DISUSUN OLEH :
NAMA : TIKA PUSPARENI
NIM : PO7120520039
TINGKAT : II.B
Latar Belakang
2008).
eklampsia.
Batu Aji”.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang
2002)
1998).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin
rahim.(ArifMansjoer,2002)
Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi.
Pada sebagian
besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)
1. High virulensi : Bacteroides
2. Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast,
jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan
inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi
b. Tes lakmus merah berubah menjadi biru
c. Amniosentesis
d. USG : menentukan usia kehamilan indeks cairan berkurang . ( arief
Mansjoer,2002)
Proses Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan. Adapun pengkajian yang
dilakukan pada pasien post section caesarea adalah:
a. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800 ml, respon automatic missal: perubahan TD, nadi dan
pernafasan.
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional, ketakutan, marah dan
menarik diri, pasien/pasangandapat memiliki pertanyaan atau
salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.
c. Eliminasi
Kateter urinarius indwelling terpasang, urine jernih pucat,
bising usus tidak ada, samara ataujelas, ketidakmampuan
defekasi atau flatus, kekakuan abdomen, nyeri tekan.
d. Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal,
anoreksia, mual,muntah, haus, membrane mukosa kering,
pembatasan pemasukan/ priode pra operasi.
e. Neurosensori
g. Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vasikuler, kondisi yang kronis/batuk, dangkal, takipnea.
h. Keamanan
Balitan abdomen dapat tampak sedikit noda atau sedikit kering
utuh, jalur parenteral, bila digunakan paten dan sisi bebas
eritema, bengkak dan nyeri tekan, infeksi pasca melahirkan,
alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plesteron,
defisiensi umum, riwayat transfuse darah, demam.
i. Sexualitas
Diagnosa Keperawatan
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas
operasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang
berlebihan melalui rute normal.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi).
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative
(anastesi).
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Intervensi
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan
Insisi pembedahan bekas operasi. Hasil yang
diharapkan Klien akan : Bebas dari infeksi.
Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri a. Kondisi dasar Ibu,seperti
diabetes atau hemoragi,
a. Tinjau a.
ulang kondisi/ factor
menimbulkan potensialrisiko
risiko yang ada sebelumnya.
infeksi/penyembuhan luka yang
catat waktu pecah ketuban.
buruk.
b. Kaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (mis,.peningkatan b. Pecah ketuban terjadi 24 jam
sebelum pembedahan dapat
suhu, nadi, jumlah sel darah
mengakibatkan korioamnionitis
putih ataubau).
sebelum intervensi bedah &
c. Berikanb.perawatan perineal dapat mengubahpenyembuhan
sedikitnya 4 jam bila ketuban luka.
telah pecah.
c. Menurunkan risiko kontaminan
d. Dapatkan kultur darah, vagina, kulit memasuki insisi,
dan plasenta sesuai indikasi menurunkan risiko infeksi
e. Berikan antibiotic spectrum pascaoperasi.
luas parenteral pada praoperasi. d. Mengidentifikasi organismyang
menginfeksi dan tingkat
keterlibatan.
e. Antibiotik profilaktik dapat
dipesankan untuk mencegah
terjadinya proses infeksi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik
Kriteria hasil :
a. Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan karakteristik dan a. pada banyak klien, nyeri dapat
lokasai. nyeri, perhatikan menyebabkan masalah tekanan
isyarat verbal dan nonverbal darah atau nadi meningkat.
b. Berikan informasi mengenai b. merilekskan otot dan sensasi
pengebab nyeri nyeri.
c. Memberikan posisi nyaman c. Meningkatkan kenyamanan dan
klien. menurunkan destraksi tidak
d. Ajarkan tehnik distraksi dan menyenangkan dan
realaksasi. meningkatkan rasasehahtera.
d. meningkatkan kenyamanan, yang
memperbaiki status psikologis
dan meningkatkan mobilitas.
