Anda di halaman 1dari 6

13

BAB III

MATERI DAN METODE

Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung limbah kecambah kacang

hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 – 30 April 2016 di Laboratorium Ilmu

Nutrisi dan Pakan, Departemen Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian,

Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1. Materi

Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 120 ekor itik

Magelang jantan umur 4 minggu yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok

berdasarkan rata-rata bobot badan 930,66 ± 136,29 g. Peralatan yang digunakan

yaitu kandang litter dengan 20 unit percobaan, kandang battery, instalasi listrik,

sekam, tempat pakan dan minum, pisau dan gunting untuk pembedahan itik,

timbangan digital untuk menimbang bobot organ dan pita ukur untuk mengukur

panjang organ. Bahan pakan yang digunakan yaitu tepung limbah kecambah

kacang hijau, jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan dan top mix.

3.2. Metode

3.2.1. Tahap persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan kandang, persiapan peralatan

dan persiapan pakan. Persiapan kandang dimulai dengan pembersihan area


14

kandang, pengapuran kandang dan pembersihan peralatan dengan menggunakan

desinfektan. Kandang dibagi menjadi 20 unit percobaan masing-masing berukuran

100 cm x 100 cm yang diisi 6 ekor itik. Persiapan peralatan yaitu menyiapkan

seluruh peralatan yang digunakan yaitu tempat pakan dan minum itik. Tahap

persiapan pakan meliputi pengadaan bahan pakan, menganalisis semua bahan

pakan yang akan digunakan untuk menyusun pakan mulai dari limbah kecambah

kacang hijau yang dihaluskan menjadi tepung, jagung kuning, bekatul, bungkil

kedelai, tepung ikan dan top mix, penyusunan dan pembuatan pakan. Kandungan

nutrien bahan penyusun pakan itik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Penyusun Pakan

Bahan Pakan EM1) PK2) LK 2) SK2) Ca3) P3)


--(kkal/kg)-----------------------(%)------------------------
Jagung 3413,16 7,36 0,75 0,64 0,01 0,14
Dedak 2846,05 8,21 12,41 21,68 0,03 0,47
Bungkil kedelai 2230,00 49,68 0,36 2,60 0,17 0,62
Tepung ikan 2919,10 31,49 12,38 8,63 7,33 0,88
Mineral mix 0 0 0 0 10,10 0,59
Limbah kecambah 2841,67 10,05 0,33 36,82 0,39 0,21
1)
Perhitungan berdasarkan rumus Balton (Siswohardjono, 1982)
EM = 40,81 x (0,87 x (PK + (2,25 x LK) + BETN + 2,5)
2)
Hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Universitas Diponegoro,
Semarang (2016)
3)
Hasil analisis mineral di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Universitas Diponegoro,
Semarang (2016)

Kandungan serat kasar dan oligosakarida dapat dilihat pada Tabel 3.

Penyusunan ransum dilakukan dengan menentukan berbagai komposisi bahan

pakan penyusun ransum setelah mengetahui kandungan nutrisi masing-masing

bahan pakan penyusunnya. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian

itik dapat dilihat pada Tabel 4.


15

Tabel 3. Kandungan Oligosakarida dan Komponen Serat Limbah


Kecambah Kacang Hijau

Komponen Kandungan Nutrien


------------------(%)-------------------
1)
Sukrosa 0,021
Arabinose1) 0,043
1)
Mannose 0,007
1)
Rafinose 0,005
Acid Detergent Fiber2) 10,43
2)
Neutral Detergent Fiber 18,65
1)
Hasil analisis oligosakarida di Laboratorium Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor (2016)
2)
Hasil analisis van soest di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Universitas Diponegoro,
Semarang (2016)

Tabel 4. Komposisi dan Kandungan Nutrien Pakan Penelitian

Ransum Perlakuan
Bahan Pakan
T0 T1 T2 T3
-------------------------(%)------------------------
Jagung 40 40 41 40
Dedak 27 22 15 12
Bungkil Kedelai 22 22 23 22
Tepung Ikan 10 10 10 10
Top Mix 1 1 1 1
Limbah Kecambah 0 5 10 15
Total 100 100 100 100
Energi Metabolisme (kkal/ kg) 2916,21 2915,99 2915,28 2915,55
Protein Kasar (%) 19,23 19,33 19,82 19,51
Serat Kasar (%) 7,54 8,30 8,65 9,81
Lemak Kasar (%) 4,96 4,36 3,52 3,15
Kalsium (%) 0,88 0,90 0,92 0,93
Fosfor (%) 0,41 0,40 0,38 0,37
Dihitung berdasarkan kandungan nutrien bahan pakan dari Tabel 2

3.2.2. Tahap pemeliharaan

Tahap pemeliharaan itik dimulai dari umur 4 minggu. Itik ditimbang secara

acak saat tiba dikandang dan dikelompokkan sesuai bobot badan. Adaptasi
16

dilakukan pada umur 5 minggu. Pakan perlakuan diberikan pada umur 6 minggu

sampai 10 minggu secara ad libitum. Pemberian pakan dan pemberian air minum

dilakukan secara ad libitum. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi hari

untuk menghitung konsumsi pakan setiap harinya. Pembersihan kandang

dilakukan setiap pagi. Pengukuran suhu dan kelembaban kandang setiap pagi,

siang, sore dan malam. Penggantian sekam dan penimbangan bobot badan

dilakukan setiap minggu untuk menghitung pertambahan bobot badan harian

(PBBH).

