Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESAREA

NY. A DIRUANG KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : TIKA PUSPARENI
NIM : PO7120520039
TINGKAT : II.B

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


LAHAT
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas


berkat rahmat dan karunia – Nyalah saya dari jurusan D-III
Keperawatan lahat dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan
dengan judul “section caesaria Ny. A diruang kebidanan”. Asuhan
Keperawatan ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Dengan asuhan keperawatan ini, semoga bisa memberi


tambahan dan pengertian mengenai hal yang terkait dengan section
caesaria dalam pelaksanaan keperawatan serta sebagai bahan rujukan
untuk keterampilan klinis perawat bagi pasien yang mengalami keluhan
selama partus section. Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini saya
menyadari banyak tedapat kekurangan dan keterbatasan didalamnya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan tugas asuhan
keperawatan ini. Semoga asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi kita
semua dan bagi saya sendiri khususnya.

Lahat, 15 Oktober 2021


DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................


LATAR BELAKANG .............................................................................
BAB II : TINJAUAN TEORITIS ..........................................................
DEFINISI ................................................................................................
ETIOLOGI KETUBAN PECAH DINI ....................................................
PATOFISIOLOGI....................................................................................
KOMPLIKASI KETUBAN PECAH DINI ...............................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG .............................................................
PROSES KEPERAWATAN ....................................................................
PENGKAJIAN .............................................................................
DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................
INTERVENSI ..............................................................................
BAB III : PENGKAJIAN DATA DASAR ............................................
PENGKAJIAN ........................................................................................
DIAGNOSA ............................................................................................
INTERVENSI ..........................................................................................
IMPLEMENTASI ....................................................................................
EVALUASI .............................................................................................
BAB IV : PENUTUP ..............................................................................
SARAN ...................................................................................................
KESIMPULAN ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di negara berkembang seperti di Indonesia kejadian

operasi Sectio caesarea yang semakin banyak sudah issue , tapi

ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari

data tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang

dilakukan, angka kematian ibu yang melahirkan sekitar 30

orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan

pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus

diupayakan sehingga pada tahun 1996 mencanangkan

“Gerakan Sayang Ibu” (GSI) dan mematok angka 2,25% dari

semua persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan

angka kematian ibu pada akhir 1999 (Cindy, dkk, 2005).

Indikasi sectio caesarea antara lain : Ibu / janin :

Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan induksi

persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu

(Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan

sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada

janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa,

Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan

janin salah satu cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi.

Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar.


Di negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar

antara 1,5% sampai dengan 7% dari semua persalinan

(Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section caesarea pada ibu

adalah disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor jalan

lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah

janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom,

2008).

Pre eklampsia atau peningkatan tekanan darah,

protenuria dan udem pada ibu hamil juga merupakan indikasi

dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan

pervaginaan dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau

eklampsia.

Eklampsia dapat menyebabkan kematian ibu bahkan

janin yang dikandungnya.Namun demikian operasi sectio

caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi section

caesarea antara lain perdarahan, infeksi (sepsis), dan cedera di

sekeliling struktur (usus besar, kandung kemih, pembuluh

ligament yang lebar,ureter) (Hacker, 2001).


Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu

melakukan asuhan keperawatan pada pasien post operasi sectio

caesarea. Melakukan pengkajian pada pasien, menentukan

diagnose yang bisa atau mungkin muncul, menyusun rencana

tindakan dan mengimplementasikan rencana tersebut serta

mengevaluasi hasilnya. Atas dasar uraian di atas, maka penulis

mengambil judul laporan ini: “Asuhan Keperawatan pada Ny.

A dengan Post Sectio Caesarea Rumah Sakit Umum Daerah

Batu Aji”.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Definisi

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi

inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin

sebelum proses persalinan dimulai.

1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang

berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi intra-amnion

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh

karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya

tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut.

Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi

yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo,

2002)

Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature

rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban

sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3

cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar

1998).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan dinding rahim

rahim.(ArifMansjoer,2002)

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan

membuat syatan pada dinding uterus melalui dinding depan

perut atau vagina.(Rustam Mokhtar, Edisi 2.1998)

Etiologi Ketuban Pecah Dini

Etiologi ketuban pecah dini belum di ketahui. Faktor

predisposisi ketuban pecahh dini ialah : infeksi genettalia,

servik inkopeten, kehamilan gemeli, hidramnioan, kehamilan

preterm, disporsi sefalovelik. ( arief Mansjoer,2002)

Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi.
Pada sebagian
besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)
1. High virulensi : Bacteroides
2. Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast,
jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan
inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.

Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1


dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion,
menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
Komplikasi ketuban pecah dini
1. Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
2. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
3. Prolaps tali pusat
4. Indeks cairan amnion berkurang ( arief Mansjoer,2002)

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi
b. Tes lakmus merah berubah menjadi biru
c. Amniosentesis
d. USG : menentukan usia kehamilan indeks cairan berkurang . ( arief
Mansjoer,2002)

Proses Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan. Adapun pengkajian yang
dilakukan pada pasien post section caesarea adalah:

a. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800 ml, respon automatic missal: perubahan TD, nadi dan
pernafasan.

b. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional, ketakutan, marah dan
menarik diri, pasien/pasangandapat memiliki pertanyaan atau
salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.

c. Eliminasi
Kateter urinarius indwelling terpasang, urine jernih pucat,
bising usus tidak ada, samara ataujelas, ketidakmampuan
defekasi atau flatus, kekakuan abdomen, nyeri tekan.

d. Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal,
anoreksia, mual,muntah, haus, membrane mukosa kering,
pembatasan pemasukan/ priode pra operasi.

e. Neurosensori

Kerusakan gerakan, dan sensasi dibawah tingkat anastesi spinal epidural.


f. Nyeri/ Ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber,
missal: trauma bedah / insisi nyeri penyerta, distensi kandung
kemih/ abdomen, efek-efek anastesi, perubahan pada tonus
otot, distraksi.

g. Pernafasan

Bunyi paru jelas dan vasikuler, kondisi yang kronis/batuk, dangkal, takipnea.

h. Keamanan
Balitan abdomen dapat tampak sedikit noda atau sedikit kering
utuh, jalur parenteral, bila digunakan paten dan sisi bebas
eritema, bengkak dan nyeri tekan, infeksi pasca melahirkan,
alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plesteron,
defisiensi umum, riwayat transfuse darah, demam.

i. Sexualitas

Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus, aliran lokhea,

sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.

Diagnosa Keperawatan
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas
operasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang
berlebihan melalui rute normal.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi).
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative
(anastesi).
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Intervensi
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan
Insisi pembedahan bekas operasi. Hasil yang
diharapkan Klien akan : Bebas dari infeksi.
Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri a. Kondisi dasar Ibu,seperti
diabetes atau hemoragi,
a. Tinjau a.
ulang kondisi/ factor
menimbulkan potensialrisiko
risiko yang ada sebelumnya.
infeksi/penyembuhan luka yang
catat waktu pecah ketuban.
buruk.
b. Kaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (mis,.peningkatan b. Pecah ketuban terjadi 24 jam
sebelum pembedahan dapat
suhu, nadi, jumlah sel darah
mengakibatkan korioamnionitis
putih ataubau).
sebelum intervensi bedah &
c. Berikanb.perawatan perineal dapat mengubahpenyembuhan
sedikitnya 4 jam bila ketuban luka.
telah pecah.
c. Menurunkan risiko kontaminan
d. Dapatkan kultur darah, vagina, kulit memasuki insisi,
dan plasenta sesuai indikasi menurunkan risiko infeksi
e. Berikan antibiotic spectrum pascaoperasi.
luas parenteral pada praoperasi. d. Mengidentifikasi organismyang
menginfeksi dan tingkat
keterlibatan.
e. Antibiotik profilaktik dapat
dipesankan untuk mencegah
terjadinya proses infeksi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik
Kriteria hasil :
a. Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi

INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan karakteristik dan a. pada banyak klien, nyeri dapat
lokasai. nyeri, perhatikan menyebabkan masalah tekanan
isyarat verbal dan nonverbal darah atau nadi meningkat.
b. Berikan informasi mengenai b. merilekskan otot dan sensasi
pengebab nyeri nyeri.
c. Memberikan posisi nyaman c. Meningkatkan kenyamanan dan
klien. menurunkan destraksi tidak
d. Ajarkan tehnik distraksi dan menyenangkan dan
realaksasi. meningkatkan rasasehahtera.
d. meningkatkan kenyamanan, yang
memperbaiki status psikologis
dan meningkatkan mobilitas.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang


berlebihan melalui rute normal.
Kriteria hasil :
Menunjukkan tekanan darah atau nadi dalam batas normal, turgor kulit
baik, membrane mukosa lebab, klien tidak lemah.

