Bendungan atau Empangan atau istilah pinjaman Inggris dam adalah konstruksi
yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Contoh Bendungan Pada kasus ini kami mengambil contoh Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek. Uraian Pekerjaan Bendungan Untuk analisa pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan dengan lebih detail dalam satu pekerjaan: A. Pekerjaan persiapan B. Pekerjaan Sipil/Konstruksi 1. Bangunan pengelak a. Pekerjaan tanah b. Pekerjaan beton c. Drilling dan grouting d. Pekerjaan lain-lain 2. Bendungan pengelak (Cofferdam) a. Pengelakan sungai b. Pekerjaan tanah 3. Bendungan Utama (Main Dam) a. Pekerjaan tanah b. Drilling dan grouting c. Instrumentasi (pengadaan dan pemasangan ) d. Perkerasan puncak bendungan e. Pekerjaan beton f. Pekerjaan lain-lain 4. Bangunan Pelimpah (Spillway) a. Pekerjaan Tanah b. Pekerjaan Beton c. Drilling dan Grouting d. Pekerjaan lain-lain e. Pekerjaan Jembatan 5. Bangunan Pengambilan (Intake) a. Pekerjaan Beton 6. Pekerjaan Jalan a. Pekerjaan Relokasi Jalan b. Pekerjaan Jalan akses menuju puncak bendungan c. pekerjaan jalan akses menuju rumah irigasi C. Hidromekanikal D. Bangunan Penunjang E. Pekerjaan listrik Metode Pelaksanaan A. Pekerjaan persiapan (1) Melakukan survey lokasi untuk melihat kondisi lapangan dan sosialisasi kepada penduduk sekitar agar pengeriman material dan alat berat seperti bulldozer (dozing), bulldozer (spreading), backhoe, tractor shovel, power shovel, vibrating roller, dump truck, concrete pump, truck mixer, motor grade, wheel loader, tire roller, tandem roller yang melewati pusat keraimain penduduk sekitar agar dapat berjalan lancar , tidak mengganggu masyarakat sekitar, dan mempermudah jalannya proyek. (2) Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu pembersihan lahan dari pepohonan, semak belukar, sampah dan akar-akar pohon dan harus dibuang dari lokasi proyek. (3) Menyediakan lahan untuk pembuangan hasil galian yang tidak jauh dari lokasi proyek. (4) Mengukur tempat pembungan dari tempat galian untuk dapat menghitung beberapa jumlah dumptruck yang dibutuhkan. (5) Membangun fasilitas seperti kantor,mes karyawan, laboraturium lapangan, gudang, penyediaan air bersih dan listrik, telekomunikasi,dan papan nama proyek. (6) Membuat jalan masuk (akses) ke lokasi proyek untuk transportasi alat berat danpembuatan jembatan darurat untuk akses ke lokasi proyek. B. Pekerjaan uitzet lapangan Melakukan pengukuran menggunakan alat ukur theodolit dengan memindahakan dari gambar rencana/gambar kerja ke kondisi lapangan, untuk tata letak rencana pembangunan. C. Pekerjaan galian pengelak (1) Penggalian saluran pengelak (conduit) : meliputi pekerjaan pembersihan, galian saluran terbuka untuk intake konduit pengelak, galian konduit dilanjutkan dengan pekerjaan pemboran dan contact-grouting, pembetonan dinding konduit. (2) Bendungan pengelak (cofferdam) : meliputi pekerjaan pembersihan, pembuatan primary cofferdam, pekerjaan galian tanah, pembuatan tirai beton bentonit dan dilanjutkan dengan timbunan inti, timbunan filter transisi dan timbunan random yang diakhiri dengan pasangan batu kosong (rip-rap). D. Pekerjaan dewatering (1) Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang dipompa, sejak sebelum penggalian dimulai. (2) Penggalian dilakukan sampai kedalaman yang direncanakan. (3) Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil atau selokan tandon air untuk tempat pompa isap. (4) Pada sumur atau selokan tandon air tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan (pompa submersible lebih baik dari pada pompa biasa). (5) Bila kedalam galian melebihi kemampuan isap pompa (suction lift), maka pemompaan dapat diturunkan. E. Pekerjaan bendungan utama Pekerjaan bendungan utama (maindam) : meliputi pekerjaan tanah (pengupasan tanah top soil dilanjutkan penggalian tanah,timbunan inti (zona 1) yang terdiri dari material kedap air dari borrow area,timbunan filter halus (zona 2) yang terdiri dari