Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7

Dwi Pratiwi (20181220022)


Lutfiah Faiqotul (20181220025)
Gadis dwitya P.(20181220147)
Indah Nur Kholidah (20181220148)

1. Sebutkan prosedur akuntansi yang anda ketahui


1. Identifikasi Transaksi
2. Analisis transaksi
3. Pencatatan transaksi dalam jurnal
4. Posting buku besar
5. Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian
6. Penyusunan neraca saldo dan jurnal penyesuaian
7. Menyusun jurnal penutup
8. Menyusun neraca salso dan jurnal pembalik

2. Jelaskan kekuatan bukti audit menurut klasifikasinya dari segi kelemahan dan
kekuatan dan berikan contoh buktinya (berupa dokumennya)
1. Bukti Fisik.
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung
dengan melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya,
pemeriksaan fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan
salah satu bukti yang mungkin paling akurat di dalam auditing. Sehingga jika anda
memiliki bukti fisik. Maka tidak heran jika anda tidak perlu khawatir apabila
memiliki bukti fisik.
2. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung, contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing
untuk penjumlahan baik secara horizontal ataupun sebaliknya. Bukti matematis ini
mungkin perlu proses untuk mendapatkannya. Bukti ini bersifat kuantitatif dan
juga sesuai namanya yaitu matematis. Adanya bukti ini memperjelas apakah
pekerjaan klien anda teliti atau tidak dalam pembuatan jurnal. (Baca: Manfaat
Jurnal Khusus)
3. Bukti Perbandingan
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya
4. Bukti Dokumenter
Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit,
selain pencatatan manual.(Baca : Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang)
Dalam bukti dokumenter sendiri terbagi menjadi beberapa bagian diantarnya, bukti
yang dibuat oleh pihak luar dan dikirimkan langsung kepada tim auditor. Selain itu
bukti yang sudah dibuat pihak luar namun dikirim kepada auditor melalui kliennya.
Terakir yakni bukti yang dibuat dan disimpan oleh klien saja. Bukti yang pertama
memiliki kredibilitas sangat tinggi dibanding bukti dokumenter lainnya.
5. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.
Cara Membuat Laporan Keuangan
Pengertian Jurnal Umum Pengertian Jurnal Penerimaan Kas Karena itulah catatan
akuntansi dipergunakan untuk bukti yang bisa mendukung kegiatan auditing.
Terutama karena catatan merupakan sistem yang sudah pasti dilakukan semua
akuntan dimanapun. (Baca: Pengertian Akuntansi Keuangan)
6. Bukti Pengendalian Internal
Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor
bisa mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila
resiko pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang
direncanakan harusnya rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa
kegiatan dan bukti ini cukup sulit.
7. Bukti Surat
Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan. (Baca: Cara Membuat Jurnal Umum )
Bukti tertulis merupakan bukti yang sampai saat ini masih akurat dan diperhitungkan
kebutuhannya. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang berkaitan
dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal
dari pihak ketiga. Bukti tertulis juga dibuat oleh manajemen bisa berasal dari
organisasi klien tersebut.
8. Bukti Lisan atau Wawancara
Bukti lisan atau wawancara merupakan bukti selanjutnya adalah hal audit. Auditor
dalam melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia, sehingga
ia memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam bentuk
wawancara. Masalah dapat ditanyakan langsung pada pihak terkait meliputi kebijakan
akuntansi, lokasi dokumen serta adanya pelaksanaan yang tidak wajar terjadi. Hal ini
akan lebih valid jika auditor tetap melangsungkan wawancara demi mendapat
jawaban dan bukti lisan. (Baca: Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi)
9. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang
unsur tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan
informasi dari pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.
Dalam konfirmasi sendiri ada yang memiliki nilai positif seperti halnya persetujuan,
konfirmasi negatif atau mereka yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang telah ditanyakan. Lalu terakhir adalah blank confirmation, dimana
konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan informasi lain atau jawaban
atas suatu hal yang sedang ditanyakan.
10. Bukti Analitik
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik meliputi
juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan
tahun yang sudah lewat. (Baca: Fungsi Laporan Keuangan)
Dalam perusahaan terutama, tahun sebelumnyapun masih menjadi dasar dan acuan
untuk pertimbangan. Bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan objek
pemeriksaan yang memerlukan pemeriksaan mendalam.
11. Bukti Keterangan
Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar,
dimana hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki
informasi. Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang
memastikan buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran
Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor mengingat terkadang pengumpulan bukti
dilakukan oleh auditor baik menggunakan dokumen ke catatan akuntansi ataupun
sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan para auditor dalam menemukan jenis
bukti audit lain. (Baca: Jenis Jenis Akuntansi)
13. Bukti Observasi
Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur
audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.
14. . Bukti Perhitungan
Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan
counting, tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah
hasil pekerjaan benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan.
Perhitungan ini sejenis dengan pengujian detail transaksi, hal ini berguna untuk
mendapatkan kebenaran transaksi, ketepatan otoritas transaksi akuntansi klien dan
kebenaran. Jika auditor memiliki keyakinan bahwa transaksi tersebut telah dicatat
dengan tepat maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total buku besar tentulah
benar. (Baca: 10 Pengertian Akuntansi Piutang)
15. Bukti Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit. (Baca: Unsur
Unsur Laporan Keuangan)
Bukti audit memiliki variasi yang cukup banyak pengaruhnya, sehingga auditor
independen dalam rangka memberikan pendapat mengenai laporan keuangan auditan.
Relevansi, ketepatan waktu serta real atau objektif merupakan bukti audit yang
dibutuhkan dan juga diharapkan.(Baca: Jenis Jenis Laporan Keuangan)
Adanya cukup banyak jenis bukti audit ini menunjukan bahwa keuangan dan
laporannya merupakan hal yang harus memiliki perhatian ekstra, agar tidak terjadi
kesalahan dan berujung pada salah paham atau berimbasnya baik klien, karyawan atau
auditor itu sendiri. Agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan ketika dilakukan
auditing

Contoh bukti audit konfirmasi


Bukti Konfirmasi atas:Kas keluar dan masuk bank, Piutang usaha dari pelanggan,
Persediaan dalam gudang umumdari gudang kustodian, Hutang obligasi dari
perwalian, Persyaratan sewa guna usaha daripihak yang menyewakan,Bagian saham
biasa yang dimiliki dari pencatat saham. Auditordapat meminta konfirmasi tentang
syarat-syarat perjanjian atau transaksi yang dimiliki olehsuatu entitas dengan pihak
ketiga; permintaan konfirmasi dapat dirancang untuk memintaketerangan apakah telah
terjadi modifikasi atas perjanjian, dan hal-hal penting yg berhubungan dgn perusahaan
tsb.

Anda mungkin juga menyukai