INTERVENSI RASIONAL
a. Hipotensi dan takikardi dapat
a. Monitor TTV.
menunjukkan hipovolemik.
b. fungsi ginjal adalah indikator
b. Kaji frekuensi dan jumlah volume, sirkulasi darah.
berkemih. c. membrane mukosa/bibir kering dan
turgor kulit buruk menandakan
ketidak adekuatan masukan cairan
dalam hubungannya.
d. dengan kebutuhan cairan.kembali
c. Perhatikan kulit bibir dan
kependarahan merah terang
membrane mukosa.
adalah abnormal, aliran yang deras
dan cepat menandakan hemoragi
d. Kaji karakter dan jumlah pasca partum lanjut.
lochea. e. Untuk mengidentifikasi
perlambatan penyembuhan dan
potensi terhadap heragi/denizens
e. Kaji kondisi insisi caesarean. pemasukan cairan parentral dapat
menggantikan cairan yang keluar
dan dapat memberikan
perbandingan untuk mengkaji
beratnya kehilangan darah.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi)
Kriteria hasil :
Pasien bias melakukan BAB dengan lancar

INTERVENSI RASIONAL
a. Melakukan kembali kebiasaan a. Kembalinya fungsi
defekasi normal. gastrointestinal, mungkin
terhambatoleh efek anastesi.
Adanya bunyi abnormal
b. Kaji terhadap adanya hemoroid, (gemricil dan nada tinggi/bunyi
beriinformasi tentang masukan gemuruh panjang) menunjukkan
kembali hemoroid, beri komplikasi.
informasi tentang masukan
b. Menurunkan ukuran hemoroid,
kembali hemoroid kedalam
menghilangkan gatal dan ketidak
kanal rectal.
nyamanan serta meningkatkan
vasokonstriksi local.
c. Berikan informasi sedikit yang c. makanan kasar (buah-buahan dan
tetap tentang pentingnya sayuran, khususnya dengan biji
makanan kasar, cairan dan dan kulit dan peningkatan
upaya untuk membuat cairan)akan merangsang
pengosongan normal. eliminasi.
d. Membantu meningkatkan
d. Anjurkan pasien untuk peristaltik gastrointestinal.
meningkatkan aktivitas dan e. Mungkin diperlukan untuk
anigulasi sesuai toleransi. meningkatkan kembali kebiasaan
defekasi normal, mencegah
mengejan/stress perincal selama
e. Kolaborasi dalam pemberian
pengosongan.
laksatif pelunak feses
supossitoria dan enema.
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative
(anastesi).
Kriteria hasil :
Pasien dapat mengosongkan kandung kemih setiap kali

berkemih, mendapatkan pola berkemih yang biasa/optimal.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji makan cairan dan a. persalinan yang lama dan
Pengeluaran urine dan pergantiancairan yang tidak
lamanya persalinan. efektif dapat mengakibatkan
dehidrasi dan menurunkan
pengeluaran urine.
b. Perhatikan adanya
b. Trauma kandung kemih
oedema/laserasi yang
digunakan. uretra/oedema dapat
mengganggu berkemih,
anastesi dapat mengganggu
sensasi penuh pada kandung
kemih.
c. Anjurkan minum 6-8
gelas/hari. c. membantu mencegah statis dan
dehidrasi dan mengganti cairan
yang hilang pada waktu
d. Kaji tanda-tanda ISK persalinan.
(missal rasa terbakar d. statis hygiene buruk dan
pada saat berkemih, masuknya bakteri dapat
peningkatan frekuensi, memberikan kecenderungan
urine). pasien terkena ISK
e. biasanya 3 liter cairan,
merupakan RL adekuat untuk
menggantikan kehilangan dan
e. Pertahankan IVFD
mempertahankan aliran
selama 12 jam setelah
ginjal/pengeluaran urine.
pembedahan sesuai
indikasi, tingkatkan
jumlah cairan infuse
bila pengeluaran 30
cc/gr.
f. pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
kriteria hasil :
mengungkapkan pemahaman akan perilaku bayi, status fisik dan kebutuhan
perawatan, berpartisipasi dalam perawatan bayi, mendemostrasikan
penguasaan tindakan, merencanakan kepulangan dengan tepat,
penatalaksanaan oleh rumah dan pengguna sumber-sumber yang ada.

INTERVENSI RASIONAL
a. Bantu klien dan pasangaan. a. periode pasca natal dapat
mengidentifikasikan merupakan pengalaman positif
kebutuhan. bila penyuluhan yang tepat
diberikan untuk membantu
mengembangkan pertumbuhan
b. Berikan informasi tentang ibu, maturasi dan kompetensi.
perawatan diri dan
b. berperan pada adaptasi yang
perubahabn. fisiologis.
positif dari perubahan fisik dan
emosional
c. membantu meningkatkan
c. Berikan informasi tentancg. keberhasilan laktasi/beberapa
menyusui dan menghindari obat di kontraindikasi selama
pemberian obat tanpa laktasi yang memungkinkan
konsultasi. menimbulkan efek pada bayi
yang baru lahir.
d. mengikuti pengingat dapat
d. Meberikan informasi dalam meningkatkan pemahaman
bentuk tulisan bagi pasien dan kerja sama dengan
pasien/orang terdekat untuk program yang diperlukan,
dibawa pulang. instruksi tulisan membantu
pasien.
e. Dorong pertanyaan, berikan e. Membantu mengidentifikasi
jawaban dengan jelas dan kebutuhan belajar dan
ringkasdan kuatkan informasi mengklarifikasi kesalahan
sesuai kebutuhan. konsep.
BAB III
PENGKAJIAN DATA DASAR

