Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta, rasa dan
karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda : Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan
dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang
ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari
pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja : Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen.
Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana
proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami
lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia
yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos
berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan
hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih
mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat : Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya
dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti
hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai
kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi
nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level
kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian
melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan : Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi
menentukan wajah kebudayaan.
B. Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah
kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi
kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam
proses akulturasi ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan
( alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio transistor )
dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut
( penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-
unsur kebudayaan yang sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah
hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada
umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur kebudayaan
asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan
karena pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized ( mendarah daging,
menjiwai ) sehingga sukar untuk mengubahnya.
C. Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem
organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari ancaman bahaya,
menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan organism
hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu
tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi.
Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja
ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga
timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola
tindakan manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya,
dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku
atau tindakan seorang individu disebut “ Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga
berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas
berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di definisikan
sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup
kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para
ahli psikologi.
Kebiasaan ( Habit)
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan
individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka
setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas
menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan
ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau
memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara
kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana kebudayaan itu
mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Kepribadian umum
Para pengarang etnografi sering mencantumkan suatu pelukisan tentang watak atau kepribadian umum
dari para warga suatu kebudayaan dalam karyanya.pelukisan itu didapat dari kesan yang diperoleh saat
bergaul dengan individu yang diteliti. Pergaulan inilah yang akan menimbulkan kesan yang nantinya
secara umum akan dipresentasikan dalam setiap karyanya. Abad ke 20 ada pakar psikologi A. Kardiner, R
Linton tahun 1930-an mengembangkan metode yang eksak untuk mengukur kepribadian umum. Bahan
etnografinya dikumpulkan Linton sedangkan Kardiner menerapkan metode-metode psikologi dan
menganalisa data psikologinya yang dituangkan dalam karyanya “ The Individual And His Society”( 1938)
Mereka menemukan konsep basic personality structure atau kepribadian dasar karena pada umumnya
masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayanaan yang sama selama pertumbuhan.
Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya dari kecil. Juga dengan pengaruh
kebiasaan yang tertanam dari sejak kecil karena terus mengikuti adat dan norma yang telah ditetapkan.
Metode penelitian kepribadian umum dengan cara mempelajari adat istiadat pengasuhan anak terus
dikembangkan sehingga berkembang menjadi bagian antropologi yan dinamakan personality and
culture.
Kepribadian dan Kebudayaan Barat serta Kepribadian dan Kebudayaan Timur
Dalam banyak tulisan banyak dibahas tentang perbedaan kepribadian dari kebudayaan barat dan timur.
Konsep barat-timur dicetuskan pada pertengahan abad 19 ketika kolonialisme berkembang dari negara
Eropa Barat. Kebudayaan bangsa timur yang awalnya masih asli dan tradisional terus mendapat
pengaruh terutama setelah masuknya system pendidikan sekolah Eropa Barat. Mereka mengalami
perubahan menyusul masuknya pengaruh kebudayaan barat yang didsebut modernisasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Kepribadian seseorang terbentuk karena beberapa faktor, antara lain faktor biologis yang merupakan
faktor bawaan, dan juga terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Kebudayaan dapat terbentuk atas
dasar kepribadian-kepribadian yang “seragam” dan “disepakati” menjadi seuatu kebiasaan oleh
individu-individu yang ada dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini kepribadian memberikan kontribusi
terhadap terbentuknya budaya. Pun budaya dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang
sebagai nilai-nilai yang mempengaruhi pola keseharian seorang individu dalam masyarakat yang
menganut nilai budaya tersebut.