3.2.3. Tahap pengambilan data

Tahap pengambilan data meliputi pengukuran konsumsi ransum,

pertambahan bobot badan, dan pengukuran panjang dan penimbangan bobot organ

saluran pencernaan.

3.2.3.1. Konsumsi ransum. Konsumsi ransum dihitung berdasarkan selisih

ransum yang diberikan dengan sisa ransum setiap hari pada setiap kelompok

perlakuan.

3.2.3.2. Pertambahan bobot badan harian. Pertambahan bobot badan harian

(PBBH) dihitung dengan menggunakan rumus:

rataan bobot badan per ekor setiap minggu (gram)


PBBH =
7

3.2.3.3. Bobot dan panjang organ saluran pencernaan. Pengambilan data bobot

relatif dan panjang organ saluran pencernaan dilakukan pada saat itik berumur 9
17

minggu, satu ekor itik diambil secara acak dari tiap ulangan, sebelum dilakukan

penyembelihan itik dipuasakan selama 8 jam dan dilakukan penimbangan bobot

badan akhir itik. Pembedahan dimulai dari memisahkan organ saluran pencernaan

dari karkas, setiap bagian saluran pencernaan dipisahkan, dibersihkan ditimbang

diukur bobot dan panjang organ dengan teliti. Pengukuran panjang organ

menggunakan pita ukur. Bobot organ pencernaan masing-masing dihitung dengan

menggunakan rumus (Sumiati dan Sumirat, 2003) sebagai berikut:

Bobot masing-masing organ pencernaan (gram)


Bobot organ (%) = x 100%
Bobot hidup (gram)

Parameter yang diamati adalah bobot dan panjang organ pencernaan meliputi

esofagus, proventrikulus, ventrikulus, usus halus (duodenum, jejunum dan ileum),

sekum dan usus besar.

3.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok

(RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kelompok yaitu kelompok 1 bobot badan itik

601 - 700 g, kelompok 2 bobot badan itik 701 - 800 g, kelompok 3 bobot badan

itik 801 - 900 g, kelompok 4 bobot badan 901 - 1000 g, kelompok 5 bobot badan

1001 - 1100 g, dimana setiap kelompok terdiri dari 6 ekor itik. Perlakuan pada

pakan yang diberikan adalah:

T0 = pakan kontrol (tanpa tepung limbah kecambah kacang hijau)

T1 = pakan yang mengandung 5% tepung limbah kecambah kacang hijau

T2 = pakan yang mengandung 10% tepung limbah kecambah kacang hijau

T3 = pakan yang mengandung 15% tepung limbah kecambah kacang hijau


18

Model linear yang digunakan munurut Steel dan Torrie (1995):

Y ij = µ + τ i+ j+ εij ; i= 1,2,3,4 ; j= 1, 2, 3, 4, 5

Keterangan:

Yij = Nilai hasil pengamatan dari perlakuan penambahan tepung kulit


kecambah kacang hijau yang berbeda ke-i pada kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum
τ i = Pengaruh aditif perlakuan penambahan tepung kulit kecambah kacang
hijau ke-i
j = Pengaruh aditif kelompok ke-j
εij = Pengaruh galat percobaan pada bobot dan panjang organ saluran
pencernaan itik Magelang jantan ke-j yang memperoleh perlakuan
penambahan tepung kulit kecambah kacang hijau ke-i
i = Perlakuan (1,2,3,4)
j = Kelompok (1,2,3,4,5)

Hipotesis statistik pada penelitian adalah sebagai berikut:

H0 = τi = 0 ; tidak ada pengaruh perlakuan pemberian tepung limbah

kecambah kacang hijau pada ransum terhadap bobot dan panjang organ

saluran pencernaan itik Magelang jantan

H1 = Minimal ada satu τi ≠ 0 ; minimal ada satu pengaruh perlakuan

pemberian tepung limbah kecambah kacang hijau terhadap bobot dan

panjang organ saluran pencernaan itik Magelang jantan

Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dengan taraf signifikansi 5%. Jika

analisis menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05), akan dilanjutkan dengan uji

wilayah berganda Duncan.

Anda mungkin juga menyukai