RIWAYAT KEPERAWATAN
Pasien
Nama pasien : Ny. A tgl MRS : 18-03-2011
Agama : Islam Rekam Medic : 02-76-90
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sumedang jawa barat
Diagnose : G 1 P2 A1 + Ketuban Pecah Dini
Nama Suami : Jhon Latif
Umur : 25 Tahun
Alamat : Muka Kuning, Kampung Selayang
Pekerjaan : Swasta

RIWAYAT KESEHATAN

No Tipe persalinan BB lahir Keadaan Bayi Komplikasi Umur

Baru lahir nifas bayi


1. SC 1200 gr Premature 1 hari

1. Masalah Persalinan Sekarang : P2 A1 H1


2. Riwayat Persalinan Sekarang : POST SC
3. hari pertama : pasien mengatakan bahwa sebelumnya menggunakan pil KB dan
Pil suntik
4. Rencana KB : Pasien mengatakan bahwa rencana kedepannya akan menggunakan
KB suntik

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


NO Aktivitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1 Makan
x dalam sehari Pasien belum boleh
-Frekuensi 2
1 porsi makan
-Banyak/Porsi pasien belum boleh
Lauk pauk, sayuran ,
makan
-Jenis buah ,dl
pasien belum boleh

makan
2 Minum
1 gelas Pasien belum minum
-Frekuensi
8 x / hari -
-Banyak
Air putih + teh -
-Jenis
3 Eliminasi
-BAK Pasien menggunakan
Sering
-Frekuensi
8 x / hari kateter
-Banyak Kuning 150 cc
-Warna Kuning
-BAB 1 x sehari
Padat Pasien Belum BAB
-Frekuensi
Kuning
-Konsistensi Pasien belum BAB
-Warna
Pasien belum BAB
4 Pola Istirahat
-Tidur Malam
-Waktu 8 jam -
-Bangun Tengah Malam Tidak bangun tengah -
-Perilaku sebelum tidur malam
-Tidur Siang Nonton tv
-
-Waktu
-Perilaku Sebelum Tidur 1 jam
Nonton tv -
-

5 Personal Hygene
-Mandi
2 x sehari 2 hari belum mandi
-Frekuensi Sabun mandi Pasien belum mandi
-Alat yang digunakan
-Gosok Gigi
3 x sehari Kumur-kumur
-Frekuensi
Pasta gigi + odol
-Alat yang digunakan
Tidak menggunakan od
-Keramas
1 x sehari
-Frekuensi Shampoo Belum keramas 2 hari
-Alat yang digunakan Tidak keramas
-Potong Kuku 1 minggu
-Frekuensi Pemotong kuku

-Alat yang digunakan


Belum potong kuku

Pasien belum potong

kuku
6 Aktivitas Fisik
Memasak Baring
(Mobilisasi) Baik lemah
ROM
Baik
Gerakan jari –jari
belum bisa di gerakakan
Baik
tangan
Gerakan pinggul dan
Baik belum bisa di gerakkan
Baik
lutut
Gerakan telapak kaki

dan pergelangan kaki


Gerakan leher
lemah
PENGKAJIAN FISIK

Tanda-tanda Vital
Tingkat Kesadaran : composmentis
TD : 100/60 mmhg
P : 72 x/i
RR : 24 x/ i
T : 36 ,6 0C
Keadaan Umum : Lemah/lemes, Pucat, Pasien mengatakan Nyeri
pada abdomen bekas operasi, pasien mengatakan tidak bisa bergerak, pasien mengatakan
nyeri jika bergerak, pasien mengeluh sesak karena kesakitan, Karakteristik terasa diiris,
pasien Tampak dibantu oleh keluarga pasien dalam pergerakan ,tampak meringis
menahan kesakitan bekas luka post op, Berkeringat, Pasien mengatakan pusing dan mual

a. Keadaan Wajah : normal


b. Bentuk Badan : kurus
c. Tinggi Badan : 158 cm
d. Cara Berbaring : belum bisa bergerak
e. Bicara : baik
3. Rambut dan Kulit Kepala
Inspeksi
Warna Rambut : hitam
Kondisi Rambut : tebal
Kebersihan Rambut : kotor
Lesi : tidak ada lesi

Palpasi:
Kelembaban Rambut : kering
Struktur Rambut : tidak rontok
Benjolan : tidak ada benjolan
Mata Inspeksi:
Bentuk bola mata : simetris
Konjungtiva : ananemis
Kornea : jernih