INTERVENSI RASIONAL
a. Hipotensi dan takikardi dapat
a. Monitor TTV.
menunjukkan hipovolemik.
b. fungsi ginjal adalah indikator
b. Kaji frekuensi dan jumlah volume, sirkulasi darah.
berkemih. c. membrane mukosa/bibir kering dan
turgor kulit buruk menandakan
ketidak adekuatan masukan cairan
dalam hubungannya.
d. dengan kebutuhan cairan.kembali
c. Perhatikan kulit bibir dan
kependarahan merah terang
membrane mukosa.
adalah abnormal, aliran yang deras
dan cepat menandakan hemoragi
d. Kaji karakter dan jumlah pasca partum lanjut.
lochea. e. Untuk mengidentifikasi
perlambatan penyembuhan dan
potensi terhadap heragi/denizens
e. Kaji kondisi insisi caesarean. pemasukan cairan parentral dapat
menggantikan cairan yang keluar
dan dapat memberikan
perbandingan untuk mengkaji
beratnya kehilangan darah.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi)
Kriteria hasil :
Pasien bias melakukan BAB dengan lancar
INTERVENSI RASIONAL
a. Melakukan kembali kebiasaan a. Kembalinya fungsi
defekasi normal. gastrointestinal, mungkin
terhambatoleh efek anastesi.
Adanya bunyi abnormal
b. Kaji terhadap adanya hemoroid, (gemricil dan nada tinggi/bunyi
beriinformasi tentang masukan gemuruh panjang) menunjukkan
kembali hemoroid, beri komplikasi.
informasi tentang masukan
b. Menurunkan ukuran hemoroid,
kembali hemoroid kedalam
menghilangkan gatal dan ketidak
kanal rectal.
nyamanan serta meningkatkan
vasokonstriksi local.
c. Berikan informasi sedikit yang c. makanan kasar (buah-buahan dan
tetap tentang pentingnya sayuran, khususnya dengan biji
makanan kasar, cairan dan dan kulit dan peningkatan
upaya untuk membuat cairan)akan merangsang
pengosongan normal. eliminasi.
d. Membantu meningkatkan
d. Anjurkan pasien untuk peristaltik gastrointestinal.
meningkatkan aktivitas dan e. Mungkin diperlukan untuk
anigulasi sesuai toleransi. meningkatkan kembali kebiasaan
defekasi normal, mencegah
mengejan/stress perincal selama
e. Kolaborasi dalam pemberian
pengosongan.
laksatif pelunak feses
supossitoria dan enema.
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative
(anastesi).
Kriteria hasil :
Pasien dapat mengosongkan kandung kemih setiap kali
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji makan cairan dan a. persalinan yang lama dan
Pengeluaran urine dan pergantiancairan yang tidak
lamanya persalinan. efektif dapat mengakibatkan
dehidrasi dan menurunkan
pengeluaran urine.
b. Perhatikan adanya
b. Trauma kandung kemih
oedema/laserasi yang
digunakan. uretra/oedema dapat
mengganggu berkemih,
anastesi dapat mengganggu
sensasi penuh pada kandung
kemih.
c. Anjurkan minum 6-8
gelas/hari. c. membantu mencegah statis dan
dehidrasi dan mengganti cairan
yang hilang pada waktu
d. Kaji tanda-tanda ISK persalinan.
(missal rasa terbakar d. statis hygiene buruk dan
pada saat berkemih, masuknya bakteri dapat
peningkatan frekuensi, memberikan kecenderungan
urine). pasien terkena ISK
e. biasanya 3 liter cairan,
merupakan RL adekuat untuk
menggantikan kehilangan dan
e. Pertahankan IVFD
mempertahankan aliran
selama 12 jam setelah
ginjal/pengeluaran urine.
pembedahan sesuai
indikasi, tingkatkan
jumlah cairan infuse
bila pengeluaran 30
cc/gr.
f. pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
kriteria hasil :
mengungkapkan pemahaman akan perilaku bayi, status fisik dan kebutuhan
perawatan, berpartisipasi dalam perawatan bayi, mendemostrasikan
penguasaan tindakan, merencanakan kepulangan dengan tepat,
penatalaksanaan oleh rumah dan pengguna sumber-sumber yang ada.