material pasir,dilanjutkan timbunan (zona 3) yang terdiri dari material kerikil,timbunan batu (zona 4) dan timbunan Rip-rap (zona 5) dan timbunan random dari tanah stockpile), pekerjaan pengeboran dan grouting pada pondasi bendungan, pemasangan alat ukur pada pondasi bendungan dilanjutkan dengan timbunan untuk inti bendungan,instrumentasi, perkerasan puncak bendungan, dan pekerjaan beton. F. Pekekerjaan bangunan pelimpah (1) Penggalian tanah dan batuan lapuk dilaksanakan menggunakan backhoe, bulldozer dan bulldozer dengan ripper untuk pekerjaan penggarukan dan pengumpulan. Pekerjaan galian batuan keras dengan peledakan menggunakan metode low bench cut. (2) Perbaikan pondasi (3) Pekerjaan beton (4) Urugan kembali random tanah dan batuan secara keseluruhan, untuk material diangkut menggunakan dumptruck disebarkan menggunakan bulldozer dan dipadatkan menggunakan vibrating roller. G. Pekerjaan bangunan pengambil Untuk pekerjaan bangunan pengambil bertipe intake tegak dengan menggunakan beton K-225 yang diproduksi dengan batcher plant dan dipasang didekat hilir lokasi bendungan dan dilaksanakan dengan concrete pump, dilakukan setelah pekerjaan beton untuk dibagian dasar dan atas intake selesai dilaksanakan. H. Pekerjaan rumah irigasi/power house Pekerjaan rumah irigasi/power house terbuat dari beton betulang K-225 yang diproduksi dengan batcher plant dan dipasang didekat hilir lokasi bendungan dan diangkut ke lokasi penempatan dengan Agitator Truck dan dilakukan dengan concrete pump dan setelah ditempatkan segera dipadatkan menggunakan vibrator. Pelaksa- naannya diawali dengan penggalian pondasi kemudian pembetonanan bertulang. I. Pekerjaan jalan Pekerjaan jalan masuk merupakan pelebaran dan peningkatan jalan desa yang sudah ada sepanjang 2,8 km di kiri dan kanan sungai selebar 4,0 m dan dilanjutkan dengan jalan hantar ke lokasi sepanjang 869 m. 1. Pengukuran atau uitzet jalan sesuai yang direncanakan. 2. Penggalian tanah biasa dan galian tanah lapuk menggunakan backhoe dan bulldozer yang kemudian diangkut dengan tractor shovel untuk dimuat dump truck menuju spoil bank. 3. Pemadatan tanah agar jalan tidak longsor dan agar teratur. 4. Pengaspalan jalan. J. Pekerjaan bangunan fasilitas Setelah pekerjaan maindam, cofferdam, spillway, dan conduit selesai mulai pembangunan fasilitas sepert rumah jaga, musholla, gudang, klinik, menara air, pos pandang, rumah/mesh karyawan, gudang peralatan dan tempat duduk bagi wisatawan. K. Pekerjaan listrik Pekerjaan listrik meliputi penyediaan listrik di suplai dan dipasang oleh PLN. Penyediaan generator dengan mesin diesel diperlukan pula untuk keperluan cadangan tenaga listrik apabila sewaktu-waktu aliran listrik dari PLN padam. Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu : Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir; Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya; Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah; Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi; Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung. Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor, yaitu Keadaan Topografi 1. Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari; 2. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan; Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi. Keadaan Hidrologi Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung. Kondisi Topografi Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu 1. Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi. 2. Trase saluran induk terletak di tempat yang baik. Kondisi Hidraulik dan Morfologi 1. Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir; 2. Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir; 3. Tinggi muka air pada debit banjir rencana; 4. Potensi dan distribusi angkutan sedimen. Kondisi Tanah Pondasi Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan karena arus dan sebagainya. Biaya Pelaksanaan Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.