Telinga
Inspeksi:
Bentuk Telinga : simetris
Sekret/Cairan Darah : tidak ada secret / cairan darah
Serumen : tidak ada serumen
Lesi : tidak ada lesi
Hidung
Inspeksi
Sekret : tidak ada secret
Pengeluaran Cairan : tidak ada mengeluarkan cairan dari hidung
Lesi : tidak ada lesi
Benjolan : tidak ada benjolan
Lesi : tidak ada lesi

Mulut
Inspeksi:

a. Mukosa Bibir : mukosa bibir lembab


b. Gigi : bersih
c. Gusi : tidak ada pendarahan
d. Lidah : bersih
e. Tonsi/Amandel : tonsil / amandel tidak membesar

Leher
Inspeksi:
Bentuk Leher : simetris
Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Gerakan : normal
Palpasi:
Kelenjar Tiroid : tidak membesar

Dada
Inspeksi:
Bentuk : simetris
Retraksi/tarikan dinding dada : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
Lesi : tidak ada lesi
Payudara : experted
Produksi ASI : belum lancar

Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Asites : tidak ada asites
Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
Lesi : ada lesi post sc
Panjang Luka operasi : ± 10 cm
Bentuk luka operasi : horizontal
Karakteristik Nyeri : P = post sc Q = berat R = insisi pada abdomen S = 6 T = 3 jam post op
Lochea :
Warna : Merah
Konsistensi : cair
Bau : khas
Perineum:
Keadaan : utuh
Kebersihan : kotor
Haemoroid : tidak ada hemoroid

Kulit dan Kuku


Inspeksi:
Warna Kulit : sawo matang
Sianosis : tidak ada sianosis
Lesi : tidak ada lesi
Warna kuku : pink muda

Pemeriksaan Lab:
Leukosit : 1.8 x 103/ul Nilai normal : 4 x 103
Eritrosit : 2.53 x 106 Nilai normal : 4.20 x 106- 6.20 x 106
Hemoglobin : 7.4 g/dl Nilai normal Lk : 13 gr% - 18 gr%,
Nilai normal Pr : 11,5 gr% - 16,5 gr%
Hematokrit : 22.6 % Nilai normal : 37.0- 47.

Therapi :
Ceftriaxone : injeksi 2 x 1 gr IV selama 3 hari
Dexametason : injeksi 2 x 2 ml IV selama 3 hari

Metronidazol : 2 x 1 fls selama 3 hari

Tramadol : 3 x 1 ml IV selama 2 hari

Ranitidin : 3 x 2 ml IV selama 2 hari

Pitogin : 3 x 1 ml IM selama 1 hari

Transamin : 3 x 2 ml IV selama 3 hari

Pronalges : 1 supp
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Rasa nyaman nyeri b/d Luka bekas operasi pada abdomen d/d pasien mengatakan
nyeri bekas operasi, Pasien mengatakan nyeri jika bergrak,adanya luka post operasi,
Keadaan umum lemah, asien tampak meringis menagan sakit TTV: TD : 100/60
mmHg, RR : 24 x/menit, N : 72 x/menit, S : 36,3 0C.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit
bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah.
3. Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belummandi
selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyak
4. Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/d pasien mengatakan nyeri post
SC, Adanya luka post SC, panjang luka ± 10 cm
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Gangguan1Rasa nyam Dalam 3 x 24 jam Kaji tingkat dan Nyeri tidak selaluada
an nyeri b/d Luka bekas Gangguan rasa nyaman nyeri karakteristik nyeri . tetapi bila ada harus
operasi d/d pasien dibandingkandengan
terpenuhi dengan Atur posisi yang
mengatakan nyeri gejala nyeri pasien
nyaman dan
bekas operasi, Pasien criteria : sebelumnya.
menyengkan.
mengatakan nyerijika Nyeri hilang, keadaan luka Mungkin akan
bergrak,adanya luka Ciptakan lingkungan
kering dan sembuh,tidak mengurangi rasasakit
post operasi, Keadaan meringis kesakitan. yang nyaman dantenang.
dan meningkatkan
umum lemah, pasien Ajarkan tekhnik sirkulasi.
tampak meringis relaksasi.
menagan sakit TTV:TD Dapat Membantu
: 100/60 mmHg, RR : Kaji tanda-tanda vital pasien dalam
24 x/menit, N : 72 pasien memenuhi kebutuhan
0 istirahat yang
x/menit, S : 36,3 c. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian adekuat.
analgesik Mengurangi rasa
nyeri yang dialami.
Supaya perawat bisa
mengetahui seberapa
nyeri yang dialami
pasien.
Kenyamanan dan
kerjasama pasien
dalam pengobatan
prosedur dipermudah
dengan pemberian
anlgesik.
-
Gangguangmobilitas Setelah dilakukan Kaji tingkat mobilitas Diharapkan dapat
fisik b/d nyeri pada pengkajian selama 3 x 24 dari pasien mempermudah
abdomen post op d/d jam gangguan mobilitas fisik Motivasi pasien untuk pemberiaan tindakan
pasien mengatakan teratasi dengan kriteria hasil melakukan mobilitas pengobatan
tidak bisa melakukaan : selanjutnya
secara bertahap
aktivitas sendiri, pasien - Pasien sudah bisa Diharapkan dapat
mengatakan nyeri jika Pertahankan posisi
melakukan aktivitas tubuh yang tepat meningkatkan
bergerak, pasien sendiri kenyamanan dan
mengatakan sulit Berikan dukungan dan ambulasi
bergerak, pasien - Pasien mengatakan bantuan keluarga / orang
tampak dibantu dalam sudah bisa bergerak terdekat pada latihan Diharapkan dapat
pergerakan, kedaan meningkatkan posisi
gerak pasien
umum melemah. fungsional pada
Dorongan partisipasi tubuh pasien
pasien dalam semua
Memapukan keluarga
aktivitas sesuai
kemampuan individual orang terdekat untuk
aktivitas dalam
perawatan pasien
Perasaan senang dan
nyaman pada pasien
3. Kurangnya perawatan Setelah dilakukanpengkajian Kaji tingkat Untuk mengetahui
diri b/dpenurunan selama 3 x 24 jam kurang kemampuan diri dalam kemampuan klien
kekuatan tubuh d/d perawatan diri teratasi perawatan dalam personal
pasien mengatakan dengan Motivasi klien untuk hygiene
belum mandi selama di Mengajarkan klien
kriteria hasil : melakukan aktivitas
rumah sakit, Pasien untuk memenuhi
secara bertahap
belum keramas, pasien bisa mandidengan
berikan bantuan sesuai secara mandiri
Rambut pasientampak sendiri, rambut pasien bersih
hygiene misal Meningkatkan harga
berminyak menyisir, Gunting diri Untuk
kuku, Libatkan kebersihan diri
keluarga dalam Keluarga adalah
pemenuhan kebutuhan orang yang paling
klien penting tepat untuk
Kaji karakter dan masalah ini dan
jumlah aliran lochea membuat klien
Lakukan keramas lebih diperhatikan
Lakukan brest care Aliran lochea
Lakukan vulva seharusnya tidak
hygiene banyak untuk
kebersihan diri agar
payudara bersih
dan merangsang
ASI agar tidak
terjadi infeksi.