INTERVENSI RASIONAL
a. Bantu klien dan pasangaan. a. periode pasca natal dapat
mengidentifikasikan merupakan pengalaman positif
kebutuhan. bila penyuluhan yang tepat
diberikan untuk membantu
mengembangkan pertumbuhan
b. Berikan informasi tentang ibu, maturasi dan kompetensi.
perawatan diri dan
b. berperan pada adaptasi yang
perubahabn. fisiologis.
positif dari perubahan fisik dan
emosional
c. membantu meningkatkan
c. Berikan informasi tentancg. keberhasilan laktasi/beberapa
menyusui dan menghindari obat di kontraindikasi selama
pemberian obat tanpa laktasi yang memungkinkan
konsultasi. menimbulkan efek pada bayi
yang baru lahir.
d. mengikuti pengingat dapat
d. Meberikan informasi dalam meningkatkan pemahaman
bentuk tulisan bagi pasien dan kerja sama dengan
pasien/orang terdekat untuk program yang diperlukan,
dibawa pulang. instruksi tulisan membantu
pasien.
e. Dorong pertanyaan, berikan e. Membantu mengidentifikasi
jawaban dengan jelas dan kebutuhan belajar dan
ringkasdan kuatkan informasi mengklarifikasi kesalahan
sesuai kebutuhan. konsep.
BAB III
PENGKAJIAN DATA DASAR
RIWAYAT KEPERAWATAN
Pasien
Nama pasien : Ny. A tgl MRS : 18-03-2011
Agama : Islam Rekam Medic : 02-76-90
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sumedang jawa barat
Diagnose : G 1 P2 A1 + Ketuban Pecah Dini
Nama Suami : Jhon Latif
Umur : 25 Tahun
Alamat : Muka Kuning, Kampung Selayang
Pekerjaan : Swasta
RIWAYAT KESEHATAN
makan
2 Minum
1 gelas Pasien belum minum
-Frekuensi
8 x / hari -
-Banyak
Air putih + teh -
-Jenis
3 Eliminasi
-BAK Pasien menggunakan
Sering
-Frekuensi
8 x / hari kateter
-Banyak Kuning 150 cc
-Warna Kuning
-BAB 1 x sehari
Padat Pasien Belum BAB
-Frekuensi
Kuning
-Konsistensi Pasien belum BAB
-Warna
Pasien belum BAB
4 Pola Istirahat
-Tidur Malam
-Waktu 8 jam -
-Bangun Tengah Malam Tidak bangun tengah -
-Perilaku sebelum tidur malam
-Tidur Siang Nonton tv
-
-Waktu
-Perilaku Sebelum Tidur 1 jam
Nonton tv -
-
5 Personal Hygene
-Mandi
2 x sehari 2 hari belum mandi
-Frekuensi Sabun mandi Pasien belum mandi
-Alat yang digunakan
-Gosok Gigi
3 x sehari Kumur-kumur
-Frekuensi
Pasta gigi + odol
-Alat yang digunakan
Tidak menggunakan od
-Keramas
1 x sehari
-Frekuensi Shampoo Belum keramas 2 hari
-Alat yang digunakan Tidak keramas
-Potong Kuku 1 minggu
-Frekuensi Pemotong kuku
kuku
6 Aktivitas Fisik
Memasak Baring
(Mobilisasi) Baik lemah
ROM
Baik
Gerakan jari –jari
belum bisa di gerakakan
Baik
tangan
Gerakan pinggul dan
Baik belum bisa di gerakkan
Baik
lutut
Gerakan telapak kaki
Tanda-tanda Vital
Tingkat Kesadaran : composmentis
TD : 100/60 mmhg
P : 72 x/i
RR : 24 x/ i
T : 36 ,6 0C
Keadaan Umum : Lemah/lemes, Pucat, Pasien mengatakan Nyeri
pada abdomen bekas operasi, pasien mengatakan tidak bisa bergerak, pasien mengatakan
nyeri jika bergerak, pasien mengeluh sesak karena kesakitan, Karakteristik terasa diiris,
pasien Tampak dibantu oleh keluarga pasien dalam pergerakan ,tampak meringis
menahan kesakitan bekas luka post op, Berkeringat, Pasien mengatakan pusing dan mual
Palpasi:
Kelembaban Rambut : kering
Struktur Rambut : tidak rontok
Benjolan : tidak ada benjolan
Mata Inspeksi:
Bentuk bola mata : simetris
Konjungtiva : ananemis
Kornea : jernih
Telinga
Inspeksi:
Bentuk Telinga : simetris
Sekret/Cairan Darah : tidak ada secret / cairan darah
