie/Persekutuan Dagang Hindia Timur)


Indonesia pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah
Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda
(Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli
terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada
tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan


rempah-rempah di Nusantara. Tujuan lainnya adalah :
1. Menghindari persaingan dagang diantara pedagang Belanda
2. Memperkuat persatuan untuk menghadapi persaingan dengan pedagang Eropa lainnya.
3. Membantu perekonomian Belanda yang saat itu sedang perang dengan Spanyol.

Pada masa kekuasaannya VOC banyak melakukan penyelewengan, kerusuhan dan


kekejaman terhadap rakyat antara lain :

1. Tahun 1620
Dalam rangka mengatasi masalah penyeludupan di Maluku, VOC melakukan
pembuangan, pengusiran bahkan pembantaian seluruh penduduk pulau Banda dan
berusaha menggantikannya dengan orang-orang Belanda pendatang dan
mempekerjakan tenaga kerja kaum budak.

2. Tahun 1660

13
Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang Gowa, menghancurkan kapal-
kapal Portugis. Pada bulanAgustus – Desember 1660 Sultan Hasanuddin, raja
Gowa dipaksa menerima persetujuan perdamaian dengan VOC, namun persetujuan
ini tidak berhasil mengakhiri permusuhan. Tanggal 18 November 1667 – Sultan
Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya, akan tetapi Sultan
Hasanuddin kembali mengobarkan pertempuran. Bulan April 1668 dan Juni 1669
– VOC melakukan serangan besar-besaran terhadap Goa dan setelah pertempuran
ini perjanjian Bongaya benar-benar dilakukan. Tahun 1669 kondisi Nusantara
bagian timur bertambah kacau, kehidupan ekonomi dan administrasitidak
terkendalikan lagi.

VOC melakukan pelayaran hongi yaitu pelayaran yang bertujuan menghukum


penduduk yang menjual rempah-rempah ke pihak lain. Rakyat melakukan
perlawanan. Salah satunya adalah kerajaan Banten pimpinan Sultan Ageng
Tirtayasa yang memiliki armada yang dibangun menurut model Eropa. Akibat
pemberontakan-pemberontakan ini VOC mengalami kesulitan dan kekurangan
dana. Ditambah pula terjadi korupsi dan penyelewengan di tubuh VOC, sehingga
akhirnya VOC mengalami kebangkrutan dan pada tanggal 31 Desember 1799 VOC
dibubarkan.

B. Keberadaan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang

Menjelang kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-
17 keadaan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia tidaklah sama. Perbedaan keadaan tersebut
bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan
Islam di kerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di Sumatra, penduduk sudah memeluk Islam
sekitar tiga abad, sementara di Maluku dan Sulawesi penyebaran agama Islam baru saja
berlangsung.

Pada abad ke-16, tampaknya Aceh menjadi lebih dominan, terutama karena para pedang
Muslim menghindar dari Malaka dan memilih Aceh sebagai pelabuhan transit. Aceh
berusaha menarik perdagangan internasional dan antar kepulauan nusantara. Bahkan, ia
mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor lada, yang ketika itu sedang banyak
permintaan. Kemenangan Aceh atas Johor, membuat kerajaan terakhir ini pada tahun 1564
M menjadi daerah vasal dari Aceh.

Kemajuan Aceh dilanjutkan oleh menantu Iskandar Muda, Iskandar Tsani (Iskandar II).
Menantunya yang liberal ini dapat mengembangkan Aceh dalam beberapa tahun kedepan.
Dengan lembut dan adil, Iskandar Tsani mendorong perkembangan agama dan melarang
pengadilan dengan penyiksaan fisik. Pada masa ini, pengetahuan keagamaan juga maju
pesat. Namun, kematian Iskandar Tsani yang dini, diikuti oleh masa-masa bencana tatkala
beberapa sultan perempuan menduduki singgahsana pada 1641-1699 M, menjadikan Aceh
lemah. Banyak wilayah taklukannya yang lemah dan kesultanan pun terpecah-pecah.

Dan kemudian kondisi negeri juga mulai mengalami penurunan disebabkan oleh
banyaknya peperangan dan krisis ekonomi. Karena peperangan yang terus-menerus
melawan Barat, yang menyebabkan penderitaan yang sangat berat bagi Aceh. Akhirnya,
negeri ini jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1322 H/ 1904 M.

14
Di Jawa, pusat kerajaan Islam sudah pindah dari pesisir ke pedalaman, yaitu dari Demak
ke Pajang kemudian ke Mataram. Berpindahnya pusat pemerintahan itu membawa pengaruh
besar yang sangat menentukan perkembangan sejarah Islam di Jawa.

Sementara itu, Maluku, Banda, Seram, dan Ambon sebagai pangkal atau ujung
perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang Barat yang ingin menguasainya
dengan politik monopolinya. Ternate dan Tidore dapat terus dan berhasil mengelakkan
dominasi total dari Portugis dan Spanyol, namun ia mendapat ancaman dari Belanda yang
datang ke sana.