4. Setelah dilakukan Infeksi dapat


Terangkan pada klien
Resiko terjadinya pengkajian selama 3 x 24 timbul akibat
pentingnya perawatan
infeksi b/d luka post SC jam resiko terjadinya infeksi luka selama post kebersihan luka
di abdomen d/d pasien dapat teratasi dengan criteria operasi. Berbagai
mengatakan nyeri post hasil :
SC, adanya luka post Tanda-tanda infeksi tidak Terangkan pada klien manivestasi klinik
SC panjang luka 10 cm dijumpai, pembengkakan cara mengidentifikasi dapat menjadi
tanda infeksi tanda nonspesifik
pasien tampak tidak ada, nyeri tidak ada, infeksi : demam
memegang perutnya. kemerahan tidak ada, rasa Kaji status nutrisi dan peningkatan
panas tidak ada, keadaan klien, perhatikan rasa nyeri mungkin
luka sembuh/kering penampilan rambut, merupakan gejala
kuku, kulit dsb. infeksi
Kaji TTV Klien yang berat
Perhatikan jumlah dan badanya 20%
bau lochea atau dibawah normal
kemajuan normal dari atau anemia, atau
rubra menjadi serosa. mal nutrisi lebih
rentan terhadap
Inspeksi insisi infeksi
terhadap proses pascapartum, dan
penyembuhan dapat memerlukan
perhatikan kemerahan. diet khusus
Implementasi Keperawatan

No dx Tgl jam Implementasi Evaluasi

1. 19-03-11 Mengkaji
1 tingkat dan S : Pasien mengatakan
1
.
4
5

-
nyeri pada luka bekas
karakteristik dari nyeri :
operasi belum
tingkat nyeri dan berkurang
karakteristik nyeri
Pasien mengatakan
P : post SC
11.50
Q : terasa diiris masih nyeri jika
R : Di bawah umbilicus bergerak.
12.00 S:6
T : 3 jam setelah operasi O : pasien mau ikut tehnik
Mengajarkan tekhnik
- relaksasi yang di ajarkan
relaksasi : mengurangi oleh perawat.
rasa nyeri dengan A : Masalah belum teratasi
mengajarkan tarik nafas P : Intervensi dilanjutkan
dalam dari hidung keluarkan
dari mulut
Memberikan obat analgetik:
drip tramadol 1amp per
infuse dan pronalges 1 supp.
-
19-03-11 Mengkaji
1 tingSka:t mobilitas S : pasien mengatakan
dari pasien
2 masih belum bisa
. melakukanaktifitas sendiri
Memotivasi pasien untuk
3
melakukan mobilitas secara Pasien mengatakanmasih
0
bertahap:mulai dari menekuk takut bergerak.
dan meluruskan: kedua kaki pasien belum bisa
-
secara mandiri, miring kanan melakukan aktifitas sendiri
12.35 dan miring kiri dan duduk di
tempat tidur dengan dibantu Keadaan umum lemah
keluarga
-
2.
Memberi dukungan daP n A : Masalah belum teratasi
bantuan pada keluarga / P : Intervensi dilanjutkan
orang terdekat pada latihan
12.45 gerak pasien ; Keluarga
member makan dan minum