Serumen : tidak ada serumen
Lesi : tidak ada lesi
Hidung
Inspeksi
Sekret : tidak ada secret
Pengeluaran Cairan : tidak ada mengeluarkan cairan dari hidung
Lesi : tidak ada lesi
Benjolan : tidak ada benjolan
Lesi : tidak ada lesi
Mulut
Inspeksi:
Leher
Inspeksi:
Bentuk Leher : simetris
Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Gerakan : normal
Palpasi:
Kelenjar Tiroid : tidak membesar
Dada
Inspeksi:
Bentuk : simetris
Retraksi/tarikan dinding dada : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
Lesi : tidak ada lesi
Payudara : experted
Produksi ASI : belum lancar
Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Asites : tidak ada asites
Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
Lesi : ada lesi post sc
Panjang Luka operasi : ± 10 cm
Bentuk luka operasi : horizontal
Karakteristik Nyeri : P = post sc Q = berat R = insisi pada abdomen S = 6 T = 3 jam post op
Lochea :
Warna : Merah
Konsistensi : cair
Bau : khas
Perineum:
Keadaan : utuh
Kebersihan : kotor
Haemoroid : tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Lab:
Leukosit : 1.8 x 103/ul Nilai normal : 4 x 103
Eritrosit : 2.53 x 106 Nilai normal : 4.20 x 106- 6.20 x 106
Hemoglobin : 7.4 g/dl Nilai normal Lk : 13 gr% - 18 gr%,
Nilai normal Pr : 11,5 gr% - 16,5 gr%
Hematokrit : 22.6 % Nilai normal : 37.0- 47.
Therapi :
Ceftriaxone : injeksi 2 x 1 gr IV selama 3 hari
Dexametason : injeksi 2 x 2 ml IV selama 3 hari
Pronalges : 1 supp
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Rasa nyaman nyeri b/d Luka bekas operasi pada abdomen d/d pasien mengatakan
nyeri bekas operasi, Pasien mengatakan nyeri jika bergrak,adanya luka post operasi,
Keadaan umum lemah, asien tampak meringis menagan sakit TTV: TD : 100/60
mmHg, RR : 24 x/menit, N : 72 x/menit, S : 36,3 0C.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit
bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah.
3. Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belummandi
selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyak
4. Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/d pasien mengatakan nyeri post
SC, Adanya luka post SC, panjang luka ± 10 cm
Intervensi Keperawatan
1. 19-03-11 Mengkaji
1 tingkat dan S : Pasien mengatakan
1
.
4
5
-
nyeri pada luka bekas
karakteristik dari nyeri :
operasi belum
tingkat nyeri dan berkurang
karakteristik nyeri
Pasien mengatakan
P : post SC
11.50
Q : terasa diiris masih nyeri jika
R : Di bawah umbilicus bergerak.
12.00 S:6
T : 3 jam setelah operasi O : pasien mau ikut tehnik
Mengajarkan tekhnik
- relaksasi yang di ajarkan
relaksasi : mengurangi oleh perawat.
rasa nyeri dengan A : Masalah belum teratasi
mengajarkan tarik nafas P : Intervensi dilanjutkan
dalam dari hidung keluarkan
dari mulut
Memberikan obat analgetik:
drip tramadol 1amp per
infuse dan pronalges 1 supp.
-
19-03-11 Mengkaji
1 tingSka:t mobilitas S : pasien mengatakan
dari pasien
2 masih belum bisa
. melakukanaktifitas sendiri
Memotivasi pasien untuk
3
melakukan mobilitas secara Pasien mengatakanmasih
0
bertahap:mulai dari menekuk takut bergerak.
dan meluruskan: kedua kaki pasien belum bisa
-
secara mandiri, miring kanan melakukan aktifitas sendiri
12.35 dan miring kiri dan duduk di
tempat tidur dengan dibantu Keadaan umum lemah
keluarga
-
2.
