Waktu Dalam Perspektif Al-Qur'an
Waktu Dalam Perspektif Al-Qur'an
Murniyetti
Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Email: murniyetti@gmail,com
Abstrak
Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim yang ideal adalah pribadi
yang menghargai waktu. Seorang muslim memiliki kewajiban untuk
mengelola waktunya dengan baik. Al-Quran dan Hadis menjelaskan bahwa
pengelolaan waktu yang baik dalam segala aktifitas kehidupan adalah salah
satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan.
Abstract
In perspextive of Islam, a good Muslim is a person who appreciate his/her
time. Every Muslim has to manage their time well. Qur’an and Hadith
explained that the good time management of Muslim in every activities is an
indicator of faith and loyalty for religion.
93
94 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016
pribadi yang menghargai waktu. masa depan, dan juga ukuran durasi
Seorang muslim memiliki kewajiban kejadian dan interval. Waktu telah lama
untuk mengelola waktunya dengan menjadi subjek utama penelitian dalam
baik. Ajaran Islam menganggap agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan.
pemahaman terhadap hakikat Namun demikian, berbagai bidang
menghargai waktu sebagai salah satu seperti bisnis, industri, olahraga, ilmu
indikasi keimanan dan bukti pengetahuan, musik, tari, dan teater
ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam hidup semua menggabungkan beberapa
surah al-Furqan/25: 62 yang artinya; gagasan waktu ke dalam sistem
“Dan Dia (pula) yang menjadikan masing-masing pengukuran.
malam dan siang silih berganti bagi Malik bin Nabi menulis dalam
orang yang ingin mengambil pelajaran bukunya Syuruth an-Nahdhah juga
atau orang yang ingin bersyukur. memberikan pengertian waktu
Syukur berarti mensyukuri nikmat sebagaimana dikutip oleh Shihab
Allah yang diberikan kepada kita, (2007), “waktu adalah sungai yang
mensyukuri kesempatan yang diberikan mengalir ke seluruh penjuru sejak
Allah kepada kita, mensyukuri potensi dahulu kala, melintasi pulau, kota dan
yang diletakkan Allah dalam diri kita, desa, membangkitkan semangat atau
untuk kemudian kita gali, kita meninabobokan manusia. Ia diam
kembangkan dan kita aktualisasikan seribu bahasa, sampai-sampai manusia
untuk kepentingan masyarakat dan sering tidak menyadari kehadiran
umat. waktu dan melupakan nilainya,
walaupun segala sesuatu~selain
Term Waktu dalam Al-Quran Tuhan~ tidak akan mampu melepaskan
Waktu atau masa adalah seluruh diri darinya.”
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, Manusia harus memanfaatkan
atau keadaan berada atau berlangsung. waktu seefektif dan seefisien mungkin,
Dalam hal ini, skala waktu merupakan karena manusia tidak dapat melepaskan
interval antara dua buah diri dari waktu dan tempat. Mereka
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan mengenal masa lalu, kini dan masa
lama berlangsungnya suatu kejadian. depan, sebagaimana mereka mengenal
Kehidupan manusia tidak lain adalah tempat dimana mereka berada.
waktu yang ia lewati dari saat ia lahir Kehadiran waktu ini bertujuan untuk
sampai meninggal. Waktu juga dapat dimanfaatkan oleh manusia
merupakan harta yang paling mulia. dalam menyelesaikan tugas-tugasnya di
Oleh karena itu, sudah seharusnya muka bumi.
waktu dimanfaatkan dengan sebaik- Menurut Shihab (2009a) al-
baiknya untuk melakukan hal-hal yang Quran menggunakan beberapa kata
berguna. untuk untuk menunjukkan pengertian
Waktu adalah bagian dari waktu, seperti;
struktur dasar dari alam semesta, 1. Ajal; Setiap umat mempunyai batas
sebuah dimensi di manaperistiwa waktu berakhirnya usia (QS.
terjadi secara berurutan. Waktu Yunus/10: 49) Begitu juga
merupakan suatu dimensi di mana berakhirnya kontrak perjanjian kerja
terjadi peristiwa yang dapat dialami antara Nabi Syuaib dan Nabi Musa;
dari masa lalu melalui masa kini ke Dia berkata, ”Itulah (perjanjian)
Murniyetti, Waktu Dalam Perspektif al-Qur`an 95
antara aku dan kamu. Mana saja matahari, tetapi dapat juga dengan
dari kedua waktu yang ditentukan arti masa secara mutlak.
itu aku sempurnakan, maka tidak Memberikan kesan bahwa saat-saat
ada tuntutan tambahan atas diriku yang dialami oleh manusia harus
(lagi). Dan Allah adalah saksi atas diisi dengan kerja memeras keringat
yang kita ucapkan” (QS. al- dan pikiran.Waktu yang dimaksud
Qashash/28:28). Term Ajal memberi adalah waktu secara umum . Waktu
kesan bahwa segala sesuatu ada adalah modal utama manusia,
batas akhirnya apabila tidak diisi dengan kegiatan
2. Dahr, digunakan untuk saat yang positif, ia akan hilang begitu
berkepanjangan yang dilalui alam saja. Ia akan hilang dan ketika itu
raya dalam kehidupan dunia ini, jangankan keuntungan diperoleh,
sejak diciptakan Allah SWT sampai modalpun telah hilang. Ali bin Abi
akhirnya punahnya alam sementara Thalib pernah berkata bahwa rezeki
ini; “Bukankah telah pernah datang yang tidak diperoleh hari ini masih
(terjadi) kepada manusia satu dahr dapat diharapkan lebih dari itu
(waktu) sedangkan dia ketika itu diperoleh esok, tetapi waktu yang
belum merupakan sesuatu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat
dapat disebut (karena belum ada di diharapkan kembali esok.
alam ini?)” (QS. Al Insan/76:1).