-
19-03- 12.55 Mengkaji tingkSat : pasien mengtakan belum
2011
13.00 kemampuan diri dalam bisa melakukan

13.05 perawatan diri perawatan diri dengan


Memotivasi klien untuk sendiri

melakukan aktivitO
as
: pasien di bantu dalam
secara bertahap perawatan diri
Memberikan bantuan
A : masalah belum teraatasi
sesuai hygiene misal
4. P : Intervensi di lanjutkan
menyisir
19-03- Menerangkan
1 pada klienS : pasien mengatakan belum
3
.
pentingnya perawatan luka mengerti cara
2
0 mengidentifikasi tanda-
selama masa post operasi.
Menerangkan pada klien
- tanda infeksi.
2011
13.26 cara mengidentifikasi
: pasien masih tampak
13.35 O
tanda1infeksi kebingungan.
Mengkaji
3 tanda- tada
. Pasien masih bertanya
4
vital .0 tentang tanda infeksi.
Memberikan
-
A : masalah belum
metronidazole 1 fls,
teratasi
cefriaxone 1 gr IV
-
P : intervensi di
-
lanjutkan
Implementasi Keperawatan hari ke 2

No dx Tgl Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1.
20-03- 08.45 - Mengkaji tingkat dan karakteristikS : pasien
11 dari nyeri : tingkat nyeri dan mengatakan
karakteristik nyeri nyeri post
P : post SC operasi sudah
Q : terasa diiris
R : Di bawah umbilicus berkurang
08.50 S:4
08.54 T : 3 jam setelah operasi O : pasien mau di
- Mengatur posisi yang nyaman ajak bercerita
09.00 ( semi fowler)
Melakukan
- manipulasi nyeri A : masalah
12.00 (distraksi) :mengajak pasien untuk teratasi
bercerita sebagian
Memberikan
- cairan infuse RL
P
drip pronalges1 amp 20 tts/menit. : intervensi di
Memberikan
- obat analgetik : lanjutkan
tramadol 1 ml IV .

20-03- 12.05 - Mempertahankan posisi tubSuh : pasien


2011 12.10
2. mengatakan
yang- tepat

12.15 Memberikan dorongan partisipasi masih belum

pasien dalam semua bisa melakukan

aktivitas sesuai kemampuan aktifitas sendiri

individual Pasien
-
Mengkaji tingkat mobilitas dari - mengatakan
pasien sudah bisa

bergerak miring

kiri atau miring

kanan.

pasien belum

bisa melakukan

aktifitas sendiri
:
Keadaan

umum masih

lemah

A :
Masalah teratas
i sebagian

: Intervensi
dilanjutkan

3. 20-03- 08.00 Memberikan bantuan sesuSai : Pasien


2011
hygiene. ( memandikan dan mengatakan
08.20

08.27 mengganti pakaian klien ). lebih nyaman


Melakukan vulva hygine
setelah di
Melibatkan keluarga dalam
mandikan dan
pemenuhan kebutuhan klien
di gantikan

pakaiannya

pasien tampak
O : lebih bersih dan

segar setelah di

mandikan

masalah belum

teratasi

A : intervensi di

lanjutkan.

P
20-03- 13.00 Mengkaji status nutrisi kliSen, : pasien
2011
perhatikan penampilan rambut, mengatakan
13.10
kuku1jari, kulit dan sebagainya. sudah tau
Menerangkan
3 pada klien cara
. tanda- tanda
4. 1
mengidentifikasi tanda infeksi
5 infeksi.
Mengkaji tanda- tada vital
Memperhahatikan
- jumlah dan bau

13.20 O : lochea baik :


lochea
1 atau kemajuan normal dari rubra merah
3
. segar
rubra3 menjadi serosa.
0
Memberikan antibiotic : masalah teratasi
-
metronidazole 1 fls, dAan:
P : intervensi di

lanjutkan

Implementasi Keperawatan hari ke 3

No dx Tgl jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. 21-03- Mengkaji
1 tingkat dan S :pasien mengatakan
4
karakteristik dari nyeri : tingkat sudah tidak nyeri lagi
.
nyeri 2dan karakteristik nyeri O : pasien mau di ajak
0 SC
P : post
Q : terasa diiris bercerita
R : Di- bawah umbilicus
11 : masalah teratasi
S:0 A
T : 3 jam setelah operasi : intervensi di hentikan
Melakukan manipulasi nyeri P
(distraksi) :mengajak pasien
untuk bercerita
14.25
-