Memberi dukungan daP n A : Masalah belum teratasi
bantuan pada keluarga / P : Intervensi dilanjutkan
orang terdekat pada latihan
12.45 gerak pasien ; Keluarga
member makan dan minum
-
19-03- 12.55 Mengkaji tingkSat : pasien mengtakan belum
2011
13.00 kemampuan diri dalam bisa melakukan
melakukan aktivitO
as
: pasien di bantu dalam
secara bertahap perawatan diri
Memberikan bantuan
A : masalah belum teraatasi
sesuai hygiene misal
4. P : Intervensi di lanjutkan
menyisir
19-03- Menerangkan
1 pada klienS : pasien mengatakan belum
3
.
pentingnya perawatan luka mengerti cara
2
0 mengidentifikasi tanda-
selama masa post operasi.
Menerangkan pada klien
- tanda infeksi.
2011
13.26 cara mengidentifikasi
: pasien masih tampak
13.35 O
tanda1infeksi kebingungan.
Mengkaji
3 tanda- tada
. Pasien masih bertanya
4
vital .0 tentang tanda infeksi.
Memberikan
-
A : masalah belum
metronidazole 1 fls,
teratasi
cefriaxone 1 gr IV
-
P : intervensi di
-
lanjutkan
Implementasi Keperawatan hari ke 2
individual Pasien
-
Mengkaji tingkat mobilitas dari - mengatakan
pasien sudah bisa
bergerak miring
kanan.
pasien belum
bisa melakukan
aktifitas sendiri
:
Keadaan
umum masih
lemah
A :
Masalah teratas
i sebagian
: Intervensi
dilanjutkan
pakaiannya
pasien tampak
O : lebih bersih dan
segar setelah di
mandikan
masalah belum
teratasi
A : intervensi di
lanjutkan.
P
20-03- 13.00 Mengkaji status nutrisi kliSen, : pasien
2011
perhatikan penampilan rambut, mengatakan
13.10
kuku1jari, kulit dan sebagainya. sudah tau
Menerangkan
3 pada klien cara
. tanda- tanda
4. 1
mengidentifikasi tanda infeksi
5 infeksi.
Mengkaji tanda- tada vital
Memperhahatikan
- jumlah dan bau
lanjutkan
2. 21-03- 1
Mengkaji tingkat mobilitas dSar:i pa sien mengatakan sudah
4
. bisa kekamar mandi
pasien3
5
Dorongan partisipasi pasien belum bisa
- :
pasien dalam semua
2011 14.42
aktivitas
- sesuai kemampuan melakukan aktifitas
individual
sendiri
lemah
A : Masalah teratasi
sebagian
: Intervensi dilanjutkan
P
3. 21-03- 14.50 h : Pasien mengatakan
Kaji karakter dan jumlaS
2011 14.55
lebih nyaman setelah di
aliran lochea
17.00 Memberikan bantuan sesuai mandikan dan di
gantikan pakaiannya
hygiene memenadikan dan
menggantikan pakaian. O : pasien tampak lebih
Lakukan vulva hygiene
bersih dan segar setelah
di mandikan
masalah teratasi
A:
ervensi di hentikan
P int
4. 21-03- 15.00 - Memberikan cefriaxone 1 gr IV
S .: -
17.00 - Memperhatikan jumlah dan bau
2011
O : lochea baik : rubra merah
Analisa Data
DO:
P : post SC
Q : Berat
d. Pasien tampak meringis menahan
sakit
TTV: TD : 100/60 mmHg
RR : 24 x/menit
N : 72 x/menit
2. S : 36,3 0C
DS : Luka post Gangguan
mobilitas fisk
a. Pasien mengatakan tidak bisa operasi
DO :
d. di abdomen terjadinya
pasien mengatakan nyeri post SC
DO : infeksi
perut dan dinding rahim. Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.
pengkajian yang tepat kita dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan pada perawatan
pasien SC. Masalah yang sering muncul pada pasien post SC adalah imobilitas fisik, infeksi
SARAN
Hendaknya asuhan keperawatan pada pasien post SC dilakukan sedetail mungkin dan
dilakukan secara kompherensif tidak hanya pada klien tapi juga pada keluarga klien. Libatkan
keluarga dan orang terdekat klien untuk segala intervensi dan implemntasi yang dilakukan.
Selain itu pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga harus dilakukan mulai dari
penyakit, penanganan nyeri, dan tanda gejala infeksi luka post SC.