Kesan yang dapat diambil bahwa Hakikat Waktu
segala sesuatu pernah tiada dan Allah Swt. barkali-kali
keberadaannya menjadikan dia bersumpah dengan menggunakan
terikat oleh waktu. “Dan merea berbagai kata yang menunjuk kepada
berkata, Kehidupan ini tidak lain waktu tetrtentu seperti; dalam al-Quran
saat kita berada di dunia, kita mati kata yang digunakan dalam
dan kita hidup, dan tidak ada yang menentukan waktu sedikit agak
membinasakan (mematikan) kita banyak, bahkan Allah Swt. berkali-kali
kecualai dahr (perjalanan waktu bersumpah dengan menggunakan
yang dilalui oleh alam)” (QS. Al- berbagai kata yang menunjuk pada
Jatsiyah/45:24). waktu-waktu tertentu seperti, wal ashr
3. Waqt, digunakan dalam arti batas (demi masa), wa al-lail (demi malam),
akhir, kesempatan atau peluang wa dhuha, (demi waktu matahari
untuk menyelesaikan suatu sepenggalahan naik) wa al-nahar (demi
peristiwa. Karena itu sering al- siang), wa al-subhi (demi waktu
Quran menggunakankan dalam shubuh), wa al-fajr (demi waktu fajar),
konteks kadar tertentu dari satu dan lain-lain;
masa; “Sesungguhnya shalat itu 1. Demi masa. Sesungguhnya
adalah kewajiban kepada orang manusia itu benar-benar dalam
mukmin yang tertentu waktu- kerugian (QS. Al-Ashr/103 : 1-2)
waktunya” (QS. Al-Nisa’/4;103). 2. Dan siang apabila
Term waqt dapat diartikan sebagai menampakkannya, dan malam
batas akhir suatu kesempatan untuk apabila menutupinya(QS. Al-
menyelesaikan pekerjaan. Lail/92 :1-2)
4. Ashr, kata ini biasa diartikan sebagai 3. Demi waktu matahari
waktu menjelang terbenam sepenggalahan naik, dan demi
96 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016
malam apabila telah sunyi dan mereka bahwa perhitungan waktu dapat
gelap (QS. Al-Dhuha/93 : 1-2) ditentukan melaui bulan. Dalam hal ini
4. Demi waktu fajar. Dan malam yang adalah penentuan awal dan akhir
sepuluh (QS. Al-Fajri/89: 1-2) pelaksanaan ibadah haji.
5. Dan demi waktu subuh apabila Dalam ayat lain Allah
fajarnya mulai menyingsing (QS. menegaskan bahwa jangan membuang
Al-Takwir/81) waktu untuk mendapat ampunan Allah
Ayat-ayat di atas menunjukkan dan berbuat kebajikan pada setiap
betapa pentingnya waktu dalam waktu (kesempatan), “Dan
kehidupan manusia ini, karena Allah bersegeralah kamu kepada ampunan
tidak bersumpah terhadap sesuatu di dari Tuhanmu dan kepada surga yang
dalam Al-Qurankecuali untuk luasnya seluas langit dan bumi yang
menunjukkan kelebihan yang disediakan untuk orang-orang yang
dimilikinya. Menurut al-Qaththan bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang
(1992: 45), dipakainya sumpah dalam menafkahkan (hartanya), baik di waktu
kalamullah guna menghilangkan lapang maupun sempit, dan orang-
keraguan, melenyapkan orang yang menahan amarahnya dan
kesalahpahaman, menegakkan hujjah, memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menguatkan khabar dan menetapkan menyukai orang-orang yang berbuat
hukum dengan cara yang paling kebajikan” (QS. Ali Imran/3: 133-
sempurna. Sumpah menciptakan suatu 134). Orang-orang beriman adalah
hubungan yang spesifik antara sebuah orang yang dapat membaca situasi pada
pernyataan (penegasan), baik dalam waktu-waktu tertentu, sehingga dapat
bentuk khabar (berita) ataupun bentuk mengembangkan ilmu pengetahuannya
insya’ (tuntutan) dengan sesuatu yang dan untuk dapat mengetahui kekuasaan
memiliki kekuasaan dan Allah Swt., “Dan Dialah yang
kemuliaan/keagungan menurut menurunkan air hujan dari langit, lalu
pandangan orang yang menyatakan Kami tumbuhkan dengan air itu segala
sumpah. macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami
Quraish Shihab (2002b) keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
mencontohkan ketika beberapa orang tanaman yang menghijau, Kami
sahabat Nabi SAW mengamati keluarkan dari tanaman yang
keadaam bulan yang sedikit demi menghijau itu butir yang banyak; dan
sedikit berubah dari sabit ke purnama, dari mayang korma mengurai tangkai-
kemudian menjadi sabit kembali dan tangkai yang menjulai, dan kebun-
kemudian menghilang, mereka kebun anggur dan (Kami keluarkan
bertanya kepada Nabi, mengapa pula) zaitun dan delima yang serupa
demikian? Al-Quran pun menjawab; dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
Yang demikian itu adalah waktu-waktu buahnya di waktu pohonnya berbuah,
untuk manusia dan untuk menetapkan dan (perhatikan pula lah)
waktu ibadah haji (QS. Al-Baqarah/2: kematangannya. Sesungguhnya pada
189). Sehubungan dengan pertanyaan yang demikian itu ada tanda-tanda
sahabat Nabi di atas, Al-Quran tidak (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
menjawab sesuai dengan pertanyaan yang beriman.” (QS. Al-An’am/6:99).