C. Perlawanan Rakyat Terhadap Imperialisme Belanda


Terdapat beberapa perlawanan-perlawanan dan perlawanan yang terbesar dan terlama
ada empat :

1. Perang Paderi
Pada perang Paderi ini terjadi di Minang Kabau, Belanda berkali-kali mendapatkan
kesulitan dalam melawan kaum paderi, dan kaum paderi sendiri lolos berkali-kali
dari tipuan penghkianatan Belanda. Akan tetapi pada akhirnya kaum paderi itu
kalah karena Belanda membuat tipuan muslihat dengan jebakan-jabakannya.

2. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dihadapi pemerintah kolonial
Belanda di Jawa. Pemicu terjadinya perang ini adalah rencana pemerintah Hindia
Belanda untuk membuat jalan yang menerobos tanah milik pangeran Diponegoro
dan harus membongkar makam keramat. Patok-patok yang ditanam oleh
pemerintah dicabut oleh pihak Diponegoro. Pihak Belanda ingin mengadakan
perundingan dengan pangeran Diponegoro, setelah itu pangeran Diponegoro
pindah ke selarong untuk memimpin perlawanan Belanda dengan menggariskan
maksud dan tujuan. Dalam perang Diponegoro di nobatkan sebagai pemimpin
tertinggi jawa dengan gelar Sultan Ngabdulhamid Herucakra Kabiril Mukminin
Kholifatullah Ing Tanah Jawa. Pada suatu keteka pangeran Diponegoero diundang
oleh risiden untuk melanjutkan rundingan.akan tetapi pada rundingan ini pangeran
Diponegoro malah di tangkap dan diasingkan karena ingin tetap mempertahankan
agar diberi kebebasan untuk mendirikan Negara yang merdeka berdasarkan Islam.

3. Perang Banjarmasin
Perang banjarmasin ini dilatar belakangi karma adanya campur tangan Belanda
dalam pemilihan sultan muda, karena sultan yang berkuasa pada masa itu sudah
tua. Yang mana jabatan itu akan diserahkan pada putranya yang bernama
Abdurrahman akan tetapi ia tidak berusia panjang. Dan sebagai penggantinya
sultan menunjuk cucunya yang bernama Hidayat. Akan tetapi belanda kurang

15
setuju drngan pilihan sultan yang mana belanda lebih berpihak pada pangeran
Tamjid. dari terpilihnya pangeran Tamjid rakyat kurang setuju timbullah kericuan
diberbagai wilayah banjarmasin. Ketika itulah perang banjarmasin di anggap
dimulai.

4. Perang Aceh
Pada awal abad ke 19, sebenarnya hegemoni kerajaan aceh di Sumatra utara sudah
sangat menurun, tatapi kedaulatanya masih di akui oleh Negara-negara barat. Pada
tanggal 30 maret 1857 di tanda tangani kontrak antara aceh dan pemerintah Hindia
Belanda yang berisi kebebasan perdagangan kontrak itu memberi kedudukan
kepada Belanda disana dan di perkuat oleh perjanjian Traktat Siak yang di tanda
tangani pada tahun itu juga. Setelah terusan Suez dibuka, pelabuhan Aceh menjadi
sangat strategis, karena berada dalam urat nadi pelayaran Internasional.
Berdasarkan perjanjian Traktat Sumatra 2 November 1871, pihak belanda di beri
kebebasan memperluas daerah kekuasaanya di Aceh, sedangkan Inggris
memperoleh kebebasan berdagang di daerah Siak. Itulah awal perang di Aceh yang
menurut waktu dan ruang tdak ada taranya dalam sejarah perlawanan terhadap
kekuasaan kolonial perang ini disebut juga perang rakyat, karena seluruh rakyat
Aceh terlibat secara aktif melawan kolonial Belanda. Pejuang Aceh dipersenjatai
oleh idiologi perang Sabil sepanjang berlangsungnya perang yang jelas
mempersulit Belanda.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini sebenarnya
memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika
Islam mencapai puncak kejayaannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia
Islam di Baghdad. Bangsa Barat banyak berutag budi kepada para ilmuwan muslim
yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadaan umat
Islam yang semakin melemah tersebut seakan tiada berdaya menghadapi imperialisme
Barat yang semakin maju dalam berbagai bidang khusus didalam ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.

B. Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali kesalahan ataupun koreksi dari para
pembaca. Karena menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menjadikan makalah ini
menjadi lebih baik dari sebelumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amir Munir Samsul. 2009. Sejarah dan Peradaban Islam. (Jakarta : Amzah)

Sunanto Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. (Jakarta : Prenada Media)

Hourani Albert. 1998. Islam Dalam Pandangan Eropa. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset)

Ali. K. 1996. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). (Jakarta : Raja Grafindo Persada)

18

Anda mungkin juga menyukai