2. 21-03- 1
Mengkaji tingkat mobilitas dSar:i pa sien mengatakan sudah
4
. bisa kekamar mandi
pasien3
5
Dorongan partisipasi pasien belum bisa
- :
pasien dalam semua
2011 14.42
aktivitas
- sesuai kemampuan melakukan aktifitas
individual
sendiri

Keadaan umum masih

lemah

A : Masalah teratasi
sebagian

: Intervensi dilanjutkan

P
3. 21-03- 14.50 h : Pasien mengatakan
Kaji karakter dan jumlaS
2011 14.55
lebih nyaman setelah di
aliran lochea
17.00 Memberikan bantuan sesuai mandikan dan di

gantikan pakaiannya
hygiene memenadikan dan
menggantikan pakaian. O : pasien tampak lebih
Lakukan vulva hygiene
bersih dan segar setelah

di mandikan

masalah teratasi
A:
ervensi di hentikan
P int
4. 21-03- 15.00 - Memberikan cefriaxone 1 gr IV
S .: -
17.00 - Memperhatikan jumlah dan bau
2011
O : lochea baik : rubra merah

17.30 lochea atau kemajuan normal segar

dari rubra menjadi serosa.


Mengkaji tanda- tada vital . A : masalah teratasi sebagian
-
(TD: 110/80 mmHg, N : 82 x/m,
ervensi di hentikan
P : int
S : 36,6 0C, RR : 24 x/m)
Data Fokus

No Hari / Data subyektif Data objektif Paraf


Tanggal
1 Sabtu a. Pasien mengatakan nyerai. Keadaan umum lemah
b. Aadanya luka post SC
19 maret bekas operasi.
b. Pasien mengatakan tidak ± 10 cm
2011
c. aktifitas pasien tampak
bisa bergerak.
c
Pasien mengatakan nyeri di bantu oleh
.
jika bergerak keluarga
Pasien mengatakan pusindg. P : post SC
d
dan mual. Q : Berat
.
R : Insisi Abdomen
S:8
T : 3 jam post op
e. Pasien tampak
meringis menahan
Pasien mengatakan tidak
sakit.
bisa melakukan aktifitas f. TD : 100/60 mmHg
e
sendiri RR : 24 x/m
.
Pasien mengatakan belum N : 72 x/menit
mandi selama 2 hari
S : 36,3 0C
g.
Pasien Belum keramas
f h. Rambut tampak
.
berminyak

Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem Paraf


1. DS: Luka bekas Gangguan
Pasien
a mengatakan nyeri bekas operasi Rasa nyaman
.
operasi.
nyeri
Pasienb mengatakan nyeri jika
.
bergrak.

DO:

P : post SC
Q : Berat
d. Pasien tampak meringis menahan
sakit
TTV: TD : 100/60 mmHg
RR : 24 x/menit

N : 72 x/menit

2. S : 36,3 0C
DS : Luka post Gangguan
mobilitas fisk
a. Pasien mengatakan tidak bisa operasi

melakukan aktifitas sendiri


Pasien mengatakan nyeri jika
b.
bergerak.
Pasien mengatakan sulit bergerak
c.
DO :

a. Keadaan umum lemah.


b. Aktifitas tampak di bantu
DS: Penurunan Kurang

a. pasien mengatakan belum mandi kekuatan otot perawatan


3.
selama 2 hari diri

DO :

Pasien belum keramas


b.
Rambut pasien tampak
c.
berminyak
DS : Luka post SC Resiko

d. di abdomen terjadinya
pasien mengatakan nyeri post SC

DO : infeksi

Adanya luka post SC


e.
Panjang luka ± 10 cm
f.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding

perut dan dinding rahim. Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.

Pengkajian pada pasien post SC harus dilakukan secara menyeluruh. Dengan

pengkajian yang tepat kita dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan pada perawatan

pasien SC. Masalah yang sering muncul pada pasien post SC adalah imobilitas fisik, infeksi

luka, intoleransi aktivitas.

SARAN

Hendaknya asuhan keperawatan pada pasien post SC dilakukan sedetail mungkin dan

dilakukan secara kompherensif tidak hanya pada klien tapi juga pada keluarga klien. Libatkan

keluarga dan orang terdekat klien untuk segala intervensi dan implemntasi yang dilakukan.

Selain itu pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga harus dilakukan mulai dari

penyakit, penanganan nyeri, dan tanda gejala infeksi luka post SC.

Anda mungkin juga menyukai