mereka, tetapi memberikan jawaban Setiap bangsa mempunyai batas
lain yang sesuai dengan kepentingan waktu kejayaan atau keruntuhan, begitu
Murniyetti, Waktu Dalam Perspektif al-Qur`an 97
pula setiap manusia mempunyai waktu “Kamu tidak berada dalam satu
kesempatan dan kesempitan, maka keadaan dan tidak membaca
manusia harus memanfaatkannya. suatu ayat dari Al-Qurandan
Seperti dijelaskan dalam beberapa ayat kamu tidak mengerjakan suatu
Al-Quran berikut: pekerjaan melainkan Kami
“Tiap-tiap umat mempunyai menjadi saksi atasmu di waktu
batas waktu; maka apabila telah kamu melakukannya. Tidak luput
datang waktunya mereka tidak dari pengetahuan Tuhanmu
dapat mengundurkannya barang biarpun sebesar zarrah (atom) di
sesaatpun dan tidak dapat (pula) bumi ataupun di langit. Tidak
memajukannya”. (QS. Al- ada yang lebih kecil dan tidak
A’raf/7: 34). (pula) yang lebih besar dari itu,
“Dan janganlah kamu duduk di melainkan (semua tercatat)
tiap-tiap jalan dengan menakut- dalam kitab yang nyata (Lauh
nakuti dan menghalang-halangi Mahfuzh).” (QS. Yunus/10: 61).
orang yang beriman dari jalan Banyak manusia tertipu di dalam
Allah \, dan menginginkan agar keduanya, itu artinya, orang yang
jalan Allah itu menjadi bengkok. mampu memanfaatkan hanya sedikit.
Dan ingatlah di waktu dahulunya Kebanyakan manusia justru lalai dan
kamu berjumlah sedikit, lalu tertipu dalam memanfaatkannya.
Allah memperbanyak jumlah Karena itu Allah telah menyatakan
kamu. Dan perhatikanlah bahwa Ulul Albab lah orang–orang
bagaimana kesudahaan orang- yang mampu memanfaatkan waktunya
orang yang berbuat untuk taat kepada Allah, sebagaimana
kerusakan”.(QS. Al-A’raf/7: 86). firman-Nya;“Sesungguhnya dalam
Mereka menanyakan kepadamu penciptaan langit dan bumi, dan silih
tentang kiamat: “Bilakah bergantinya malam dan siang terdapat
terjadinya?” Katakanlah: tanda-tanda bagi orang-orang yang
“Sesungguhnya pengetahuan berakal”. (QS. Ali Imran/3 : 190). Ayat
tentang kiamat itu adalah pada ini menunjukkan bahwa Ulul Albab
sisi Tuhanku; tidak seorangpun (para cerdik cendikia) bukanlah orang
dapat menjelaskan waktu yang mampu menghafal kata-kata
kedatangannya selain Dia. maupun sususan huruf yang tertulis di
Kiamat itu amat berat (huru dalam buku atau mampu menjawab
haranya bagi makhluk) yang di soal-soal ujian di suatu sekolah, akan
langit dan di bumi. Kiamat itu tetapi Ulul Albab adalah orang yang
tidak akan datang kepadamu mampu melihat kejadian yang ada
melainkan dengan tiba-tiba”. disekitarnya dan memanfaatkan waktu
Mereka bertanya kepadamu yang ada, selanjutnya diramu menjadi
seakan-akan kamu benar-benar bekal di dalam kehidupan ini, untuk
mengetahuinya. Katakanlah: kemudian diteruskan dengan
“Sesungguhnya pengetahuan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat
tentang hari kiamat itu adalah di bagi kepentingan manusia.
sisi Allah, tetapi kebanyakan Begitu pentingnya waktu yang
manusia tidak mengwetahui”. ada, sehingga Allah akan meminta
(QS. QS. Al-A’raf/7: 187). pertanggungjawaban dari setiap
98 Jurnal Ulunnuha Vol.6 No.1/Juni 2016