Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

F DENGAN DIAGNOSA MEDIS


BRONKOPNEUMONIA DI RUANGAN PICU
RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

Oleh

Nama : Novalina Bakari


Nim : 711490121036
Kelas :A
Prodi : Ners Lanjutan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKOPNEUMONIA
A. Pengertian
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-
paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih, 2013).
Jadi bronkopneumonia adalah radang paru terutama pada bagian bronkus dan alveolus yang
berada di sekitarnya, serta terjadi konsolidasi area berbercak, yang sebelumnya didahului
dengan adanya infeksi pada saluran pernapasan bagian atas.

B. Etiologi
Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat memiliki mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk,
adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ dan
sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan
jamur, antara lain :
1. Bakteri :Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella
2. Virus :Legionella Pneumoniae
3. Jamur :Aspergillus Spesies, Candida Albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama (Nurarif dan Kusuma, 2015).

C. Patofisiologi dan Web Caution


Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur,
bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet) invasi ini
dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh.
reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana ketika terjadi peradangan ini tubuh
menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama sekret semakin
menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien dapat
merasa sesak. Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-kelamaan sekret dapat sampai ke
alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di paru.
Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora normal
dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.
Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru. terdapatnya bakteri didalam
paru menunjukkan adanya gangguan daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat
berkembang biak dan mengakibatkan timbulnya infeksi penyakit. masuknya
mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain
inhalasi langsung dari udara, aspirasi dari bahan- bahan yang ada dinasofaring dan
orofaring serta perluasan
D. Tanda dan Gejala
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas selama beberapa hari.
1. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 390-400C
2. Mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.
3. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping
hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.
4. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah
beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif
(Bennete, 2013).

Dalam pemeriksaan fisik penderita pneumonia khususnya bronkopneumonia


ditemukan hal-hal sebagai berikut (Bennete, 2013):
1. Pada inspeksi : terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan
pernapasan cuping hidung.

Tanda objektif yang merefleksikan adanya distres pernapasan adalah

a. retraksi dinding dada


b. penggunaan otot tambahan yang terlihat dan cuping hidung
c. orthopnea
d. pergerakan pernafasan yang berlawanan.

Tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama inspirasi melawan resistensi


tinggi jalan nafas menyebabkan retraksi bagian-bagian yang mudah terpengaruh pada
dinding dada, yaitu jaringan ikat inter dan sub kostal, dan fossae supraklavikula dan
suprasternal. Kebalikannya, ruang interkostal yang melenting dapat terlihat apabila
tekanan intrapleura yang semakin positif.Retraksi lebih mudah terlihat pada bayi baru
lahir dimana jaringan ikat interkostal lebih tipis dan lebih lemah dibandingkan anak
yang lebih tua.

Kontraksi yang terlihat dari otot sternokleidomastoideus dan pergerakan fossae


supraklavikular selama inspirasi merupakan tanda yang paling dapat dipercaya akan
adanya sumbatan jalan nafas. Pada infant, kontraksi otot ini terjadi akibat “head
bobbing”, yang dapat diamati dengan jelas ketika anak beristirahat dengan kepala
disangga tegal lurus dengan area suboksipital. Apabila tidak ada tanda distres
pernapasan yang lain pada “head bobbing”, adanya kerusakan sistem saraf pusat dapat
dicurigai.

Pengembangan cuping hidung adalah tanda yang sensitif akan adanya distress
pernapasan dan dapat terjadi apabila inspirasi memendek secara abnormal (contohnya
pada kondisi nyeri dada). Pengembangan hidung memperbesar pasase hidung anterior
dan menurunkan resistensi jalan napas atas dan keseluruhan.Selain itu dapat juga
menstabilkan jalan napas atas dengan mencegah tekanan negatif faring selama
inspirasi.    
2. Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus
selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps
paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.
3. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
4. Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.
Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan berulang
dengan spektrum frekuensi antara 200-2000 Hz. Bisa bernada tinggi ataupun rendah
(tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang mendominasi), keras atau lemah
(tergantung dari amplitudo osilasi) jarang atau banyak (tergantung jumlah crackles
individual) halus atau kasar (tergantung dari mekanisme terjadinya).Crackles dihasilkan
oleh gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/jalan napas kecil
yang tiba-tiba terbuka.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau beberapa lobus
yang bebercak-bercak.
2. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.
3. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang
berhubungan dengan oksigen.
4. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untu
mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan.
F. Penatalaksanaan
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu secara asuhan
keperawatan dan medis

1. Asuhan keperawatan
a. Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang
mengalami gangguan bersihan jalan nafas
b. Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
c. Memberikan kompres untuk menurunkan demam
d. Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan
e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADLs
f. Monitor tanda-tanda vital
g. Kolaborasi pemberian O2
h. Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi

2. Medis

a. Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan gentamicin.


Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita, dan kuman penyebab.
b. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk transpor muskusilier
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus  Pengkajian
Usia bronkopneumoni sering terjadi pada anak. Kasus terbanyak sering terjadi pada anak
berusia dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi berusia kurang dari 2
bulan, tetapi pada usia dewasa juga masih sering mengalami bronkopneumonia.
1. Keluhan Utama : sesak nafas
2. Riwayat Penyakit
a) Pneumonia Virus : didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran nafas, termasuk renitis
(alergi) dan batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada pneumonia bakteri.
b) Pneumonia Stafilokokus (bakteri) : didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut
atau bawah dalam beberapa hari hingga seminggu, kondisi suhu tubuh tinggi, batuk
mengalami kesulitan pernapasan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas riwayat penyakit fertusis yaitu
penyakit peradangan pernapasan dengan gejala bertahap panjang dan lama yang disertai
wheezing (pada Bronchopneumonia).
4. Pengkajian Fisik
a) Inspeksi : Perlu diperhatikan adanya takhipnea, dispnea, sianosis sirkumoral,
pernafasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi
produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik nafas pada pneumonia berat, tarikan
dinding dada akan tampak jelas.
b) Palpasi : Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba
mungkin meningkat pada sisi yang sakit dan nadi mengalami peningkatan.
c) Perkusi : Suara redup pada sisi yang sakit.
d) Auskultasi : Pada pneumoniakan terdengar stidor suara nafas berjurang, ronkhi halus
pada sisi yang sakit dan ronkhi pada sisi yang resolusi, pernafasan bronchial,
bronkhofoni, kadang-kadang terdenar bising gesek pleura.
5. Data Fokus
a) Pernapasan
 Gejala  : takipneu, dispneu, progresif, pernapasan dangkal, penggunaan obat
aksesoris, pelebaran nasal.
 Tanda : bunyi napas ronkhi, halus dan melemah, wajah pucat atau sianosis bibir
atau kulit
b) Aktivitas atau istirahat
 Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
 Tanda : penurunan toleransi aktivitas, letargi
c) Integritas ego : banyaknya stressor
d) Makanan atau cairan
 Gejala ; kehilangan napsu makan, mual, muntah
 Tanda: distensi abdomen, hiperperistaltik usus, kulit kering dengan tugor kulit
buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)
e) Nyeri atau kenyamanan
 Gejala  : sakit kepala, nyeri dada (pleritis), meningkat oleh batuk, nyeri dada
subternal (influenza), maligna, atralgia.
 Tanda  : melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada posisi yang
sakit untuk membatasi gerakan).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas efektif b/d hipersekresi jalan nafas
(D.0001)
Kategori : fisiologis
Subkategori : Respirasi
Definisi : ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten.
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus/kapiler
(D.0003)
Kategori : fisiologis
Subkategori : respirasi
Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolus/kapiler
3. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
(D.0019)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : nutrisi dan cairan
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
4. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d diare
(D.0037)
Kategori : fisiologi
Subkategori : nutrisi dan cairan
Definisi : beresiko mengalami perubahan kadar serum elktrolit
5. Intolerasi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(D.0056)
Kategori : fisiologi
Subkategori : aktivitas dan istrahat
Definisi : ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari
6. Hipertermia b.d Proses penyakit
(D.0130)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Kemanan dan Proteksi
Definisi: Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
7. Pola nafas tidak efektif b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
(D.0005)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
Definisi: kelebihan atau kekurangan oksigen dan/atau eliminasi karbondioksida pada
membrane alveolus-kapiler
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Standar Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia ( SDKI ) Indonesia ( SLKI ) ( SIKI )
1. Bersihan jalan nafas efektif b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi
hipersekresi jalan nafas keperawatan diharapkan bersihan 1. Monitor pola nafas (mis. Frekuensi,
kedalaman usaha nafas)
(D.0001) jalan nafas meningkat, Dengan
2. Monitor bunyi nafas (mis. Mengi,
Kategori : fisiologis criteria hasil : weezing, gurgling, ronchi kering
Subkategori : Respirasi 1. Batuk efektif 3. Monitor sputum
Terapeutik
Definisi : ketidakmampuan meningkat
4. Posisikan fowler atau semi fowler
membersihkan secret atau obstruksi 2. Produksi sputum 5. Berikan minum air hangat
jalan nafas untuk mempertahankan jalan menurun 6. Lakukan fisioterapi darah, jika perlu
7. Lakukan pengisapan lender kurang
nafas tetap paten. 3. Mengi menurun
dari 15 detik
4. Weezing menurun 8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
9. Anjurkan asupan cairan 2000ml per
hari, jika tidak kontraindikasi
10. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspetoran, mukolitik, jika perlu

2. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi


perubahan membrane alveolus/kapiler keperawatan diharapkan 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
(D.0003) pertukaran gas meningkat, 2. Monitor efektifitas terapi oksigen
Kategori : fisiologis Dengan kriteria hasil : (mis.oksimetri)
Subkategori : respirasi 1. Dispnea menurun Terapeutik
Definisi : kelebihan atau kekurangan 2. Bunyi napas 3. Bersihkan seckret pada mulut dan
oksigenasi dan/atau eliminasi tambahan menurun hidung
karbondioksida pada membrane 3. Napas cuping 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
alveolus/kapiler hidung menurun Edukasi
4. Pola napas 5. Ajarkan pasien dan keluarga cara
membaik menggunakan oksigen d rumah
5. Sianosis membaik Kolaborasi
6. Kolaborasi pemantauan dosis
oksigen

3. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan


Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
menelan makanan keperawatan diharapkan status
2. Monitor asupan makanan
(D.0019) nutrisi klien membaik, Dengan 3. Identifikasi perlunya penggunaan
Kategori : Fisiologis criteria hasil : selang NGT
Subkategori : nutrisi dan cairan 1. Kekuatan otot Terapi
1. Lakukan oral hygiene sebelum
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup penguyah meningkat
makan
untuk memenuhi kebutuhan 2. Kekuatan otot
2. Sajikan makanan secara menarik dan
metabolisme menelan meningkat
suhu yang sesuai
3. Frekuensi makan
membaik 3. Berikan makanan tinggi kalori dan
4. Nafsu makan protein
meningkat 4. Hentikan pemberian makanan
melalui selang NGT jika asupan oral dapat
di toleransi
Edukasi
5. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibuthkan, jika perlu

4. Risiko ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan Observasi


1. Monitor mual, muntah dan diare
b.d diare keperawatan diharapkan
2. Monitor kehilangan cairan
(D.0037) keseimbangan elektrolit
3. Monitor tanda dan gejala
Kategori : fisiologi meningkat, dengan kriteria hasil :
hipokalemia
Subkategori : nutrisi dan cairan 1. Serum natrium
4. Monitor tanda dan gejalan
Definisi : beresiko mengalami membaik
hiperkalemia
perubahan kadar serum elktrolit 2. Serum kalium
5. Monitor tandan dan gejala
membaik
hipornaretmia
3. Serum klorida
6. Monitor tandan dan gejala
membaik
hipernaretmia
7. Monitor tanda dan gejala
hipokalsemia
8. Monitor tanda dan gejala
hiperkalsemia
9. Monitor tanda dan gejalan
hipomagnesemia
10. Monitor tanda dan gejala
hipermagnesemia
Terapeutik
11. Atur interval dalam pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
12. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
13. Jelaskan tujuan dan prosedur keatas
14. Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
5. Intolerasi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan diharapkan tolerasi
yang mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen aktivitas meningkat, dengan
2. Monitor kelelahan fisik dan
(D.0056) kriteria hasil :
emosional
Kategori : fisiologi 1. Frekuensi nadi
3. Monitor pola dan jam tidur
Subkategori : aktivitas dan istrahat meningkat
4. Monitor lokasi dan ketidaknyaman
Definisi : ketidakcukupan energy untuk 2. Saturasi oksigen
selama melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
Terapeutik
3. Keluhan lelah 5. Sediakan lingkungan yang nyaman
menurun dan rendah stimulus (mis. Cahaya suara,
4. Dispnea saat kunjungan)
aktivitas menurun 6. Lakukan rentang gerak pasif
5. Dispnea setelah dan/atau aktif
aktivitas menurun 7. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
8. Fasilitasi duduk di tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
9. Anjurkan tirah baring\
10. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
11. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan srategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
6. Hipertermia (D.0130) b.d Proses Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipetermia (I.15506)
penyakit keperawatan diharapkan Observasi
Kategori : Fisiologis Hipertermia menurun, Dengan 1. Identifikasi penyebab hipetermia
Subkategori : Kemanan dan Proteksi criteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
Definisi: Suhu tubuh meningkat diatas 1. Menggil menurun Terapeutik
rentang normal tubuh 2. Suhu tubuh membaik 3. Sediakan lingkungan yang dingin
3. Suhu kulit membaik 4. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Kejang menurun 5. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Kompres)
6. Berikan cairan oral
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
intravena, jika perlu
7. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi keperawatan diharapkan pola 1. Monitor frekuensi, irama kedalaman
(D.0005) nafas membaik, Dengan criteria dan upaya napas
Kategori : Fisiologis hasil : 2. Monitor pola nafas (seperti :
Subkategori : Respirasi 1. Dispneea menurun bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Definisi: kelebihan atau kekurangan 2. Frekuensi nafas membaik kussmaul, cheyne-stokes)
oksigen dan/atau eliminasi 3. 3. Monitor kemampuan batuk
karbondioksida pada membrane 4. Monitor adanya sputum
alveolus-kapiler 5. Monitor adanya adanya sumbatan
jalan nafas
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
8. Alur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
9. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
10. jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
11. informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai